Anda di halaman 1dari 29

ASPEK LEGALITAS DALAM PELAYANAN

PERIOPERATIF DI KAMAR OPERASI


KATA PENGANTAR

“Anda tidak harus menjadi seorang yang luar biasa untuk memulai, tetapi
mulailah menjadi orang yang luar biasa.”
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah mengikuti pelatihan ini peserta :

a. Mampu menjelaskan aspek legal dalam praktik


1. Setelah mengikuti pelatihan ini peserta peserta
keperawatan
mampu memahami aspek Legalitas dalam
memberikan pelayanan di kamar operasi. b. Mampu menjelaskan akuntabbility dan liabbility

2. Peserta mampu menjaga etik dan komunikasi


c. Mampu menjelaskan Informed Consent
serta gestur tubuh dalam memberikan pelayanan
di area kamar operasi d. Dokumentasi perioperative

Slide 3
HUKUM dan ETIKA
HUKUM ETIKA

• Mengatur apa yang boleh dan apa yang tidak boleh • Mengatur tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik

• Datang dari luar yaitu dari hukum sendiri dan sanksinya • Datang dari dalam diri manusia itu sendiri

• Selalu berisi/mengatur tentang hak dan kewajiban yang • Hanya berisi/mengatur tentang kewajiban saja
timbal balik
• Sudah memperhitungkan sejak adanya perbuatan bathiniah,
• Baru berfungsi kalau terjadi perbuatan lahiriah, baru lebih-lebih bila terlaksana perbuatan lahiriah
kemudian diperhitungkan perbuatan batiniah (rencana)
LIABILITY

PASAL 46

UU RS No. 44 / 2009

RUMAH SAKIT BERTANGGUNG JAWAB SECARA HUKUM TERHADAP SEMUA KERUGIAN YANG
DITIMBULKAN ATAS KELALAIAN YANG DILAKUKAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT.
CARA MENGHADAPI TUNTUTAN DARI PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

1. Usahakan untuk selalu di dampingi oleh pengacara terutama saat dipanggil oleh pihak penyidik terutama pihak kepolisian. Banyak perawat yang

terjerat hukum hanya karena 'buta' seluk-beluk hukum.

2. Bacalah dengan cermat tiap lembar Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebelum diparaf. Bila tidak mengerti atau tidak setuju dapat mengajukan

keberatan atau tidak menandatangani BAP. Dalam beberapa kasus kadang seorang dokter atau perawat 'diintimidasi' untuk menandatangani BAP.

Oleh karena itu sangat penting untuk didampingi seorang pengacara tatkala sedang menghadapi hal-hal seperti ini.

3. Bila diminta rekam medik pasien, jangan serahkan yang asli, tapi cukup fotokopinya. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya rekayasa.

Pimpinan KPK saja yang ahli hukum bisa direkayasa kasusnya apalagi seorang perawat yang tidak memiliki pengetahuan hukum sama sekali.

4. Upayakan penyelesaian kasus dengan cara mediasi atau kekeluargaan. Karena saya percaya tidak ada perawat yang sengaja melakukan kesalahan

yang merugikan pasien. Beberapa kasus bisa diselesakan dengan mediasi.

5. Kasus yang sedang menimpa perawat jangan sampai tercium oleh media. Karena media cenderung membesar-besarkan masalah dan sering

memberitakan secara tidak objektif dan berimbang. Nama Anda sebagai perawat juga akan tercoreng dan kemungkinan pasien Anda akan lari

tunggang langgang meninggalkan Anda.


Gugatan perdata dalam bentuk permintaan ganti rugi dapat diajukan dengan mendasarkan kepada salah satu dari 3 teori
di bawah ini, yaitu :

1. Kelalaian

2. Perbuatan melanggar hukum, yaitu misalnya melakukan tindakan medis tanpa memperoleh persetujuan, membuka
rahasia kedokteran tentang orang tertentu, penyerangan privacy seseorang, dan lain-lain.

3. Wanprestasi, yaitu pelanggaran atas janji atau jaminan. Gugatan ini sukar dilakukan karena umumnya tenaga
kesehatan tidak menjanjikan hasil dan perjanjian tersebut, seandainya ada, umumnya sukar dibuktikan karena tidak
tertulis.
Pemberi Asuhan
Keperawatan

Koordinator
Edukator

Peran perawat menurut konsorsium


ilmu kesehatan tahun 1989

Kolaborator Peneliti

Konsultan
Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai :

1. Pemberi Asuhan Keperawatan

2. Penyuluh dan konselor bagi klien

3. Mengelola Pelayanan Keperawatan

4. Peniliti Keperawatan

5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, dan/atau

Undang-Undang No. 38 tahun 2014 6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

tentang Keperawatan (Pasal 29)


2/16/2019
10
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik harus dilakukan sesuai
dengan kewenangan yang didasarkan pada Kompetensi yang dimilikinya.
Pasal 65 ayat (1) Dalam melakukan pelayanan kesehatan, tenaga Kesehatan
dapat menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis.

Undang-Undang No. 36 tahun 2014 ayat 1

Pelimpahan wewenang juga diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1280/Menkes/SK/X/2002 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perawat (Kemenkes Nomor 1280), terkait dengan tugas limpah. tugas limpah
adalah melaksanakan kegiatan atau tindakan di luar kewenangan perawat sesuai dengan standard operational
procedure.
Fungsi Hukum

1. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum.

2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi yang lain.

3. Membantu menentukan batas batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.

4. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakan


posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

Praktek keperawatan profesional adalah Pelayanan yang di selenggarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.
Pasal 1, ayat 4 dan 5
• Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa
kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang
Pasal 1365 yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
KUH Perdata mengganti kerugian tersebut.

• Setiap orang bertanggung-jawa tidak saja untuk


kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga
Pasal 1366 untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau
KUH Perdata kurang hati-hatiannya
TINDAKAN YANG MENGARAH / BERISIKO PIDANA
Tidak menolong / membiarkan orang lain meninggal Kealpaan / kelalaian yang menyebabkan
Membantu menggugurkan kandungan
padahal tahu bahwa orang tersebut dalam keadaan pasien meninggal dan atau luka berat (Pasal
seseorang (Pasal 349 KUHP)
kritis atau terancam nyawanya (Pasal 304 KUHP) 359-361 KUHP)

Selfie dengan pasien (Baik sadar maupun tidak Melakukan Tindakan Bedah tanpa Informed
sadar) dan di unggah ke media social (Pasal 322 Consent (Pasal 351 KUHP)
KUHP)

Melakukan pelecehan seksual pada pasien dalam


Menyimpan obat golongan narkotika dan digunakan
kondisi tak sadarkan diri (Pasal 290 (1) KUHP)
kepada orang lain tanpa izin (Pasal 121-122, 126 UU
No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

Menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan


Memproduksi dan mengedarkan sediaan
pengelolaan (Pasal 103 UU No.32 Tahun 2009
farmasi tanpa izin (Pasal 196-198 UU No. 36
Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Tahun 2009 Tentang Kesehatan)
Lingkungan Hidup)

Menyebarkan berita bohong dan menyesatkan di Media


Sosial yang mengakibatkan kerugian Pasien (Pasal 45 A
Menggunakan alat atau metode pengobatan
Ayat (1) UU No. 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan secara medis agar terkesan seolah-olah yang Melakukan pengobatan tanpa memiliki
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang bersangkutan adalah dokter (Pasal UU No.29 STR dan SIPP (Pasal 85-86 UU No. 36
Informasi Dan Transaksi Elektronik) Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran) Tahun 2009 Tentang Kesehatan)
Beberapa Masalah Hukum dalam Praktek Keperawatan

Insiden lain

Pasein decubitus

Format Persetujuan Pasien jatuh


(Consent)

Pengawasan & Pemberian


Obat (Konsep Benar)
• Seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan
Pasal 1367 oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.
KUH Perdata

• Dalam halnya suatu kematian dengan sengaja atau karena kurang hati-
hatinya seorang, maka suami atau isteri yang ditinggalkan, anak atau
orang tua si korban yang lazimnya mendapat nafkah dari pekerjaan si
korban mempunyai hak menuntut suatu ganti rugi, yang harus dinilai
Pasal 1370 menurut kedudukan dan kekayaan kedua belah pihak, serta menurut
KUH Perdata keadaan.
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh
keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan,
gugatan, dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi
serta diadili melalui proses peradilan yang beba & tidak
memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin
pemeriksaan yang obyektif oleh hakim yang jujur dan adil
untuk memperoleh putusan yang adil dan benar
UU No.39 Tahun 1999
Tentang HAM (Pasal 17)
• Penyebab luka atau cacatnya sesuatu anggota badan dengan sengaja atau karena kurang hati-hati memberikan hak kepada si korban untuk
selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut. Juga
Pasal 1371 KUH
Perdata penggantian kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak, dan menurut keadaan.

• Tuntutan perdata tentang hal penghinaan adalah bertujuan mendapat penggantian kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama
Pasal 1372 KUH baik.
Perdata

• Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lainmati, diancam dengan pidana

Pasal 359 KUHP penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun

• (1) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam

dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
• (2) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga
Pasal 360 KUHP timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling
tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
PERTANGGUNGJAWABAN
HUKUM

Kesalahan & Kelalaian


• Perbuatan (actus reus)
• Sikap batin (mensrea)

Hak & Kewajiban


• Perbuatan Melawan Hukum
• Wanprestasi

Paksaan & Penarikan Kembali Putusan


• a. teguran lisan;
• b. peringatan tertulis;
• c. denda administratif; dan/atau
• d. pencabutan izin

@Sukendar,
Mengerti dan Paham Hukum Menjalankan tugas utamanya sebagai kepala ruang dan
tidak mengesampingkan tanggugjawab

Membuat pedoman batas-batas kewenangan


perawat dalam pelayanan perioperative Membuat dan mengusulkan draft SOP alur penanganan perkara
tuntutan yang ditujukan kepada petugas kesehatan di kamar operasi
serta penyelesaian sengketa di kamar operasi

Selalu mengingatkan dokter bedah dan anggota Menegur dan mengingatkan dokter atau perawat yang tidak atau
untuk melakukan tindakan sesuai dengan SOP lupa membaca Time Out dan mengisi Surgical Safety Checklist
Membuat dan mengisi Formulir tentang perluasan tindakan yang mana
Mengawasi penyimpanan jaringan hasil
kejadian tidak terduga tidak disampaikan oleh dokter saat informed
pembedahan
consent

Mendidik & Memberikan bekal pendidikan tentang Melakukan pertemuan rutin setiap 6 bulan sekali terhadap
hukum terhadap perawat yang sedang melakukan anggota dan memberikan sosialisasi tentang disiplin, etika
orientasi di kamar bedah profesi dan etika hukum

Mendampingi dan mengawal anggota yang terlibat kasus hukum Melakukakan koordinasi dengan PPNI dan HIPKABI dalam
selama dalam pemeriksaan sampai dengan persidangan pembelaan terhadap anggota yang terlibat masalah hukum
PATIENT SAFETY
Keselamatan Pasien sangat penting dalam pelayanan keperawatan, terutama di bidang
perioperatif untuk mencegah KTD dan menghindari segala risiko kemungkinan yang
terjadi.

Tujuan “Patient Safety” adalah :

• Terciptanya budaya keselamatan pasien di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes);

• Meningkatnya akuntabilitas Fasyankes terhadap pasien dan masyarakat;

• Menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di Fasyankes;

• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAK
PIDANA DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

⚫ Kecerobohan / ketidak hati-hatian /Kelalaian

⚫ Kurangnya disiplin etika, ilmu / pengetahuan

⚫ Melawan hukum / Tidak patuh terhadap peraturan / mengingkari peraturan padahal


sebenarnya mengerti hukum

⚫ Tidak melakukan pelayanan sesuai dengan SOP

⚫ Egoisme (tidak bersedia berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain)

⚫ Ambisius (ingin cepat kaya namun keluar dari jalur kewenangan yang ditetapkan)
Nullun delictum nulla poena siena praevia lege poenali
Suatu perbuatan tidak dapat dipidana melainkan teah ada peraturan yang lebih
dulu ada yang mengaturnya……….asas legalitas pasal 1 KUHP

Contoh Kasus Informed Consent

Pada pasien yg sedang dilkukan SC awalnya tidak apa apa tiba tiba saat hendak
ditutup peritoneumnya tiba tiba bleeding banyak shg mau tdk mau
dokterkandungan tsb harus melakukan hysterectomie.
Faktor
Peneggakan
Hukum

Faktor Sarana
Faktor atau Fasilitas
Hukum Pendukung
Faktor Yang
Mempengaruhi
Penegakkan
Hukum

Faktor Faktor
Kebudayaan Masyarakat
Tata Hukum Kes di Indonesia
UU no.36/2009 ttg UU No.29/2004
UUD 45 Kesehatan
ttg Praktik Kedokteran

UU No.36/2014 ttg PRAKTIK


Tenaga Kesehatan ? KEPERAWATAN
UU No.44/2009 ttg Rumah Sakit

UU No.38/2014 ttg Permenkes ttg Registrasi


Keperawatan Praktik Keperawatan
PELAKSANA TUGAS DALAM PELIMPAHAN WEWENANG

1 DELEGATIF 2 MANDAT
✔tanggung jawab berpindah
✔ tindakan medis
✔hanya dapat diberikan dibawah pengawasan
kepada perawat Profesi
atau ✔Tg jwb berada pada
Perawat Vokasi terlatih pemberi wewenang
sesui kompetensi yg
dibutuhkan
-Memasang Infus, Tertulis dari tenaga medis ke perawat dan di evaluasi pelaksanaannya - TERAPI PARENTERAL-
MENJAHIT LUKA
-
- Menyuntik
27

PMK 1
DOKUMENTASI
PENCATATAN
DAN
PELAPORAN
tindakan yang dilakukan
(selesai
melakukan
tindakan
respon pasien
wajib
dilakukan
pencatatan waktu dilakukan
sesuai dengan
prinsip
dokumentasi) nama dan tandatangan
KESIMPULAN

• Dalam menjalankan profesi perawat harus sesuai dengan kompetensi dan kewenangan

• Melakukan penanganan sesuai regulasi yang berlaku (spo), panduan dan UU )

• Menjalankan komunikasi etis efektif kepada pasien dan lingkungan kerja.

• Mencatatkan kegiatannya dalam Rekam keperawatan dalam bentuk catatan terintegrasi ( 269 Th 2008 permenkes)

• Meminta bantuan OP saat menghadapi sengketa /masaah baik administrasi /perdata /pidana.

Anda mungkin juga menyukai