Anda di halaman 1dari 47

Deteksi Kegawatan Maternal &

Neonatal

dr. Handy Wiradharma,Sp.OG


Deteksi Kegawatdaruratan
Maternal

 Melakukan deteksi pre eklamsia/eklamsia


 Melakukan deteksi perdarahan pada kehamilan
dan persalinan
 Melakukan deteksi perdarahan post partum
 Melakukan deteksi terjadinya Infeksi akut kasus
obstetrik
• Penyebab kematian ibu
sangat kompleks, namun
• Dapat terjadi setiap penyebab langsung seperti • Dengan asuhan
saat selama proses toksemia gravidarum, antenatal yang
kehamilan, perdarahan, dan infeksi sesuai, mayoritas
persalinan harus segera ditangani oleh kasus dapat
merupakan masa tenaga kesehatan. Oleh dideteksi secara dini.
nifas. karena penyebab terbanyak
kematian ibu:
Kegawat preeklamsia/eklamsia maka Asuhan
daruratan pada pemeriksaan antenatal
maternal nantinya harus lebih antenatal
seksama dan terencana
persalinannya.
Penyebab kematian
ibu

Skrining bertujuan mengidentifikasi anggota populasi yang tampak sehat


yang memiliki risiko signifikan menderita penyakit tertentu.
skrining hanya dapat menunjukkan risiko terhadap suatu penyakit
tertentu dan tidak mengkonfirmasi adanya penyakit.
Melakukan deteksi
preeklamsia /eklamsia
Diagnosis hipertensi dalam
kehamilan

12 minggu
pasca
protein uria Persalinan
(-) TD kembali
normal
TD:≥140/90
mmHg,
muncul
selama
kehamilan
nyeri Trombosito
epigastrik Penia
(mungkin (mungkin
ada) ada)
Preeklamsia/ •Suatu penyulit yang timbul pada seorang wanita hamil
•Umumnya pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Eklamsia •Ditandai adanya hipertensi dan protein uria
•Disertai adanya kejang (eklamsia)

Preeklamsia ringan Preeklamsia berat Eklampsia


ditegakkan jika: ditegakkan jika: ditegakkan jika:
TD: ≥ 140/90 mmHg usia Hipertensi: Preeklamsia yg disertai
kehamilan 20 minggu, TD sistolik ≥ 160 mmHg / kejang konvulsi (yang
proteinuria ≥ 1+ diastolic ≥110 mmHg. bukan disebabkan oleh
Protein uria ≥ ++ atau kadar infeksi atau trauma) dan
(pd dipstick urine) atau atau koma
protein total sebesar 2 gr/24 jam.
kadar protein total ≥ 300
mg/24 jam. Kadar kreatinin darah melebihi
1,2 mg/dL kecuali telah diketahui
meningkat sebelumnya.
Terdapat gejala tambahan
Lanjutan…

Preeklamsia Hipertensi
super impos kronis
ditegakkan ditegakkan hipertensi telah ada
jika: jika: sebelum kehamilan
protein awitan baru ≥ 300
mg/24 jam pada ibu atau yang didiagnosis
penderita darah tinggi sebelum usia kehamilan
20 minggu

hipertensi pertama kali


didiagnosis setelah usia
tidak terdapat protein
kehamilan 20 minggu
uria pada usiakehamilan
dan terus bertahan
sebelum 20 minggu.
setelah 12 minggu
pasca persalinan.
Metode skrining
preeklamasia/eklamsia
ANAMNESIS

Ras
• Primigravida,
usia < 20 • inseminasi
• ibu usia > • Ras African + dan
35tahun + sebagainya
• Ras 2x > beresiko.
caucasian Metode
maupun ras
Kehamilan
Usia Ibu Asia. --
Lanjutan…

RPD

• Wanita yang • Hipertensi,


merokok • preeklamsiakeha
selama hamil milan terdahulu, • secara genetik
berisiko untuk • Penyakit Ginjal, (resesif)
• penyakit
mengalami
Autoimun,
preeklamsia • Diabetes
Mellitus,,
RPK
Merokok • Obesitas, dll
selama hamil
Lanjutan…

Kehamilan
• Primigravida sebelumnya
memiliki insidensi
hipertensi hampir 2 • Risiko rekurensi jika:
kali lipat • kehamilan
dibandingkan sebelumnya
multigravida preeklampsia: 14-
20%
• persalinan prematur
(early-onset
Paritas preeklampsia): 38%
Pemeriksaan Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah -


pengukuran tekanan posisi harus seragam-
darah setiap kali terutama posisi duduk- pada
antenatal care. lengan kiri setiap kali
pengukuran.

• >140–150 • Diastolic 90– • Tekanan darah


mmHg (selama 100 mmHg. ≥160/100
setidaknya 4
jam)

sistolik Diastolik
Hipertensi.
menetap menetap
Penggunaan USG Untuk Skrining Preeklampsia
Pada pasien Preeklamsia terdapat
perubahan patofisiologis yaitu:

a. Gangguan implantasi tropoblast


b. Perfusi uteroplacenta yang berkurang dan mengarah ke disfungsi endotel yang
menyebabkan edema, protein uria dan hemokonsentrasi;
vasospasme yang menyebabkan hipertensi, oliguria, iskemia organ, solusio placenta dan
terjadinya kejang-kejang;
aktifasi koagulasi yang menyebabkan trombositopenia; dan
pelepasan zat molekul berbahaya (sitokin dan lipid peroksidase) yang menyebabkan
penurunan perfusi uteriplacenta lebih lanjut dan pelepasan molekul vasoaktif seperti
prostaglandin, nitrit oksida, dan endotelin, yang seluruhnya menurunkan perfusi
uteriplacenta.
c. Aliran uteroplacenta bertahanan tinggi
Akibat patofisiologis diatas, terdapat tiga lesi patologis utama yang terutama berkaitan.
Dengan preeklamsia dan eklamsi yaitu:
1. Perdarahan dan nekrosis dibanyak organ, sekunder terhadap konstriksi kapiler
2. Endoteliosis kapiler glomerular
3. Tidak adanya dilatasi arteri spiral
Melakukan deteksi perdarahan
pada kehamilan dan
persalinan
Perdarahan pada kehamilan muda

Perdarahan pada kehamilan muda merupakan perdarahan


pada kehamilan dibawah 20
minggu atau perkiraan berat badan janin kurang dari 500
gram dimana janin belum memiliki
kemampuan untuk hidup diluar kandungan.
Abortus

Kehamilan ektopik terganggu

Mola hidatidosa
Jenis dan derajat abortus
Gejala dan Tanda

Terlambat haid
(tidak datang
haid lebih dari Terjadi
perdarahan per
satu bulan, Spasme atau
vagina
dihitung dari nyeri perut
haid terakhir) bawah (seperti Keluarnya
kontraksi saat massa
persalinan) kehamilan
(fragmen
plasenta)

Apabila tidak terdapat gejala tersebut diatas, sebaiknya


dipertimbangkan diagnosis lain (misalnya infeksi
panggul).
Riwayat Medik
Informasi medik
Informasi khusus tentang
yang penting meliputi:
reproduksi, yang harus
diperoleh sbb:

• Hari pertama haid terakhir dan kapan mulai


• Alergi obat (anestesi atau antibiotika)
terlambat haid
•  Alat kontrasepsi yang sedang digunakan •  Gangguan hematologi (anemia bulan
sabit/sickle sell anemia, thalasemia,hemofili
(amenore akibat kontrasepsi hormonal dapat
dikelirukan dengan abortus bila kemudian
atau gangguan pembekuan darah)
terjadi monoragia) •  Penggunaan obat jangka panjang
•  Perdarahan per vaginam (lama dan (misalnya, kortikosteroid)
jumlahnya) •  Minum jamu atau obat – obatan yang
•  Demam, menggigil atau kelemahan umum tidak jelas komposisi dan khasiatnya
(apabila bersifat toksik, dapat
•  Nyeri abdomen atau punggung/bahu menimbulkan efek samping yang serius)
(berkaitan dengan trauma intra abdomen)
•  Riwayat vaksinasi dan kemungkinan risiko
•  Kondisi gangguan kesehatan lain
(misalnya, malaria dan kehamilan)
tetanus (abortus provokatus)
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Periksa dan catat Abdomen
tanda vital Massa atau
(temperatur, kelainan intra
tekanan darah, abdomen lainnya
pernafasan, nadi)

Gangguan
kesehatan umun Perut kembung
(anemia, kurang dengan bising usus
gizi, keadaan melemah
umum jelek)

Periksa keadaan
paru, jantung, Nyeri ulang – lepas
ekstremitas

Nyeri atau kaku


dinding perut
(pelvik/suprapublik)
Pemeriksaan Panggul 8
Tujuan utama pemeriksaan panggul atau bimanual adalah
• Mengetahui besar, arah, konsistensi uterus, nyeri goyang
serviks, nyeri tekan parametrium, pembukaan ostium
serviks.
• Melihat sumber perdarahan lain (trauma vagina/serviks)
selain akibat sisa konsepsi.
• pasien harus diistirahatkan atau
tirah baring total selama 24-48
jam.
• Bila perdarahan berlanjut dan
jumlahnya semakin banyak, atau
abortus iminens • kemudian timbul gangguan lain
(misal, terdapat tanda-tanda
infeksi) • Harus dilakukan evakuasi semua
• pasien harus dievaluasi ulang
dengan segera. sisa konsepsi.
• Dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan hasil proses evakuasi
• menetukan adanya massa
abortus insipiens kehamilan dan bersihnya kavum
uteri.
atau inkomplit

Bila keadaannya
membaik, • dianjurkan periksa ulang 1
pasien hingga 2 minggu mendatang.
dipulangkan dan
Kehamilan Ektopik yang Terganggu
Kehamilan ektopik ialah terjadinya implantasi (kehamilan) diluar
kavum uteri. Kebanyakan kehamilan ektopik di tuba, hanya
sebagian kecil di ovarium, kavum abdomen, kornu.

Beberapa faktor risiko:


 radang pelvik, Gejala trias klasik ialah :
 bekas ektopik,  amenorrhea,
 operasi pelvik,  nyeri perut dan
 anomalia tuba,  perdarahan pervaginam.
 Endometris,
 perokok.

• Dengan USG
kehamilan intrauterin akan dapat ditentukan, sebaliknya harus dicari adanya kantong
gestasi atau massa di adneksa/kavum douglas. Bila USG ditemukan kantong gentasi
intrauterine (secara abdominal USG), biasanya kadar BhCG ialah 6500 iu; atau 1500 iu bila
dilakukan USG transvaginal.
Penatalaksanaan
Bila ditemukan keadaan abdomen akut maka tindakan terbaik ialah
hemostasis KET. Jenis tindakan yang akan diambil, harus
memperhitungkan pemulihan fungsi kedua tuba. Bila ibu masih ingin
hamil maka lakukan salpingostomi. Bila kondisi gawatdarurat, tidak ingin
hamil lagi, robekan tidak beraturan, terinfeksi, perdarahan tak dapat
dikendalikan maka lakukan salpingektomi.

Pada umumnya akan dilakukan prosedur berikut ini :


Pasang infus untuk substitusi kehilangan cairan dan darah
Transfusi Hb < 6g%, Bila tidak segera tersedia darah, lakukan autotransfusi
selama prosedur operatif
Lakukan prosedur parsial salpingektomi atau eksisi segmental yang
dilanjutkan dengan salpingorafi (sesuai indikasi)
Lakukan pemantauan dan perawatan pascaoperatif
Coba infus dan transfusi setelah kondisi pasien stabil
Realimentasi, mobilisasi dan rehabilitasi kondisi pasien sesegera mungkin
Perdarahan pada kehamilan
lanjut dan persalinan

Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan merupakan


perdarahan dalam kehamilan yang terjadi setelah usia gestasi
diatas 22 mg. Masalah yang terjadi pada perdarahan
kehamilan lanjut adalah morbiditas dan mortalitas ibu yang
disebabkan oleh perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu
hingga menjelang persalinan (sebelum bayi dilahirkan),
perdarahan intrapartum dan prematuritas, morbiditas dan
mortaltas perinatal pada bayi yang akan dilahirkan.
Penatalaksanaan umum
Siapkan fasilitas tindakan gawatdarurat karena perdarahan anterpartum merupakan komplikasi yang
dapat membahayakan keselamatan ibu

Setiap tingkat fasilitas pelayanan harus dapat mengenali, melakukan stabilitasi, merujuk dan
menatalaksana komplikasi pada ibu dan anak sesuai dengan jenjang kemampuan yang ada

Setiap kasus perdarahan anterpartum memerlukan rawat-inap dan penatalaksanaan


segera

Lakukan restorasi cairan dan darah sesuai dengan keperluan untuk memenuhi defisit dan
tingkat gawatdarurat yang terjadi

Tegakkan diagnosis kerja secara cepat dan akurat karena hal ini sangat mempengaruhi
hasil penatalaksanaan perdarahan antepartum

Tindakan konservatif dilakukan selama kondisi masih memungkinkan dan mengacu pada
upaya untuk memperbesar kemungkinan hidup bayi yang dikandung

Pada kondisi yang sangat gawat, keselamatan ibu merupakan pertimbangan utama
Melakukan deteksi perdarahan post
partum
• Pada pascapersalinan, sulit untuk menentukan terminologi
berdasarkan batasan kala persalinan dan jumlah perdarahan yang
melebihi 500 ml.
• batasan operasional untuk periode pascapersalinan adalah periode
waktu setelah bayi dilahirkan.
• Sedangkan batasan jumlah perdarahan, hanya merupakan taksiran
secara tidak langsung dimana disebutkan sebagai perdarahan
abnormal yang menyebabkan perubahan tanda vital (pasien mengeluh
lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea, sistolik < 90
mmHg, nadi > 100 x/menit, kadar Hb < 8 g%).
Masalah

a. Morbiditas dan mortalitas ibu yang disebabkan oleh


perdarahan setelah bayi lahir dan dalam 24 jam pertama
persalinan
b. Perdarahan pascapersalinan lanjut (setelah 24 jam persalinan)
c. Hasil upaya pertolongan sangat tergantung dari kondisi awal
ibu sebelum bersalin, ketersediaan darah dan paokan medic
yang dibutuhkan, tenaga terampil dan handal serta jaminan
fungsi peralatan bagi tindakan gawat darurat
Prevensi
Untuk mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan
kenalilah faktor risiko baik factor risiko antenatal maupun
intrapartum, lakukan penatalaksanaan persalinan yang
baik, penanganan manajemen aktif kala III dan persiapan
penanganan kondisi darurat.
Melakukan deteksi terjadinya
Infeksi akut kasus obstetrik
SEPSIS PUERPERIUM

• Sepsis berhubungan dengan 45 kematian ibu


• memberikan kontribusi 10% penyebab langsung obstetri
dan 8% dari semua kematian ibu.
• MMR karena sepsis adalah 7/100.000.
• Sebagian besar ibu dengan sepsis (93%) diperiksa oleh
tenaga kesehatan sebelum meninggal.
Sepsis puerperium didefinisikan sebagai infeksi saluran
genital yang terjadi setelah pecah ketuban atau mulas
persalinan hingga 42 hari setelah persalinan atau aborsi.

Selain demam, salah satu dari gejala berikut


ini mungkin terjadi :

Nyeri panggul dan Cairan per vaginam Cairan berbau tidak Terhambatnya
ngilu yang abnormal normal atau busuk involusi uterus

Demam didefinisikan sebagai suhu oral > 380C


yang diukur pada dua waktu di luar 24 jam
pasca persalinan, atau suhu > 38,50C pada saat
apapun.
Masalah
Infeksi nifas merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu
pasca bersalin. Derajat komplikasi bervariasi sangat tajam,
mulai dari mastitis hingga adanya koagulasi intravascular
diseminata.
Faktor
Pada masa Antenatal, anemia, uremia, hiperglikemia
Risiko tidak terkendali, perawatan dengan obat yang
mengakibatkan imunosupresi dan/atau imunokompromi,
infeksi genital sebelum mulas persalinan dimulai.

Pada masa Intranatal, berisiko terjadinya sepsis apabila:

Penatalaksanaan persalinan atau kelahiran yang tidak higinies

Ketuban pecah dini

Pemeriksaan dalam berulang kali

Persalinan dengan operasi

Pengeluaran plasenta secara manual

Robekan pada vagina


Deteksi Kegawatdaruratan Neonatal

Kegawatdaruratan neonatus,
Kondisi-kondisi yang menyebabkan kegawatdaruratan
neonatus,
Deteksi kegawatdaruratan bayi baru lahir,
Deteksi kegawatdaruratan bayi muda.
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan
yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi
diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua sistem.

Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang


membutuhkan evaluasi dan manajemen yang
tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤usia
28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam
mengenali perubahan psikologis dan kondisi
patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja
timbul sewaktu-waktu.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan
Kegawatdaruratan pada Neonatus

• kehamilan kurang bulan,


• kehamilan dengan penyakit DM,
faktor • kehamilan dengan gawat janin,
kehamilan • kehamilan dengan penyakit kronis ibu,
• kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
• infertilitas

Faktor pada • persalinan dengan infeksi intrapartum


saat persalinan • persalinan dengan penggunaan obat sedative

• Skor apgar yang rendah, BBLR, bayi kurang bulan,


berat lahir lebih dari 4000 gr, cacat bawaan,
Faktor bayi • Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih
dari 60/menit.
Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan
Kegawatdaruratan Neonatus H
H H
i
i i p
p p e
e r
o
t r g
e t l
r e i
r k
m m e
i m
a i
i
a a
Sindrom
Tetanus Penyakit
gawat napas
neonatorum pada bumil
neonates
Deteksi kegawatdaruratan bayi baru lahir
Deteksi Kegawatdaruratan bayi muda

Upaya deteksi kegawatdaruratan untuk bayi muda yang


berumur kurang dari 2 bulan, penilaian dan klasifikasi dapat
dilakukan menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM).
Melalui kegiatan MTBM bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan dideteksi dini.
Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk
melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses
penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan
sampai 5 tahun.

Urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya :

1. Penilaian dan klasifikasi 3. Konseling bagi ibu


Penilaian berarti melakukan penilaian dengan Konseling juga merupakan menasehati ibu
cara anamnesis dan pemeriksaan fisik. yang mencakup bertanya, mendengar jawaban
Klasifikasi berarti membuat keputusan ibu, memuji, memberi nasehat relevan,
mengenai kemungkinan penyakit atau masalah membantu memecahkan masalah dan
serta tingkat keparahannya dan merupakan mengecek pemahaman.
suatu kategori untuk menentukan tindakan
bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit

4. Pelayanan Tindak lanjut


2. Tindakan dan Pengobatan
Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan
Tindakan dan pengobatan berarti menentukan
tindakan dan pengobatan pada saat anak
tindakan dan memberi pengobatan difasilitas
datang untuk kunjungan ulang.
kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai