Anda di halaman 1dari 36

STANDAR 9 (I)

ICRA Renovasi & Konstruksi

Nama Tanggal
Linduati Christina, S.Kep.,Ns, 15 – 16 Agustus
MARS., CIPP 2022
CURICULUM VITAE
PENDIDIKAN
 SPK RSU UKI Jakarta, lulus tahun 1998

Linduati Christina Latamora, S.Kep.,Ns,  S1 Keperawatan STIKES BINAWAN Jakarta, lulus tahun 2012

MARS.,CIPP  Program Profesi Keperawatan STIKES BINAWAN Jakarta, lulus tahun 2014

Tempat/tgllahir : Sarulla,29 Oktober 1978  Program Pasca Sarjana MARS, URINDO, Jakarta ,2021

Jeniskelamin : Perempuan PELATIHAN


 Kursus Dasar Pencegahan Pengendalian Infeksi oleh PERDALIN
Agama : Kristen
 pada tanggal 1-4 Desember2014
Status perkawinan : Kawin
 Pelatihan IPCN oleh HIPPII pada tanggal 7- 13 Juni 2015
Alamatrumah : Perumahan Bumi
 Pelatihan penanggulangan Bencana/Disaster tgl 15-16 Oktober 2015
Pertiwi Blok N 10
 Pelatihan TB DOTS tgl 13 September 2016
Cilebut – Bogor  Pelatihan Trainning of Trainer ( TOT ) PPSDM KEMENKES 17-21 Juli 2017
Hp : 081905036677  Pelatihan MOT PPSDM 30 oktober – 2 november 2018
Riwayat Pekerjaan : IPCN RSU UKI , tahun 2015  Pelatihan TOT BNSP 29 oktober – 2 november 2019
– sekarang  Pelatihan TOT project HOPE ttg COVID -19 30 Juni- 3 Juli 2020
: Surveior LARSI
TIGA BELAS FOKUS STANDAR PPI DALAM
AKREDITASI
1.Penyelenggaraan PPI 7. Limbah Infeksius

2. Program PPI 8. PelayananMakanan

3. Pengkajian Risiko 9. ICRA Renovasi &


Konstruksi
4. Peralatan Medis &
10. Penularan infeksi
BMHP
5.Kebersihan 11. Kebersihan Tangan
Lingkungan
12. Peningkatan Mutu
6. Manajemen Linen dan Edukasi
14.Edukasi, Pendidikan &
Pelatihan
9. INFECTION
CONTROL RISK ASESSMEN
(ICRA) RENOVASI DAN
KONSTRUKSI BANGUNAN
Standar PPI 9 ( I )
RISIKO INFEKSI PADA KONSTRUKSI DAN RENOVASI

Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan
pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginering controls) serta pada
saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung.

Maksud dan Tujuan


Pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginering controls) seperti sistem ventilasi bertekanan
positif, biological safety cabinet, laminary airflow hood, termostat di lemari pendingin, serta pemanas air
untuk sterilisasi piring dan alat dapur adalah contoh peran penting standar pengendalian lingkungan harus
diterapkan agar dapat diciptakan sanitasi yang baik yang selanjutnya mengurangi risiko infeksi di rumah
sakit.
Pembongkaran, konstruksi, renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit dapat merupakan sumber
infeksi.
Pemaparan terhadap debu dan kotoran konstruksi, kebisingan, getaran, kotoran, dan bahaya lain dapat
merupakan bahaya potensial terhadap fungsi paru paru serta keamanan staf dan pengunjung.
Pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginering controls) seperti sistem ventilasi bertekanan positif, biological
safety cabinet, laminary airflow hood, termostat di lemari pendingin, serta pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur
adalah contoh peran penting standar pengendalian lingkungan harus diterapkan agar dapat diciptakan sanitasi yang baik yang
selanjutnya mengurangi risiko infeksi di rumah sakit.
Pembongkaran, konstruksi, renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit dapat merupakan sumber infeksi.
Pemaparan terhadap debu dan kotoran konstruksi, kebisingan, getaran, kotoran, dan bahaya lain dapat merupakan bahaya
potensial terhadap fungsi paru paru serta keamanan staf dan pengunjung.
a) Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
b) Identifikasi kelompok risiko pasien;
c) Matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
d) Proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
e) Tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi; dan
f) Pemantauan pelaksanaan
Rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian
mekanis dan teknis (mechanical dan engineering
controls) fasilitas yang antara lain meliputi

a) Sistem ventilasi bertekanan positif;


b) Biological safety cabinet;
c) Laminary airflow hood;
d) Termostat di lemari pendingin; dan
e) Pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat
dapur.
Elemen Penilaian PPI 9
A) Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical and engineering control) minimal untuk
fasilitas yang tercantum pada :
a. Sistem ventilasi bertekanan positif;
b. Biological safety cabinet;
c. Laminary airflow hood;
d. Termostat di lemari pendingin; dan
e. Pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur, pada maksud dan tu
B) Rumah sakit menerapkan penilaian risiko pengendalian infeksi
infection control risk assessment ( ICRA ) yang minimal meliputi poin
a. Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
b. Identifikasi kelompok risiko pasien;
c. Matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
d. Proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
e. Tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi; dan
f. Pemantauan pelaksanaan yang ada pada maksud dan tujuan.
C) Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection
control risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi dan demolisi sesuai
dengan regulasi.
Elemen Penilaian :
A) Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical and
engineering control) minimal untuk fasilitas yang tercantum pada a – e pada maksud
dan tujuan.

Regulasi Dokumen Observasi Wawancara Simulasi Score

Pedoman, panduan, SK/kebijakan, Check list monev Hasil Komite PPI/ 0 -5 -


SPO, (renovasi), (a-f) pencatatan IPCN 10
(mechanical dan engineering Laporan IPRS
controls) fasilitas yang antara lain pelaksanaan
meliputi )
Elemen Penilaian
Regulasi Dokumen
B) Rumah Observasipenilaianrisiko
sakit menerapkan Wawancara pengendalian
Simulasi Score infection control risk
infeksi
assessment ( ICRA ) yang minimal meliputi poin a – f yang ada pada maksud dan tujuan.

Regulasi Dokumen Observasi Wawancara Simulasi Score

Pedoman, panduan, SK/kebijakan, Check list monev Hasil Komite PPI/ 0 -5 -


SPO, (renovasi), (a-f) pencatatan IPCN 10
(mechanical dan engineering Laporan IPRS
controls) fasilitas yang antara lain pelaksanaan
meliputi )
Elemen Penilaian
C) Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control
risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi dan demolisi sesuai dengan regulasi.

Regulasi Dokumen Observasi Wawancara Simulasi Score

Pedoman, panduan, SK/kebijakan, Monitoring ICRA Hasil Komite PPI/ 0 -5 -


SPO, (renovasi), renovasi pencatatan IPCN 10
(mechanical dan engineering IPRS
controls) fasilitas yang antara lain
meliputi )
TUJUAN
• Mampu memahami tentang kajian risiko
infeksi pembongkaran, konstruksi, dan
renovasi gedung.
• Mampu memahami cara memonitoring risiko
infeksi akibat pembongkaran, konstruksi, dan
renovasi gedung.
LATAR BELAKANG
🞇 Proyekkonstruksi di Rumah Sakit memiliki banyak risiko
dan bahaya yang harus diidentifikasi sebelumnya.
🞇 Tanpa adanya pemahaman terhadap risiko-risiko tersebut,
pembangunan/kegiatan ini akan membahayakan keselamatan
petugas, pasien,dan bahkan pekerja konstruksi.
🞇 Standart Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat
melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung.
• Belum semua RS melakukan kajian risiko
infeksi terhadap program RS

• Keharusan dari RS untuk melampirkan kajian risiko


infeksi yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan
melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan
• PPIRS bekerjasama dengan K3RS, IPLRS, IPRS, unit
kerja dan vendor turut berperan dalam memberikan
masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan,
proses sampai dengan finising bangunan
ICRA RENOVASI
• ICRA renovasi merupakan suatu pengkajian
multidisiplin, yang prosesnya
didokumentasikan untuk mengidentifikasi
secara proaktif dan mengurangi resiko dari
infeksi yang bisa terjadi selama kegiatan
konstruksi.(APIC report,2000)

• Standar Rumah Sakit , untuk pencegahan


infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko
untuk menentukan prioritas program dan
pencegahan infeksi RS
Ada 5 aspek utama yang harus menjadi pertimbangan
,yaitu
1. Asbestos
2. Akses pekerja
3. Keamanan dan kenyamanan pasien, mis
: kebisingan, getaran,dll
4. Perlindungan terhadap peralatan di RS
5. Pengendalian debu dan infeksi, karena partikel debu
mengandung jamur (mis.,Aspergillus spp.) yang dapat
menyebabkan infeksi Aspergillosis terutama pada
kelompok pasien dengan imun yang rendah
BAGAIMANA
MEMBUAT
ICRA
RENOVASI
PRE RENOVASI
1. Rapat koordinasi antara bagian Tehnik,
Komite, PPIRS, K3RS, Unit Sanitasi Unit/Dept,
dan vendor
2. Unit/Dept terkait membuat surat permintaan
ICRA Renovasi kepada Komite PPIRS
3. Edukasi kepada pihak perencana dan
pelaksana proyek oleh PPIRS, K3RS ,Unit
Sanitasi.
4. Menutup area pekerjaan oleh vendor
5. Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko
dan membuat izin renovasi.
Langkah Ke-1:
Identifikasi Tipe Aktivitas Konstruksi (Tipe A-D)

TIPE A TIPE B
Inspeksi dan aktifitas non-invasive
Skala kecil, durasi aktivitas pendek yang
• Termasuk, tapi tidak terbatas pada : dapat menghasilkan debu minimal
a. mengangkat papan langit-langit untuk inspeksi
visual terbatas pada I papan per 50 square feet. • Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
b. pengecatan (tetapi bukan melakukan plesteran) a. instalasi telepon dan kabel computer
c. dinding penghalang, pekerjaan jaringan listrik, b. akses untuk ke ruangan
pompa minor, dan aktivitas yang tidak
menghasilkan debu atau membutuhkan c. memotong dinding atau langit-langit
pemotongan dinding atau akses ke langit-langit dimana migrasi debu dapat dikontrol
dibandingkan dengan untuk inspeksi visual.
Langkah Ke-1:
Identifikasi Tipe Aktivitas Konstruksi (Tipe A-D)

TIPE C TIPE D
Skala kecil, durasi aktivitas pendek yang Skala kecil, durasi aktivitas pendek yang
dapat menghasilkan debu minimal dapat menghasilkan debu minimal
• Termasuk, tapi tidak terbatas pada : • Termasuk, tapi tidak terbatas pada :

a. Instalasi telepon dan kabel computer a. instalasi telepon dan kabel computer
b. akses untuk ke ruangan
b. Akses untuk ke ruangan
c. memotong dinding atau langit-langit
c. Memotong dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat dikontrol
dimana migrasi debu dapat dikontrol
Langkah Ke-2 :
Identifikasi Kelompok Pasien yang Berisiko di sekitar
kegiatan konstruksi
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat
Tinggi
Area Kantor Cardiologi ICCU Setiap area yang merawat
UGD pasien dengan
Echocardiography Endoscopy Persalinan imunokompromise
Laboratorium Unit Luka Bakar Cathlab
Kedokteran Nuklir Terapi fisik (specimen) Jantung ISP
Perawatan Bayi Baru ICU
Radiologi/MRI Terapi Lahir Unit Penyakit
Dalam
Respiratori Poli Bedah Pediatrik
Langkah Ke-3 :
Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi
Kelompok Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
PasienDitentukan
Berisikoberdasarkan tabel antara Tipe Aktivitas Konstruksi
dan Kelompok Pasien Berisiko
Kelompok Pasien Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Berisiko
Risiko Rendah I II II III/IV
Risiko Sedang I II III IV
Risiko Tinggi I II III/IV IV
Risiko Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV

Note: Infection Control approval will be required when the


Construction Activity and Risk Level indicate that Class III or
Class IV control procedures are necessary.
Rekomendasi Tim PPI berdasarkan
Kelas ICRA Renovasi
Kelas I
Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai
• Lakukan pekerjaan dengan • Lakukan pekerjaan dengan
metode yang dapat metode yang dapat
meminimalisir debu dari meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi. aktivitas konstruksi.
• Segera • Segera
mengganti/menggeser mengganti/menggeser
papan langit-langit yang papan langit-langit yang
salah posisi selama salah posisi selama
inspeksi visual inspeksi visual
Kelas II
Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai
• Melakukan metode yang aktif
untuk mencegah debu • Bersihkan permukaan kerja
beterbangan dari tempatnya ke dengan desinfektan
udara.
• Kumpulkan limbah konstruksi
• Semprotan air ke permukaan
dengan container yang tertutup
kerja untuk mengontrol debu pada saat rapat sebelum dibawa/dikirim
memotong
• Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip. • Lakukan pengepelan basah dan atau
vacuum dengan vacuum HEPA filter
• Memblok dan menutup ventilasi udara. sebelum meninggalkan area kerja
• Letakkan keset di pintu masuk
dan pintu keluar dari area • Hentikan isolasi system
konstruksi. HVAC pada area kerja
• Lepaskan atau lakukan isolasi
system HVAC di area kerja.
Kelas III
Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai
• Cabut atau lakukan isolasi system
HVAC pada area yang sedang • Jangan melepaskan
dikerjakan untuk mencegah penghalang dari area kerja
kontaminasi dari system saluran. sampai proyek yang selesai
• Lengkapi semua Penghalang telah diinspeksi oleh K3RS
kritikal, seperti lembaran penutup, dan PPIRS dan secara
triplek, plastic, untuk menutup keseluruhan telah
area dari area non kerja atau dibersihkan oleh USL.
melakukan implementasi dengan
metode control cube (kereta
dorongan dengan penutup plastic • Lepaskan pembatas
dan penghubung tertutup pada material
area kerja dengan vakum HEPA secara hati-hati untuk
untuk melakukan vakum sampai meminimalisasi
ke pintu keluar)sebelum penyebaran
konstruksi dimulai. debu dan debris sisa-sisa
konstruksi.
Kelas III

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai

• Jaga tekanan negative udara dalam • Vakum area kerja dengan


area kerja menggunakan HEPA yang vakum HEPA filter.
dilengkapi dengan unit filtrasi udara. • Area dilakukan pengepelan
• pengiriman atau kereta. Tutup rapat basah dengan desinfektan.
dengan selotip kecuali sudah ada • Hentikan isolasi sistem
penutupnya. HVAC pada area yang
sedang dikerjakan
Kelas IV

Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai


• Lakukan isolasi sistem HVAC pada area • Lepaskan pembatas material dengan
dimana sedang dikerjakan untuk mencegah hati-hati untuk meminimalisasi
kontaminasi sistem saluran. penyebaran debu dan debris sisia-sisa
• Berikan penghalang yang lengkap, seperti konstruksi.
sheetrock/lembaran penutup, triplek, plastic, • Kumpulkan limbah konstruksi dengan
untuk menutup area kerja dari area non kerja container yang tertutup rapat
atau melakukan implementasi metode control sebelum dikirim.
cube (kereta dorongan dengan penutup
plastic dan penghubung tertutup pada area
kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan
vakum sampai ke pintu keluar)sebelum
konstruksi dimulai.
Kelas IV
Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai
• Jaga tekanan negative udara dalam area kerja • Tutup sambungan/reseptakel
menggunakan HEPA yang dilengkapi pengiriman atau kereta. Tutup rapat
dengan unit filtrasi udara. dengan selotip kecuali sudah ada
• Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan- penutupnya.
sambungan, dan bolongan-bolongan dengan • Vakum area kerja dengan
benar
vakum HEPA filter
Kelas IV
Selama Pekerjaan Konstruksi Setelah Pekerjaan Selesai
• Dirikan/Buat anteroom dan anjurkan semua • Area dilakukan pengepelan
petugas untuk melewati ruangan ini sehingga
mereka bisa divakum terlebih dahulu basah dengan desinfektan
menggunakan pembersih vakum HEPA sebelum
meninggalkan area kerja atau mereka dapat
memakai baju pelindung atau penutup tubuh
yang dapat dilepas setiap saat mereka • Hentikan isolasi sistem HVAC pada
meninggalkan area kerja.
area yang sedang dikerjakan
• Setiap petugas yang memasuki area kerja harus
memakai pelindung alas kaki/sepatu. Pelindung
sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari
area kerja.
• Jangan melepaskan penghalang dari area kerja
sampai proyek yang selesai telah diinspeksi
oleh
K3RS dan PPIRS dan secara keseluruhan telah
dibersihkan oleh USL
SELAMA
RENOVASI
• Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas
proyek (Bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS dan
Unit Sanitasi Lingkungan) melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai surat
kesepakatan bersama.

• Selama proses pembangunan pelaksana proyek


wajib mengenakan APD sesuai K3
KEPATUHAN
KEPATUHAN ICRAICRA RENOVASI
RENOVASI RUANG
ISOLASIInterpretasi
90
Dari Grafik diatas terlihat trend peningkatan
80
73 80 kepatuhan tehadap ICRA renovasi oleh PT.MNC
70
60 60 66 Adapun yang belum dipatuhi sampai minggu ke 4
50
40 adalah penanganan debu belum optimal,
30
20
penggunaan masker dan limbah kontruksi masih
10 menumpuk
0
Minggu1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rekomendasi:
1. Optimalkan penanganan debu dengan vacuum
cleaner terutama setelah selesai kontruksi
setiap hari
2. Motivasi dan pastikan semua tukang
menggunakan masker
3. Buang limbah kontruksi setiap hari
POST
KEPATUHAN RENOVASI
ICRA RENOVASI RUANG
ISOLASI

 General Cleaning PIC Sanitasi dan KPPI

 Uji tingkat debu PIC Sanitasi

 Uji fungsi PIC Bagian Tehnik

 Uji kultur udara PIC Sanitasi dan KPPI


KESIMPULAN
ICRA harus ditinjau & diidentifikasi setidaknya setiap tahun
Memperioritaskan risiko :
• Tidak membuat semuanya menjadi prioritas
• Jangan menggunakan beberapa jenis tools untuk diprioritaskan
• Lakukan pendokumentasian prioritas risiko dan diseleksi secara rasional
• Pengendalian dan sistem monitoring secara menyeluruh pada setiap proses
konstruksi sangat dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa perencanaan pre
konstruksi sudah efektif.
• Hasil evaluasi juga harus selalu dikomunikasikan antara anggota tim melalui
rapat koordinasi (KPPIRS,K3RS,USL,Bag.Teknik,Unit/Dept, dan Vendor)
REFERENSI
• Infection Control Risk Assessment Guidelines
• Infection Control Principles for the Management of
Construction,Renovation, Repairs and Maintenance
within HealthCare Facilities,2nd ed.
• Infection Control during Construction Manual, 2nd
ed. WayneHansen,PE,REA,CEM.
• ASHRAE
• Internasional Federation of infection

Anda mungkin juga menyukai