Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PENDARAHAN

ANTEPARTUM
Disusun oleh
• Asri Hidayatun Nasikha
• Meliza Shofarina
• Ummu Hani
Perdarahan Antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui vagina


yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu.
Perdarahan antepartum merupakan salah satu kondisi
kegawatdaruratan yang perlu mendapatkan penanganan
segera. Bila tidak cepat ditindak lanjuti, perdarahan ini
dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun pada
janin.
Etiologi
01 02 03
Usia ibu pada saat
Parista Umur & Paritas
hamil

04 05
Adanya tumor- Kadang-kadang
tumor pada malnutrisi
Patofisiologi
Penyebab plasenta melekat pada segmen bawah rahim belum
diketahui secara pasti. Ada teori yang menyebutkan bahwa
vasikularisasi sesiduasasi yang tidak memadahi yang mungkin
diakibatkan oleh proses radang atau atrofi dapat menyebabkan
plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim. Plasenta
yang terlalu besar dapat tumbuh melebar ke segmen bawah
rahim dan menutupi ostium uteri internum misalnya pada
kehamilan ganda, eritroblastosis, dan ibu yang merokok.
Selain itu, laserasi plasenta juga disebabkan oleh serviks yang
mendatar dan membuka. Hal ini menyebabkan perdarahan
pada tempat laserasi. Perdarahan akan dipermudah dan
diperbanyak oleh segmen bawah rahim dan serviks yang tidak
bisa berkontraksi secara adekuat.
Lanjutan. . .

Segmen bawah rahim mempunyai dinding yang tipis sehingga


mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili trofoblas yang
mengakibatkan terjadinya plasenta akreta dan inkreta. Selain itu
segmen bawah rahim dan serviks mempunyai elemen otot yang
sedikit dan rapuh sehingga dapat menyebabkan perdarahan
postpartum pada plasenta previa.
Klasifikasi Plasenta Previa

Plasenta previa totalis Plasenta previa parsialis Plasenta previa marginalis


apabila seluruh apabila sebagian pembukaan apabila pinggir plasenta
pembukaan tertutup oleh tertutup oleh jaringan berada tepat pada pinggir
jaringan plasenta plasenta pembukaan

Plasenta letak rendah Mencapai ostiuminternum.


apabila tepi plasenta
melampau segmen bawah
tetapi tepinya tidak
Manifestasi Klinis

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang


terjadi pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal.
Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya
Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa
tidak mengeluh adanya rasa sakit.

Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang

Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul


dan tidak jarang terjadi letak Janin (letak lintang atau letak
sunsang)
Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung
banyaknya perdarahan. Pada sebagian besar kasus, janinnya
masih hidup.
Tanda
&
Gejala

Gejala utama perdarahan antepartum adalah keluarnya darah melalui vagina,


perdarahan yang terjadi berwarna segar, tanpa alasan, baik disertai nyeri
maupun tidak. Jika disertai nyeri, kemungkinan perdarahan disebabkan
karena robekan plasenta, namun jika tidak nyeri, kemungkinan besar
penyebabnya adalah plasenta previa.

● Timbulnya kontraksi rahim


● Syok Hipovolemik
Manajemen Terapeutik

Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas


operasi. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk
tirah baring total dengan menghadap kiri, tidak
melakukan sanggama, menghindari peningkatan
tekanan rongga perut misal batuk, mengedan
karena sulit buang air besar)
Penanganan Plasenta Previa

Berdasarkan berat atau ringannya penyakit:

Solusio plasenta ringan

Solusio plasenta sedang/ berat


Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Data
• Biografi
• Demografi
• Usia, jenis kelamin, pekerjaan serta identitas lain yang mendukug.
2. Riwayat Kesehatan
• Riwayat penyakit dahulu(DM,gagal ginjal dan hipertensi)
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat kehamilan yang lalu
• Riwayat ginekologis
• Status kesehatan sekarang
• Riwayat status nutrisi
3. Kebiasaan (merokok, penggunaan obat-obatan dan alkohol)
4. Status psikologis
5. Kepercayaan Keagamaan
6. Pemeriksaan Fisik Vital sign (TD, nadi, respirasi dan suhu) tinggi badan dan
berat badan (sebelum hamil dan setelah hamil) sistem kardiovaskuler,
hipotensi, tachicardi, dan cyanosis) sistem perkemihan (intake dan output)
sistem integument (udem,pucat, kulit dingin) sistem reproduksi (pemeriksa
leopoid I – IV, kontraksi uterus yang meningkat. Status serviks,perdarahan
dengan darah warna merah kehitaman. Fundus uteri yang makin tinggi), status
janin (DJJ menurun, pergerakan janin menurun).
7. Pemeriksaan penunjang (EKG,USG, laboraturium{darah lengkap, urine, dan
kimia darah)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan serta umum berhubungan dengan hipovelemik
shock.
2. Gangguan perfusi jaringan : perdarahan berhubungan dengan gangguan
pembekuan darah
3. Kecemasan berhubungan dengan kemungkinan efek negatif dari perdarahan
atau pengeluaran kehamilan
4. Resiko tinggi terjadinya fetal distress berhubungan dengan perfusi oksigen
yang tidak adekuatnya pada plasenta
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan secara umum berhubungan dengan hipovolemik shock
Tujuan : Pefusi jaringan adekuat
Kriteria : Tanda vitaldalam batas normal
Kulit hangat dan kering
Nadi perifer adekuat
Tindakan mandiri :
1) Monitor tanda vital (TD, nadi, nafas,suhu, dan palpasi nadi perifer secara rutin)
R : permonitoran tanda vital dapat menunjukkan indikasi terjadinya pemulihan
atau penurunan sirkulasi
2) Kaji dan catat perdarahan pervaginam dan peningkatan tinggi fundus uteri.
R : Sebagai petunjuk untuk tindakan kedaruratan selanjutnya
3) Monitor intake dan output untuk memperbaiki sirkulasi volume cairan.
R : pemberian intake cairan (secara parenatal) dapat membantu mempertahankan
volume
1. Tindakan kolaborasi :
1)Pemberian oksigen sesuai indikasi
1. R : Pemberian oksigen dapat meningkatkan sirkulasi O2 pada
jaringan
2)Pemberian tranfusi darah sesuai indikasi
1. R : pemberian tranfusi darah dapat membantu sirkulasi ke jaringan
THANKS !

Anda mungkin juga menyukai