Anda di halaman 1dari 95

Stadium klinis HIV

Diagnosis pada Dewasa

• Sebaiknya berdasarkan hasil lab dan klinik


• Tidak semua tempat memiliki sarana lab
• Diagnosis berdasarkan gejala dapat
mengikuti pedoman WHO

09/08/22 2
Stadium klinis HIV dewasa (WHO)

Stadium Klinis 1

• Asimtomatis
• Limfadenopati Meluas Persistent

Skala Penampilan 1: asimtomatis, aktivitas normal

09/08/22 3
Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semula


• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti
dermatitis seboroik, papular pruritic eruption (PPE),
infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren,
cheilitis angularis,
• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
• Infeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bakterial

Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal

09/08/22 4
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung
> 1 bulan
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau
konstan) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral (thrush)
• Hairy leukoplakia oral
• TB paru, dalam 1 tahun terakir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Angiomatosis basiler
• Herpes zoster yang berkomplikasi
Skala Penampilan 3: selama 1 bulan terakir tinggal di tempat tidur < 50%

09/08/22 5
Stadium Klinis 4

• HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik


> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
• Pneumonia Pneumocystis (PCP)
• Toksoplasmosis pada otak
• Kriptosporidosis, Isosporiasis, Microsporidiosis dgn
diare >1 bulan
• Kriptokokosis, ekstra paru
• Cytomegalovirus (CMV) pada 1 organ selain hati, limpa,
kelenjar getah bening (mis: retinitis)
• Herpes simplex virus (HSV) mukokutaneus > 1 bulan,
• Progressive multifocal leucoenphalopathy (PML)
• Mikosis disseminata (histoplasmosis, koksidioidomikosis,
penisiliosis)
09/08/22 6
Stadium Klinis 4 (lanjutan)

• Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru


• Mikobakteriosis atipik disseminata atau di paru
• Septikemi Salmonella non-tifoid
• TB ekstra paru
• Limfoma
• Sarkoma Kaposi
• Ensefalopati HIV (Gangguan dan/atau disfungsi motorik yg
mengganggu aktivitas hidup sehari hari dan berlangsung
beberapa minggu/bulan yg tidak disertai penyakit lain

Skala penampilan 4: berbaring di tempat tidur >50%


selama 1 bulan terakhir

09/08/22 7
Stadium klinis menurut jumlah CD4

Stadium Jumlah CD4 Lamanya


HIV akut/primer 500 - 1000 1-4 minggu

Asimtomatis 200 - 750 2-15 tahun

Simtomatis dini 100 – 500 < 1 – 5 tahun

Simtomatis lanjut 50 - 200 < 1 – 3 tahun

Simtomatis 0 - 50 < 1 – 2 tahun


advanced

09/08/22 8
Stadium klinis HIV Anak (WHO)

Stadium klinis 1

• Asimtomatik
• Limfadenopati generalisata
• Hepatosplenomegali

09/08/22 9
Stadium klinis 2:

• Infeksi sal. napas atas kronis atau kambuh (otitis media,


otorhoea, sinusitis > 2 episode dalam 6 bln)
• Pruritic papular eruption
• Herpes zoster (> 1 episode dalam 6 bulan)
• Ulkus oral rekurens (> 2 episode dlm 6 bln)
• Lineal gingiva erythema (LGE)
• Cheilitis angularis
• Pembesaran parotis
• Dermatitis seboroika
• Infeksi human papiloma virus yang luas atau infeksi
moluscum (> 5 % tubuh)
• Infeksi jamur kuku

09/08/22 10
Stadium klinis 3
• Malnutrisi sedang tanpa etiologi jelas yang tidak membaik dengan
terapi standar
• Diare persisten tanpa etiologi yang jelas (> 14 hari)
• Demam tanpa etiologi jelas (intermiten atau konstan, > 1 bln)
• Kandidiasis oral (di luar masa neonatal)
• Oral hairy leukoplakia (OHL)
• TB paru
• Dugaan pneumonia bakteri kambuh yang berat (> 2 episode dalam
6 bulan)
• Necrotizing ulcerative gingivitis/peridontitis akut
• Pneumonitis limfoid interstitialis (LIP)
• Anemi (< 8 g/dL), netropeni (< 1.000/mm3) atau trombositopeni
(<30.000/mm3) > 1 bulan
• Penyakit paru terkait HIV kronis termasuk bronkiektasis
• Kardiomiopati terkait HIV atau nefropati terkait HIV
09/08/22 11
Stadium klinis 4:
Keadaan dimana dugaan diagnosis dapat dibuat berdasarkan
tanda klinis atau investigasi sederhana

• Malnutrisi berat atau wasting berat tanpa etiologi jelas yang tidak
membaik dengan terapi standar
• Pneumonia Pneumocystis
• Dugaan infeksi bakteri berulang yang berat (> 2 episode dalam
1 tahun, mis: empiema, piomiositis, infeksi tulang atau sendi,
meningitis selain pneumonia)
• Infeksi Herpes simpleks orolabial atau kulit yg kronis (lamanya
> 1 bulan)
• TB ekstra paru
• Sarkoma Kaposi
• Kandidiasis esofageal
• Toksoplasmosis Sus. saraf pusat
• Ensefalopati HIV
09/08/22 12
Stadium klinis 4 (lanjutan):
Keadaan dimana konfirmasi diagnosis dapat dilakukan.

• Infeksi CMV (retinitis atau infeksi organ lain selain hati,


limpa, atau kel. limfe dengan onset pd umur > 1 bulan)
• Meningitis Cryptococcus (atau penyakit ekstra paru lain)
• Setiap mikosis endemis diseminata (Histoplasma,
Koksidioidomikosis atau Penisiliosis ekstra paru))
• Kriptosporidiosis
• Isosporiasis
• Infeksi Mikobakteria non-TB diseminata
• Kandidiasis trakea, bronkus, atau paru
• Fistula rekto-vesiko yang terkait HIV
• Limfoma non Hodgkin serebral atau sel B
• Progressive Multifocal Leukoencephalopathy (PML)

09/08/22 13
Stadium klinis HIV Anak (CDC)
• Kategori N : tidak ada gejala
– Tidak mempunyai gejala dan tanda sebagai akibat infeksi HIV
– Atau hanya mempunyai satu keadaan yg terdapat pada kategori A
• Kategori A : gejala ringan
– Anak dengan 2 atau lebih kriteria tetapi tidak tertera dalam kategori
B&C
– Limfadenopati (>0,5 Cm) atau lebih pada 2 lokasi
– Hepatomegali
– Splenomegali
– Dermatitis
– Parotitis
– Infeksi pernafasan bag atas menetap atau berulang, sinusitis, otitis
media
09/08/22 14
• Kategori B : Gejala sedang
– Anak dengan gejala selain yg tertera pada kategori A atau C, yg
menunjukkan infeksi HIV
– Anemia, netropenia, trombositopenia menetap > 30 hari
– Meningitis bacterial, pneumonia atau sepsis (episode tunggal)
– Kandidiasis orofaringeal yg menetap (> 2bln) pada anak > 6 bln
– Kardiomiopati
– Infeksi sitomegalovirus pada usia < 1 bln
– Diare kronik atau berulang
– Hepatitis
– Stomatitis herpes simplex berulang (> 2 episode dlm 1 tahun)
– Bronkitis, pneumositis atau esofagitis HSV yg timbul sebelum 1 bln
– Herpes simplex 2 kali atau menyerang lebih dari 1 dermatom
– Leiomiosarkoma
– Pneumonia interstitial limfoid atau pulmonary hyperplasia komplex
– Nefropati
– Nokardiosis
– Demam > 1 bulan
– Toxoplasma yg muncul sebelum 1 bln
– Varisela berat
09/08/22 15
Kategori C : Gejala berat

• Anak dengan gejala seperti pada definisi


kasus HIV, kecuali pneumonia interstitial
limfoid

09/08/22 16
Kategori Imunologi Berdasarkan
umur, jumlah CD4 dan persen CD4
Kategori
Imun < 12 bln 1 - 5 thn 6 - 12 thn

No/mm3 % No/mm3 % No/mm3 No/mm3


 

Kategori 1: >1500 > 25 > 1000 > 25 > 500 > 25


Tidak ada supresi

Kategori 2; 750 - 500 - 200 -


15 - 24 15 - 24 15 - 24
Supresi sedang 1499 999 499

Kategori 3 : < 750 < 15 < 500 < 15 < 200 < 15
Supresi Berat

09/08/22 17
Stadium klinis 1 (WHO)

09/08/22 18
09/08/22 19
Kahn JO. N Engl J Med 1998;339:33-39
Persistent Generalized
Lymphadenopathy (PGL)

• Kelenjar GB dgn diameter > 1.5 cm pada > 2


tempat di ekstra inguinal selama > 3 bulan
• Benjolan tidak nyeri tekan, simetris, dan sering
mengenai servikal posterior, aksila, oksipital, dan
epitrochlear
• Periksa DL dan X-foto dada (KGB hilus &
mediastinum)

09/08/22 20
• Terjadi pada sampai 50% infeksi HIV
• Sampai 1/3nya tidak ada gejala lain
• PGL dapat mengecil secara perlahan selama
perjalanan penyakit dan dapat hilang sendiri
sebelum timbulnya AIDS
• Tidak ada terapi spesifik

09/08/22 21
Stadium klinis 2 (WHO)

09/08/22 22
Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semula


• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti
dermatitis seboroik, papular pruritic eruption
(PPE), infeksi jamur kuku, ulkus oral yang
rekuren, cheilitis angularis
• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
• Infeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bakterial

Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal

09/08/22 23
Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
09/08/22 • ~ P. ovale 24
09/08/22 25
Pengobatan

• Higiene perorangan
• Anti fungal (selenium,
pyrithione Zn, obat
azole)
• Anti inflamasi (salep
steroid)
• Jika berat: keratolitik
(as.salisilat)

09/08/22 26
Papular pruritic eruption (PPE)

09/08/22 27
Papular pruritic eruption (PPE)

• Lengan, tungkai,
pinggang, bokong
• Simetris

09/08/22 28
Papular pruritic eruption (PPE)

• Pengobatan
– Steroid topikal
– Antihistamin
– Prednison jangka
pendek
– UVB, UVA

09/08/22 29
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum

09/08/22 30
Disebabkan oleh T. mentagrophytes

Disebabkan oleh T. rubrum.


Paling sering pada pasien HIV

Diagnosis: Pem. KOH / biakan

Pengobatan
– Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu
– Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
09/08/22 31
ULKUS pada MULUT

• Infeksi Herpes • Histoplasmosis


simplex • Limfoma
• Infeksi Varicella • Necrotizing
zoster (“Shingles”) ulcerative
• Infeksi gingivitis (NUG)
Cytomegalovirus • Necrotizing
• Ulkus aftosa ulcerative
periodontitis (NUP)
• Necrotizing
stomatitis (NS)

09/08/22 32
Infeksi Herpes Simpleks

• Ulserasi herpes simpleks atipik sering


menyebabkan ulserasi mukosa yg nyeri
• Kadang2 nyeri retrosternal dan odinofagi
• Diagnosis dipastikan dengan menggunakan
smear mukosa, isolasi virus (biakan) atau biopsi
• Ulkus biasanya membaik dengan terapi anti-viral
sistemik

09/08/22 33
09/08/22 34
Terapi Herpes Simplex (HSV-1,2)

• Acyclovir: 400mg tablet 3 x sehari selama 10


hari
• Famciclovir: 500mg tablet 3 x sehari selama 10
hari
• Valacyclovir: 1g tablet 2 x sehari selama 10 hari
• Topical Penciclovir 1%

09/08/22 35
Infeksi yg insidensinya rendah
• Viral
– Varicella-Zoster
– Cytomegalovirus
• Fungal
– Histoplasmosis
• Bakterial
– Tuberkulosis
– Sifilis

09/08/22 36
Virus Varicella Zoster

• Mengenai saraf
sensoris
• Jika mengenai saraf
trigeminal,
menyebabkan
timbulnya lesi intraoral
atau ekstraoral
• SELALU UNILATERAL
VI Meeks, DDS, U Md Dental School

09/08/22 37
Virus Varicella Zoster

• Mulai sebagai lesi


vesikuler yang nyeri
yang pecah dan
menimbulkan crusta;
secara klinis tampak
sebagai ulkus
• Keluhan awal yg
utama adalah nyeri
atau sakit gigi yg tidak
dapat menunjukkan
lokasi gigi yg sakit
09/08/22 38
Cytomegalovirus (CMV)

• Menyebar melalui
kontak langsung
• Biasanya
menyebabkan
komplikasi ke mata
 CMV retinitis
• Dapat menyebabkan
ulkus intraoral
• Dapat melewati barier
transplasenta VI Meeks, DDS, U Md Dental School

09/08/22 39
Cytomegalovirus (CMV)

• Perlu dilakukan biopsi


dan konfirmasi
histopatologis utk
diagnosis pasti
• Terapi: Ganciclovir;
Foscarnet
• Lesi oral dapat
memberi petunjuk
adanya infeksi sistemik

09/08/22 40
Mikobakterium tuberkulosis

• Biasanya pertama kali


timbul pada paru; dan
ciri lesi ekstra paru
adalah nyeri, indurasi,
ulkus yang tidak
menyembuh.
• Sputum yang terinfeksi
M. tuberculosis dapat
menginfeksi jaringan Courtesy of AFIP.
mukosa oral pada
daerah trauma di mulut.

09/08/22 41
Sifilis
 Penyebab: T. pallidum
 Terbanyak pd remaja
 Terutama wanita PSK
 Stadium:
 Primer:
 Chancre, oral/genital
 Sekunder
 Latent
 Terapi:
 Penicillin, cephalosporin, tetrasiklin
 Mencegah sifilis kongenital pada 90% kasus
 Jika tidak diobati, penyakit serius dan kematian
09/08/22 42
Ulkus aftosa

• Ulkus persisten, nonspesifik


• Biopsi dan pemeriksaan histologi perlu
untuk menyingkirkan penyebab lain
• Terapi sistemik dan topikal kortikosteroid
cukup berhasil
• Topikal tetrasiklin dan talidomid sistemik
juga telah digunakan

09/08/22 43
09/08/22 44
Limfoma Non-Hodgkin

• Tampak sebagai massa nekrotik,


berulserasi atau tidak, jika terjadi pada
rongga mulut
• Diagnosis: biopsi dan pemeriksaan
histologi

09/08/22 45
Limfoma Non-Hodgkin

– Demam, keringat malam, berat badan turun


– Limfadenopati, splenomegali, pansitopeni,
obstruksi saluran pencernaan, asites, lesi saraf
kranial, penekanan saraf spinal, lesi pada akar
saraf, kutaneus, testikular dan massa di paru
– Prognosis jelek jika CD4 <100
– Terapi: khemotherapi

09/08/22 46
Limfoma Non-Hodgkin

09/08/22 47
Necrotising Gingivitis

• Inflamasi gusi dapat menjadi ekstensif dan


nekrotik sehingga dapat menimbulkan gigi
copot
• Disebabkan oleh bakteri dari flora mulut

09/08/22 48
Necrotizing Ulcerative
Periodontal
• Ditandai oleh ulkus gingiva yg nyeri dan dapat
menyebabkan hilangnya alveolus tulang
• Penanganan:
– Terapi antibiotik (Metronidazol, Klindamisin, Ko-
amoksiklav)
– Debridement jaringan nekrotik/sekuesterektomi
– Perawatan di rumah yang seksama

09/08/22 49
09/08/22 50
Necrotizing Stomatitis

 Nekrosis jaringan
lunak yang luas di
atas tulang; sering
tidak ditemukan
penyebabnya
 Bandingkan
dengan ulkus
aftosa di sebelah
kanan
09/08/22 51
Necrotizing Stomatitis
Terapi
• Deksametason eliksir
• 10 hari kemudian
• Perhatikan akar gigi
sebagai akibat nekrosis
jaringan lunak dan tulang
• Talidomid juga cukup
efektif, ttp teratogenik
• Perlu suplemen nutrisi,
karena nyeri waktu
makan

09/08/22 52
Cheilitis angularis

• Tampak sebagai
eritema atau
fissura pada sudut
mulut
• Sering mengikuti
kandidiasis
intraoral

09/08/22 53
Herpes zoster (shingle)

09/08/22 54
Multidermatomal Herpes zoster

09/08/22 55
Herpes zoster (shingle)

09/08/22 56
Stadium klinis 3 (WHO)

09/08/22 57
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung
> 1 bulan
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau
konstan) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia (OHL)
• TB paru, dalam 1 tahun terakir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Angiomatosis basiler
• Herpes zoster yang berkomplikasi

09/08/22 58
Diare kronis
Anamnesis/PF/Penanganan cairan

Pemeriksaan feses

Penyebab ? Ya Tx Spesifik
tdk
Tx empiris [kotrimoksazole atau kuinolon]

Perbaikan ? Ya Selesaikan Tx
tdk
Periksa kembali [berikan metronidazole]

Perbaikan ? Ya Selesaikan Tx
tdk
X-ray GI atau endoskopi

Penyebab ? Ya Tx Spesifik
tdk
Perbaikan: teruskan Tx 4 minggu
Tx empiris utk microsporidium
Tidak membaik: Tx antimotilitas
09/08/22 59
Kemungkinan penyebab diare kronis
berdasarkan CD4
Jumlah CD4

Patogen > 200 1 <200

Bakteri Salmonella ? Escherichia coli


Shigella MAC
Campylobacter
Yersinia
Clostridium difficile
MTB
Virus Adenovirus Cytomegalovirus
Rotavirus
HSV
? HIV
Protozoa Giardia lamblia Microsporidium
2
Entamoeba histolytica Cryptosporidium
Isospora
Cyclospora
Fungi Histoplasma Cryptococcus
Aspergillus

1. Semua jenis patogen ini terdapat lebih sering pada pasien immunocompromised.
2. Penyebab diare kronis hanya pd kelompok ini, tetapi dapat mencetuskan penyakit yang sembuh
sendiri pada lebih banyak pasien immunocompetent.

09/08/22 60
• Salmonela dan sigelosis
– Kotrimoksazol 2 X 960 (2 X 480) mg
selama 7 hari
– Ciprofloksasin 2 X 500 mg selama 7 hari
• Campilobakter
– Eritromisin 4 X 500 mg selama 5 hari
• Giardiasis
– Metronidazol 3 X 500 mg selama 5 hari
• E. histoltika
– Metronidazol 3 X 500 mg selama 7 hari

09/08/22 61
• Isospora beli
– Kotrimoksazol 3 X 960 (2X480 mg) selama
14 hari
• Strongyloidiasis
– Albendazol 400 mg/hari selama 3 hari
• Cryptosporidiosis
– Tidak ada pengobatan yang efektif.
• Microsporidiosis
– Albendazol

09/08/22 62
Demam

Peningkatan suhu tubuh yang berulang atau


menetap (>37.5 ºC) selama > 1 bulan

09/08/22 63
Kandidiasis oral
Infeksi jamur seperti kandidiasis pada mulut
merupakan salah satu penyebab yang sering
terjadi. Kandidiasis dapat meluas sampai ke
esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan
gangguan dan sakit menelan. Diagnosis
berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada
sewaktu menelan. Endoskopi tidak dibutuhkan
kecuali pasien tidak memberi respon
pengobatan.

09/08/22 64
Candida albicans
Oral (thrush)
• Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna
putih/kuning, yang terdapat dimana saja dalam rongga
mulut
• Dapat terlokalisir maupun meluas
• Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya
• Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan pada
mukosa
• Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi biasanya
melekat dengan jaringan
• Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa
kolonisasi
09/08/22 65
Esofageal
• Lesi pseudomembran meluas ke farings bagian
bawah menyebabkan sulit menelan, mual, serta
nyeri retrosternal dan epigastrik

Diagnosis
• Pemeriksaan mikroscopis dari lesi yang dikerok
dgn menggunakan KOH
• Biopsi endoskopis
• Tampak miselium invasif ke jaringan pada
pemeriksaan endoskopi

09/08/22 66
Kandidiasis Pseudomembran

09/08/22 67
Kandidiasis Eritematus

09/08/22 68
Kandidiasis Hiperplastik

09/08/22 69
Kandidiasis Cheilitis angularis

09/08/22 70
Oropharyngeal Candidiasis

Pseudomembranous Erythematous
09/08/22 71
candidiasis (thrush) candidiasis
Candida
Esofagitis

09/08/22 72
Manajemen dan Terapi
• Langkah 1: Gunakan antifungal topikal

• Nystatin (1 tablet 100,000 IU setiap 4 jam): dapat dikunyah


atau diisap selama 7 hari
• Nistatin oral suspensi: 100.000 U 3 x sehari selama 7 hari
• Gentian violet: pemakaian Gentian violet 1% dalam larutan
air setiap 4 jam selama 1 minggu
• Amphotericin B (10 mg lozenges 4 x sehari) jika tersedia
(isap atau kunyah untuk mempertahankan kontak dgn
mukosa mulut)

09/08/22 73
• Langkah 2: Terapi sistemik (diberikan jika tidak
ada perbaikan setelah 7 hari terapi topikal dan
untuk semua kasus kandidiasis esofageal)
• Pilihan pertama — Fluconazole (200 mg loading dose,
selanjutnya 100 mg/hari sampai gejala hilang. Jika tidak
ada fluconazole, gunakan Ketoconazole (200-400 mg
/hari)
• Pilihan kedua — Itraconazole (100 mg 2 x sehari, dosis
dapat dinaikkan sampai maksimum 400 mg sehari
selama 10 -14 hari)
• Pilihan ketiga — Amphotericin B (I.V.) (0.5-1.5 mg/kg per
hari)
• Gunakan terapi intermiten selama mungkin, untuk
memperlambat timbulnya kandida yang resisten
09/08/22 74
Oral Hairy Leukoplakia
 Tampak sebagai lesi/plaque
atau seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian
lateral lidah yang tidak nyeri
& tidak dapat hilang dgn
menggosoknya
 Merupakan tanda supresi
imun & prognosis jelek
 Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan Eipstein-Barr
(EBV) intrasel

09/08/22 75
09/08/22 76
Oral Hairy Leukoplakia

• Terapi:
– Pd umumnya tidak memerlukan terapi,
kecuali alasan kosmetis
– Antiviral (acyclovir) 4 x 400 mg selama 10
hari dan topikal podophyllum resin telah
digunakan – hasilnya bersifat temporer
– Dapat membesar atau berkurang tanpa
pengobatan

09/08/22 77
Angiomatosis basiler (epiteloid)
Bakteri: Bartonella henselae,
Bartonella quintana,
Rochalimaea henselae
Terapi:
Eritromisin 500 mg 4 x sehari
atau
Azithromisin 500 mg 1 x sehari
selama 3-4 minggu

Periodontal Abscess
09/08/22 78
Sakit Kepala
[1]

Adakah tanda2 neurologi Yes


CT scan otak Terapi untuk
fokal pada jika ada toksoplasmosis
pemeriksaan? [3]
[2]

Tidak

Pemeriksaan CSF Gejala ke arah


mikroskopis untuk malaria ?

Nyeri
bakteri, hitung sel darah Daerah endemik
putih (lekosit), malaria?
basil tahan
- asam,
tinta India
Ya

Kepala
Mikroskopis darah Terapi
jika ada? malaria

Terapi empiris
Dijumpai penyebab spesifik? Pemeriksaan CSF tidak utk cryptococcal
tersedia? meningitis
Tanda-tanda iritasi [4]
meningen?

Tidak Terapi
simtomatis

Ya

Terapi untuk Terapi untuk Terapi untuk Terapi untuk


09/08/22 cryptococcal bacterial tuberculous syphilitic 79
meningitis meningitis meningitis meningitis
[4] [5]
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh:

• Toksoplasmosis
 Defisit neurologis dan kejang
 Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol

• Meningitis akibat Kriptokokus


 Kaku kuduk dan meningismus

09/08/22 80
Batuk dan sesak napas
Penyebab
• Sering
– Tuberkulosis
– Pneumonia Pneumocystis (PCP)
– Pnemonia bakterialis
• Kurang sering
– Infeksi jamur (kriptokokus, histoplasmosis)
– Atypical mycobacteria (MAC)
– Pneumonitis CMV

09/08/22 81
Batuk dan sesak napas
Penyebab Gejala X-foto Sputum
PCP Batuk- non produktif Infiltrat bilateral pada Induksi sputum pada
(tidak ada sputum), sesak lapangan tengah paru rumah sakit spesialistis.
napas dan demam selama Terapi PCP jika
1- 2 bulan gejala (dan x-foto dada
mengesankan PCP.
Tuberkulosis Batuk dengan sputum, Infiltrat lobus atas Basil Tahan Asam (BTA)
demam, berat badan adalah khas tetapi
turun 1-2 minggu pasien dgn HIV dapat
(atau lebih lama lagi) memberikan gambaran
X-foto yang atipikal dgn
infiltrat lapangan bawah
Pneumoni Batuk produktif, dgn Konsolidasi lobaris Bakteri Gram positif
bakterial sputum purulen dan
demam selama
- 1-2 mg
PCP terjadi lebih
perlahan dan biasanya
tidak ada sputum

09/08/22 82
Batuk dan sesak napas

• Sesak napas kemungkinan besar


disebabkan oleh PCP
• Gejala lain dari PCP
• Biasanya tidak akut
• Gejala berangsur angsur (minggu-bulan)
• Subfebril
• Batuk kering tanpa sputum
09/08/22 83
Penggolongan penyakit kulit
-
yangg terkait dengan HIV

Herpes zoster
Herpes simplex
Molluscum contagiosum
Infeksi virus Human papilloma virus
Oral hairy leukoplakia (EBV)

Infeksi jamur Mikosis superfisial Mikosis sistemik


Kandidiasis Cryptococcosis
Dermatofitosis Histoplasmosis
Cutaneous ringworm Penicilliosis

Kelainan
Onikomikosis

Bakterial Mikobacterial
Infeksi bakteri Follikulitis & furunkulosis Tuberkulosis
Impetigo & ecthyma Atipik

kulit
Mikobacteri

Infeksi parasit Skabies

Anitretroviral,
Drug eruptions (mis: NNRTI)
Antibiotika
(mia: kotrimoksazole
)

Sarkoma Kaposi
Kanker Limfoma

Pruritic papular eruption


09/08/22 Dermatitis seboroika 84
Dermatosis lain Psoriasis
Xerosis
Hiperpigmentasi
Penyebab
• Obat-2an
• Endokrin (adrenalis, tiroid)
• Nutrisi
• Terpajan lama dan intensif
oleh UV
• Penyakit2 lain (TB,
histoplasmosis, kriptokokus)

09/08/22 85
Kulit

• Kulit pasien HIV


lebih kering
• Keluhan gatal
• Karier
Staphyllococcus
aureus meningkat

09/08/22 86
Kulit kering

• Hindari mandi air


panas/hangat
• Hindari sabun
antibakterial/
detergen
• Gunakan emolien
(skin lotion)

09/08/22 87
Dermatofitosis
• Batas tegas, bersisik, plak
eritematus dengan tepi aktif
dan central healing
• Tinea corporis, T.cruris,
T.pedis, T.manuum,
T.capitis
• Pengobatan
– Krim antifungal topikal
– Shampoo antifungal
– Pengobatan sistemik
antifungal

09/08/22 88
Anogenital warts

• Risiko meningkat
untuk terjadinya
cervical displasia +/-
anal displasia
• Pengobatan
– Liquid nitrogen,
Electrocautery,
– CO2 laser,
– Podofilin
– Imiquimod
09/08/22 89
Genital Warts

09/08/22 90
Herpes simpleks

• Vesikel
berkelompok
pada dasar
erimates
• Lesi
ulseratif/kronik/
erosif

09/08/22 91
Herpes simpleks

• Terapi
– Asiklovir
– 5 X 200 mg
– Acyclovir IV
5mg/kg/8 jam
• Bila resisten asiklovir
– Foscarnet
– Cidofovir

09/08/22 92
Diagnosis Banding
Rash (ruam kulit)
HIV infection Other infections
An erythematous, non- Skin rashes are not a feature
pruritic, maculopapular rash of infectious mononucleosis,
is common during primary toxoplasmosis, or
HIV infection. cytomegalovirus infection.
 
Generally symmetrical. May  
become generalized, with  
lesions 5-10 mm in diameter.  
  Rashes involving the palms
The face or trunk is usually and soles are rare in most
affected, but extremities, viral infections.
including the palms and
soles, can also be involved.
09/08/22 93
Evolving Needs for Care & Support

Home &
Prevention Palliative Care

Anti-Retroviral Therapy
Opportunistic Diseases
Prevention & Treatment (eg.TB)
Psychological & Social Support
Voluntary Counselling & Testing
Uninfected Asymptomatic Early HIV Late HIV AIDS Terminal
HIV
HIV Disease Progression

09/08/22 94
09/08/22 95

Anda mungkin juga menyukai