KET : Ovum yang telah dibuahi berimplantasi pada Jaringan selain endometrium, mengalami abortus atau Ruptur pada dinding tuba
15% Kematian Maternal Tertinggi pada usia 35-44 tahun Setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid disertai nyeri perut bagian bawah
Faktor Resiko :
Faktor Tuba, Zigot yang Abnormal, Faktor ovarium, Hormon Eksogen, Pemakaian Kontrasepsi dalam rahim
25 % mengalami KET berulang Resiko 7-13 kali p KET pada Kehamilan berikutnya 1 dari 2 Wanita melahirkan Janin hidup Sebagian besar tidak pernah Hamil
Kehamilan Ektopik: Telur yang dibuahi berimplantasi & tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Terbagi : Tuba fallopii Uterus Ovarium Intraligamenter Abdominal Kombinasi kehamilan di dalam+di luar Uterus
Penyusupan dan perluasan hasil konsepsi dapat mengakibatkan rupture pada saluran lahir pada beberapa tempat.
Kasus pada kehamilan tuba berakhir pada trimester pertama oleh intraperitoneal.
Ruptur sekunder dapat terjadi bila terjadi abortus dalam tuba dan ostium tuba tertutup. Dalam hal ini dinding tuba yang sudah menipis karena invasi dari trofoblas, akan pecah karena tekanan darah dalam tuba. Kadang-kadang ruptur terjadi diarah ligamentum latum dan terbentuk hematoma intraligamenter. Jika janin hidup terus, terdapat kehamilan intraligamenter.
Pada ruptur ke rongga perut, seluruh janin dapat keluar dari tuba, tetapi bila robekan kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi dikeluarkan dari tuba.
Ruptur tuba
Pada kejadian ini lebih sering terjadi bila ovum berimplantasi pada isthmus dan biasanya muncul pada kehamilan muda, Bila berimplantasi di pars intersisialis, maka muncul pada kehamilan yang lebih lanjut. Ruptur dapat terjadi secara spontan, atau karena trauma ringan seperti koitus atau pemeriksaan vagina
EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ekt ik ber sia antara 20-40 tahun engan usia rata-rata 30 tahun
ETIOLOGI
KE
Faktor Fungsional: Perubahan motilitas tuba (Hormon, Defek Fase Luteal)
Faktor Lain
Migrasi Luar ovum
Tumor
Fertilisasi in Vitro
Lumen Tuba sempit (Operasi plastik Tuba dan Srerilisasi yang tidak sempurna)
Kerusakan tuba lebih lanjut yang disebabkan oleh pertumbuhan invasif jaringan trofoblas
- Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi - Abortus ke dalam Tuba - Ruptur dinding Tuba
GEJALA KLINIS
Ruptur Tuba
Nyeri
Anamnesis Trias Klasik (50 %)
- Menunjukkan kematian Janin
Perdarahan Pervaginam
- Asal dari : Kavum Uteri - Frekuensi : 51-93 % - Gangguan Pembentukan HCG - Frekuensi 23-97 % Sebagian penderita tidak mengalami - Lamanya tergantung kehidupan Janin
Amenorea
Nyeri Pelvik
Pada PD :
Tanda-tanda Peritoneal
Pemeriksaan Fisik
Umum
-Vital sign - Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Fisik
Ginekologi
-Inspeksi -Inspekulo - Vaginal Toucher (VT)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
IF
ULTRASONOGRAFI
Terpenting :
Evaluasi uterus Ditemukan Kantong Gestasi Intrauterin p Kehamilan Ektopik dapat disingkirkan
LAPARASKOPI
Cara pemeriksaan untuk diagnosis kehamilan ektopik pada umumnya. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum douglas dan ligamentum latum.
DILATASI KURETASE
Kadar HCG > 1500 mIU/ml Usia Gestasi > 28 hari Serum kadar Progesteron < 5 ng/ml Tidak terlihat Kantong Gestasi Intrauterine dengan USG Transvaginal p Dilatase kuretase p Jaringan gestasi p Villi choriales (-) p Kehamilan Ektopik
DIAGNOSIS BANDING
Abortus Incomplete Infeksi Tuba (Salphingitis) Torsi Adnexa (Torsi Kista Ovarium) Appendisitis akuta Perdarahan uterus disfungsional Endometriosis
PENATALAKSANAAN
TERAPI BEDAH
LAPARATOMI
Pasien Hemodinamik tidak stabil Operator tidak terlatih dengan Laparaskopi Fasilitas&Persedia an melakukan Laparaskopi kurang Ada hambatan dalam melakukan Laparaskopi
SALPHINGEKTOMI
SALPHINGEKTOMI LAPARASKOPIK
Pasien hamil Ektopik yang belum Ruptur dan besarnya e 5
Pasien hamil Ektopik yang belum Ruptur dengan menginsisi permukaan antimesenterik tuba dengan kauter kecil, gunting atau laser
Kehamilan ektopik di pars ampullaris. Dilakukan linear salpingektomi di permukaan antimesenterik tuba
Kontraindikasi
Perdarahan intraabdominal aktif Menyusui Imunodefisisensi Alkoholisme Penyakit Hati atau Ginjal Penyakit Paru aktif dan Ulkus peptik
Kriteria Pasien
Hemodinamika stabil Hasil Lab. Normal Tidak ada gangguan fx. Hati dan Ginjal
IKHTISAR
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Agama Suku/bangsa Alamat Tgl Masuk
: : : : : : : :
Ny. I Perempuan 30 tahun Ibu Rumah Tangga Islam Jawa / Indonesia kampung dukuh harapan indah 03/09 -Bekasi 11-05-2011
Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri hebat di seluruh perut sejak 1 Hari SMRS
RPS
Masuk Rs 1 hari 1 minggu
OS Nyeri di seluruh perut sejak 1 hr SMRS, nyeri sangat berat menjalar ke bekalang. Os lemas (+) Mudah lelah (+) Kepala pusing (+) Keluar darah dari kemaluan (-),mual (-) muntah (-) demam (-) Keputihan (-), riwayat penyakit menular seksual (-), riwayat sakit seperti ini (-) Os mengatakan Hasil USG RSCM (hamil di luar kandungan)
Nyeri hebat di perut kiri bawah sejak 7 jam SMRS, nyeri dirasakan tajam ,menusuk, nyeri dirasakan semakin menetap. Tes kehamilan (+) usg oleh dokter Kecurigaan ke arah kehamilan anggur dan adanya keganasan os rujuk ke RSCM untuk dilakukan pemeriksaan usg lebih lengkap.
Sakit perut (+), Keluar darah dari kemaluan (+), bewarna merah ,bergumpalgumpal ke RS.harapan indah USG gumpalan darah didlm kandungan di beri obat os perdarahan selama 5 hr obat habis usg - ada gumpalan darah curiga kehamilan di luar kandungan rujuk ke dokter kebidanan.
RPS
1 bulan 2 bulan Os sakit perut (+) Tidak mendapat haid selama 1 Keluar darah dari kemaluanya bulan Ke bidan test pack (+),berwarna merah kehitaman kehamilan postive. selama 4hari. Ganti pembalut 3-4x/hr. Os kebidan dikatakan keguguran saat usia kehamilan 5 minggu. Os ke bidan usg ke dokter. Riwayat memijatkan perut ke dukun (+).
RPD RPK
HT(-) HT(-)
DM(-) DM(-)
Asma() Asma()
Alergi() Alergi()
Riwayat menstruasi
Menarche: 13 tahun. Siklus : Teratur, Lamanya: 7 hari Jumlah : 2- 3 x pembalut/hari Dismenore : kadangkadang HPHT : 06 -02- 2011
Riwayat Obstetri
Riwayat Pernikahan 1. Abortus ,5 minggu,oleh bidan. 2. , 11 tahun, Spontan oleh dokter,3300 gr 3. ,6 tahun oleh bidan ,2800 gr. 4. Abortus , 5 minggu, oleh bidan 5. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis KU/Kes: TSR/CM TD : 110/70 mmHg N : 20x/menit RR : 80x/menit S : 36,50C Mata : CA+/+,SI / Thoraks : dbn Ekstremitas : hangat,oedem -/-
STATUS GINEKOLOGIS
Inspeksi
Palpasi :
T FU sulit di nilai , perut keras, Nyeri tekan + di perut bagian bawah, teraba benjolan di perut kiri bawah ukuran 4x 3 cm
Anogenital
dengan batas tegas. Perkusi : Nyeri ketuk (+), shifting dullnes (+). Auskultasi : Bising usus (+)
Inspeksi : vulva/ urethra tampak tenang, perdarahan (-) VT : nyeri goyang serviks (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah rutin tanggal 10 mei 2011 Index eritrosit :
Hb Ht Leukosit Trombosit :10,6 gr/dl : 31,4 % :8.200/ul :369.000/ul MCV : 82,5 fl MCH : 26,7 pg MCHC : 32,3 %
Kesan : kemungkinan Hematokel dan Hemoperitoeum ec. Rupture kehamilan tuba kiri.
ASSESMENT
Diagnosa pre- operasi : KET pada G5P2A2 hamil 13 minggu dan anemia. Diagnosa post operasi : P2A3 post salpingektomi sinistra atas indikasi KET ruptur tuba sinistra
Jenis operasi Tanggal operasi : Salpingektomi sinistra : 12- mei 2011 pukul 13.30- 15.30
1. Pasien terlentang di meja operasi dalam anastesi umum (narkose) 2. Asepsis dan antisepsis daerah operasi, daerah operasi ditutup dengan doek steril. 3. Insisi mediana dan di perdalam lapis demi lapis. 4. Setelah rongga peritoneum dibuka terdpat darah 1000 cc 5. Identifikasi : Uterus : normal Adneksa kiri : ditemukan kehamilan tuba kiri yang rupture Adneksa kanan : normal 6. Cavum peritoneum dibersihkan dari bekuan darah 7. Abdomen di jahit lapis demi lapis 8. Operasi selesai
2. 3. 4.
5.
selanjutnya setiap 1 jam selama 4 jam. Lakukan transfusi PRC 1000 cc Cek lab post transfusi Terapi injeksi IVFD RL 20 tts/menit Tyason vial 1 gr 2x 1 Metronidazol 100 cc drip 2x 1 Asam traneksamat 3x 2 Lactor 3x 1 Terapi Oral (setelah obat injeksi habis) sporetik 2x1 Mefinal 3x1 Ferofort 1x1
FOLLOW UP
13 mei 2011
14 mei 2011
(+)
15 mei 2011
(+)
S: nyeri perut
muntah(-)
T :120/70mmHg N :86 x/mnt S :37.4C R :20 x/mnt Mata : CA +/+,SI -/Thorax : dbn Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/-
O: KU/Kes = TSS/CM T :120/70mmHg N :86 x/mnt S :36,.5C R :20 x/mnt Mata : CA -/-,SI -/Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/Status ginekologi Ins : perut tampak datar, luka operasi terbalut perban, rembesan darah (-). Selang drainase (+). Pal: supel, NT (+) Per :timpani Ausk : BU + GE: fluksus (+).
Status ginekologi
Ins : perut tampak datar, luka operasi terbalut perban, rembesan darah (-). Selang drainase (+). Pal: supel, NT (+) Per :timpani Ausk : BU + GE: fluksus (+). Kateter (+)
Status ginekologi Ins : perut tampak datar, luka operasi terbalut perban, rembesan darah (-). Selang drainase (+). Pal: supel, NT (+) Per :timpani Ausk : BU + GE: fluksus (+). Kateter (+)
A : P2A3 post salpingektomi sinistra atas indikasi KET + ( ruptur tuba sinistra )
KET
(perawatan hari 2)
P:
P : IVFD RL
IVFD RL 20 tpm/ menit Transfusi PRC (kolf ke 4) Tyason 2x1 Metronidazole 2x1 Asam Traneksamat 3x2
P:
AFF IVFD RL th oral : Sporetik 2x1 Mefinal 3x1 Ferrofort 1x1
16 mei 2011
17 mei 2011
18 mei 2011
(+)
(+) ,
S: nyeri perut
berkurang
KU/Kes = TSS/CM T :120/80mmHg N :80 x/mnt S :36.5C R :22 x/mnt Mata : CA -/-,SI -/Thorax : dbn Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/-
O: KU/Kes = TSS/CM T :100/70mmHg N : 76 x/mnt S : 36.5C R : 18 x/mnt Mata : CA -/-,SI -/Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/Status ginekologi Ins : perut tampak datar, luka operasi terbalut perban, rembesan darah (-). Selang drainase (+). Pal: supel, NT (+) Per :timpani Ausk : BU + GE: fluksus (+).
O: KU/Kes = TSS/CM T :110/80mmHg N :81 x/mnt S :36,5C R :22 x/mnt Mata : CA -/-,SI -/Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/Status ginekologi Ins : perut tampak datar, luka operasi terbalut perban, rembesan darah (-). Selang drainase (+). Pal: supel, NT (+) Per :timpani Ausk : BU + GE: fluksus (+).
Status ginekologi Ins : perut tampak datar, luka operasi terbalut perban, rembesan darah (-). Selang drainase (+). Pal: supel, NT (+) Per :timpani Ausk : BU + GE: fluksus (+).
A : P2A3 post salpingektomi sinistra atas indikasi KET + ( ruptur tuba sinistra )+ anemIa ( perawatan hari 4)
A : P2A3 post salpingektomi sinistra atas indikasi KET + ( ruptur tuba sinistra )
A : P2A3 post salpingektomi sinistra atas indikasi KET + ( ruptur tuba sinistra )
(perawatan hari 5)
perawatan hari 6)
P:
P:
P:
Th/ oral : Sporetik 2x1 Mefinal 3x1 Ferrofort 1x1
19 mei 2011
S: Tidak ada keluhan
O:
KU/Kes = TSS/CM
T :110/80mmHg N :81 x/mnt S :36.5C R :22 x/mnt Mata : CA -/-,SI -/Thorax : dbn Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/Status ginekologi
Ins : perut tampak datar, luka operasi terbalut perban, rembesan darah (-). Selang drainase (+). Pal: supel, NT (+) Per :timpani Ausk : BU + GE: fluksus (+).
A : P2A3 post salpingektomi sinistra atas indikasi KET + ( ruptur tuba sinistra )+ ( perawatan hari 7)
P:
Analisa kasus
PREDISPOSISI Riwayat infertilitas, riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, operasi pada tuba, infeksi pelvis,penggunaan IUD pasien (-)
3.Bagaimana menegakan diagnosa Kehamilan ektopik terganggu pada pasien ini? 4. Bagiamana penatalaksanaan pada pasien ini?
Anamnesis
Penatalaksanaan
Analisa Kasus
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Trias KET
Pasien nyeri perut perdarahan pervaginam ammenorhea
Nyeri perut Perdarahan pervaginam Amenorhea
PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda vital normal TD : 110/70 mmHg, Nadi : 84 x/menit Mata : conjungtiva anemis +/+ Abdomen : Nyeri tekan (+), Nyeri lepas (+), Shifting dullnes(+) menguatkan salah satu kemungkinan ruptur adanya darah dalam rongga peritoneum tuba.
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIS VT : nyeri goyang serviks (+) semakin menguatkan diagnosis KET PEMERIKSAAN PENUNJANG Bukti kehamilan hCG (+) Perdarahan tampak perdarahan pada pemeriksaan USG
PENATALAKSANAAN
laparotomi merupakan teknik yang dipilih bila pasien secara hemodinamik tidak stabil, pasien pasien ini membutuhkan salpingektomi karena kerusakan tuba yang banyak.
Pada pasien dilakukan Cito-operasi laparotomi untuk menghentikan perdarahan dilakukan salpingektomi sinistra.
intruksi post operasi, pemilihan sikap sudah sesuai literatur, yaitu mengobservasi pasien dengan ketat selama 6 jam dan dilakukan transfusi PRC 1000cc karena terjadi perdarahan saat operasi. Terapi injeksi dengan antibiotik , anti perdarahan dan anti nyeri sudah tepat untuk pasien ini.
Setelah pasien stabil, obat injeksi dihentikan lalu diberikan antibiotik oral, anti nyeri dan setelah transfusi PRC 1000 cc dilakukan pemeriksaan ulang Hb Terapi injeksi dengan antibiotik , anti perdarahan dan anti nyeri sudah tepat untuk pasien ini
Dengan kondisi pasien yang stabil setelah di operasi, luka operasi terawat dengan baik, os meminta pulang paksa pada perawatan hari ke 9 dan diminta kontrol luka operasi setelah 3 hari.