Kep
Umum
◦ Mahasiswa mampu memahami tindakan keperawatan pasien
dengan Luka Bakar (LB)
Fase lanjut
-Parut hipertropik dan kontraktur sebagai penyulit.
- Penyembuhan dalam 10 hr timbul parut < 4% dan penyembuhan >
21 hr resiko timbul parut 75%
•Luka bakar disebabkan pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh.
•Panas dpt dipindahkan lewat hantaran atau radia
elektromagnetik.
•Luka bakar dpt dikelompokkan menjadi LB
Syok
Immunosupresif Malnutrisi
Panas kering.
Panas basah.
Tersengat listrik.
Bahan kimia.
Radiasi.
Frostbite.
Derajat Jaringan terkena Penyebab Karakteristik Nyeri
Derajat Kerusakan epitel Sinar matahari Kering; tidak lepuh; Nyeri
1 minimal merah-pink;
memutih dgn
tekanan
Derajat Epidermis, dermis Cahaya, cairan Basah; pink atau Nyeri
IIA minimal hangat merah; lepuh;
sebagian memutih
Derajat Keseluruhan Benda panas, Kering ; pucat ; Nyeri
IIB epidermis, nyala api, berlilin ; tidak
sebagian dermis cedera radiasi memutih
Derajat Semua yang diatas Nyala api yang Kulit terkelupas, Sedikit
III & bagian lemak berkepanjanga avaskular, pucat, nyeri /tdk
subkutan ; dpt n, listrik, kimia kuning sampai nyeri
mengenai jaringan dan uap panas coklat
ikat otot, tulang
Keparahan Kriteria
Luka bakar Derajat II PLTT <15 % (dws) <10 (anak)
minor Derajat III <2 % tanpa komplikasi.
4 ml RL x BB kg x % PLTT
Pemberian :
◦ Diberikan :
8 jam I diberikan : 4.000 ml
8 jam II diberikan : 2.000 ml
8 jam III diberikan : 2.000 ml
Perawatan luka bakar
◦ Cuci luka dengan cairan deterjen yang menandung
desinfektan (cairan deterjen yang menandung
desinfektan : NaCl = 1 : 100) kemudian dicuci ulang
dengan NaCl 0,9% agar tidak tersisa residu
antiseptik
◦ Biarkan bullae (lepuh) utuh (jangan dipecah kecuali
terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu
gerakan)
◦ Selimuti pasien dengan selimut steril (usahakan
pasien tidak kedinginan sampai siap dipindah ke
ruang rawat khusus)
Pemberian obat – obatan
(kolaborasi dokter)
◦ Antasida , H2 antagonis
◦ Analgetik
◦ Antibiotika
◦ Terapi cairan
Pengendalian infeksi :
◦ Pencucian luka.
◦ Pembalutan.
◦ Tehnik aseptik.
◦ Pemberian salp luka bakar.
◦ Pembalutan serta pemberian tetanus toxoid dan ATS.
Pencegahan hipothermi : suhu kamar disesuaikan
agar suhu tubuh pasien 36 – 37 oC
1. Gangguan volume cairan: kurang berhubungan dengan
peningkatan evaporasi, permeabilitas kapiler.
Monitor tanda-tanda vital (tensi, nadi,pernafasan)
setiap jam (pada kasus parah setiap 30 menit)
Pasang infus dan berikan cairan sesuai dengan indikasi
Monitor tetesan infus sesuai dengan indikasi
Pasang kateter jika luka bakar > 30% derajat II dan
III
Monitor masukan dan keluaran setiap1 jam. Evaluasi
Laporkan bila jumlah urin < 30 atau > 70 ml perjam
Monitor Ht, BUN, elektrolit setiap 12 jam sesuai
perintah
https://forms.gle/grGHbrXcZKs8y13aA
Selamat belajar .......