Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN KAMAR OPERASI

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSUD DR. H CHASAN BOESOIRIE TERNATE
DEFINISI

Instalasi bedah, adalah suatu unit khusus


di rumah sakit yang berfungsi sebagai
tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan secara elektif maupun
akut/cito, yang membutuhkan kondisi
steril dan kondisi khusus lainnya.
DASAR HUKUM

1. UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


2. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3. Permenkes-RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/1988
tentang Rumah Sakit
4. Kepmenkes-RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan RS
5. Kepmenkes-RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan kesehatan Lingkungan RS
ALUR KEGIATAN
ALUR PASIEN

R. Pendaftaran
& R. Tunggu.

Ruang Persiapan.

Ruang Induksi

Ruang Bedah.

Ruang Pemulihan
ALUR PETUGAS MEDIK DAN
DOKTER AHLI BEDAH

R. Loker

Ruang Dokter

Scrub Station

Ruang Bedah.

Spoolhoek
BAGIAN – BAGIAN KAMAR OPERASI

1. Ruang pendaftaran.
2. Ruang tunggu pengantar.
3. Ruang Antara/ Peralihan
4. Ruang persiapan.
5. Ruang Induksi.
6. Loker/ Ruang Ganti.
7. Ruang Dokter.
8. Scrub Station.
9. Ruang bedah.
10. Spoolhoek
11. Gudang Steril.
12. Ruang pemulihan/PACU (Post Anesthetic Care Unit).
13. Ruang Resusitasi Neonatus (Ruang Neonatal).
SUSUNAN KETENAGAAN
1. TIM BEDAH YANG TERDIRI DARI :
Dokter bedah
Asisten bedah
Perawat instrumen ( scrub nurse )
Perawat sirkuler
Dokter anestesi
Penata anestesi
2. STAF PERAWAT KAMAR OPERASI :
Perawat kepala kamar operasi
Perawat pelaksana

3. TENAGA LAIN : PEKERJA KESEHATAN, TATA


USAHA, & PENUNJANG MEDIS
PERSYARATAN TEKNIS
SARANA INSTALASI BEDAH

1. Perletakan Instalasi Bedah terhadap site


Terletak di area Central Medical Unit, dekat dengan
Instalasi Gawat Darurat dan ICU

2. Ukuran
Ukuran : 6 m x 6 m x 3 m atau 36 m2 luas lantai.
Luas maksimum dimana efisiensi ruang agak berkurang
adalah 60 m2
Contoh Ruang Bedah Kecil Contoh Ruang Bedah Besar
(36 m2) (60 m2)
Contoh Ruang Bedah Jantung
(lebih dari 60 m2)
PERSYARATAN TEKNIS
SARANA INSTALASI BEDAH
3. Bentuk Dinding di dalam kamar operasi tidak bersudut tajam, dinding
dan langit-langit berbentuk lengkung, warna tidak mencolok
4. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang keras, rata, kedap air,
mudah dibersihkan dan tidak menampung debu (lantai vynil)

5. Sistem ventilasi harus dapat diatur dengan alat kontrol dan penyaring
udara (HEPA Filter), idealnya menggunakan sentral AC

6. Sirkulasi udara harus berbeda (tekanan positif)

7. Suhu ruangan antara 19 oC – 22 oC & kelembaban 50%

8. Sistem penerangan, 10.000-20.000 lux. Lampu operasi harus terang, tdk


silau, tdk menimbulkan bayangan, mudah dibersihkan, tdk
menimbulkan panas, intensitas cahaya dpt di atur, fokus dan posisinya
dpt di di ubah.
PERSYARATAN TEKNIS
SARANA INSTALASI BEDAH
9. Pintu Ruang Bedah

(a) Pintu terdiri dari 2 daun pintu yang mudah dibuka dengan
sikut/lengan dan dapat menutup sendiri. Idealnya menggunakan
pintu geser dengan sistem buka tutup otomatis. Hal tsb untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial.

(c) Bila menggunakan pintu geser (sliding door), tidak boleh bersandar
pada tembok, tetapi bergeser bebas pada permukaan tembok.

(d) Pintu tidak boleh dibiarkan terbuka baik selama pembedahan


maupun diantara pembedahan-pembedahan.

(e) Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan di kamar
operasi tanpa membuka pintu
SUMBER – SUMBER INFEKSI

1. 11.

1. Dari udara ( Air borne )


2. Faktor lingkungan
3. Dari inokulasi alat dan bahan
4. Dari kulit penderita
5. Dari visera dan usus besar
6. Dari aliran darah.
PEMBAGIAN DAERAH SEKITAR KAMAR
OPERASI
1. Daerah publik : Dapat dimasuki semua orang tanpa
syarat khusus.
2. Daerah semi publik : hanya boleh dimasuki oleh
orang tertentu.
3. Daerah aseptik : daerah kamar bedah sendiri, yang
hanya boleh dimasuki oleh orang – orang yag
langsung berhubungan dengan kegiatan
pembedahan saat itu.
PEMBAGIAN DAERAH DALAM KAMAR
OPERASI
PERSYARATAN TEKNIS
PRASARANA INSTALASI BEDAH

A. Struktur Bangunan
B. Sistem Proteksi Petir
C. Sistem Proteksi Kebakaran
D. Sistem Kelistrikan
E. Sistem Gas Medik dan Vakum Medik
F. Air Bersih, tidak berwarna, berbau dan berasa, Tidak
mengandung kuman patogen, tidak mengandung zat
kimia, tidak mengandung zat beracun.
RUANG LINGKUP
1) Persetujuan operasi ( informed consent)
Setiap tindakan bedah : kecil, sedang,
besar, harus ada persetujuan operasi
( sesuai dengan UU Kes )
2) Persetujuan operasi di tandatangani oleh
keluarga atau wali yang sah
3) Keadaan emergency ( pasien tidak sadar,
tidak ada keluarga ) → Direktur RS yang
bersangkutan/ pejabat berwenang
RUANG LINGKUP
2). Tata tertib kamar operasi :
A. Yang masuk kamar operasi wajib memakai baju
khusus yang sesuai ketentuan
B. Memahami tentang pembagian kamar operasi
dengan segala konsekwensinya
C. Memahami & melaksanakan teknik aseptik sesuai
dengan peran dan fungsinya
D. Khusus untuk pasien dengan pembiusan regional,
tim bedah harus bicara seperlunya
E. Tim bedah mempunyai kewajiban untuk menjamin
kerahasiaan informasi/ data pasien yang diperoleh
waktu pembedahan.
F. Ahli anestesi harus menjelaskan kepada pasien dan
keluarga tantang obat bius yang digunakan dan hal
– hal yang harus ditaati.
PEMELIHARAAN KAMAR OPERASI :

Kamar operasi harus selalu dalam keadaan steril


bila dipakai untuk pembedahan.
Pembersihan kamar operasi :
Pembersihan harian / rutin
Pembersihan Mingguan
Pembersihan sewaktu
PERALATAN DAN SET STANDAR PEMBEDAHAN

1. Peralatan : alat tenun, alat kesehatan, alat


kedokteran dan alat rumah tangga yang digunakan
di kamar operasi untuk prosedur pembedahan.

2. Set instrumen : instrumen dan alat tenun yang


digunakan untuk tindakan pembedahan

3. Instrumen, terdiri dari : instrumen dasar (basic


intrument) dan instrumen tambahan.
TEKNIK ASEPTIK – ANTISEPTIK KAMAR OPERASI.
A. TEKNIK ASEPTIK
Teknik aseptik adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan atau
bahan2, dengan cara menghambat atau menghancurkan
tumbuhnya organisme.
Tujuan :
 Mencegah penyebaran bakteri didalam kamar operasi
 Membunuh kuman atau mikroorganisme
 Mencegah timbulnya infeksi luka operasi
Untuk mempertahankan sterilisasi kamar operasi harus diperhatikan 3
aspek yang meliputi :
Lingkungan
Petugas
Penderita
B. STERILISASI.

ADALAH SUATU PROSES TEKNIK PENGHANCURAN


TERMASUK FUNGI, SPORA & VIRUS DENGAN
TUJUAN MEMBUNUH MIKROORGANISME &
MENCEGAH TIMBULNYA INFEKSI AKIBAT
PEMAKAIAN ALAT PEMBEDAHAN.
STERILISASI DI LAKUKAN DENGAN CARA
1. Teknik panas :
 Uap panas dengan tekanan tinggi
 Panas kering dengan menggunakan oven
panas
 Merebus dengan air mendidih memakai
sterilisator
2. Teknik penyinaran
 Sinar UV
 Sinar elektron
3. Teknik Kimia :
 Menggunakan DTT kimiawi ( clorin 0,5% )
 Larutan kimia ( cidex )
 Gas ethelyn oxida
WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK STERILISASI

1. Dengan menggunakan autoclave / uap basah


bertekanan.
Suhu 115 derajat celsius – lama 30 menit
Suhu 121 derajat celsius – lama 20 menit
Suhu 126 derajat selsius – lama 15 menit2.

2. Dengan menggunakan autoclave kering :

Suhu 135 – 145 derajat celsius – lama 3 – 5 jam


Suhu 160 – 170 derajat celsius – lama 2 – 4 jam
Suhu 180 – 200 derajat celsius – lama ½ - 1 jam
C. DESINFEKSI.

Prinsip dalam pemakaian desinfektan.


1. Harus memilih desinfektan yang tepat
2. Instrumen tidak boleh direndam lebih dari batas yang tertera pada
petunjuk pemakaian
3. Saat merendam alat, seluruh bagian alat harus terendam
desinfektan.

Beberapa contoh desinfektan


1. Savlon pekat : dapat membunuh kuman biasa, tetapi tidak
dapat membunuh TBC Spora dan virus hepatitis.
2. Bethadin 10% dan yodium 2%.
Dapat membunuh kuman biasa, pseudomonas dan bacil TBC
Tidak dapat membunuh virus hepatitis
DESINFEKTAN
3. Cidex :
 Dapat membunuh semua jenis kuman dan virus
 Mempunyai efek yang lebih baik diantara desinfektan
yang ada
 Tidak boleh dipakai langsung ke badan manusia

4. Formalin :
 Tablet
 Cairan

5. Presept :
 Dapat membunuh bakteri, spora, jamur, protozoa,
virus
 Sangat efektif terhadap virus aids, hepatitis B
 Untuk desinfektan permukaan, peralatan,
laboratorium
PERSIAPAN PRE BEDAH
1. SETIAP PASIEN YANG AKAN DI OPERASI (ELEKTIF)
DIBERITAHUKAN KE PERAWAT KAMAR BEDAH SATU HARI
SEBELUM OPERASI, KECUALI CITO.

2. PERAWAT RUANGAN MELAPORKAN KE PERAWAT KAMAR


OPERASI SECARA LANGSUNG ATAU VIA TELEPON/SMS, YAITU:
NAMA PASIEN, JENIS KELAMIN, UMUR, DIAGNOSA, RENCANA
TINDAKAN DAN OPERATOR.

3. SUDAH MEMPUNYAI NO REGISTRASI DAN KELENGKAPAN


ADMINISTRASI.
4. TELAH MENANDATANGANI SURAT PERSETUJUAN OPERASI
(INFORMED CONCENT).
5. PASIEN PUASA MINIMAL 6 JAM UNTUK DEWASA DAN 4 JAM
UNTUK ANAK/BAYI.
6. MELEPASKAN GIGI PALSU, LENSA KONTAK, PERHIASAN, CAT
KUKU ATAU LIPSTIK.
7. MANDIKAN/WASEM PASIEN SEBELUM DI BAWA KE KAMAR
OPERASI.
PERSIAPAN PRE BEDAH
8. SCHIREN (CUKUR) DAERAH SEKITAR OPERASI DAN
UNTUK TINDAKAN TREPANASI ATAU CRANIECTOMI
RAMBUT DICUKUR HABIS (BOTAK).
9. LAKUKAN LAVAMENT/ENEMA PADA OPERASI SALURAN
PENCERNAAN (RESEKSI TUMOR USUS, TUTUP STOMA,
HEMOROID DAN FISTEL ANI).
10.PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS SEBELUM
OPERASI.
11.MENGGANTI BAJU PASIEN DENGAN BAJU BERSIH ATAU
SELIMUT.
12.PERAWAT RUANGAN MENDAMPINGI PASIEN SAAT
ANTAR ATAU JEMPUT PASIEN DARI KAMAR OPERASI.

SELESAI..
Kata Bijak

Optimisme yang sesungguhnya adalah


menyadari masalah serta mengenali
pemecahannya. Mengetahui kesulitan dan
yakin bahwa kesulitan itu dapat diatasi,
melihat yang negative tetapi menekankan
yang positif, menghadapi yang terburuk
namun mengharapkan yang terbaik,
mempunyai alasan untuk menggerutu tetapi
memilih untuk tersenyum
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai