Anda di halaman 1dari 69

D3 ANALIS KESEHATAN

“Blood is still the best possible thing to have in


our veins” - Woody Allen

Blood transfusion is a lot like marriage.


It should not be entered upon lightly, unadvisedly or
wantonly, or more often than is absolutely necessary”
- Beal
PERTEMUAN 1
• Golongan darah
• - Macam-macam gol. Darah
• - Pengertian antigen&antibody dari segi
hematology
• - Pem gol darah Blood dan Reverse grouping
GOLONGAN DARAH

• A,B, AB, O
• Rhesus + / -
Blood Types
• categorized according to antigens on red blood cells
• Type A: A antigens
• Type B: B antigens
• Type O: no antigens (universal donor)
• Type AB: A and B antigens (universal recipient)

• D antigen, third antigen; may be present on the red blood


cells
• a. Rh factor positive: D antigen is present
• b. Rh factor negative: D antigen is not present
Sistem golongan darah eritrosit utama pada manusia

Tahun Sistem Antigen utama Antibodi timbul


ditemukan pada eritrosit secara alamiah

ABO H,A,B Selalu


1901
MNSs M,N,S,s Tak
1926
P P1,p Kadang – kadang
1926
Rh D,C,E,c,e Tak
1940
Lutheran (Lu) Lua.Lub Tak
1945
Kell K,k,Kpa,Kpb,Kpc,Jsa,Jsb Tak
1946
Lewis (Le) Lea,Leb Kadang – kadang
1946
Duffy (Fy) Fya,Fyb Tak
1950
Kidd (Jk) Jka,Jkb Tak
1951
Diego (Di) Dia,Dib Tak
1955
Cartwright (Yt) Yta,Ytb Tak
1956
Xg Xga Tak
1962
Dombrock (Do) Doa,Dob Tak
1965
Colton (Co) Coa,Cob Tak
1967
Scianna (Sc) Sc1,Sc2 Tak
1974
1. Sel darah merah manusia memiliki setidaknya
300 antigen yang berbeda
2. Dari sekian banyak antigen tsb, hanya sistem
ABO dan Rhesus yang dianggap penting bagi
sebagian besar transfusi darah.
Golongan darah ABO
Fenotip Genotip Antigen Antibodi Frekuensi
eritrosit serum Kaukasia Oriental

O OO H Anti-A 45 30
Anti-B

A1 A1A1 A + A1 Anti-B
A1O
A1A2
46 38
A2 A2A2 A+H Anti-B
(Anti A1)
A2O

B B + (H) Anti-A 47 22
BB
BO
A1B A + A1 + B tidak ada
A1B 3 10
A2B A + B + (H) (Anti A1)
A2B
PEMERIKSAAN SEROLOGI GOLONGAN DARAH
PRA TRANSFUSI
• PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO dan Rhesus pada PASIEN DAN
DONOR
• Pemeriksaan CROSSMATCHING (reaksi kecocokan silang)

• PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO, dari 2 arah:


- Cell grouping: ada/tidaknya antigen A atau B
pada permukaan eritrosit
- Serum grouping (back typing): ada/tidaknya
antibodi A, B, AB dalam serum/plasma
• PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS:
- hanya antigen-D atau Du yang diperiksa pada eritrosit
DONOR
UNIVERSAL

RECIPIENT UNIVERSAL
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

Antigen Antibodi
(pada permukaan (dalam Golongan Darah
eritrosit) serum/plasma)
Ag-A Anti-B (β) A

Ag-B Anti-A (α) B

Ag-AB - (-) AB

- Anti AB (αβ) O
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
• Tujuan Pemeriksaan :
• Untuk keperluan transfusi darah
• Medicolegal Forensic

• Metode Pemeriksaan :
• Blood Grouping (Forward Grouping)
• Back Typing (Reverse grouping)
Blood Grouping (Forward Grouping)

• Yaitu pemeriksaan terhadap antigen dengan


menyiapkan serum anti-A, serum anti-B dan
serum anti-AB.
• Serum anti - A diberi warna biru
• Serum anti - B diberi warna kuning
• Serum anti - AB tidak berwarna (bening)
• Anti serum yang kuat dapat memberikan
aglutinasi < 1 menit dan titernya 1 : 64
• Cara Kerja:
• Siapkan gelas objek yang bersih dan bebas lemak, letakkan
pada sebelah kiri serum anti-A, tengah anti-B, kanan anti-AB
• Pada tiap-tiap anti serum diteteskan eritrosit masing-masing
1 tetes
• Campurkan dengan ujung lidi atau ujung gelas objek yang lain
• Sediaan digoyang-goyang dengan membuat suatu gerakan
melingkar
• Lihat adanya aglutinasi bila ragu-ragu dapat dilihat di bawah
mikroskop
Tafsiran hasil: Blood Grouping
Golongan
Anti – A Anti - B Anti - AB
darah

+ - + A

- + + B

- - - O

+ + + AB
Back Typing (Reverse Grouping)
• Metoda ini menggunakan suspensi eritrosit
sebagai pengganti anti serum.
• Yang perlu disiapkan:
• Suspensi eritrosit “A” 10% dalam NaCl fisiologis
• Suspensi eritrosit “B” 10% dalam NaCl fisiologis
• Suspensi eritrosit “AB” 10% dalam NaCl fisiologis
• Siapkan juga serum/plasma pasien yang akan
diperiksa golongan darahnya.
• Cara Kerja:
• Teteskan pada gelas objek masing-masing 1
tetes suspensi eritrosit A, B, AB.
• Teteskan masing-masing 1 tetes serum pasien
• Aduk dengan ujung lidi atau ujung gelas objek
lain.
• Sediaan diputar menurut gerakan lingkaran
• Lihat adanya aglutinasi secara makroskopis,
bila ragu-ragu dilihat dengan mikroskop.
Tafsiran hasil: Back Typhing

Suspensi rbc Suspensi rbc Suspensi rbc


Golongan
10% gol 10% gol 10% gol
Darah
darah A darah B darah AB

- + + A

+ - + B

+ + + O

- - - AB
Kesalahan-kesalahan
• Sub Group Golongan A.
• Antigen-antigen ini begitu lemah sehingga sukar dikenal dan
bila salah menetapkan golongan darah dapat menjadi
dolongan darah O (seharusnya A) atau B (seharusnya AB).
• Antigen A1 dan A2 reaksinya terhadap anti - A sangat lemah
bahkan seringkali negatif, tetapi antigen ini sangat baik
reaksinya terhadap anti – AB.
 
• Antigen yang rendah titernya.
• Kesalahan ini akan terjadi bila test sera yang dipakai titernya
rendah (< 64) terutama dalam menghadapi sub group.
Pemeriksaan sub group membutuhkan titer anti sera yang
tinggi.
AB A B O

AB A, B, AB A, B, AB A, B, AB A, B

A A, B, AB A, O A, B, AB, O A, O

B A, B, AB A, B, AB, O B, O B, O

0 A, B A, O B, O O
• GOLONGAN DARAH BOMBAY
• Kasus: A+OB??
• Di Bombay (Mumbay) india, 1952
• Golongan darah Bombay ini kalau dites menggunakan
sistem ABO biasa, munculnya golongan darah O.
Golongan darah bombay tidak mengekspresikan
antigen H. Gen si golongan darah Bombay ini adalah
hh. Karena mereka tidak mengekspresikan antigen H,
maka mereka juga tidak menghasilkan antigen A dan
antigen B. Karena si antigen H ini bertindak sebagai
pemimpin sekaligus bahan baku untuk menghasilkan
antigen A dan Antigen B.
PERTEMUAN ...
• - Sistem resus
• - Kesalahan-kesalahan dalam pem gol darah
• - Guna pemeriksaan gol darah
Faktor Rhesus: Positif atau Negatif?
• Para ilmuwan meneliti Monyet Rhesus untuk
mempelajarai lebih jauh mengenai anatomi tubuh
manusia karena ada persamaan-persamaan
tertentu diantara kedua spesies tersebut. Ketika
sedang meneliti Monyet-monyet Rhesus,
ditemukanlah sutau protein darah tertentu. Protein
ini juga ada di dalam darah pada sebagian orang.
Namun, sebagian orang lainya tidak memiliki
protein ini. Ada atau tidaknya protein ini, disebut
sebagai faktor Rh (Rhesus).
• Jika darah mengandung protein tersebut,
darah dinyatakan sebagai Rh positif (Rh+).
Sebaliknya, jika tidak mengandung protein
tersebut dinyatakan sebagai Rh negatif (Rh-)
• Faktor Rh ini ditulis serangkai dengan golongan
darah. Contohnya AB+, ini berarti golongan
darah seseorang adalah AB dengan faktor Rh
positif. Atau O-, ini berarti golongan darahnya
O dengan faktor Rh negatif.
• Penting bagi calon-calon ibu untuk mengetahui
faktor Rh darahnya. Terkadang, janin yang
dikandungnya akan mewarisi Rh positif dari ayahnya
sementara ibu memiliki Rh negatif. Nyawa janin
sangat terancam jika Rh negatif sang ibu melawan
darah Rh positif janin. Jika ini terjadi, maka harus
diberikan transfusi exchange untuk menyelamatkan
nyawa janin. Darah janin dapat diganti dengan
darah baru yang cocok dengan ibunya
Background
• Incidence of Rh neg individuals varies
with race

• Caucasians (whites) 15%


• Afro-Carribeans (blacks) 7-8%
• Asians 5%
• Chinese and Japanese 1%
Genetics of Rh factor
• C, D and E antigens
• D antigen is the most
important and determines
Rh positivity
• cDe is Rh positive
• Two alleles – heterozygotes
or homozygotes
Rh positive Rh neg
• Rh negative person has dd
genotype
Pathophysiology
in pregnancy

• Rh negative mother
• Carrying a Rh positive fetus
• Some Rh positive RBCs cross over into
the maternal circulation
• Since the mother has not been
exposed to these antigens,
• She makes antibodies to this
“D” antigen
Pathophysiology
of isoimmunisation
• These circulating “anti-D”
antibodies enter fetus
• They will attack fetal RBCs
that are rhesus positive
• This causes RBC destruction
(hemolysis)
• This leads to fetal anemia
• Fetus does not get
hyperbilirubimemia
• Manifests as hydrops and
fetal loss
Management of
Rh negative gravida
• Careful history
• Previous pregnancy losses
• h/o blood transfusions
• Check husband’s blood
group and Rh factor
Coomb’s test
• Check anti-D antibodies
• If no antibodies at
‘booking’, then repeat
titres at 28, 36 weeks
Anti – D:
Mechanism of Action
• The Rh positive fetal
RBCs that enter the
maternal circulation are
destroyed by the anti D
• Thus, the D antigen is
not allowed to be
presented to the
maternal immune system
• Prevents ‘sensitisation’
• erytroblastosis foetalis
PERTEMUAN 3
• Cross matching
• - Pengertian cross matching
• - Pemeriksaan cross matching rutin
• - Pemeriksaan cross matching emergensi
• - Pemeriksaan cross matching untuk persiapan
operasi
CROSSMATCHING
• Reaksi silang / Uji Cocok Serasi / Compatibility
Test
•  Sebelum melakukan transfusi darah haruslah
dilakukan Crossmatching (reaksi uji silang
antigen - antibodi) / Uji Cocok Serasi
TUJUAN CM
Tujuan Primer
• Untuk mencegah reaksi transfuse baik berupa reaksi hemolitik atau reaksi
lain yang tidak seberat itu, misalnya demam dan atau menggigil.

Tujuan Sekunder
• Untuk menjamin bahwa si penderita memperoleh manfaat dari transfuse
yang diterimanya.

Tujuan Lain
• Untuk menghindarkan adanya kekeliruan dalam menetapkan golongan
darah sistem ABO dan Rhesus (Rh)
• Untuk menemukan semua antibodi yang dapat memperpendek umur sel
darah pasien.
• Crossmatching terdiri dari:
• a. Crossmatching mayor (mayor crossmatch)
• menguji reaksi antara serum penerima dan eritrosit donor.
• b. Crossmatching minor (minor crossmatch)
• menguji reaksi antara serum donor dan eritrosit penerima
•  
• Dari 2 macam crossmatch tersebut mayor crossmatch-lah yang lebih
penting, karena tes ini memeriksa antibody-antibodi yang terdapat dalam
serum resipien yang mungkin bisa merusakkan atau menghancurkan sel
darah merah donor. Minor crossmatch dianggap kurang penting
dibandingkan dengan major crossmatch karena antibody donor sangat
diencerkan in vivo oleh plasma resipien.
•  
• Crossmatching yang sempurna dapat
menemukan semua antibodi yang
memperpendek umur sel darah donor, maka
untuk itu cross matching dilaksanakan dalam 2
medium yaitu medium Saline dan medium
Albumin serta melalui 3 fase.
• Fase I:
• Suhu kamar dengan masa inkubasi >15 menit
• Untk memeriksa zat anti yang bersifat dingin (Cold
Antibody) contohnya anti N, anti P1, anti A1, anti Lca.
• Pada fase ini akan diketahui bila ada kekeliruan dalam
penetapan golongan darah donor dan pasien.
• Inkubasi 15 menit ini bisa diganti dengan centrifuges 1
menit 1000 rpm. Hasil negatif belum dapat menjamin
bahwa darah donor compatible (serasi) dengan pasien.
• Fase II:
• Disebut juga “Thermo Phase”, “Incubation Phase”,
“Albumin Phase”. Tabung mayor dan minor diinkubasi pada
37 oC. Medium Saline bisa mencapai 60 menit sedangkan
medium bovine albumin hanya mencapai 15 menit.
Albumin dapat meningkat kepekaan antibodi sehingga
waktu inkubasi dapat diperpendek.
• Fase II untuk memeriksa zat anti yang bersifat hangat atau
warm antibodi, misal; sistem pada Rhesus (C, D, E) dan anti
Lewis (Lea dan Leb). Hasil negatif belum menjamin 100%
kecocokan darah donor untuk pasien dilanjutkan ke fase III.
• Fase III:
• Beberapa warm antibodi tidak mau bereaksi
dalam albumin antara lain:
• Anti D, anti E, anti C, anti K, anti Fya, Jka, anti S,
anti Lea anti Leb dapat bereaksi dengan tehnik
Anti Globulin Test atau Coomb Test.
• Derajat Reaksi
• 4+ agglutinasi masif
• 3+ banyak gumpalan besar
• 2+ banyak gumpalan kecil dengan latar
belakang jernih
• 1+ hanya bisa dilihat secara mikroskopis
dengan latar belakang berkabut
• w+ hanya bisa dilihat di bawah mikroskop
Teknik Pemeriksaan Crossmatching

• Crossmatching Untuk Rutin


• Emergency Crossmatching
• Crossmatching Untuk Persiapan Operasi
Crossmatching Untuk Rutin
Isi tabung I (mayor)
• # 2 tetes serum pasien
• # 1 tetes rbc donor suspensi 4%
• (# 2 tetes bovine albumin 20%)
 
Isi tabung II (minor)
• # 2 tetes serum donor
• # 1 tetes rbc pasien suspensi 4%
• (# 2 tetes bovine albumin 20%)
Langkah-langkah:
1. Kedua tabung diputar 1 menit 1000 rpm. Baca
reaksinya terhadap hemolisis dan atau aglutinasi.
Hasil:
Positif = terjadi reaksi hemolisis dan atau
aglutinasi, incompatible (tidak cocok)
Negatif = tidak terjadi reaksi hemolisis dan atau
aglutinasi, tersuspensi kembali, teruskan
2. Inkubasi 37 oC selama 15 menit (albumin)
3. Kedua tabung diputar lagi 1 menit 1000 rpm.
Baca reaksi terhadap hemolisis dan atau
aglutinasi.
Hasil:
Positif = terjadi reaksi hemolisis dan atau
aglutinasi, incompatible (tidak cocok)
Negatif = tidak terjadi reaksi hemolisis dan atau
aglutinasi, teruskan
4. Cuci sel 3-4 kali dengan larutan Saline
5. Endapan masing-masing tabung tambah 2 tetes
Coombs serum.
Kocok, putar 1 menit 1000 rpm
6.Baca reaksinya terhadap hemolisis dan atau aglutinasi
Hasil:
Positif = terjadi reaksi hemolisis dan atau aglutinasi,
incompatible (tidak cocok)
Negatif = tidak terjadi reaksi hemolisis dan atau
aglutinasi, compatible (cocok) 
Uji Coomb atau Pemeriksaan Coomb

Pemeriksaan Coomb ada 2 yaitu:

Direct Coomb
&
Indirect Coomb
 
Direct Coomb
• Untuk menemukan imuno globulin antibodi
yang telah menyelimuti sel-sel:
• Bagi penderita HDN (Hemolytic Disease of
Newborn)
• Bagi penderita Acquired Hemolytic Anemia
• Bagi penderita yang mengalami reaksi
transfusi
Indirect Coomb
• Untuk mencari imunoglobulin antibodi dalam
serum yang dapat menyelimuti sel-sel:
• Pemeriksaan golongan darah : Misal : faktor
Duffy, Kall, Kids, dsb
• Crossmatching : Dengan maksud
mendapatkan darah seorang donor yang
compatible dengan si penderita.
PERTEMUAN 5
Pengertian dan tujuan transfusi darah
• Sejarah transfusi
• Definisi, tujuan dan indikasi transfusi darah
• Syarat-syarat donor darah
• Masalah yang berkaitan dengan transfusi
darah
OLD TIME BLOOD TRANSFUSSION
JENIS-JENIS PRODUK DARAH
(BLOOD COMPONENT)
BLOOD COMPONENT

 Whole Blood ;

 Blood Component ;

RBC PLT FFP Leukocyte concentrate

 Plasma Substitutes ;
Red Blood Cells

• Symptomatic anemia (providing


oxygen-carrying capacity)
• Transfusion trigger

(HCT<30% ; HB<10g/dl)
• 1 Unit increases 3% HCT or 1g/dl
• Shelf life =42 d (1-6 ℃)
Platelets

• Thrombocytopenia

(< 50,000)
• Platelet dysfunction
• Each unit increase 5,000
PLTs after 1 H
Granulocytes

• Profoundly granulocytopenia (<500)

• Serious infection not responsive to antibiotic


therapy
Fresh Frozen Plasma (FFP)

• Coagulation factor deficiencies


• 1 ml increases 1% clotting factors
• Being used as soon as possible
• Albumin, hetastarch, crystalliods
are equally effective volume
expander but safer than FFP
• After use of 5 U of RBCs,
matching 2 U of FFP
Plasma Substitutes

Dextran
• Most widely used
• Low/Middle M.W. (40,000-70,000)
• Massive transfusion could impair coagulation
• Occasional ALLERGIC reaction
Hydroxyethyl Starch Formulation (HES)
• More stable
• Containing essential electrolytes
• No allergic reaction
--Volume Expander
Indication

 Acute massive blood loss;

 Anaemia and hypoalbuminemia;

 Overwhelming Infection;

 Dysfunction of Coagulation;

Anda mungkin juga menyukai