Survey GPS
Survey GPS
STATIK
Geometri Pengamatan
Geometri Satelit
Strategi Pengamatan
• Data pengamatan yang digunakan untuk penentuan posisi adalah data fase
• Tipe receiver yang digunakan adalah tipe geodetik bukan tipe navigasi
• Antar titik tidak perlu saling melihat. Yang perlu adalah setiap titik dapat
“melihat” satelit
• Umumnya jaringan dibangun sesi per sesi dari pengamatan baseline selama
selang waktu tertentu.
• Lokasi titik
• Jumlah titik
• Konfigurasi jaringan
• Karakteristik baseline
Tidak seperti halnya survey terestris, survey GNSS tidak memerlukan saling
terlihat antar titik pengamatan
• Jauh dari objek yang mudah untuk memantulkan sinyal untuk mengurai efek
multipath
• Titik-titik harus dapat diikatkan ke minimal satu titik yang telah diketahui
koordinatnya
• Jumlah titik dalam jaringan GNSS disesuaikan dengan keperluan serta tujuan
dari pelaksanan survey GNSS
• Minimal satu titik harus dijadikan sebagai titik datum dari survey GNSS, yang
koordinatnya diketahui dalam sistem WGS 84
• Titik-titik terdiri dari titik-titik yang telah diketahui koordinatnya dan titik-titik
yang belum diketahui koordinatnya;
- Untuk pendefenisian datum dari survey tersebut
- Untuk penentuan parameter tranformasi antara datum GNSS dan datum lokal
- Untuk kontrol kualitas
- Untuk menjaga konsistensi dan homogenitas dari datum dan ketelitian titik
• Bentuk jaring titik-titik GNSS bukanlah suatu isu yang krusial dibandingkan
dengan ukuran besar jaringan. Dengan kata lain panjang baseline lebih
berpengaruh dibandingkan letak dan orientasinya
• Untuk keperluan cycle ambiguity, panjang baseline dalam suatu jaring sebaiknya
bervariasi secara gradual dari pendek ke panjang
• Tapi dari segi menjaga tingkat dan konsistensi ketelitian titik-titik dalam
jaringan, jarak antar titik sebaiknya tidak terlalu panjang dan juga titik-titik
sebaiknya terdistribusi secara merata dan teratur
• Baseline sebaiknya tidak terlalu panjang (<20 km) karena semakin panjang
baseline pengaruh kesalahan orbit dan refraksi ionosfir akan semakin besar
• Untuk kontrol kualitas dan menjaga kekuatan jaringan, sebaiknya baseline yang
diamati saling menutup dalam satu loop dan tidak terlepas begitu saja. Kalau
karena sesuatu hal, pengamatan baseline harus dilakukan secara terlepas
(metode radial), maka sebaiknya setiap baseline diamati 2 kali pada 2 sesi
pengamatan yang berbeda
• Semakin banyak jumlah baseline bebas yang diamati dalam suatu jaringan akan
semakin baik
• Loop yang terlalu besar (terdiri dari banyak baseline) tidak terlalu baik secara
geometris, meskipun dilihat dari lamanya pengamatan yang akan diperlukan
akan lebih menguntungkan
• Dengan kata lain jumlah baseline dalam suatu loop sebaiknya jangan terlalu
banyak
• Baseline-baseline dalam suatu jaringan GNSS sebaiknya mempunyai panjang
yang relatif tidak terlalu jauh berbeda satu sama lainnya
•Jumlah Satelit
•Mask Angle
•Kekuatan Geometri
•Pilih waktu pengamatan dimana jumlah satelit yang dapat diamati diatas horison
pengamat adalah paling baik
•Gunakan receiver GNSS yang dapat mengamati seluruh satelit yang nampak
•Pilih lokasi titik yang mempunyai ruang pandang bebas ke langit yang seluas
mungkin
•Metode Pengamatan
•Waktu Pengamatan
•Lama Pengamatan
• Pelaksanaan survey GNSS pada suatu jaringan titik umumnya akan terdiri dari
beberapa sesi pengamatan
•Aktivitas pada lokasi survey (seperti lalu lintas, lalu lalang manusia dan hewan
dll)
•Waktu pengamatan akan mempengaruhi ketelitian posisi yang diperoleh dan juga
tingkat kesuksesan dari penentuan ambiguitas fase sinyal GNSS
•Sebaiknya titik tetap ini mempunyai orde ketelitian yang lebih tinggi
•Sebaiknya titik-titik tetap tersebut terdistribusi secara merata meliputi seluruh
jaringan
•Konektivitas ke titik tetap sebaiknya dibuat relatif lebih kuat