Hemoptisis Hematemesis
Dari saluran nafas Dari saluran cerna
Batuk, nyeri dada Nyeri ulu hati, Mual
Sifatnya basa Sifatnya asam
Disertai dengan Disertai sisa makanan
dahak
PEMERIKSAAN
Foto toraks
Pemeriksaan Sputum BTA
Sitologi sputum
EKG
INDIKASI RAWAT
Hemoptisis Masif
Hemoptisis yang < 600 cc tapi Hb < 10
gr
Hemoptisis yang < 600 cc, Hb > 10 gr
tapi darah terus keluar dalam
pengamatan
PENANGANAN
Pembedahan dan Konservatif
Konservatif :
Posisi Trendelenberg
Oksigen
Infus
Obat pencegahan Perdarahan
Ekspektoran, anti tusive
Bronkoskopi
Obati penyakit dasar
KOMPLIKASI
Perdarahan yang banyak ---- Syok
Dapat menyumbat saluran nafas besar ----
sufokasi ----- sesak nafas
Dapat terjadi infeksi sekunder
PNEUMOTORAKS
Def : adanya udara dalam rongga pleura
Klasifikasi
A. Menurut Kejadian
1. Spontan ( TB Paru, Emfisema, Bleb )
2. Traumatika
3. Artificial
B. Menurut Jenis Fistel
( Tertutup, Terbuka, Ventil )
Gejala Klinik
• Batuk, Nyeri dada
• Sesak, Sianosis,
• Syok
Pem. Fisik
• Asimetris
• Hipersonor
• Suara nafas
Pemeriksaan Tambahan
Foto toraks
- Kolap Paru
- Garis Kolap
Pneumometer
- Dapat menentukan jenis Fistelnya
( Terbuka, Tertutup, Ventil )
Untuk mencari Kausa
- Sputum BTA, dll
PENATALAKSANAAN
Tergantung jenis fistel dan luasnya
Pn. Tertutup
- luas < 20 %, Tidak sesak --- Konservatif
- luas > 20 %, Sesak ---- Pasang WSD
Pn. Ventil ( Sesak hebat, Sianosis, Syok )
- Pasang WSD
Pn. Terbuka
- Pasang WSD dan Suction
EDEMA PARU
Def : adanya cairan dalam parenkhim paru
Etiologi :
- pe tek. Hidrostatik capiler paru
- pe Tek. Osmotik koloid plasma
- pe permeabelitas capiler paru
- Gangguan aliran limfe paru
Gejala Klinik
Batuk dengan dahak berbuih
Sesak nafas, Sering disertai dengan ngik
Kadang disertai dengan nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
Suara nafas br.Vesikuler ---- bronkial
Ronki basah kasar di basal paru
Rontgen
- Infiltrat pada kedua Paru
- Jantung sering membesar
- Sering bersamaan dg pneumonia
ECG : - Sering disertai dengan hipertropi
Jantung kiri
Analisa Gas Darah
- Dapat terjadi gagal nafas
( PCo2 > 50 dan Po2 < 50 )
Penatalaksanaan
Hemodinamik / Kardiogenik
- Posisi setengah duduk
- O2 konsentrasi tinggi
- diuretika
- Morfin ( me rangsangan simpatis
sehingga terjadi dilatasi vena dan arteri )
- Vasa dilator
- Obati Inotropik
- Bronkodilator
Odema Paru Permeabilitas
- Me ektravasasi cairan dari kapiler paru
- Memberikan ventilasi mekanik
- Kortikosteroid
- Prostaglandin E
- Antibiotik
- Suportif terapi
GAGAL NAFAS AKUT
Definisi :
Suatu keadaan yang mengancam
kehidupan, akibat tidak adekuatnya
pengambilan O2 dan pengeluaran Co2
Etiopatogenesis
Disebabkan oleh 2 faktor : Intra dan ekstra
pulmoner
Intra Pulmoner :
Saluran nafas bawah
Sirkulasi pulmoner
Jar.Interstitial dan daerah kapiler alveoler
Ekstra Pulmoner
Pusat Nafas
Neuromuskuler
Pleura dan sal.nafas
MEKANISME GANNGGUAN
PERTUKARAN GAS
1. Hipoventilasi
2. Ketidak sepadanan ventilasi / perfusi atau
V / Q mismatch
3. Pintasan darah kanan kekiri ( right to left
shunt )
4. Gangguan difusi
Sesuai dengan patofisiologinya gagal nafas akut
dapat dibedakan dalam 2 bentuk
- Hiperkapnik / kegagalan ventilasi
- Hipoksemia / kegagalan oksigenasi
Kegagalan ventilasi
- Gagal nafas umumnya ok. Kegagalan
ventilasi ( retensi Co2, penurunan Ph )
- Dapat disebabkan ok.
- Hipoventilasi ( ekstrapulmoner )
- V / Q mismatch
- Atau keduanya
Kegagalan Oksigenasi
- PaO2 dg ( A-a ) DO2
- Terjadi pada pulmoner
- Terjadinya hipoksemia ok. V/Q
mismatch, right to left shunt, gg difusi
- Gagal nafas tipe meliputi : gg.pulmoner
non spesifik akut ( ARDS ) Penyakit paru
spesifik akut penyakit paru progresif
kronik
ARDS = Adult Respiratory Distress Syndrome
- Riwayat penyakit
- Pemeriksaan fisik
- Analisa Gas darah
- Pemeriksaan lain :
- Foto toraks, EKG, spirometri,
dll
Penatalaksanaan
Kegagalan Ventilasi
- Masalah utama adalah peningkatan Co2
dengan asidosis respiratorik
- Untuk menurunkan PaCo2 dpt
dilakukan
dengan meningkatkan eleminasi Co2,
yaitu dg meningkatkan ventilasi alvioler atau
menurunkan produksi metabolik Co2.
Peningkatan ventilasi dapat dilakukann
dengan meningkatkan kerja otot pernafasan
atau dg ventilasi mekanik.
- Untuk gagal nafas hipercapnea yang ekstra
pulmoner dapat dg cara meningkatkan
ventilasi semenit.
Pengobatan awal
Penilaian ulang
4. Episode sedang
- APE 60-80% prediksi
- Pemeriksaan fisik : Gejala sedang
- Inhalasi agonis beta-2 tiap 60 menit
- Pertimbangkan kortikosteroid
- Teruskan pengobatan 1-3 jam sampai ada
perbaikan
5. Episode Berat
- APE < 60% prediksi
- Pemeriksaan fisik : Gejala berat
- Riwayat : Pasien berisiko tinggi
- Tidak respon dengan terapi awal
- Inhalasi agonis beta-2 tiap jam
- Oksigen
- Aminopilin drip
- Pertimbangkan agonis beta-2 SC, IM, IV
6. Respon Baik
- Respon bertahan 60 menit setelah terapi
awal
- Pemeriksaan fisik : Normal
- APE > 70%
- Tidak ada kecemasan
- Saturasi O2 > 90%
7. Pemulangan Pasien
- Teruskan terapi inhalasi agonis beta-2
- Pertimbangkan kortikosteroid oral
- Edukasi penderita :
- Pakai obat dengan tepat
- Rencana pengobatan jangka
panjang
- Kontrol teratur
8. Respon Tidak lengkap dalam 1-2 jam
- Riwayat : Pasien resiko tinggi
- Pemeriksaan fisik : Gejala ringan sampai
sedang
- APE > 50% tapi kurang dari 70%
- Saturasi O2 tidak membaik
9. Rawat di Rumah Sakit
- Inhalasi agonis beta-2 / inhalasi anti
kolinergik
- Kortikosteroid sistemik
- Oksigen
- Aminopilin infus
- Pemantauan APE, saturasi O2, Nadi
10. Respon Buruk dalam 1 jam
- Riwayat : Pasien resiko tinggi
- Pemeriksaan fisik : Gejala berat,
tidak
sadar, kejang
- APE < 30%
- Pa CO2 > 45 mmHg
- Pa O2 < 60 mmHg
11. Rawat di ICU
- Inhalasi agonis beta-2 +
antikolinergik
- Kortokosteroid intravena
- Pertimbangkan agonis beta-2 SC, IM
- Oksigen
- Aminopilin Infus
- Kemungkinan intubasi dan ventilasi
mekanik
12. Pemulangan Pasien
- Bila APE > 70% nilai prediksi dan
bertahan dengan pemberian agonis
beta-2 inhalasi / oral