Anda di halaman 1dari 20

KONSEP

HOSPITALISASI
RAHAJU NINGTYAS
MATERI
◦ Konsep Hospitalisasi ◦ Konsep Bermain
a. Pengertaian hospitalisasi a. Pengertian
b.Reaksi anak terhadap hospitalisasi berdasarkan b.Fungsi bermain
usia c. Faktor yg mempengaruhi aktifitas bermain pada
c. Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi anak

d.Strategi meminimalkan efek hospitalisasi d.Pedoman Keamanan


e. bermain
f. Klasifikasi bermain menurut isinya
g.APE (Alat permainan Edukatif)
◦ Peran bermain dalam perkembangan anak dan
sebagai intervensi keperawatan (therapy bermain)
DEFINISI
HOSPITALISASI
◦ Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang
berencana atatu darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS,
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah
(Supartini, 2004).
◦ Hospitalisasi adalah suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit
yang terjadi pada anak maupun keluarganya (Wong).
Stresor pemicu timbulnya stres
pada anak:
◦ Perubahan fisik; ruangan, kebersihan ruangan, pencahayaan, suara gaduh.
◦ Perubahan psiko-sosial ; berpisah dengan orang tua/keluarga, teman
◦ Perubahan spiritual; perbedaan keyakinan anak, keluarga dan petugas kesehatan
◦ Trauma fisik dan Nyeri
◦ Keterbatasan mekanisme koping anak
Respon perilaku akibat perpisahan
1. Tahap Protes (phase of protes)
◦Menangis kuat, menjerit, memanggil orang tua, tingkah laku agresif
2. Tahap Putus Asa (phase of despair)
◦Tangis berhenti dan muncul putus asa
◦Anak tampak tenang, tidak aktif, menarik diri, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu makan, sedih, apatis
3. Tahap Pelepasan / penyangkalan (phase of detachment)
◦Anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mau bermain dengan orang lain,
Reaksi anak terhadap kondisi krisis
◦ Dipengaruhi oleh:
1. Usia perkembangan
2. Pengalaman perpisahan
3. Support sistem
4. Keseriusan penyakit
REAKSI ANAK AKIBAT
HOSPITALISASI
BERDASARKAN USIA
PERKEMBANGAN
Infant (Trust vs Mistrust)
◦ Anak mengembangkan trust melalui hubungan yg dekat dengan pengasuh utama, berespon dengan lingkungan eksternal,
mulai mengeksplorasi lingkungan
◦ Permasalahan:  Rasa takut  Ansietas  Menarik diri, inaktif, tidak tertarik dengan lingkungan  Mudah teralih perhatian
pada bayi lebih muda  Membatasi fisik terhadap restrain/prosedur pada bayi lebih tua
◦ Manajemen Asuhan Keperawatan:
◦ Berikan asuhan yang konsisten
◦ Menyanyi dan berbicara dg bayi
◦ Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus berinteraksi selama prosedur
◦ Anjurkan interaksi dg ortu: rooming in, ortu bicara ke anak dan ijin saat mau pergi
◦ Biarkan mainan yg membuat rasa aman anak
Batita dan Balita
Otonomi vs malu-malu dan ragu-ragu Inisiatif vs rasa
bersalah
◦ Anak belajar keterampilan baru mobilisasi dan komunikasi untuk mengembangkan kedekatan dengan keluarga dan pengasuh,
eksplorasi lingkungan, mulai menyempurnakan gerakan motorik halus
◦ Permasalahan:
1. Rasa takut
◦ Memandang penyakit dan hospitalisasi --. hukuman
◦ Takut thd lingkungan dan orang tdk dikenal
◦ Pemahaman yg tdk sempurna ttg penyakit
◦ Pemikiran sederhana
2. Ansietas
◦ Cemas ttg kejadian yg tdk dikenal
◦ Protes: menangis, marah, merengek
◦ Putus harapan: komunikasi buruk, kehilangan keterampilan, tdk berminat
◦ Menyendiri thd lingkungan RS
◦ Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Anjurkan ortu berada disamping anak saat prosedur invasif yang menyakitkan
2. Dekatkan mainan favorit anak
3. Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawat. Kenalkan perawat di samping ortu, ijinkan anak bertemu perawat sebelum
prosedur dilakukan.
4. Bantu kunjungan saudara kandung
5. Biarkan beberapa regresi dan jelaskan ke orang tua.
6. Komunikasikan penerimaan regresi ke anak.
7. Gunakan restrain minimal.
8. Biarkan anak bebas bergerak selama dan setelah prosedur jika memungkinkan.
9. Fasilitas rooming in .
10.Bantu anak menyembunyikan perubahan tubuh (kamuflase).
Anak Sekolah (Awal)
Industri vs inferioritas
◦ Anak mempertahankan hubungan baru dengan teman sebaya dan teman di luar keluarga
◦ Anak belajar mengkoordinasikan keterampilan untuk menyelesaikan “proyek”, aplikasi gerak motorik halus, kembangkan
kemampuan fisik
Permasalahan :
◦ Rasa Takut: - pahami penyebab penyakit ---- tertular orang lain/tertelan bakteri –
◦ ekspresi verbal dan non-verbal (senyum kecut, menangis, merengek, marah, aktifitas >>)
◦ Ansietas
◦ Paham alasan dipisahkan tetapi masih butuh keberadaan orang tua.
◦ Lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-teman
◦ Tidak Berdaya  Marah dan frustasi Lamanya imobilisasi dihubungkan dg menarik diri, bosan, perasaan antipati Peduli
thd kehilangan kontrol emosi, malu karena menangis yg berlebihan selama pengobatan Tergantung dan imobilisasi
◦ Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Batasi aturan dan dorongan pada perilaku
2. Anjurkan ortu merencanakan kunjungan dg anak
3. Rencanakan kontak dg guru dan teman
4. Rencanakan aktifitas bermain --> bergerak
5. Ijinkan anak memilih dlm batasan yg dapat diterima
6. Berikan cara-cara anak dpt membantu pengobatan dan puji atas kerjasama anak
Anak Sekolah (Lanjut) industri vs Inferior
◦ Anak mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, belajar mengendalikan emosi, mengembangkan ketrampilan gerak
motorik dan sosial lebih baik, belajar bekerjasama dg anggota kelompok
◦ PERMASALAHAN 1. Rasa Takut  Paham bahwa penyakit beragam  Menunjukkan sedikit rasa takut tapi bisa ketakutan
kalau pengalaman lalu menyakitkan 2. Ansietas  Pada ortu penting tetapi tidak harus  Peduli thd perpisahan dr guru dan
teman  Cemas thd kehilangan, PR, sekolah dan perubahan peran dalam kelompok
◦ 3. Tidak Berdaya  Berusaha Mandiri  Mencoba “berani” selama prosedur  Kasar pada ortu saat berusaha mandiri
membuat stres  Peduli terhadap cara mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku berlebihan  Merasa tidak pasti
tentang masa depan karena penyakit dan hospitalisasi
◦ Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan emosi terutama pada anak yang menarik diri dan tidak berespon
2. Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta)
3. Anjurkan kunjungan teman sebaya
4. Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit dan perubahan tubuh
5. Berikan waktu diskusi
6. Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi,
7. Ikuti keinginan anak ttg keberadaan ortu
Remaja Identitas vs Bingung Peran
◦ Anak mengembangkan cara baru berinteraksi dengan keluarga dan teman sebaya, belajar peran sesuai gender dan bekerja
mempertahankan peran sosial baru, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, belajar fungsi mandiri
◦ Permasalahan 1. Rasa Takut:  Dpt berfikir hipotesis (sakit krn disfungsi fisiologis dan emosional)  Banyak bertanya dan
mengekspresikan rasa takut scr verbal ttg konsekuensi penyakit 2. Ansietas  Perpisahan dgn sekolah dan teman lebih
bermakna daripada orang tua  Menarik diri karena perubahan penampilan
◦ 3. Tidak Berdaya  Peduli thd kehilangan fungsi mandiri  Sulit mengijinkan bantuan scr fisik dan emosi saat marah,
frustasi, menarik diri
◦ Manajemen Asuhan Keperawatan 1. Fasilitasi perencanaan aktifitas (peer) 2. Jelaskan ke ortu ttg kebutuhan mandiri 3.
Monitor perilaku bahwa anak ingin bicara 4. Berikan permainan dan aktifitas lain yg membantu diskusi 5. Berikan penyuluhan
rinci ttg prosedur, pengobatan, terapi yg menyangkut genital 6. Berikan privasi setiap prosedur
◦ Respon Saudara Kandung • Marah • Benci • Cemburu • Merasa bersalah • Takut • Cemas • Perasaan kesepian
◦ Faktor Yang Mempengaruhi • Takut tertular penyakit • Usia • Dekatnya hubungan dengan sisakit • Kurangnya informasi ttg
sakit yang dialami saudaranya • Berubahnya perlakuaan orang tua
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi pada
anak
1. Perasaan cemas dan takut
2. Perasaan sedih
3. Perasaan frustasi
Reaksi & Mekanisme Koping Keluarga
(ORTU)
◦ Dipengaruhi: • Keseriusan penyakit • Pengalaman sebelumnya • Prosedur medik • Adanya support sistem • Kekuatan ego
individu • Kemampuan koping sebelumnya • Adanya stres lain dalam keluarga • Pola komunikasi dalam keluarga, agama,
kepercayaan & adat
◦ Koping Orang Tua • Denial • Intelektual • Regresi • Proyeksi • Displacement • Introyeksi
Prinsip perawatan hospitalisasi anak
1. Mencegah dan meminimalkan perpisahan
2. Mengurangi pembatasan pergerakan
3. Meningkatkan kebebasan bergerak
4. Mempertahakan rutinitas anak
5. Meminimalkan cedera tubuh
6. Pengkajian nyeri
Anak Masuk RS
◦ • Rencana: Konseling program oleh perawat • Tahu prosedur medis, fasilitas untuk pasien, petugas perawatan

◦ Persiapan : 1. Atur kamar berdasarkan tingkat usia, dx penyakit, penyakit menular, perkiraan lamanya dirawat 2. Siapkan teman sekamar (balita s/d remaja) 3.
Siapkan kamar untuk anak dan ortu (formulir dan alat yg dibutuhkan tersedia)

◦ SAAT MASUK : 1

1. Kenalkan tim pada anak dan keluarga

2. Orientasi ruangan/ fasilitas

3. Kenalkan anak dan keluarga dg teman sekamar

4. Berikan gelang identitas

5. Jelaskan peraturan RS dan jadualnya

6. Ukur TB dan BB

7. Lakukan pemeriksaan lab

8. Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik

Anda mungkin juga menyukai