Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
By:
Nova sagiayu
Ita kartika
Lina nofiana
HPK 1
Standar HPK 1.
Rumah sakit menerapkan proses yang mendukung
hak-hak pasien dan keluarganya selama pasien
mendapatkan pelayanan dan perawatan di rumah
sakit
CONTOH FORMULIR HPK
PROSEDUR PENJELASAN HAK PASIEN DAN
KELUARGA
Standar HPK.1.1
Rumah sakit berupaya mengurangi hambatan fisik,
bahasa, budaya, dan hambatan lainnya dalam
mengakses dan memberikan layanan serta
memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan
keluarga dalam bahasa dan cara yang dapat mereka
pahami.
LANJUTAN...
Saat pasien akan dirawat inap di Rumah Sakit insan permata,maka pasien
diwajibkan mengisi kolom agama yang dianut dan suku bangsa di formulir
pendaftaran pasien.
Selanjutnya petugas TPP mengidentifikasi apakah pasien memiliki nilai-nilai dan
kepercayaan, lalu menuliskannya di form general consent.
Saat tiba diruang rawat, perawat melakukan asessmen awal pasien rawat inap
tentang spiritual pasien.
Jika pasien memiliki kebutuhan khusus yang berkaitan dengan spiritual, maka
perawat akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi kepada petugas TPP. (diatur
dalam SPO Pelayanan Kerohanian Pasien)
Tatalaksana
(Panduan Identifikasi Nilai-Nilai Kepercayaan)
Staf rumah sakit harusmenghormati kepercayaan pasien terhadap suatu hal sesuai
dengan aturan Rumah Sakit, misalnya :
Menolak dilakukan transfusi darah karena kepercayaan.
Menolak pulang hari tertentu karena kepercayaan.
Menolak dilayani oleh petugas laki-laki dan perempuan.
Menolak diberikan imunisasi pada anaknya.
Menolak dirawat oleh petugasmedis dan mencari pengobatan alternatif.
Tidak memakan suatu jenis makanan tertentu, misal : daging sapi, ikan tidak bersisik,
dll.
Staf rumah sakit menyakinkan kepada pasien bahwa petugas rumah sakit akan bersedia
membantu pasien jika mengalami kesulitan dalam melaksanakan kepercayaannya
selama masa perawatan.
Petugas Rumah Sakit harus menunjukkan sikap empati pada perasaan pasien.
Form Persetujuan Umum (General consent)
Form pelayanan kerohanian
FORM PERMINTAAN YAN ROHANI FORM PELAKSANAAN YAN
ROHANI
HPK 1.4 HPK 1.5
Rumah sakit menetapkan proses Rumah sakit mengembangkan dan
untuk mencatat dan melindungi menerapkan proses untuk melindungi
pertanggungjawaban harta benda semua pasien dari serangan fisik dan
pasien. verbal.
Rumah sakit mengidentifikasi populasi
Pasien mendapat informasi mengenai yang memiliki risiko lebih tinggi untuk
tanggung jawab rumah sakit untuk mengalami serangan.
melindungi harta benda pribadi Rumah sakit memantau area fasilitas
mereka. yang terisolasi dan terpencil
HPK 1.2
Standar HPK.1.2
Informasi tentang pasien adalah rahasia
Rumah sakit diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien
serta menghormati kebutuhan privasinya
Tatalaksana (Panduan Pemenuhan Privasi Pasien)
Identifikasi privasi yang akan dilindungi:
Standar HPK.2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk
mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses
asuhan
(second opinion)
Prosedur (SPO Second Opinion)
Pasien setelah mendapatkan penjelasan kondisi medis, rencana pelayanan, tindakan
medis, pengobatan atau hasil tindakan/pemgobatan kondisi kesehatan oleh dokter
yang memeriksanya, berhak menanyakan/mendiskusikannya kepada DPJP
Apabila pasien/keluarga merasa kurang yakin, maka pasien/keluarga berhak
mendapatkan pendapat dokter lainnya (second opinion).
DPJP wajib menghargai hak pasien/keluarga tersebut dan mempersilahkan pasien
untuk meminta pendapat kepada dokter lain baik di dalam maupun di luar rumah
sakit.
DPJP wajib menyertakan resume medis dan obat-obatan yang telah diberikan untuk
disampaikan kepada dokter lain yang akan dituju oleh pasien/keluarga.
Setelah pasien mendapat second opinion dari dokter lain, dan ternyata pasien lebih
yakin dengan pendapat DPJP, maka pasien boleh kembali ke DPJP.
Semua proses second opinion didokumentasi di rekam medis pasien.
HPK 2.1
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang
sesuai manajemen nyeri yang tepat.
Prosedur
(SPO Asessment Derajat Nyeri Pasien Dewasa/Geriatri)
Memperkenalkan diri dan menerangkan pada pasien dan keluarga pasien
penilaian yang akan dilakukan
Menanyakan kepada pasien apakah merasakan nyeri/tidak.
Meminta pasien untuk menentukan lokasi nyeri, dan menandai lokasi
nyeri pada dokumen status penilaian derajat nyeri pasien.
Meminta pasien menentukan derajat nyerinya dalam bentuk angka 0 -10
(Numerical Rating Scale), dimana skala “0” menandakan “tidak ada
nyeri”, skala “1-3” menandakan adanya “nyeri ringan”, skala “4-6”
menandakan adanya “nyeri sedang”, dan skala “7-10” menandakan adanya
“nyeri hebat” dan atau meminta pasien memilih dari gambar yang ada,
gambar yang menggambarkan derajat nyeri yang dirasakannya (Faces
Scale / Skala Nyeri berdasarkan ekspresi wajah).
Prosedur
(SPO Asessment Derajat Nyeri Pasien Dewasa/Geriatri)
Mencatat pada status / rekam medis pasien derajat nyeri pasien pada
initial assessment pasien.
Pada pasien rawat inap, penilaian berikutnya (re-assessment) dilakukan
tiap 8 jam dan dicatat pada status terintegrasi serta catatan rawat inap
pasien.
Pada pasien rawat jalan / ODC, penilaian berikutnya dilakukan pada saat
pasien melakukan kontrol atau apabila pasien tetap merasakan nyeri yang
tidak dapat ditangani dapat datang kembali ke IGD untuk dilakukan
penilaian ulang derajat nyeri dan tatalaksananya oleh DPJP, Tim
tatalaksana nyeri, dan dokter spesialis lain yang ditunjuk.
skala wajah atau FACES scale
Prosedur
(SPO Asessment Derajat Nyeri Pasien Anak)
Melakukan penilaian derajat nyeri dapat menggunakan :
a. skala wajah atau FACES scale
Anak diperlihatkan gambar-gambar wajah menggunakan skala nyeri wajah.
Anak diminta memilih gambar mimik wajah yang sesuai dengan derajat nyeri yang
dirasakannya.
b. Penilaian dengan menggunakan skala nyeri perilaku Face,Legs
Activity,Cry,Consolability Scale (FLACCS)
Skala nyeri perilaku FLACCS digunakan untuk menilai nyeri pada anak yang belum dapat
menyampaikan nyeri secara verbal
Jumlahkan skor semua nyeri dari kelima kategori tersebut
Tentukan derajat nyeri pasien anak tersebut
Dokumentasikan dalam status rekam medis pasien.
skala wajah atau FACES scale
FLACCS ( Face, Legs, Activity, Cry, Consolability Scale)
Prosedur
(SPO Asessment Derajat Nyeri Pada Neonatus)
Penilaian derajat nyeri pada neonatus adalah dengan menggunakan skala
Newton.
Keluarga pasien dijelaskan mengenai prosedur penilaian yang akan
dilakukan dan dapat dilibatkan dalam melakukan penilaian.
Pengamat memperhatikan dengan seksama neonatus tersebut.
Dengan menggunakan skala nyeri Newton seperti dibawah ini, tentukan
derajat nyeri pasien dan mendokumentasikannya dalam status rekam
medis pasien sebagai dasar untuk menentukan tatalaksana nyeri
selanjutnya
ASESMEN NYERI PADA NEONATUS SKALA NEWTON
ASESMEN NYERI PADA NEONATUS SKALA NEWTON
ASESMEN NYERI PADA NEONATUS SKALA NEWTON
Lakukan penilaian nyeri pada pasien dengan penurunan keasadaran dengan menggunakan
skala sikap dan perilaku pasien / Behavioral Pain Scale (BPS), yaitu dengan melihat
ekspresi wajah, pergerakan atau posisi ekstremitas atas, dan toleransi terhadap ventilasi
mekanik.
Nilai <5 berarti pasien bebas nyeri
Nilai >5 berarti pasien mengalami nyeri yang perlu diterapi.
Dapat juga dilakukan penilaian terhadap nyeri pada pasien dengan penurunan kesadaran
dengan melihat tanda-tanda vital pasien (frekuensi nadi dan tekanan darah) dan selanjutnya
dengan penilaian sikap dan perilaku pasien.
Apabila didapatkan tekanan darah pasien meningkat dan juga disertai peningkatan frekuensi
nadi dapat menunjukkan pasien mengalami nyeri, perhatikan hal-hal yang dapat
menyebabkan keadaan tersebut., seperti trauma, prosedur medis (pemasangan WSD,CVP,
dll), pengambilan darah, prosedur rutin (suction, perubahan posisi, pencabutan drainage
atau kateter, perawatan luka), atau pasien dengan ventilasi mekanis.
Penilaian nyeri kembali dilakukan setiap 8 jam atau pada saat dilakukan prosedur medis.
HPK 2.6
Standar HPK.2.6
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat
pelayanan yang menghargai dan penuh kasih sayang pada
akhir kehidupannya.
Prosedur (SPO Pelayanan Pasien Tahap Terminal)
Dokter yang merawat mengidentifikasi pasien dengan tahap terminal dari segi medis
Perawat mengidentifikasi gejala umum fase akhir kehidupan, kondisi fungsional, pengobatan
yang diterima saat ini dan memberikan kenyamanan terhadap gejala yang dihadapi pasien
Dokter dan perawat mencatat setiap assessment di berkas rekam medik pasien
Dokter dan perawat menginformasikan keadaan pasien kepada keluarga pasien dalam sebuah
diskusi interaktif
Dokter dan perawat mengidentifikasi pengetahuan dan pandangan serta harapan dan
kebutuhan pasien dan keluarga terhadap kondisi pasien dan membuat persetujuan keluarga
pasien mengenai target terapi yang akan dilakukan
Dokter dan perawat memberikan terapi paliatif dengan persetujuan pasien dan atau keluarga
pasien
Dokter melibatkan keluarga pasien untuk semua aspek pelayanan yang diberikan
Memberikan asuhan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut pasien.
ASESMEN PASIEN TAHAP TERMINAL
ASESMEN PASIEN TAHAP TERMINAL
Tanda-tanda meninggal secara klinis :
Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total
Tidak ada gerakan dari otot khususnya pernafasan
Tidak ada reflek
Gambaran mendatar pada EKG
HPK 3
Standar HPK.3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses
untuk menerima, menanggapi dan menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan,
konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga
menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini
HPK 4
Standar HPK.4
Setiap pasien dijelaskan mengenai hak dan kewajiban dengan
metode yang mudah dimengerti
Prosedur
(SPO Penjelasan Hak dan Kewajiban Pasien)
Pasien mendapat penjelasan tentang hak dan kewajibannya setelah melakukan
proses pendaftaran atau registrasi
Penjelasan dilakukan oleh petugas TPP ( untuk pasien rawat inap ) dengan
menggunakan surat persetujuan yang ditandatangani oleh pasien / keluarga dan
disimpan di rekam medis pasien
Untuk pasien rawat inap dan IGD, penjelasan hak dan kewajiban pasien dilakukan
setiap kali kedatangan
Jika pasien tidak bisa membaca atau tidak mengerti bahasa indonesia maka
petugas TPP atau registrasi akan menjelaskan secara lisan dan mengupayakan
menggunakan bahasa dan cara yang dimengerti oleh pasien
Penyediaan informasi tentang hak dan kewajiban pasien dibuat dalam bentuk
banner yang dipasang di tempat-tempat tertentu dan dalam bentuk flyer yang
sudah disediakan di tempat TPP dan registrasi
Dilakukan sosialisasi tentang hak dan kewajiban pasien kepada dokter,
keperawatan dan staf RS lainnya.
Semua petugas memahami tentang hak dan kewajiban
pasien
HPK 5
Standar HPK.5
Pada saat pasien diterima waktu mendaftar rawat jalan dan
rawat inap diminta menandatangani persetujuan umum
(general consent) harus menjelaskan cakupan dan batasannya.
Pasien setelah selesai melakukan proses registrasi, akan mendapat
penjelasan tentang general consent dari petugas TPP atau registrasi
Untuk pasien Rawat jalan (RWJ) maka penjelasan general concent dari
petugas registrasi hanya dilakukan satu kali saat pertama kali datang
Untuk pasien rawat inap ( RWI) dan Instalasi gawat darurat ( IGD ) maka
pasien mendapatkan penjelasan general consent dari petugas TPP RWI
setiap kali pasien datang untuk dirawat
Setelah mendapat penjelasan general consent dan memahaminya maka
pasien menandatangani form general consent tersebut.
Form general consent disimpan di rekam medik pasien
HPK 5.1
Standar HPK.5.3
Rumah saakit menetapkan proses, dalam konteks peraturan
perundang-undangan, siapa pengganti pasien yang dapat
memberikan persetujuan dalam persetujuan khusus (informed
consent) jika pasien tidak kompeten
Pihak yang berhak memberikan persetujuan
Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah :
Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan ( informed consent ) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
1.Ayah / Ibu Kandung
2.Saudara-saudara kandung
Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang
tuanya berhalangan hadir, persetujuan ( informed consent ) atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
1.Ayah / Ibu Adopsi
2.Saudara-saudara Kandung
3.Induk Semang
Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, berada dibawah pengampunan
( curatelle ), Bagi pasien dewasa yang telah menikah / orang tua, persetujuan atau
penolakan tindakan medik diberikan oleh mereka menurut urutan hal tersebut.
1. Ayah / Ibu kandung
2. Wali yang sah
3. Saudara-saudara kandung