Anda di halaman 1dari 76

PROGRAM PENCEGAHAN

DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Indonesia ( HIPPII)
PERMENKES 27/2017
1. Kewaspadaan isolasi (kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan
Berdasarkan Transmisi
2. Penerapan langkah untuk mencegah terjadinya HAIs (bundles)
3. Surveilans Hais
4. Pendidikan dan pelatihan
5. Penggunaan anti mikroba yang bijak

Dilakukan monitoring melalui:


1. Infection Control Risk Assesment (ICRA)
2. Audit dan monitoring lainya
Dalam pelaksanaan PPI, RS, Puskesmas, Klinik, Praktik Mandiri wajib
menerapkan seluruh program PPI
Untuk Fasyankes lainnya disesuaikan dengan pelayanan yang dilakukan
PROGRAM PPI
Kewaspadaan
Profilaksis Standar
Kewaspadaan
Isolasi HH
APD
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Pasien

MONEV
Penggunaan Linen
ICRA

AUDIT
Antimikroba Surveilans Kes. Karyawan
Bijak Penempatan Pasien
Etika batuk
PROGRAM Penyuntikan yang aman
PPI Praktik lumbal punksi

Kewaspadaan
Berdasarkan
Transmisi
Pencegahan Pendidikan
Infeksi dg dan pelatihan
Bundles PPI
Airborne
Terapeutik
Droplet
Contact
PROGRAM PPI
• Program PPI dirancang untuk menurunkan risiko tertular infeksi pada pasien, staf klinis & nonklinis
harus mengacu & sesuai dg ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktik terkini, standar kesehatan
lingkungan terkini, & peraturan per-UU
• Kegiatan yang tercantum dalam program PPI tergantung pada:
• Kompleksitas kegiatan klinis dan pelayanan Fasyankes
• Besar kecilnya area Fasyankes
• Tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani, geografis, jumlah pasien, dan jumlah pegawai
dan merupakan bagian terintegrasi dengan Program Peningkatan Mutu.
• Untuk memantau dan menilai pelaksanaan program PPI disusun indikator-indikator sebagai bukti
dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
TATA KELOLA & KEPEMIMPINAN
• Membentuk organisasi pengelola kegiatan PPI &
menetapkan tanggung jawab & tugas meliputi:
• menetapkan definisi infeksi terkait layanan kesehatan;
• metode pengumpulan data (surveilans);
• membuat strategi/program menangani risiko PPI;
• proses pelaporan (minimal setiap 3 bln).
• Dalam koordinasi termasuk komunikasi dg semua pihak u/
memastikan program berjalan efektif & berkesinambungan
• Organisasi melakukan koordinasi semua kegiatan PPI
secara terstruktur melibatkan staf klinis & nonklinis sesuai
dg ukuran, serta kompleksitas & peraturan perundang-
undangan
KEWASPADAAN ISOLASI
Pasien

KEWASPADAAN STANDAR DAN


KEWASPADAAN BERDASARKAN
Lingkungan TRANSMISI Pasien
(Kewaspadaan Isolasi/ Isolation Precaution)

MEMUTUS MATA RANTAI INFEKSI

Petugas,
pengunjung
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan

1985 Universal Precaution Epidemik HIV petugas kesehatan, waspada


terhadap darah & cairan tubuh, tangani dg
menggunakan sarung tangan, gaun,masker ,
pelindung mata
1988 Universal Precaution Darah , cairan tubuh sumber HIV,HVB, waspada
terhadap darah , cairan tubuh (semen ,
vagina,peritonial,perikardial sinovial,
amniotic,cerebrospinal), bukan feces, urine,
muntah,sputum,sekret hidung keringat, kecuali
kena darah
Setelah melepas sarung tangan harus cuci
tangan
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1987 Body Substance Isolation (BSI)di Waspada terhadap darah, feses, urine
Seatle, Washington, San Diego, sputum,saliva,wound drainage,cairan
California tubuh lainnya, permukaan tubuh yg basah
& lembab, gunakan sarung tangan, setelah
melepas tidak perlu cuci tangan
1990 A new Isolation Guideline Terdiri dari 2 lapis
Kewaspadaan Standar & kewaspadaan
berdasarkan transmisi
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan

1996 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar ditujukan kepada semua


pasien tanpa memandang apakah infeksi atau
tidak, waspada terhadap darah & cairan tubuh,
sekresi, ekskresi , kecuali keringat, gunakan APD
jika tindakan terkena atau memungkinkan terkena
darah, cairan, sekresi,ekskresi
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Airborne, droplet, kontak, ditujukan pada pasien yg
yg sudah terinfeksi atau di duga infeksi
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1996 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar meliputi
1.Kebersihan tangan,
2.Penggunaan APD (sarung tangan,masker,
pelindungmata /wajah. Gaun/apron),
3.Peralatan perawatan pasien,
4.Pengendalian lingkungan ,
5.Penanganan limbah,
6.Penempatan pasien
7.Penanganan linen,
8.Kesehatan karyawan
• Tahun 2007
• Standard Precaution (Kewaspadaan Standar) ditambah dg
• Hygiene respirasi/Etika batuk
• Praktek menyuntik yg aman
• Praktek pencegahan untuk prosedur lumbal punksi
• Hospital Acquired Infection (HAI) menjadi
Healthcare Associated Infections ( HAIs)
• Cuci tangan menjadi kebersihan tangan
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airborne/Udara

>5µm < 5µm

MRSA, VRE TBC, SARS


H5N1,H1N1
MDRO Meningitis

Bicara,batuk Bicara,batuk
Aerosol Aerosol
bersin bersin
KEBERSIHAN TANGAN, ALAT
PELINDUNG DIRI, DISINFEKTAN
• sarana efektif u/ mencegah & mengendalikan infeksi
• harus tersedia di setiap tempat asuhan pasien
• pelatihan cara memakainya.
• Sabun, disinfektan, handuk/tissu, serta alat lainnya u/ pengeringan ditempatkan
di lokasi tempat cuci tangan & prosedur disinfeksi tangan dilakukan.
• Pelatihan pada semua pegawai termasuk tenaga kontrak
KEBERSIHAN TANGAN
• Edukasi kebersihan tangan pada tenaga medis, tenaga
kesehatan lain, seluruh karyawan, pasien dan keluarga
• Peyediaan Perlengkapan dan peralatan untuk
kebersihan tangan tersedia di tempat pelayanan
• Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan kebersihan tangan
6 LANGKAH KEBERSIHAN TANGAN
DILARANG MENGGANTUNG MASKER PADA
PERALATAN MEDIS & ALAT
KESEHATAN HABIS PAKAI
• Assesmen risiko & menetapkan strategi u/ menurunkan risiko infeksi sesuai
tingkatan risiko infeksi masing-masing terhadap pasien & staf, misal pencampuran
obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan, pungsi lumbal, & sebagainya, dan;
• Kegiatan penunjang harus mengikuti prinsip-prinsip pencegahan & pengendalian
infeksi, meliputi:
• sterilisasi alat;
• pengelolaan linen/londri;
• pengelolaan sampah;
• penyediaan makanan;
• Otopsi dan Pemulasaran jenazah.
• Mengidentifikasi & menerapkan proses u/ mengelola perbekalan farmasi habis
pakai (supplies) yg sudah kadaluwarsa & penggunaan ulang peralatan sekali-pakai.
KRITERIA PERALATAN PASIEN
• Peralatan non kritikal
Peralatan yg hanya dipermukaan tubuh pasien
(Pembersihan atau disinfeksi)
• Peralatan semi kritikal
Peralatan yg masuk kedalam membrane mukosa
(Minimal disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi)
• Peralatan kritikal
Peralatan yg masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan steril
(Sterilisasi)
UNIT STERILISASI CSSD

DI LUAR CSSD

SINGLE USE – RE-USE


PENATALAKSANAAN LINEN
• Regulasi pengelolaan linen
• Penatalaksanaan linen di ruangan, transportasi linen ke
ruang cuci/laundry, dan
• Penatalaksanaan linen di ruang cuci/laundry.
• Prosedur antara linen bersih, linen kotor dan steril atau
dengan kata lain setiap kelompok linen tersebut harus
ditempatkan pada tempat yang terpisah
PENGELOLAAN LIMBAH
• Pengelolaan limbah dg benar untuk meminimalkan risiko infeksi
melalui kegiatan sebagai berikut:
• membuat regulasi pengelolaan limbah.
• pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius, darah, sampel
laboratorium benda tajam (seperti jarum) dalam safety box
(penyimpanan khusus), limbah B3.
• Edukasi kepada karyawan mengenai pengelolaan yang aman
• Penyediaan tempat penyimpanan khusus
• Tatalaksana dan pelaporan pajanan limbah infeksius atau tertusuk
jarum dan benda tajam.
PELAYANAN MAKANAN
• Pengelolaan Bahan Makanan,
• Sanitasi Dapur, Makanan, Alat Masak, Serta Alat
Makan Untuk Mengurangi Risiko Infeksi Dan
Kontaminasi Silang;
• Standar Bangunan, Fasilitas Dapur, Dan Pantry Sesuai
Dengan Peraturan Perundangan Termasuk Bila
Makanan Diambil Dari Sumber Lain Di Luar Fasyankes
dirty linen side clean linen side

SE
loading unloading
TRI
KA

DRYING
Penanganan Limbah

Jenis limbah
Limbah padat:
Infeksius
Non infeksius

Limbah cair
Infeksius
Non infeksius

Limbah benda tajam


PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS
• pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
• penanganan & pembuangan darah serta komponen
darah;
• pemulasaraan jenazah & bedah mayat;
• pengelolaan limbah cair;
• pelaporan pajanan limbah infeksius.
Penanganan benda tajam

Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),


Dilarang mematahkan jarum, melepaskan, membengkokkan jarum bekas pakai.

Gunakan cara yg aman bila memberikan


benda tajam
PELAYANAN MAKANAN
• pengelolaan bahan makanan;
• sanitasi dapur;
• makanan;
• alat masak, serta alat makan u/ mengurangi risiko infeksi &
kontaminasi silang;
• standar bangunan, fasilitas dapur, & pantry sesuai dg
peraturan perundangan termasuk bila makanan diambil dari
sumber lain di luar rumah sakit/ fasyankes.
Swa kelola

Sterilisasi,
Linen/
Laundry,
Makanan,
Sampah
Sewa Outsorcing

Apabila dilaksanakan oleh pihak ketiga, harus DIPASTIKAN dan DIPANTAU standar
mutu yang digunakan oleh pihak ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PENEMPATAN PASIEN
• Setiap pasien dg penyakit Infeksi menular & dianggap berbahaya sebaiknya
dirawat di ruang terpisah dari pasien lainnya yg mengidap penyakit bukan infeksi.
• Pasien yg rentan infeksi seperti pasien luka bakar, pasien dg penurunan sistem
imun dikarenakan pengobatan atau penyakitnya, dirawat di ruang (terpisah) isolasi
.
• Pasien yg tidak termasuk kriteria diatas dirawat diruang rawat inap biasa.
• Alat pelindung diri diterapkan kepada setiap pengunjung & petugas kesehatan
terhadap pasien yg dirawat di kamar isolasi.
• Pasien yg dirawat diruang isolasi, dapat di dipindahkan ke ruang rawat inap biasa
apabila telah dinyatakan bebas dari penyakit atau menurut petunjuk dokter
penanggung jawab pasien.
PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI
• Penetapan kebijakan dan prosedur pencegahan penularan infeksi melalui transmisi airborne
• Alur dan SOP pengelolaan pasien dengan penyakit yang dapat menular melalui transmisi air
borne.
• Identifikasi pasien yang berisiko dengan memberikan masker, menempatkan pasien di tempat
tersendiri atau kohorting dan mengajarkan etika batuk.
• Proses pelayanan dan transfer pasien dengan penyakit yang dapat menular melalui transmisi air
borne
• APD
• Penataan ruang periksa
• Penempatan maupun transfer pasien
• Pembersihan kamar dengan benar setiap hari selama pasien rawat inap dan pembersihan
kembali setelah pasien pulang
• Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan upaya pencegahan transmisi infeksi
SARANA GEDUNG ISOLASI
• Ruang ganti umum
• Ruang bersih dalam
• Stasi perawat
• Ruang rawat pasien
• Ruang dekontaminasi
• Kamar mandi petugas
DENAH RUANG ISOLASI
RUANGAN ISOLASI BERTEKANAN
NEGATIF
PROGRAM KESEHATAN
KARYAWAN
• Pemeriksaan kesehatan
• Pemberian immunisasi / profilaksis anti virus dan
vaksin flu
• Pengadaan Sarana Kewaspadaan Standar
• Pencegahan penularan petugas kesehatan
• Penatalaksanaan penularan / paparan luka tusuk
jarum

PPP = Profilaksis Pasca Pajanan

8-39
TUJUAN PROGRAM

• Meningkatkan keselamatan petugas di Faslitas


Pelayanan Kesehatan
• Mempertahankan kesehatan petugas kesehatan
• Efisiensi biaya
• Mencegah timbulnya wabah
• Mencegah tuntutan hukum

8-40
DATA YANG BERISIKO TERKENA
KECELAKAAN BENDA TAJAM
Data NaSH (National Surveillance System for Health Care Workers) 6/95 – 12/01
TINDAKAN YANG BERISIKO TERKENA
KECELAKAAN BENDA TAJAM
Data NaSH (National Surveillance System for Health Care Workers) 6/95 – 12/01
PEMERIKSAAN
KESEHATAN
• Pemeriksaan Kesehatan berkala
• Pemeriksaan khusus pada petugas terpajan :
• Periksa suhu tubuh
• Uji diagnostik
• Pengobatan

8-43
PEMBERIAN IMMUNISASI /
PROFILAKSIS
• Pemberian immunisasi Hepatitis B
• Pemberian vaksin flu musiman yang dianjurkan WHO
jika ada kontak dengan pasien penyakit menular
melalui udara
• Kadar antibodi yang bersifat protektif dideteksi antara
2 dan 4 minggu setelah vaksinasi

8-44
PENGADAAN SARANA KEWASPADAAN
STANDAR
• Sarana Kebersihan Tangan
• APD harus tersedia cukup di area perawatan pasien
• APD harus segera dilepas jika tidak diperlukan lagi.

8-45
PENATALAKSANAAN PENULARAN
• Petugas kesehatan yang sedang flu perlu
dipertimbangkan untuk tidak merawat / kontak
dengan pasien immunokompromais
• Petugas kesehatan yang mengalami demam atau
gangguan pernafasan dalam 10 hari setelah
terpajan pasien penyakit menular melalui udara
perlu dibebas-tugaskan dan harus diisolasi

8-46
PENATALAKSANAAN PAJANAN

►Periksa status kesehatan petugas terpajan

►Ketahui status kesehatan sumber pajanan


►Tindakan sesuai jenis paparan

►Terapkan profilaksis pasca pajanan (PPP) sesuai


Kebijakan di Faslitas Pelayanan Kesehatan
ALUR LUKA TUSAK
JARUM/PAPARAN
Tertusuk jarum CAIRAN
Terpajan cairan
terkontaminasi tubuh
TUBUH
Cuci dg air Segera lapor ke Cuci dg air
mengalir atasan mengalir

Buat laporan

Investigasi lapangan Tim PPI

Petugas dan Sumber


Periksa darah HCV, HBV, HIV

Perawatan & Pengawasan


dokter
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG
BIJAK
• Penetapan kebijakan dan panduan penggunaan antimikroba
• Pembatasan formularium
• Pertimbangan farmasi
• Kebijakan penghentian otomatis
• Keharusan konsultasi atau persetujuan oleh DPJP
• Laporan selektif uji sensitivitas
• Pembatasan interaksi dengan “med-rep”
• Edukasi penggunaan antimikroba secara bijak pada tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas
Rekomendasi penggunaan AB yang tepat bagi para
pemberi yankes
• Hanya berikan pengobatan AB bila memang akan menguntungkan
pasien
• Gunakan obat yang ditujukan kepada patogen “tersangka utama”
• Gunakan AB dengan dosis dan durasi yang tepat
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG
BIJAK
DAPAT DICAPAI
SALAH SATUNYA DENGAN MEMPERBAIKI
PERILAKU DALAM PENULISAN RESEP
ANTIBIOTIK
SURVEILANS
• Kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi peningkatan
dan penularan penyakit guna memperoleh informasi yg
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara
efektif dan efisien
• Proaktif mengidentifikasi risiko infeksi & program berfokus pada
daerah infeksi, melalui pengumpulan data & analisisnya untuk
membuat asesmen risiko
SURVEILANS
• mengumpulkan & mengevaluasi data mengenai infeksi serta lokasinya yg
relevan sebagai berikut:
• saluran pernapasan seperti prosedur & tindakan terkait intubasi, bantuan
ventilasi mekanik, trakeostomi, & lain lain;
• saluran kencing seperti pada kateter, pembilasan urine, & lain lain;
• alat invasif intravaskular, saluran vena verifer, saluran vena sentral, & lain
lain;
• lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptik, & lain-lain;
• penyakit & organisme yg penting dari sudut epidemiologik seperti
multidrug resistant organism & infeksi yg virulen;
• timbul infeksi baru atau timbul kembali infeksi di masyarakat.
OUTBREAK INFEKSI
• Penetapan kebijakan dan prosedur penanganan outbreak
infeksi akibat kegiatan pelayanan di Puskesmas atau di
wilayah kerja Puskesmas
• Identifikasi kemungkinan terjadinya outbreak infeksi baik
yang terjadi di Puskesmas atau di wilayah kerja Puskesmas
• Upaya penanggulangan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang disusun
• evaluasi dan tindak lanjut tentang penanggulangan outbreak
INFECTION CONTROL RISK
ASSESMENT (ICRA)

ICRA  Proses Penentuan Potensi Resiko Penularan


Infeksi
sebagai IMPLEMENTASI MANAJEMEN
RISIKO
TUJUAN
• Meminimalkan Resiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan (HAIs)
• Mengontrol penyebaran komponen debu
selama kontruksi dan renovasi
1. Pendahuluan

2. Latar belakang

3. Tujuan umum & khusus

4. Kegiatan pokok & rincian kegiatan

5. Cara melaksanakan kegiatan

6. Sasaran

7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya

9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan


1. PENDAHULUAN

Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang


bersifat umum yang masih terkait dengan
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
Bisa ditampilkan data-2 infeksi di tingkat nasional
& atau global  
2. LATAR BELAKANG

Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau


alasan mengapa program PPI tersebut disusun.
Sebaiknya dilengkapi dengan data-data PPI tingkat
nasional & tingkat RS sehingga alasan diperlukan
program PPI tsb dapat lebih kuat.
N TOH
3. TUJUAN UMUM & KHUSUS
CO

• UMUM

Terlaksananya identifikasi & penurunan risiko

HAIs pada pasien, staf klinis, staf non klinis,

tenaga kontrak, mahasiswa dan pengunjung.


3. TUJUAN UMUM & KHUSUS
TOH
N
CO

• KHUSUS
1. Tercipta budaya penerapan Kewaspadaan isolasi
(kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi
2. Terlaksana Penerapan langkah untuk mencegah
terjadinya HAIs (Penerapan Bundles)
3. Terlaksana Surveilans HAis
4. Tercapai cakupan kegiatan Pendidikan dan pelatihan
5. TerselenggaraPenggunaan anti mikroba yang bijak
6. Terselenggara ICRA dan Audit PPI
4. KEGIATAN CO
N TOH

1. Melakukan Infection Control Risk Assessment (ICRA)

2. Melaksanakan Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Berdasarkan


Transmisi

3. Penerapan upaya pencegahan HAIs (bundles)

4. Melaksanakan Surveilans HAIs

5. Melakukan Investigasi outbreak

6. Pegawasan terhadap penggunaan antimikroba secara aman

7. Mengukur & me-review risiko infeksi

8. Audit PPI
4. KEGIATAN
6. Menerapkan penggunaan anti mikroba secara bijak

7. Melaksanakan Pendidikan dan pelatihan PPI

8. Melaksanakan Audit PPI

9. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan


kebijakan, prosedur dan pedoman-pedoman PPI

10.Melaksanakan pelaporan PPI

TOH
N
CO
4. RINCIAN KEGIATAN
1. ICRA (kegiatan no.1)
- identifikasi risiko infeksi
- analisa risiko infeksi
- evaluasi risiko infeksi
- Susun langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Audit PPI (kegiatan no.8)
- Susun jadwal audit
- Lakukan audit (oleh IPCN)
- Analisa hasil audit
- Buat laporan audit
4. RINCIAN KEGIATAN
3. Surveilance (kegiatan no.4)
 Menetapkan data surveilance yg dikumpulkan dan metode survei
 Langkah-Langkah Surveilans :
• Perencanaan
• Pengumpulan data
• Analisis
• Interpretasi
• Pelaporan
• Evaluasi
 Melakukan sensus harian
 membuat laporan bulanan
 Melakukan analisa setiap 3 bulan
4. RINCIAN KEGIATAN
4. Investigasi outbreak (kegiatan no.5)
- Mengumpulkan data
- Melakukan analisa
- Melakukan tindakan perbaikan
5. Penggunaan Antimikroba yang Rasional (kegiatan no.6)
• Kebijakan dan Standarisasi Antibiotik Profilaksis pd
beberapa operasi bersih (misalnya kraniotomi, mata)
dan operasi bersih terkontaminasi
• Kebijakan dan Standarisasi terapi antibiotik empirik
berdasarkan pola mikroba dan kepekaan antibiotik
setempat.
• Kebijakan dan Standarisasi Terapi antibiotik definitif
4. RINCIAN KEGIATAN
6. Monitoring pelaksanaan kebijakan, prosedur dan pedoman-pedoman
PPI (kegiatan no.9)
• Monitoring Sterilisasi  pemrosesan peralatan
perawatan pasien
• Monitoring pengelolaan laundry dan linen
• Monitoring Peralatan kadaluwarsa dan peralatan re-
use
• Monitoring penanganan sampah infectious, produk
darah&cairan tubuh lainnya
• Monitoring penanganan benda tajam & jarum
• Pencatatan dan pelaporan insiden pajanan
• Monitoring hygiene dan sanitasi lingkungan
• Monitoring pekerjaan pembangunan dan renovasi
OH
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NT
CO• Supervisi

• Sosialisasi

• Rapat Komite/ Tim PPI

• Audit kepatuhan terhadap PPI ke ruangan/unit

kerja
6. SASARAN
Sasaran program PPI adalah target per tahun yang spesifik
dan terukur untuk mencapai tujuan-tujuan program.
• Menurunkan risiko infeksi pada pasien, petugas, dan
pengunjung fasyankes
• Memantau terjadinya infeksi dan terapkan Tindakan
pengendalian
• Menemukan dan memperbaiki masalah yang berkaitan
dengan Praktek pencegahan infeksi
• Minimalisasi paparan patogen
• Minimalisasi risiko yang terkait dengan prosedur, alat dan
peralatan kesehatan
• Mempertahankan kepatuhan dengan badan pengatur yang
terkait dengan pencegahan infeksi
7. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN
KEGIATAN

Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu


melaksanakan langkah-langkah kegiatan program dalam kurun
waktu tertentu
CONTOH

no Keg J F M A M JN JL A S O N D

Pembentukan komite/ X
Tim PPI
Melaksanakan ICRA X

Surveilance X

Monitoring dan Evaluasi X X X X X X X X X X X X


pelaksanaan kebijakan,
pedoman, standar
prosedur PPI
Pendidikan dan pelatihan X
PPI
Audit X

Pelaporan x x x x
8. EVALUASI PELAKSANAAN
KEGIATAN & PELAPORANNYA

• Menurut skedul (jadwal ) kegiatan.

• Dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu)

• Bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau


penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki
9. PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI
OH
KEGIATAN CO
N T

• Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan


program secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di
dalam kerangka acuan bagaimana melakukan
evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
Contoh : Evaluasi kegiatan dilakukan melalui
rapat Komite PPI setiap bulan
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN &
PELAPORANNYA

• IPCN membuat laporan rutin: 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun atau jika


diperlukan.

• Komite/Tim PPI membuat laporan tertulis kepada pimpinan


fasyankes setiap bulan dan jika diperlukan.
76

Anda mungkin juga menyukai