Kuliah 4 Sampai 6. Materi Mesin DC (Gen Motor DC)
Kuliah 4 Sampai 6. Materi Mesin DC (Gen Motor DC)
1
Generator DC
Generator adalah sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanis
menjadi daya listrik
Prinsip kerja :
Jika sepotong kawat terletak diantara kutub-kutub magnet kemudian
kawat tersebut kita gerakkan maka ujung kawat ini timbul gaya gerak listrik
karena induksi. Arah dari ggl sesuai dengan aturan tangan kanan (lihat
gambar)
Dari gambar b menjelaskan bahwa bila arah gerak kawat dibalik maka arah ggl
juga membalik
2
Jika kumparan yang terletak diantara kutub-kutub magnet kita putar dengan
kecepatan putar (ω) yang tetap maka pada tiap-tiap perubahan kedudukan dari
kumparan ini untuk besaran ggl induksinya akan berbeda-beda (lihat gambar)
Pada posisi A, besar fluks magnet yang tercakup oleh kumparan adalah Φsin ωt.
Dengan berputarnya kumparan pada kecepatan tetap, maka besar ggl induksi
setiap saat diujung-ujung kumparan adalah :
d cos t
e
dt
e = ωΦ sin ωt
Berdasarkan persamaan diatas besarnya ggl pada saat t= 0,1,2,3,4 didapat :
waktu ggl induksi
0 0
1 maks
2 0
3 min
4 0
3
Dalam bentuk pulsa ggl induksi yang timbul di ujung-ujung kumparan seperti
pada gambar
4
Untuk memperbesar ggl induksi yang terjadi pada ujung kumparan jangkar
dapat dilakukan dengan membelitkan beberapa kumparan yang dialiri arus
listrik pada kutub-kutub magnet generatornya (lihat gambar)
Untuk mendapat tegangan atau arus searah yang dialirkan ke beban generator,
maka kedua cincin itu diganti dengan satu cincin belah (lihat gambar)
5
Pada gambar a sisi kumparan ab tersambung pada lamel e, sedangkan sisi
kumparan cd tersambung pada lamel f. Jika kumparan berputar searah jarum jam,
maka kumparan pada kedudukan ini lamel e berpolaritas negatif. Sedangkan lamel
f berpolaritas positif (aturan tangan kanan)
Gambar b kumparan telah berputar searah jarum jam sebesar 900 terhadap
kedudukan kumparan pada gambar a . Pada keadaan ini lamel e dan f tidak
bermuatan listrik ( beban lampu padam)
Dalam bentuk pulsa, ggl induksi dari generator dengan pemasangan cincin belah
pada ujung-ujung kumparan dapat digambarkan sebagai berikut:
6
Rangkaian Listrik Generator DC
7
Disebut sebagai Generator DC dengan penguatan medan terpisah karena arus
listrik yang mengalir melalui kumparan medan penguat diambilkan dari sumber
listrik lain bukan dari sumber listrik generator DC tersebut.
8
Macam-macam Generator DC
Generator DC Penguat
Medan Terpisah
Generator DC Shunt
Generator DC dengan
penguat Medan
Generator DC Generator DC
Generator DC tanpa Kompon Kompon
Penguat Medan Pendek Panjang
9
Generator Penguat Sendiri
Yang dimaksud generator penguat sendiri adalah : arus listrik yang dialirkan
melalui kumparan penguat medan Rf yang diambil dari output generator
tersebut.
10
a. Generator Shunt
Untuk mendapatkan arus penguat yang besar agar fluks magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan medan menjadi besar, maka diameter kawat
kumparan medan dipilih yang besar. Untuk hal tersebut kumparan medan
disambung seri dengan tahanan jangkar (lihat gambar)
12
Dengan diameter kawat kumparan cukup besar, maka kumparan ini akan memakan
ruangan rotor.
Kelemahan generator seri adalah tegangan output (terminal) tidak stabil karena
arus beban IL berubah-ubah sesuai dengan beban yang dipikul
Hal ini menyebabkan fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan seri tidak
stabil.
13
c. Generator Kompon
Karakteristik beban nol dari generator dengan penguat medan terpisah baik
generator shunt maupun generator seri dapat dilihat pada gambar :
17
Torsi (Kopel)
Jika jari-jari jangkar dari generator DC sebesar r mendapat gaya F maka kerja yang
dilakukan oleh gaya F dalam satu putaran adalah :
W = F x jarak
W = F 2πr
Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam putaran per detik adalah :
W = F 2πr n = F r 2π n
W = Ta 2π n = Ta ωm
W = Ta 2π N/60
dimana :
W = kerja yang dilakukan oleh kumparan jangkar
F = Gaya (Newton)
r = jari-jari jangkar
N = Putaran jangkar (rpm = rotasi per menit)
n = Putaran jangkar (rpd = rotasi per detik )
Ta = Torsi Jangkar (Nm) = F r
18
ωm = Kec. Putar mekanik ( rpd) = 2π n
Adapun besar kerja yang dilakukan oleh putaran jangkar per detik (W) adalah sebanding dengan
daya jangkar dapat ditulis :
W = Pa = Ea Ia
Dengan demikian dapat ditulis :
EaIa = Ta 2π n
Ta =
1 E aIa
2 n
Ta = 0.59 E aIa
Dimana : n
Ta = torsi jangkar (Nm)
n = putaran jangkar
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ggl induksi jangkar dapat ditulis :
Ea =
P n Z
Ta = 0.59 a = 0.59
P Ia Z ZP
Ia
Ta = C Φ Ia a a
Dimana :
Ta = Torsi jangkar (Nm)
Φ = Fluks (weber)
Z = jumlah penghantar kumparan jangkar
a = jumlah kumparan paralel
N = Putaran jangkar
19
Torsi Poros
Akibat timbulnya torsi jangkar maka pada generator timbul daya output (Pout) dan
dari Pout ini timbul torsi poros/sumbu (Shaft torque) dan disimbulkan dengan Tsh
Pin = Tsh 2 π n = Tsh ωm
Tsh =
60 Pin
2 N
= 9.55 Pin
N
dimana :
Pin = daya input generator (watt)
Tsh = torsi poros/sumbu (Nm)
ωm = kecepatan putar mekanik (rpd)
20
Rugi-rugi Total
Jangkar
Rugi tembaga jangkar
(Rugi Variabel)
Rugi Sisi
Listrik
Rugi kumparan medan seri
(Rugi konstan)
shunt
Rugi Listrik
Rugi listrik juga dikenal dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan
jangkar, kumparan medan seri dan kumparan medan shunt
Rugi kumparan jangkar (Pa = Ia2Rsh ) besarnya sekitar 30 sampai 40% dari
rugi total pada beban penuh.
Rugi kumparan medan shunt (Psh = Ish2Rsh) dan rugi kumparan medan seri
(Ps = Is2Rs) besarnya sekitar 20 sampai 30% dari rugi beban penuh
22
Rugi Besi / rugi Magnetik
Rugi magnetik terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus pusar
Rugi histerisis (Ph) besarnya adalah :
Ph = ηhBmax1,6 f v (watt)
dimana ηh = koefisien steinmetz histerisis,
V = volume inti(m3),
f = frekuensi putar magnet = f= PN/120
Dari persamaan diatas, besaran koefisien steinmetz histerisis, kecepatan fluks dan
volume inti adalah konstan sehingga Rugi histerisis adalah merupakan fungsi dari
frekuensi yang didapat ditulis Ph = F(f)
Jadi makin besar frekuensi sinyal tegangan output makin besar rugi histerisisnya
23
Effisiensi
Pada umumnya efisiensi adalah perbandingan antara daya output dengan daya input
Ada 3 (tiga) macam effisiensi yaitu :
Pout
ηekonomi = x 100 %
Pin
Pa
ηmekanis = P x 100 %
in
Pout
x 100%
ηlistrik =Pout (Rugi Cu Rugi sikat )
24
Dimana :
25
26
Presentasi Regulasi
Untuk menghindari agar generator tidak terlalu berat menerima beban, maka diperlukan
pengaturan tegangan atau persentasi regulasi.
Adapun besar persentasi regulasi tegangan maksimum yang diijinkan adalah 40% dan
dapat ditulis :
( Vt )nL ( Vt )fL
Presentasi regulasi naik = x 100 %
( Vt )fL
Presentasi regulasi turun = ( Vt )nL ( Vt )fL
x 100%
( Vt )nL
Untuk generator DC shunt, besar tegangan terminal tanpa beban adalah :
E0
(Vt)nL =
Ra
1
R sh :
sedangkan untuk generator seri
(Vt)nL = E0 = P n Z
a 60
Adapun besar arus jangkar Ia adalah :
( Vt )nL V
Ia = x (IL )fL 27
( Vt )nL ( Vt )fL
Motor DC
Motor listrik merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi
daya mekanik
Prinsip Kerja :
Jika sepotong kawat dialiri arus listrik terletak di antara dua kutub magnet
utara dan selatan, maka pada kawat tersebut terkena suatu gaya Lorentz. Arah dari
gerakan kawat sesuai dengan aturan tangan kiri.
28
Untuk mengetahui arah putaran motor searah atau perlawanan dengan arah jarum
jam (lihat gambar) pada gambar a arus listrik yang mengalir melalui sisi kumparan
sebelah atas (kutub utara) dengan arah meninggalkan (keluar) sedangkan arus listrik
pada sisi kumparan sebelah bawah (kutub selatan) menuju kedalam (masuk) maka
kumparan akan berputar berlawanan jarum jam (perhatikan arah medan magnet)
sekitar kawat seperti pada gambar b dan c
Vt = tegangan sumber DC
Ea = ggl induksi jangkar
Ia = arus jangkar
Ra = tahanan jangkar
KU = kutub utara magnet
KS = kutub selatan magnet
30
Rangkaian listrik motor DC penguat kumparan medan terpisah
31
Rangkaian listrik motor DC penguatan kumparan medan shunt
Vt = tegangan terminal
IL = Arus jala-jala Ea = Gaya gerak listrik jangkar
Pin = Vt IL
= Vt – IaRa - Vs
Ia = Arus jangkar
Ish = Arus shunt = Vt - (IL – Ish)Ra – Vs
IL = Ia + Ish
(Pcu)tot = Ia2Ra + Ish2Rsh
Rsh = Tahanan kumparan shunt
Vsh = Tegangan kumparan shunt = I sh Rsh
Ra = Tahanan kumparan jangkar
Va = Tegangan jatuh pada kumparan jangkar = I aRa
Pa = Daya jangkar = EaIa
34
• Motor DC Seri
Ia = IL
Pin = Vt IL
Rs = tahanan kumparan seri = ILRs
Pa = EaIa
Ea = Vt – IaRs – IaRa – Vs
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs
35
• Motor DC Kompon Pendek
Pin = VLIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
Ea = Vt – ILRs – IaRa – Vs
ILRs = tegangan jatuh pada kumparan seri
(IL)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
IaRa = tegangan jatuh pada tahanan jangkar
(Ia)2 Ra = rugi daya jangkar
(Pcu)tot = Ia2Ra + IL2Rs + Ish2Rsh
IshRsh = Vsh = Vt – Vs
Ish2Rsh = Rugi daya pada kumparan shunt
36
• Motor DC Kompon Panjang
Pin = VtIL
IL = Ia + Ish
Pa = EaIa
Ea = Vt – IaRs – IaRa – Vs
Vsh = Vt
Vsh = IshRsh
(Ia)2Ra = rugi daya pada tahanan jangkar
(Ia)2Rs = rugi daya pada kumparan seri
(Ish)2Rsh = rugi daya pada kumparan shunt
37
Daya Jangkar Maksimum
Jika daya jangkar motor DC maksimum, maka besar daya output atau kopel sumbu
akan maksimum juga
Daya jangkar akan maksimum, bila gaya gerak listrik jangkar dioperasikan pada
setengah tegangan terminalnya. Untuk Motor DC shunt maka :
V t = E a + Ia R a
VtIa = EaIa + (Ia)2Ra
Pa = VtIa – (Ia)2Ra
Pa maksimum jika dPa/dIa = 0
dPa/dIa= Vt – 2 IaRa = 0
IaRa = Vt/2
Oleh karena Vt= Ea+ IaRa dan IaRa = Vt/2 maka :
Vt = Ea + Vt/2
Ea = Vt /2
Bahwa daya jangkar akan maksimum jika Ea dioperasikan pada Vt/2 yang diperoleh
dengan cara mengatur
P Z Nkecepatan putar motor (N) dari persamaan besar ggl jangkar
Ea
a 60
38
Pengaturan Kecepatan Motor DC
Besarnya GGL induksi pada kumparan jangkar sebagai akibat berputarnya
rotor yang terletak diantara kutub magnet adalah :
P Z N
Ea = x 10 8
a 60
Dimana :
Φ = fluks magnet perkutub
N = Putaran rotor (rpm
Dimana: Vt = Ea + IaRa
Vt Ia R a 1 Ea
N N
C C
Kecepatan putar Motor DC akan minimum bila arus If minimum yang terjadi
pada posisi rheostat maksimum
Pengaturan kecepatan motor DC untuk model ini pengerjaannya mudah, murah
dan panas yang terjadi juga rendah
40
Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC
Dengan Pengaturan Arus Jangkar
41
Pengaturan Kecepatan Putar Motor DC
Dengan Pengaturan Tegangan Terminal
42
Kecepatan Putar Motor Seri
Bila kecepatan putar awal dari motor seri adalah N1 maka menurut persamaan
adalah :
1 E a 1
N1
C 1
Untuk motor shunt bila kecepatan putar berubah dari N1 ke N2 maka besar
perubahan fluks tetap besarnya atau Φ1 = Φ2
Karena arus yang mengalir melalui kumparan medan shunt, besarnya tetap
(tidak terpengaruh beban)
Maka :
N2 E a 2
N1 E a 1
44
Karakteristik Motor DC
Karakteristik Kopel Terhadap Arus Jangkar
Besarnya Kopel Jangkar (Ta) motor DC adalah :
Pa E a Ia 60 E a Ia E I
Ta 9,55 a a
2 n 2 N 60 2 N N
P Z N
Ea x 10 8
Dimana untuk ggl jangkar adalah : a 60
60 PN Z P Z
Ta Ia
2a
Ia
2 N a 60
Bahwa kopel jangkar sebagai fungsi dari fluks dan arus jangkar dapat ditulis:
Ta = f (Φ Ia)
Jika arus jangkar bertambah besar, maka akan diikuti oleh kenaikan kopel jangkar atau
sebaliknya. Pada motor DC seri, kenaikan arus jangkar akan memperbesar fluks .
Sehingga persamaannya dapat ditulis :
Ta = f(Ia)2
Karakteristik motor DC seri dapat digambarkan sebagai berikut :
45
Karakteristik Kecepatan Putar Terhadap Arus Jangkar
46
Karakteristik Mekanik
Karateristik mekanik diperoleh dari hubungan antara kecepatan putar dengan kopel
elektromagnetik atau kopel jangkar
E a Ia
Ta 9,55
N
Perubahan nilai kopel jangkar akan selalu diikuti oleh perubahan kecepatan putar dan
dapat ditunjukkan pada gambar
47
Motor Tanpa Beban
• Motor Shunt
Motor tanpa beban artinya bahwa arus jala-jala IL= (IL)0 karena Ish= Vt/Rsh maka arus
jangkar tanpa beban adalah :
(Ia)0= (IL)0 - Ish
Besarnya ggl jangkar tanpa beban adalah :
(Ea)0 = E0 = Vt – (Ia)0 Ra
Pada motor shunt tanpa beban, besar daya output Po = 0 atau relatif kecil karena Ia
= (Ia)0
Besar daya input Pin sama dengan jumlah seluruh rugi-rugi dapat ditulis:
Pin = Σloss
dimana :
Pin = Vt (IL)0
Σloss = (Ia)0Ra + (Ish)2Rsh + Rugi inti + Rugi gesek
Rugi gesek = Pa – Po – PC
• Motor Seri
Untuk motor seri tanpa beban besar IL = 0, karena Ia = IL maka arus jangkar juga
sama dengan nol
GGL jangkar motor seri tanpa beban adalah : Eo = Vt
Daya output dan daya input untuk motor seri tanpa beban adalah Nol 48
Effisiensi
Ts m
Pm (BHP) 735,5 P0
735,5
P =V I
in t L
Pa = Ea Ia
Ts = Torsi sumbu (Nm)
ωm = Kecepatan putar rotor
49
50