Anda di halaman 1dari 27

KETAHANAN

PANGAN
PENDAHULUAN
1. Pengertian
a. Pangan
Kamus Bahasa Indonesia, pangan (kb) : bahan makanan.
Berdasarkan SK Menperindag No. 115/MPP/Kep/2/1998 ttg
Jenis Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat tgl 27-2-1998
adalah :
1) Beras
2) Gula Pasir
3) Mintak goreng & mentega

BA K O
M
Minyak tanah
SE
4)
5) Garam Yodium
6) Daging sapi dan ayam
7) Telur ayam
8) Susu
9) Jagung
b. Ketahanan Pangan (KP)
 UU No.7 Th 1996 ttg Pangan, mengatakan bahwa KP
adalah kondisi terpenuhi pangan rumah tangga yang
aman, merata dan terjangkau.

 Bank Dunia  mendefinisikan, KP = Food Security;


sebagai akses yang mudah dan terus menerus bagi
seluruh penduduk terhadap makanan yang cukup dalam
hal kuantitas, kualitas dan diversitas untuk menunjang
kehidupan yang aktif dan sehat tanpa ada risiko
kehilangan akses-akses tersebut.

 FAO dan WHO, th 1992 bersama-sama mengartikan KP


sebagai akses setiap rumah tangga atau individu untuk
dapat memperoleh pangan pada setiap waktu untuk
keperluan hidup yang sehat.
KETAHANAN PANGAN (Food Security)
Menurut Undang-Undang No.8/2012 tentang
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi negara sampai dengan individu, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan.
Ketahanan Pangan  masih berkutat pada
pencapaian “Swasembada Beras”
Rata-rata konsumsi beras per kapita mencapai
sekitar 139 kg per tahun
Jumlah Penduduk 268 juta orang  Butuh 37.25 juta
ton beras/tahun  seharusnya bisa swasembada
beras !!!
PILAR KETAHANAN PANGAN
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat tiga
pilar ketahanan pangan, yakni:
1. Ketersediaan (Availability) Pangan
Kemampuan individu memiliki sejumlah pangan yang
cukup untuk kebutuhan dasarnya
2. Penerimaan (Accesibility) Pangan
Cara seseorang mendapatkan bahan pangan
3. Keterjangkauan (Affordibility)
Harga pangan nya terjangkau
4. Utilitas pangan
Kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan
berkualitas
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO)
menambahkan pilar kelima ketahanan pangan, yaitu:
5. Stabilitas pangan  Kemampuan suatu individu dalam
mendapatkan bahan pangan secara berkelanjutan
5 Masalah dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan

1. Persoalan tanah yang kian sempit dan rusak  dialami


petani di P. Jawa
2. Petani di Indonesia masih bermasalah dengan urusan
kapital. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang
dikucurkan pemerintah belum mampu memberikan efek
yang signifikan bagi petani.
3. Persoalan Manajemen Sampai dengan saat ini, petani-
petani lokal masih bermasalah dengan urusan manajerial
dan masih menerapkan konsep paling sederhana, yakni
bertani untuk bertahan hidup“.
4. Petani di Indonesia dinilai belum memiliki penerimaan
yang baik terkait dengan persoalan teknologi.
5. Persoalan pascapanen  Penentuan Harga (Bargaining
Position rendah)
BONUS GEOGRAFI

 Indonesia berada di wilayah katulistiwa dengan 2 musim


saja (Hujan dan Kemarau)  Bagus Untuk Pertumbuhan
Tanaman & Ternak
 Luas lahan pertanian Indonesia ± 17 juta hektar 
Sawah 7,2 juta ha (42 %), Tegal/kebun 10 juta ha (58
%) dan Lahan tidur yang masih bisa diubah menjadi
lahan produktif 6,7 juta ha.
 Lautan seluas 3.273.810 km2 atau 2/3 luas wilayah
Indonesia  Potensi ekonomi kelautan Indonesia
(Perikanan, Industri Bahari, Pariwisata Bahari, dan jasa
kelautan) 1,2 triliun dollar per tahun
 Manajemen Air yang bagus  Masa Produktif Lahan 12
bulan dalam 1 (satu) Tahun
INDONESIA DALAM ANCAMAN
KRISIS PANGAN
 Pada tahun 2014  Terjadi Penurunan Produksi Padi 71.3 juta ton 
69.9 ton Gabah Kering Giling (GKG), Pada Tahun 2019 turun lagi dari
59,2 juta ton ≈ 33,94 juta ton beras pada 2018 menjadi 54,6 juta ton ≈
31,31 juta ton beras pada 2019. Produksi jagung 18,5 juta ton dan
Produksi kedelai hanya 851 ribu ton dan sangat jauh dari pemenuhan
swasembada kedelai
 Harga pangan pokok (Beras, Jagung, Gula, dll.) terus meningkat
 Jumlah penduduk yang meningkat (268 juta)
 Global Climate Change  Bencana alam kekeringan  gagal panen
 Beralihnya fungsi lahan pertanian produktif untuk berbagai
pembangunan non-pertanian pangan  konversi lahan sawah untuk
kepentingan pembangunan non-pertanian mencapai rata-rata 100 ribu
ha/tahun, sementara cetak sawah baru <50 ribu ha per tahun
 Penawaran pasar (market demand) komoditas pangan untuk keperluan
bahan bakar nabati (BBN) atau bahan bakar biologi (biofuel) (B-30)
Penyediaan pangan sebagai antisipasi
warning FAO bisa dilakukan dg
Inventarisasi lahan-lahan ”Iddle” bera
 UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan.
 “Ketahanan pangan tecermin dari tersedianya pangan yang cukup,
baik jumlah dan mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan,
 Food Estate merupakan proyek klaster untuk pengembangan
sayuran, buah-buahan dan aneka tanaman pangan sebagai
kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Bahkan, Pemerintah juga
akan membangun sarana produksi dan infrastruktur pertanian
seperti embung dan irigasi.
 Menurut Bustanil Arifin (2004) konsep KP
lebih luas daripada konsep swasembada
pangan.
Unsur pokok
ketersediaan
KP minimal

Unsur pokok
aksesibilitas masyarakat

 Bila salah satu unsur pokok tidak terpenuhi,


belum dapat dikatakan mempunyai KP yang
baik.
2. Tujuan KP
KP bertujuan :
Untuk dapat menjamin ketersediaan dan
konsumsi pangan yang cukup, aman,
bermutu dan bergizi seimbang pada
tingkat rumah tangga, daerah, nasional
sepanjang waktu dan merata melalui
pemanfaatan sumber daya, kelembagaan
dan budaya lokal, teknologi inovatif dan
peluang pasar serta memperkuat
ekonomi pedesaan untuk mengentaskan
3. Kedudukan Pangan, Kewajiban Pemerintah
Setiap negara  berusaha memenuhi kebutuhan pangan
seluruh penduduknya.
Perekonomian
Nasional

Sektor berperan Sosial - Politik


Pertanian penting Keamanan

Ketahanan Nasional

Negara maju seperti AS, Kanada, Brasil, Korea Selatan,


RRT dll selalu memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
pangan, bahkan berusaha mengekspornya.
Menurut United State Department of Agriculture
(USDA) dan Goldman Sachs Commodities Research
Tahun 2004

Pangan
Hasil
Pertanian semakin Pakan
sejak meningkat
Tahun 2004
Serat
Biofuel
Terjadi persaingan  biofuel, permintaannya
semakin meningkat.

Indikatornya :
 FAO (2014)  era harga pangan murah sudah
berakhir.
 Tahun 2014, harga pangan dan hasil pertanian
lainnya berada pada tingkat keseimbangan
dengan harga yang tinggi.
 Ketergantungan pangan dan hasil pertanian
lainnya Indonesia dari negara lain harus semakin
dikurangi dan harus bisa mandiri pangan.
* UU No.18 Tahun 2012 ttg Pangan, mengatakan bahwa
penyelenggaraan pangan berdasarkan kedaulatan,
kemandirian, ketahanan, keamanan, kemanfaatan,
kemerataan, keberlanjutan dan keadilan.

* Sampai tahun 2014, pangan belum berdaulat, belum


mandiri dan belum berketahanan pangan. Pemerintah
justru mengimpor bila kekurangan beras, gula, kedelai,
jagung, daging dll.

* Praktek tersebut justru meminggirkan petani dari


kesempatan bekerja dan memperoleh pendapatan yang
layak dari sektor pertanian.

* UU Pangan mewajibkan pemerintah memenuhi kebutuhan


pangan warga sebagai hak asasi manusia.
* Pangan memiliki fungsi mendasar lain dalam negara Indonesia
yang berdasarkan PS dan UUD 1945, yaitu fungsi pemerataan dan
keadilan.

* Negara dalam hal ini pemerintah, berkewajiban mewujudkan


ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan
yang cukup, aman, bermutu, bergizi, seimbang hingga di tingkat
perseorangan secara merata.

* Pemerintah harus mengubah kebijakan pangan yang berpihak pada


kepentingan rakyat banyak. Membangun kemandirian dan
ketahanan pangan dilakukan satu rangkaian dari hulu sampai
dengan hilir. Mulai dari infrastruktur (jalan, listrik, irigasi), modal,
penanganan pasca panen, industri, pemasaran, penelitian dan
pengembangan, dan peningkatan kualitas petani.

* Membangun pangan berarti membangun pertanian dan mengurangi


kemiskinan (orang miskin ± 50% petani dan nelayan).
4. Posisi Indonesia

 Indonesia terdiri dari 17.504 pulau, 13.466 pulau telah diberi nama
dan dilaporkan ke PBB, ± 10.000 diantaranya pulau-2 kecil dan
sebagian lainnya belum berpenghuni.
 Indonesia terletak diantara Samudera Hindia dan Pasifik secara
geografis membentang sepanjang ± 5000 km dari Sabang sampai
Merauke, diapit benua Asia dan Australia.
 Tahun 2019 jumlah penduduk 268.060.120 jiwa (terbesar no. 4
dunia).
 Jumlah rumah tangga petani semakin menyusut. Tahun 2003
berjumlah 31,17 juta, Th. 2013 turun menjadi 26,13 juta rumah
tangga. Berarti rata-rata tiap tahun turun 0,504 juta rumah tangga.
 Kontribusi sektor pertanian dalam PDB meningkat dari 14,30% 
15,04% selama 2004 – 2013.
 Pertanian Indonesia masih didominasi usahatani keluarga, th
2013 tercatat ada 25.579 juta rumah tangga pertanian (RTP) =
±50% jumlah rumah tangga pedesaan.
 Sektor pertanian  menyerap tenaga kerja ± 39 juta orang
(2013).

Ketersediaan lahan
Peningkatan produksi
pangan

Faktor pembatas
Peningkatan
kesejahteraan petani

 Skala usaha pertanian  didominer kepemilikan lahan < 0,5


Ha (petani gurem).
 Idealnya, satu keluarga petani memiliki minimal 2 Ha lahan
pertanian.
 Kedepan pengelolaan sistem usahatani harus dilakukan
pendekatan sistem usaha pertanian terpadu (Integrated Farming).
Dengan mengedepankan reformasi mendasar, yaitu : “melalui
pengelolaan sistem usahatani agar rumah tangga petani skala
kecil yang dikelola secara efisien dengan skala ekonomi yang
tepat.

 Diperkirakan tahun 2045 jumlah petani gurem (<0,5 Ha)


meningkat menajdi 19 juta rumah tangga, dengan proporsi
kurang lebih 46% dari total RTP.

 Konsumsi beras di Indonesia masihcukup tinggi, yaitu tahun


2021 = 135 kg/kapita/th. Sedangkan di Malaysia = 80
kg/kapita/th ; Thailand = 60 kg/kapita/th ; Jepang = 50
kg/kapita/th dan Korsel = 40 kg/kapita/th.
• Krisis pangan th 1998 di Indonesia (impor beras mencapai
rekor tertinggi = 6,077 juta ton) menjadi pemicu kerusuhan
besar dan pergantian rezim orde baru 1998.
• Penelitian NECSI (New England Complex System Institute)
(2012), menyimpulkan :
Dipengaruhi oleh negara tgt impor
Karakter geografis
dan pada saat bersamaan terjadi
kekerasan
ledakan harga pangan

Impor serelia (gandum, beras,


Indonesia telah masuk kedelai, jagung) meningkat 61%
perangkap jebakan periode 2011-2013 dibandingkan
impor pangan periode 2007-1010.
(foods trap)
Bawang merah, gula, daging
sapi, garam
5. Kebutuhan Pangan Dunia
 Tahun 2030, dunia butuh peningkatan produk pangan global
sebesar 60-70% dari tahun 2014. berarti selama 16 tahun
kedepan, rata-rata pertahun perlu peningkatan produksi pangan ±
4%. IRRI memprediksi beberapa tahun kedepan dunia krisis
pangan. Tahun 2020 penduduk dunia ±8 milyar jiwa, dimana yg 5
milyar mengkonsumsi beras.
 Cina berpenduduk terbesar dunia (± 1,3 milyar) butuh beras
paling besar (28,7%), diikuti India (23,6%), Indonesia (8,2%),
Bangladesh (6,5%) dan Vietnam (4,0%). Negara Asia lainnya
diluar 5 negara diatas mengambil 15,7%. Sisanya terbagi untuk
seluruh Afrika 7,3%, Amerika 4,9% dan negara lain termasuk
Eropa hanya 1,1%.
Caranya :
 Intensifikasi tanam
 Ekstensifikasi
 Inovasi teknologi produksi, termasuk teknologi spesifik
lokasi.
PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN
Ada 11 masalah :
6. Prasarana dan sarana transportasi
Masalah Ketahanan baik darat maupun antar pulau belum
Pangan (KP) memadai, sehingga biaya mahal

1. Tergantung beras dan tepung terigu. 7. Cadangan pangan pemerintah


Belum mendayagunakan pangan lokal terbatas, hanya beras dan dikelola
(jagung, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dll). pusat (Dolog). Pemda dan masyarakat
sedikit yang memiliki lumbung pangan
2. Kuantitas dan kualitas pola 8. Kemampuan KP masyarakat dalam
konsumsi masyarakat masih rendah pemenuhan ketersediaan pangan dan
akses pangan masih rendah.
3. Industri pangan berbasis pangan
lokal belum berkembang 9. Perubahan iklim global  produksi,
cadangan, distribusi dan harga
4. Sering terjadi kasus keracunan pangan.
makanan akibat penggunaan bahan 10. Jumlah penduduk rawan pangan /
kimia berbahaya, shg KP masy rendah miskin masih cukup besar.

5. Diversifikasi pangan belum didukung 11. Lahan pertanian semakin


dana yang memadai. Koordinasi menyusut, per tahun rata-rata
instansi terkait masih lemah. 11.000 Ha.
PELUANG KETAHANAN PANGAN (KP)
1. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar =
251.160.124 jiwa (2014), merupakan potensi pasar
produk pertanian penggerak ekonomi nasional.
2. Tingkat pendidikan masyarakat dan pengetahuan
ttg pangan yang semakin tinggi, berpeluang bagi
percepatan proses peningkatan kesadaran gizi.
3. Indonesia  wilayah yang luas dan negara
kepulauan menyediakan peluang usaha distribusi
pangan yang besar.
4. Perkembangan TI, perhubungan dan transportasi
hingga pelosok  menunjang keberhasilan
pembangunan KP nasional.
5. Ketersediaan sumber daya lahan dan air yang
belum dikelola secara optimal.
6. Keanekaragaman flora dan fauna nasional sebagai
sumber pangan belum dikelola secara optimal.
7. Ketersediaan lahan pertanian cukup luas, belum
dikelola secara optimal. Belum potensi kelautan
yang luas, masih minim pemanfaatannya.
8. Litbang semakin banyak menghasilkan varietas
tanaman unggul (tahan hama, tahan kekeringan,
tahan genangan dan tahan air pasang surut).
9. Semakin banyak program dan kebijakan pemerintah
untuk mendukung KP berbasis sumberdaya lokal
(contoh Pengembangan Kawasan Rumah Pangan
Lestari, Model Pengembangan Pangan Lokal dll).
10. Kelembagaan KP masyarakat yang makin konsisten
berpartisipasi dalam mengelola proses produksi,
pengolahan, pemasaran dan konsumsi pangan.
STRATEGI
BADAN KETAHANAN PANGAN
1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
melalui :
a. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari di
6.698 desa.
b. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal pada 21
KABUPATEN, 33 Provinsi.
c. Sosialisasi dan promosi P2KP di 33 Provinsi.
2. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(penguatan LDPM).
3. Peningkatan kemampuan Gapoktan dalam rangka stabilisasi
harga pangan dan penguatan cadangan pangan Gapoktan di
sentra produksi pangan.
4. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
MASYARAKAT EKONOMI
ASIA
(MEA)
 ASEAN terbentuk tahun 1967. anggotanya 10 negara :
Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Philipina,
Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam.
 ASEAN Economic Community (AEC) = Komunitas atau
Masyarakat Ekonomi Asian dimulai tgl 31 Desember 2015.
 Kawasan ASEAN  suatu kawasan dimana terdapat aliran
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja trampil dan aliran
modal.
 Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA)  membentuk ASEAN
sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi serta
menjadikan ASEAN lebih dinamis dan kompetitif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai