Anda di halaman 1dari 24

Pengantar

Hipotesis adalah elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya


penelitian deduktif-eksplanatif. Peran hipotesis adalah sebagai arah
dan pedoman penelitian.
Rmusan hipotesis diturunkan dari kerangka berfikir penelitian dan
kerangka berfikir dihasilkan dari literatur review pada karya ilmiah
terkait. Literatur
Review

Kerangka
Berfikir

Hipotesis
Penelitian
Pengertian

Titik tolak penelitian berawal dari masalah penelitian. Untuk


menjawab masalah, disusun jawaban sementara yang disebut
hipotesis, melalui penelitian empiris hipotesis diuji.
Hipotesis (Hypo= sebelum, Thesis = pernyataan, pendapat)
adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum
diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji
dalam kenyataan empiris.
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian
eksploratif (mengeksplorasi atau menemukan ide atau gejala)
dan deskriptif(mendeskripsikan atau menggambarkan
karakteristik suatu ide atau gejala) tidak memerlukan
hipotesis, sedangkan penelitian eksplanatif (menjelaskan
sebab-akibat suatu gagasan) memerlukan hipotesis.
 Menurut Kothari (2009), Hipotesis penelitian adalah sebuah
statement prediksi yang menghubungkan independent variable
terhadap dependent variable. Sedangkan menurut Corbetta (2009),
Hipotesis didefinisikan sebagai sebuah proposisi yang menunjukkan
hubungan di antara dua atau lebih konsep.
 Hipotesis merupakan dugaan, asumsi atau kesimpulan sementara
yang diajukan peneliti terkait dengan permasalahan yang dikaji.
Hipotesis memungkinkan untuk menghubungkan teori dengan
pengamatan atau pengamatan dengan teori.
 Contoh, pertanyaan : Apakah tamatan SMU yang memiliki nilai UAN
tinggi akan mampu menyelesaiakan studi di perguruan tinggi relative
lebih cepat? Pertanyaan diubah menadi pernyataan: ada hubungan
positif antara nilai UAN di SMU dan prestasi belajar mahasiswa di
perguruan tinggi.
Fungsi/Manfaat Hipotesis :
Memberi penjelasan tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu
bidang.
Mengemukakan pernyataan tentang hubungan
dua konsep yang secara langsung dapat diuji
dalam penelitian.
Untuk membantu dalam memilih metode analisis
data
Memberi arah pada penelitian.
Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan
penelitian.
1. Hipotesis harus disusun dalam kalimat yang menyatakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Kepatuhan anak
anak kepada orang tua mereka makin menurun
2. Variabel Variabel yang dinyatakan dapat diukur dan diuji
(testable and measurable) melalui penelitian lapangan.
3. Hipotesis harus konsisten dengan teori-teori yang ada.
4. Hipotesis harus dapat memberi arah pada penelitian
5. Hipotesis harus menunjukkan hubungan tertentu diantara
variabel-variabel
Syarat Penyusunan Hipotesi

Bentuk: Kalimat
diklaratif positif

Sifat :
Hipotesis
operasional

Susunan:
menyatakan
hubungan
Penyusunan Hipotesis
Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan yaitu :
(1) Deduktif, (2) Induktif
Metode deduktif
Metode deduktif sering digambarkan sebagai pendekatan
dari yang umum ke yang khusus (going from the general to
the specific). Hipotesis deduktif diturunkan dari teori
yang terdiri atas seperangkat proposisi. Proposisi ini
merupakan yang dari padanya disusun hipotesis.
Misalnya proposisi X-Y. bertitik tolak dari proposisi ini,
diturunkan hipotesis deduktif. Konsep-konsep yang
terdapat dalam proposisi diturunkan dalam pengamatan
menjadi variable-variable.
Hipotesis deduktif diturunkan dari teori yang
terdiri atas seperangkat proposisi. Proposisi
ini merupakan postulat yang kebenarannya
tidak perlu diuji yang dari padanya disusun
hipotesis.
Misalnya proposisi X-Y. bertitik tolak dari
proposisi ini, diturunkan hipotesis deduktif.
Konsep-konsep yang terdapat dalam proposisi
diturunkan dalam pengamatan menjadi
variable-variable.
 Contoh. Proposisi : Makin cepat perkembangan
komunikasi, makin tinggi kecerdasan penduduk
Dalam proposisi diatas ada dua konsep X=komunikasi
dan Y= Kecerdasan. Komunikasi dilihat jenis
peralatan dan pemakaiannya , karena nilainya
berbeda-beda disebut variable, missalnya koran (x1),
radio(x2), TV (x3), internet (x4). Tingkat kecerdasan
dilihat tingkat pengetahuannya, karena nilainya
berbeda-beda dinamai Variabel, misal di
bidangteknologi (y1), informatika (y2), ekonomi (y3),
hukum (y4). Karena x beragam, y juga beragam, maka
hipotesis dapat disusun : ada hubungan posistif
antara x dan y. Karena disusun dari teori, maka
hipotesisinya disebut hipotesis deduktif.
 Hipotesis Induktif
Sedangkan penyusunan hipotesis secara
induktif bertolak dari pengamatan empiris.
Sebagai contoh dari pengalaman di masa
lampau, kita mengetahui bahwa kecelakaan-
kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya
kebanyakan disebabkan oleh supir yang
menjalankan kendaraannya dengan kecepatan
tinggi. Bertolak dari pengalaman ini kita
menyusun hipotesis: Ada hubungan positif
antara kecepatan laju kendaraan dengan
kecelakaan lalu lintas
Jumlah variabel dan bentuk hubungan antar variabel
dalam suatu hipotesis menentukan alat uji hipotesis.
Hipotesis yang terdiri dari satu variabel akan diuji
dengan univariat, dua variabel dng bivariat, tiga atu
lebih besar dng multivariat analysis.
contoh : prestasi studi mahasiswa di tahun pertama
cukup rendah
Ada hubungan positif antara motivasi belajar dan
prestasi studi dikalangan mahasiswa.
Salah satu variabel pada hipotesis bivariat/ multivarial
berfungsi sebagai variabel tidak bebas dan satunya
sebagai variabel bebas.
Apabila Variabel tidak bebas y dapat diterangkan oleh
variabel bebas x1, x2 dan x3, dengan hipotesis
Ada hubungan antara x1 dan y.
Ada hubungan antara x2 dan y.
Ada hubungan antara x3 dan y,
maka kerangkanya dapat disusun sebagai berikut.

X1

X2 Y

X3
 Bila variabel variabel X tersebut dilihat sebagai
variabel-variabel yang menjelaskan Y, maka hipotesis
mencakup lebih dari dua variabel, dan akan diuji melalui
multivariat. Secara matematis hubungan tersebut dapat
ditulis y=f (x1, x2, x3) dan pola hubungannya dapat
digambarkan sebagai berikut :
X2

X1 Y
X3

X1

X2 Y
X3
Model Relasi
Hubungan atau relasi antar variabel dalam hipotesis
mempunyai model yang berbeda beda, yang dapat
dikelompokkan dalam 3 model, yaitu : model
kontingensi, model asosiatif dan model fungsional
Model Kontingensi
Hubungan dengan model kontingensi dinyatakan dalam
bentuk tabel silang. Misalnya hubungan antara
variable agama dan variable partai politik. Ingin
mengetahui hubungan antara agama dan politik pada
500 pemilih pada tahun 1997 di daerah tertentu.
Hubungan tersebut tampak pada table berikut:
Partai Agama Jumlah
Plitik
Islam Kristen Katolik Hindu Buddha
PPP 89 3 3 4 1 100
Golkar 291 30 20 6 3 350
PDI 45 2 2 0 1 50
Jumlah 425 35 25 10 5 500

Variabel partai politik dengan ketiga kategorinya adalah varibel


nominal dan variabel agama dengan ketiga kategorinya adalah varibel
Nominal. Dengan menyilangkan didapat 3x5=15 kontingen. Model
Kontingensi mempunyai bentuk umum b (baris) x k(kolom)
Model Asosiatif
Hubungan dengan Model Asosiatif terdapat diantara dua
variabel dimana variabel-variabelnya mempunyai pola
monoton linier, disebut juga hubungan kovariasional karena
berubah bersama sama. Model didapat dari variable yang
sama-sama ordinal, interval dan rasio atau salah satu
ordinal atau interval.

Hubungan positif Hubungan negatif

.
Model Fungsional
Hubungan dengan model fungsional adalah hubungan antara
suatu variabel yang berfungsi didalam variabel lain
Contoh : hubungan antara produktivitas kerja dengan usia.

Produktivitas

Usia
Tipe/ Jenis-jenis Hipotesis Penelitian
Terdapat 2 jenis yaitu hipotesis alternatif dan hipotesis nol.
1. Hipotesis Alternatif
Hipotesis kerja juga disebut hipotesis alternatif yang disimbolkan (Ha)
atau H1. Hipotesis ini berfungsi untuk menyatakan hubungan antara
variabel X dan Y atau menunjukkan perbedaan antar dua kelompok.
Hipotesis ini menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan
variabel lain.
Contohnya: Ada hubungan antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan
lowongan pekerjaan.
2. Hipotesis Nol
Hipotesis nol (null hypotheses) atau hipotesis statistik disimbolkan Ho,.
hipotesis Ho menerangkan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan mahasiswa dengan peluang mencari kerja
 Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian yang berawal dari
permasalahan penelitian.
 Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan
mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih
sementara. Hipotesis statistik haruslah diuji,
sehingga harus berbentuk kuantitatif agar dapat
diterima atau ditolak.
 Diterima jika hasil pengujian membenarkan
pernyataannya dan akan ditolak jika terjadi
penyangkalan dari pernyataan tersebut.
Contoh Hipotesis Statistik Asosiatif atau Korelasional
Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan:
semakin tinggi pendidikan, tingkat penghasilan juga akan semakin
tinggi.
H0: ρ ≤ 0
H1: ρ > 0
Contoh Hipotesis Statistik Kausalitas (sebab akibat)
Ada pengaruh antara ukuran perusahaan dengan return saham.
Ho: β = 0
H1: β ≠ 0
Contoh hipotesis statistik komparatif (perbedaan):
Ada perbedaan resiko kanker paru antara laki-laki dan perempuan.
H0: μl = μp // H0: μl – μp = 0
H1: μl ≠ μp // H1: μl – μp ≠ 0
Contoh
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN DAN
LOYALITAS PELANGGAN
(Studi Kasus: PT. PLN (Persero) Rayon Malang Kota)

Ada 4 variabel dalam penelitian ini,


yaitu kualitas pelayanan, citra perusahaan, kepuasan pelanggan dan
loyalitas pelanggan. Sedangkan jumlah indikator dalam penelitian ini
berjumlah 23.
Hipotesis penelitian Terdapat 6 hipotesis dalam penelitian ini, di antaranya:
H1 : Ada pengaruh antara variabel Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan
H2 : Ada pengaruh antara variabel Citra Perusahaan terhadap Kepuasan Pelanggan
H3 : Ada pengaruh antara variabel Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas
Pelanggan
H4 : Ada pengaruh antara variabel Citra Perusahaan terhadap Loyalitas Pelanggan
H5 : Ada pengaruh antara variabel Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas
Pelanggan
H6 : Ada pengaruh antara variabel Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai