Anda di halaman 1dari 27

TEKNIK SAMPLING

(teknik pengambilan sampel)


PENARIKAN SAMPEL
Populasi dan Sampel
Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian
dan pengujian hipotesis diperlukan pengumpulan data.
Proses memililih orang, obyek, atau kejadian untuk
memperoleh data yang tepat sebagai perwakilan dari
seluruh populasi dikenal sebagai penarikan sampel atau
teknik sampling
Menurut Margono (2004), teknik sampling adalah cara
untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.
Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi :
Keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian. Obyek
penelitian tersebut disebut satuan analysis yang mengandung
perilaku atau karakteristik yang diteliti, sedangkan setiap
anggota populasi disebut elemen.
Penelitian yang melibatkan populasi sebagai obyek
penelitian disebut Sensus. Sedangkan ampel merupakan
bagian tertentu dari unit populasi. Penelitian yang
melibatkan sampel sebagai obyek penelitian disebut Sampling
dan setiap anggota sampel disebut subyek.
Sampel Populasi

Estimasi
Kelebihan dan Kelemahan Populasi dan Sampel
dalam Penelitian
Populasi :
Kelebihan: Data lebih lengkap
Pengambilan kesimpulan/generalisasi lebih akurat
Kelemahan: Membutuhkan banyak sumber daya
(biaya, tenaga, waktu)
Tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi
dapat didata/ dilacak di lapangan
Sampel :
Kelebihan : Efisien penggunaan sumber daya
Anggota sampel lebih mudah didata/ dilacak
Kelemahan: Membutuhkan ketelitian dalam menentukan sampel
Pengambilan kesimpulan/ generalisasi perlu
analisis yang teliti dan dilakukan secara hati-hati
Sampel yang baik

• Represntatif (mewakili karakteristik populasi)


• Besarnya memadai
• Valid: bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur.
– Akurat: tidak ada bias / kekeliruan dalam penentuan
populasi.
– Presisi: seberapa dekat pemilihan sampel dengan
karakteristik populasi.
• Uptodate (terbaru dan sesuai dengan keadaan saat
dilakukan penelitian)
Tahapan Proses Sampling

• Mendefinisikan populasi yang akan diamati


(menentukan obyek yang akan diamati)
• Menentukan kerangka sampel ( menentukan
/mendaftar target populasi)
• Menentukan teknik atau metode sampling yang
tepat ( menentukan Teknik pengambilan sampel)
• Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
• Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
Masalah dalam penarikan sampel adalah cara pengambilan
dan ukuran besarnya yang tergantung pada karakteristik
populasi
Metode Pengambilan Sampel Yang Baik :
¤ Prosedurnya sederhana dan mudah dilakukan
¤ Dapat memilih sampel yang representatif
¤ Efisien dalam penggunaan sumber daya
¤ Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya

Ukuran Besarnya Anggota Sampel


Pada prinsipnya tidak ada ketentuan yang baku mengenai
ukuran sampel, yang perlu diperhatikan adalah :
¤ Derajat keseragaman/heterogenitas dari populasi
¤ Metode analisis yang akan digunakan
¤ Ketersediaan sumber daya
¤ Presisi yang dikehendaki
Teknik Pengambilan Sampel atau Metode
Pemilihan Sampel (Sampling Method)
• Probability Sampling:
– Setiap unsur yang ada dalam populasi diberi kesempatan
atau peluang yang sama untuk bisa diambil sebagai sampel
– Hasil penelitiannya dapat dijadikan ukuran untuk
mengestimasikan populasi, atau melakukan generalisasi.
– Jumlah dan data populasi dapat diketahui dengan pasti.
• Non-Probability Sampling:
– Setiap unsur yang ada dalam populasi tidak diberi
kesempatan atau peluang yang sama untuk bisa diambil
sebagai sampel
– Peneliti tidak ingin melakukan generalisasi hasil
penelitiannya.
– Jumlah dan data populasi tidak dapat diketahui dengan
pasti
Simple Random Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara random (acak), untuk
memberi kesempatan yang sama, caranya :
• Pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor
undian
• Menggunakan tabel angka random
Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling :
• Sifat populasi adalah relatif homogen
• Anggota populasi tidak terlalu tersebar
• Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yaitu
daftar elemen populasi yang diambil sampelnya
Kebaikan : Prosedur penggunaannya sederhana
Kelemahan : Persyaratan penggunaan sulit dipenuhi
PS-2. Systematic Sampling
• Setiap elemen ke-n dari populasi dipilih, mulai dari
anggota tertentu dalam kerangka populasi.
• Contoh: Daftar 1000 mahasiswa aktif UPNVJ
diurutkan. Jika ingin diambil 100 sampel maka dari
10 data pertama pilih secara acak (misalnya
diperoleh angka 7). Dari data ke-7 tersebut, data
selanjutnya dipilih berdasarkan interval 10 (7, 17,
27, 37, …) sedemikian hingga diperoleh 100 sampel.
• Kelebihan: Mudah dilakukan bila kerangka
populasinya tersedia
• Kelemahan: Dimungkinkan terjadinya bias sistematik
Stratified Random Sampling
• Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan kriteria
tertentu yang dimiliki unsur populasi. Masing-masing sub populasi
diusahakan homogen
• Dari masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota
secara acak dengan komposisi proporsional atau disproporsional
• Total anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota sampel
penelitian
Contoh : Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil 100 orang
(10%) sebagai sampel berdasarkan usia pemilih secara
proporsional
Usia Pemilih Jumlah Proporsi Sampel Jumlah Sampel
17 - 26 th 100 10 % 10
27 - 36 th 200 10 % 20
37 - 47 th 400 10 % 40
> 47 th 300 10 % 30
1000 100
Syarat Penggunaan Metode Stratified Random
Sampling :
• Populasi mempunyai unsur heterogenitas
• Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat
stratifikasi, sesuaikan dengan unsur
heterogenitas yang dimiliki
•Harus diketahui komposisi jumlah anggota sampel
yang akan dipilih
Kebaikan : Ciri populasi yang heterogen dapat
terwakili
Kelemahan : Perlu pengenalan populasi yang akan
diteliti untuk menentukan ciri heterogenitas yang
ada pada populasi
Cluster Sampling
• Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara
bergerombol (cluster)
• Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi
yang lebih kecil
• Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai
sampel penelitian
Contoh : Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata
tingkat pendapatan buruh bangunan di Kodya Semarang
• Kodya Semarang di bagi menjadi 16 Kecamatan. Dari 16
Kecamatan dipilih 2 Kecamatan sebagai Populasi dari sampling I
• Dari 2 Kecamatan masing-masing dipilih 2 Kelurahan sebagai
Populasi dari sampel II
• Dari 2 Kelurahan masing-masing dipilih 50 buruh bangunan
sebagai sampel penelitian
Sehingga akan terpilih 100 buruh bangunan sebagai sampel
penelitian Sesuai jumlah tahapan pemilihannya, sampel dari
Cluster sampling dapat dipilih melalui One Stage Cluster Sampling,
Two Stage Cluster Sampling dst
Quota Sampling
Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam
jumlah atau quota yang diinginkan
Contoh : Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada
peningkatan kualitas proses belajar mengajar pada mata kuliah
tertentu
Peneliti menentukan quota untuk masing-masing sampel :
jumlah mahasiswa = 50 orang/matkul
jumlah dosen = 5 orang/matkul
jumlah mata kuliah = 3 mata kuliah
Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan 15 dosen sebagai sampel
penelitian untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet dalam
proses belajar mengajarnya
Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan
Kelemahan : Penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti
Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan
sampel tidak dipilih secara acak. Unsur populasi yang
terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan
atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti. Macam-macam Non-Probability
Sampling sebagai berikut:
Purposive Sampling (Sampel Pertimbangan)
Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik
yang dikehendaki. Teknik ini digunakan terutama apabila
hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian di bidang
yang sedang diteliti.
Accidental Sampling
Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang
kebetulan ada/dijumpai
Contoh : Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga
berbelanja di swalayan
Peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah
tangga yang kebetulan berbelanja di suatu swalayan
tertentu untuk dimintai pendapat/motivasinya
Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan
Kelemahan : Jumlah sampel mungkin tidak representatif
karena tergantung hanya pada anggota sampel yang ada
pada saat itu
Saturation Sampling
Metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan
semua anggota populasi sebagai sampel penelitian
Contoh : Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa
terhadap pemberlakuan kurikulum baru di UPN
Peneliti menentukan sampel dengan mengambil seluruh
mahasiswa aktif di UPN sebagai sampel penelitian
Kelebihan : Memerlukan waktu untuk pengumpulan data
sampel
Kelemahan : Tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya
yang besar (hanya cocok untuk kelompok populasi kecil)
Snowball Sampling
Metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi
level).
• Sampel awal ditetapkan dalam kelompok anggota kecil
• Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru dalam
jumlah tertentu
• Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru
lagi, dst.
Contoh : Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap
pemberlakuan kurikulum baru di UPN. Sampel ditentukan
sebesar 100 mahasiswa. Peneliti menentukan sampel awal 10
mahasiswa. Masing-masing mencari 1 orang mahasiswa lain
untuk dimintai pendapatnya. Dan seterusnya hingga diperoleh
sampel dalam jumlah 100 mahasiswa
Kelebihan : Mudah digunakan
Kelemahan : Membutuhkan waktu yang lama
Ukuran Sampel
Syarat sampel yang baik adalah:
tingkat ketepatan (precision)
seberapa dekat estimasi peneliti berdasarkan
sampel yang terpilih terhadap karakteristik yang
sebenarmya dari populasi
tingkat kepercayaan (confidence)
derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan
sebuah sampel
Confidence level 95%-99%.
Semakin tinggi Condidence level semakin dapat
dipercaya data tersebut.
Ukuran Sampel
 Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu memperhatikan
pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000),
yaitu:

 Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian adalah 30
< n < 500

 Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa kategori/subsampel jumlah


sampel minimum untuk tiap kategori adalah 30

 Dalam penelitian multivariate(multiple regression analysis) jumlah sampel


harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari jumlah
variabel dalam penelitian.

 Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian


ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan
menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.
Ukuran Sampel
Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan
rumus slovin (1960):
N
n=
1 + N e2
 
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan, misalnya 2%
Metode Penentuan Jumlah
Sampel
• Slovin (1960*) Berapa jumlah sampel untuk populasi (N) =
500 dan tingkat toleransi error 5% ?

• n = jumlah sampel
• N = jumlah populasi
• e = tingkat toleransi error yang diinginkan
Metode Penentuan Jumlah
Sampel
• Krejcie & Morgan (1970)
Tabel Krejcie-Morgan:
https://s.id/tabel-morgan

• n = jumlah sampel
• X2 = nilai tabel chi-square untuk derajat kebebasan=1 adalah 3,841
• N = jumlah populasi Berapa jumlah sampel untuk populasi (N) =
• P = proporsi populasi (= 0,5) 500?
• d = tingkat akurasi (=0,05)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai