Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan Nilai Budaya

Sub Pokok Bahasan


Sistem Budaya
  seperangkat pengetahuan yang meliputi pandangan hidup,
keyakinan, nilai, norma, aturan, hukum yang menjadi milik
suatu masyarakat melaui proses belajar, yang kemudian
diacu sebagai pedoman untuk menata, menilai,
menginterpretasi sejumlah benda dan peristiwa dalam
beragam aspek kehidupan lingkungan masyarakat yang
bersangkutan.
• Keseluruhan unsur tadi terkait dalam satu sistem yang dapat
di sebut “ROH” dari kehidupan satu masyarakat.
• Yang terpenting di antaranya adalah nilai atau nilai budaya
(cultural value) yang merupakan satu konsepsi abstrak yang
di anggap baik dan amat bernilai tinggi dalam hidup, yang
menjadi pedoman tertinggi kelakuan dalam hidup satu
masyarakat (Junus Melalatoa).
Fungsi dari sistem nilai budaya:
1. Pedoman dan pendorong kelakuan
manusia dalam hidup.
2. Mendorong timbulnya pola-pola cara
berpikir.
3. Sebagai salah satu sistem tata kelakuan
yang tertinggi diantara yang lain, seperti
hukum adat, aturan sopan santun, dsb.
Sistem Sosial
 suatu sistem yang sudah distabilisasikan dan merupakan
hasil dari hubungan antara struktur sosial dan sistem
kebudayaan.
• Terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia atau tindakan-
tindakan dan tingkah laku berinteraksi antar- individu dalam
rangka kehidupan masyarakat.
• ( Lebih konkret dan nyata dari sistem budaya).
• Pendekatan struktural-fungsional memandang masyarakat
sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi ke
dalam suatu bentuk keseimbangan, sehingga sering
disebut pula pendekatan tertib sosial, pendekatan integrasi
atau pendekatan keseimbangan
Asumsi dasar dari pendekatan
struktural fungsional
1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dari suatu sistem
daripada bagian-bagian yang salaing berhubungan satu sama lain.
2. Hubungan antara setiap bagian adalah bersifat saling
mempengaruhi dan timbal balik.
3. Sistem sosial cenderung bergerak ke arah keseimbangan yang
bersifat dinamis, artinya menanggapi perubahan-perubahan yang
datang dari luar dengan memelihara perubahan yang terjadi agar
perubahannya terjadi secara minimal. Meskipun menyadari bahwa
integrasi sosial tidak mungkin tercapai secara sempurna.
4. Sistem sosial selalu mengarah ke integrasi sosial, melalui
penyesuian ketegangan–ketegangan dan proses institusionalisasi.
Konsep Nilai Budaya
• Budaya (kebudayaan / kultur) sering kali di artikan oleh
beranekaragam arti atau makna. Antara satu makna dengan
makna yang lain dapat berbeda.
• Kenyataanya budaya memang adalah sebuah konsep yang
bermakna serta beraneka ragam.
• Ada yang memaknainya secara luas dan ada pula yang
memaknainya secara sempit. Bagi mereka yang memaknai
sempit/terbatas, budaya di artikan hanya sekedar sebuah seni,
candi, tari-tarian, kesusastraan, dan sebagainya. Padahal bagian
dari arti-arti seperti di sebutkan adalah bagian dari budaya.
• Nilai budaya adalah bagian dari budaya. Sedangkan, budaya
merupakan sebuah, konsep lebih luas dari pada sekedar nilai
budaya.  
Sistem Nilai Budaya
 rangkaian konsep abstrak yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar suatu warga masyarakat.
• Menyangkut apa dianggapnya penting dan bernilai.
• bagian dari kebudayaan yang memberikan arah
serta dorongan pada perilaku manusia
• konsep abstrak, tapi tidak dirumuskan dengan tegas.
Karena itu konsep tersebut biasanya hanya
dirasakan saja, tidak dirumuskan dengan tegas oleh
warga masyarakat yang bersangkutan
Orientasi Nilai Budaya
• C. Kluckhon dalam karyanya Variations in
Value Orientation
penjelasan
• Human nature orientation ( orientasi hidup,
baik atau buruk) : artinya, setiap orang
memiliki persepsi yang berbeda mengenai
makna hidup, sakit atau sehat. Ada orang
yang mengartikan sakit sebagai sebuah
kutukan (buruk) dan ada yang
memandang sebagai sebuah ujian hidup
(baik)
• Activity orientation : bahwa pekerjaan
sebagai tenaga kesehatan ini diarahkan
untuk mencari nafkah, kewajiban profesi,
mencari kebahagiaan, bagian dari ibadah
dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
• Time orientation ( dulu, sekarang, akan datang);
Seorang bidan jika hanya mengagungkan pengalaman
tanpa mau mengikuti perkembangan zaman atau
teknologi modern termasuk orang yang berorientasi
pada masal lalu. Sedangkan seorang bidan yang
berorientasi masa depan senantiasa melihat masa
depan sebagai peluang dan tantangan serta senantiasa
melakukan inovasi pelayanan kesehatan.
Sedangkanbidan yang hanya terpaku pada apa yang
dimiliki saat ini tanpa mau berkreasi termasuk orang
yang berorientasi pada masa kini semata, tanpa melihat
masa lalu.
• Man-nature orientation ( dipengaruhi atau
mempengaruhi); dalam hal ini setiap orang memberikan
persepsi mengenai hubungan dirinya dengan
lingkungannya. Muncul dan berkembangnya demam
berdarah (DBD) disebabkan karena lingkungan yang
buruk sehingga mempengaruhi kualitas kesehatan. Pada
kelompok ini orang menganggap bahwa lingkunganlah
yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan
hidupnya. Tetapi sudut pandang lain dapat berkata
bahwa karena perilaku manusia yang buruk terhadap
lingkungan, sehingga menyebabkan lingkungan kotor
dan akhirnya menjadi penyebab mewabahnya DBD.
• Relational orientation; Dalam menjalankan tugasnya
sebagai seorang bidan dapat melakukan kerja sama
dengan tenaga medis lainnya. Namun pada kenyataannya,
pandangan seperti ini bergantung pada keyakinan yang
dimilikinya, ada yang memandang bahwa pelaksanaan
pelayanan kesehatan sebagai tugas pribadi, sehingga tidak
menimbulkan partner yang lain. Seorang dokter yang
berorientasi kerja sendiri akan memandang bahwa bidan
hanya sebagai pembantu dirinya. Sedangkan bagi seorang
dokter yang menggunakan pola pikir kolaboratif
memandang bahwa perawat merupakan partner kerja yang
sama pentingnya dengan posisi dirinya sendiri.
Contoh nilai-nilai hidup
1. Rasionalisme (harus masuk akal) adalah ; Berdasarkan
segi praktis dari ilmu pengetahuan
2. Tradisionalisme ( memegang teguh kebiasaan ) yaitu
melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan oleh nenek
moyang, yang dianggap baik oleh sebagian golongan.
3. Keberhasilan atau prestasi : Keadaan perasaan puas
berdasarkan pemilihan usaha yang menghasilkan suatu
kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, sehingga
sering menimbulkan rasa iri hati pada orang lain.
4. Individualisme, yaitu : keyakinan bahwa keadaan yang
paling baik adalah bila orang-orang bebas dan percaya
kepada kemampuan dirinya serta bertanggug jawab atas
keputusan-keputusannya.
Ciri-ciri Nilai :
1. Nilai-nilai yang tercernakan (Internalized
Values)
2. Nilai-nilai yang dominan
a. Luas tidaknya ruang lingkup
b. Lama tidaknya pengaruh nilai itu dirasakan
oleh kelompok masayarakat tadi
c. Gigih tidaknya ( intensitas) nilai tadi
diperjuangkan.
d. Prestise dari orang-orang yang membawa
nilai itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem
nilai budaya di masyarakat
a. Pola bersikap (ideas) : wujud kebudayaan yang ideal,
suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dsb. juga disebut jiwanya
b. Pola bertindak dan kelakuan (aktivities): Wujud
kebudayaan kelakuan, suatu kompleks aktivitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat,
disebut juga organisasi
c. Pola sarana benda-benda (Artifacts): Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
(fisik), disebut juga teknologi.
Perbedaan Nilai, Norma dan Moral
• Terdapat banyak pengertian mengenai
nilai, seperti salah satunya dikemukaan
oleh Rokeach yang membedakan nilai
sebagai :
a. Sesuatu yang dimiliki oleh seseorang ( a
person has a value)
b. Sebagai sesuatu yang berkaitan dengan
dengan obyek ( an object has a value)
Nilai
• Nilai menjadi ukuran (standar) bagi manusia
dalam menentukan pilihan aktivitas yang baik
dan akan dilakukan sehari-hari di dalam
masyarakat.
• Nilai atau value adalah keinginan yang relatif
permanen yang tampaknya mempunyai sifat
baik seperti damai atau kehendak baik,
bersusila. Dalam kebudayaan nilai adalah wujud
idiil ( nilai, norma, hukum dan peraturan).
(Supriyanto, 2002).
Moral
• Moral/ Peraturan Moral (moral rules) adalah peraturan
menyangkut tingkah laku yang seringkali menjadi
kebiasaan sebagai nilai moral. Peraturan moral
membimbing kita melewati situasi dimana terjadinya
benturan kepentingan.
• Moralitas dapat dibedakan menjadi :
a. Moralitas umum yaitu peraturan moral yang mengatur
masalah etika sehari-hari : Menepati janji, tidak suka
dengki, saling membantu, menghargai orang lain,
menghargai milik.
b. Moralitas kepedulian : menyangkut persepektif keadilan
dan kepedulian.
Norma
• Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok
tertentu.
• Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan
terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai
oleh orang lain
• Norma ini merupakan kriteria bagi orang lain untuk
mendukung atau menolak perilaku seseorang.
• Norma adalah fakta sosial yang memaksa orang untuk
bertindak sesuai dengan apa yang tercantum dalam
norma itu. Kalau terjadi pelanggaran pada norma, maka
si pelanggar itu dikenakan sangsi. (Emile Durkheim).
Pandangan dan nilai moral masyarakat
terhadap individu, keluarga dan masyarakat
• Ada tiga golongan norma di masyarakat
yaitu :
1. Adat asli

2. Syariah

3. Sistim Norma Negara Indonesia

Anda mungkin juga menyukai