1. Penerimaan perikatan audit (audit engagement) 2. Perencanaan audit 3. Pelaksanaan pengujian audit 4. Pelaporan audit Tahap-Tahap Penerimaan Perikatan Audit Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap berikut ini: 1. Mengevaluasi integritas manajemen. 2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa. 3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit. 4. Menilai independensi. 5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan. 6. Membuat surat perikatan audit. •Mengevaluasi Integritas Manajemen-1 Evaluasi integritas manajemen SANGAT PENTING agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya.
Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam
mengevaluasi integritas manajemen: 1. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu. 2. Meminta keterangan kepada pihak ketiga. 3. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan. •Mengevaluasi Integritas Manajemen-2
Sumber informasi lain yang dapat digunakan untuk
menilai integritas manajemen adalah: (1) Pergantian manajemen yang diberitakan di surat kabar bisnis, (2) Dalam hal calon klien yang telah go public, auditor dapat melakukan review terhadap laporan audit tahun sebelumnya yang disimpan di Bapepam, terutama yang berkaitan dengan pergantian auditor. •Identifikasi Kondisi Khusus dan Risiko Luar Biasa
Faktor yang PERLU dipertimbangkan oleh auditor
tentang kondisi khusus dan risiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara: (1) Mengidentifikasi pemakai laporan audit (2) Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan (3) Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit •Penentuan Kompetensi Auditor untuk Melaksanakan Audit-1
Terkait dengan standar umum yang pertama,
auditor yang ditunjuk harus mempertimbangkan apakah ia dan anggota tim auditnya memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan tersebut, sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Umumnya pertimbangan tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi anggota kunci tim audit dan mempertimbangkan perlunya mencari bantuan dari spesialis dalam pelaksanaan audit. •Penentuan Kompetensi Auditor untuk Melaksanakan Audit-2
Mengidentifikasi Tim Audit
Tim audit terdiri dari:
1. Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit. 2. Satu atau lebih manajer, yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit. 3. Staf asisten, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit. •Penentuan Kompetensi Auditor untuk Melaksanakan Audit-3
Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan
Penggunaan Spesiallis
Auditor mungkin memerlukan pekerjaan spesialis
seperti: 1. Penilaian (misal: karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted securities) 2. Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi (misal: cadangan mineral atau tumpukan bahan baku yang ada di gudang) •Penentuan Kompetensi Auditor untuk Melaksanakan Audit-3
Lanjutan…
3. Penentuan nilai yang diperoleh dengan
menggunakan teknik atau metode khusus (misal: beberapa perhitungan aktuarial) 4. Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misal: pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas properti) •Penentuan Kompetensi Auditor untuk Melaksanakan Audit-3
Lanjutan…
Spesialis ini bisa ditunjuk oleh klien ataupun auditor,
tetapi bila auditor yang memilih, ia harus mempertimbangkan: a. Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari spesialis dalam bidangnya. b. Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak lain yang mengenal kemampuan atau kinerjanya. c. Hubungan (jika ada antara klien dan spesialis) •Menilai Independensi
Independensi Auditor diatur dalam Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik, yaitu:
Independensi Integritas dan Objektivitas •Penentuan Kemampuan Auditor dalam Menggunakan Kemahiran Profesionalnya dengan Cermat dan Seksama
Terkait dalam standar umum yang ketiga.
Poin ini ditentukan oleh:
a. Penentuan Waktu Perikatan 6 sampai 9 bulan sebelum akhir tahun buku klien, agar dapat melaksanakan prosedur audit yang penting (observasi terhadap perhitungan fisik sediaan). Jika tidak, auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian. •Penentuan Kemampuan Auditor dalam Menggunakan Kemahiran Profesionalnya dengan Cermat dan Seksama Lanjutan…
b. Pertimbangan Jadwal Pekerjaan Lapangan
terdiri dari: pekerjaan interim dan pekerjaan akhir tahun. c. Pemanfaatan Personel Klien digunakan untuk pembuatan daftar saldo akun buku besar (working trial balance), rekonsiliasi akun kontrol dengan akun buku pembantu, pembuatan daftar umur piutang, dan daftar polis asuransi yang berlaku, dsb. •Pembuatan Surat Perikatan Audit
Isi Pokok Surat Perikatan Audit
a. Tujuan audit atas laporan keuangan
b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan c. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, pernyataan dari badan profesional yang harus dianut oleh auditor d. Bentuk laporan /komunikasi lain yang digunakan oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan e. Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bawaan bahwa kekeliruan dan kecurangan material tidak akan terdeteksi •Pembuatan Surat Perikatan Audit
Isi Pokok Surat Perikatan Audit (Lanjutan)
f. Pengaturan reproduksi laporan keuangan auditan
g. Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang kelemahan signifikan dalam pengendalian intern yang ditemukan oleh auditor dalam auditnya h. Akses ke berbagai catatan, dokumentasi dan indormasi lain yang diharuskan dalam kaitannya dengan audit i. Dasar yang digunakan oleh auditor untuk menghitung fee audit dan pengaturan penagihannya •PERENCANAAN AUDIT
Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor
dalam merencanakan auditnya: 1. Memahami bisnis dan industri klien 2. Melaksanakan prosedur analitik 3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal 4. Mempertimbangkan risiko bawaan 5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama 6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan 7. Memahami pengendalian intern klien
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya