Anda di halaman 1dari 68

SEKILAS TENTANG HIV

Dr. Denny Jolanda SpPD - FINASIM


RSUD Dr M. Haulussy Ambon
Densit 2015
SEBARAN HIV AIDS DI MALUKU
BURU: 14 SBB: 37 SBT : 37

MALTENG : 136
MALRA : 241
AMBON : 892 TUAL : 38

MTB : 52
MBD : 5
APA ITU HIV?
HIV Gp120

H : Human
I : Immunodeficiency
V : Virus

Envelop Inti
Sifat – sifat Virus HIV

 Retrovirus

 Bersifat khas, infeksi permanen

 Menyerang sel – sel sistem imun tubuh

 Berkembang biak di limfosit T (CD 4)


Patofisiologi

 HIV masuk kedalam tubuh manusia


 RNA virus berubah menjadi DNA intermediate/
DNA pro virus dengan bantuan enzym
transkripaminase dan kemudian bergabung
dengan DNA sel yang diserang
 HIV berkembang biak di limfosit T (CD 4) maka
sistem imun tubuh sedikit demi sedikit
dihancurkan
 Setelah terinfeksi, pada sebagian orang akan
timbul infeksi primer
 Masa tanpa gejala pada HIV lamanya 3 – 10
tahun
 Masa tanpa gejala akan memendek bila viral
load pada titik keseimbangan (set point) tinggi
 Setelah masa tanpa gejala akan timbul gejala
pendahuluan yang akan diikuti oleh infeksi
oportunistik (IO)
 IO adalah infeksi yang mengikuti perjalanan
penyakit HIV

 Dengan adanya IO maka perjalanan penyakit


HIV telah memasuki stadium AIDS
HIV AIDS
 VIRUS HIV
Target
Darah

Sel darah merah Sel darah putih Sel pembeku darah

Limfosit Sel darah putih lainnya

Sel B Sel T

CD8 CD4
PENULARAN
PENULARAN

HIV positif
negatif
HIV positif
HIV didapatkan di

darah

cairan sperma

cairan vagina

air susu ibu


CARA PENULARAN
 Darah yang tercemar
 Tranfusi darah
 Jarum suntik
 Hub seks tidak aman
 Heteroseksual
 Homoseksual
 Biseksual
 Ibu positif ke bayi
 Dalam kandungan
 Pada Saat Melahirkan
 Pada saat Menyusui
APAKAH HUBUNGAN SOSIAL
BIASA DAPAT MENULARKAN HIV?
Tidak !
Karena hubungan sosial biasa tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran cairan tubuh yang dapat menularkan HIV.
Ingat, HIV tidak menular melalui:
PERJALANAN
PENYAKIT
Perjalanan Infeksi HIV
1000
900 CD4

800
700
600
TB PPE
CD4

500
HZV
400 ‘Viral Load OHL
300 OC
200 PCP
100 TB CM
CMV, MAC
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan Tahun setelah infeksi HIV AIDS
PERJALANAN PENYAKIT

Infeksi HIV Mulainya AIDS

beresiko

AIDS Terminal
Tidak Terinfeksi HIV

Masing-masing kelompok mempunyai karakter sendiri dan membutuhkan


pelayanan dan dukungan yang berbeda
• ACQUIRED (DIDAPAT)
• I MMUNE (SISTEM KEKEBALAN TUBUH)
• DEFICIENCY (TIDAK BERFUNGSI DENGAN BAIK)
• SYNDROME (KUMPULAN GEJALA)
CD4 dan ‘Viral Load’
GEJALA & KELUHAN
Infeksi HIV primer (Serokonversi)
PENYAKIT TERKAIT HIV
 Dapat merupakan TANDA AWAL manifestasi HIV
dimana sistem kekebalan tubuh mulai melemah

 TIDAK OTOMATIS menunjukkan seseorang


terinfeksi HIV

 Perlu CURIGA infeksi HIV terutama bila penyakit


sering kambuh dan sulit diobati atau ada perilaku
beresiko
Dermatitis seboroik
Dermatofitosis

Tinea corporis Tinea cruris


Onikomikosis

Proksimal (khas) Distal


Kelitis Angularis
Herpes zoster
PPE (Palpular Pruritic Eruption)
‘Oral Hairy Leukoplakia’
‘Kandidiasis Oral’
Periodontitis
LGE

*LGE: Linier Gingival Eruption


AIDS

 Infeksi Oportunistik
PCP, CMV, MAC, CM dll

 Keganasan
Sarkoma Kaposi, kanker mulut rahim

 Dimensia AIDS
Herpes simpleks

Lebih dari satu bulan


Sarkoma Kaposi
TBC ekstra pulmonal

TB kelenjar Efusi Perikardial


Infeksi Jamur Paru
‘Wasting’
Infeksi
CMV Toxo
Opportunistik
dan keganasan lainnya
(AIDS)

Kriptokokus
Limfoma
PCP
STADIUM KLINIS
Perjalanan HIV/AIDS
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4

Tidak ada Gejala Gejala Gejala


gejala di kulit di mukosa sistemik

HIV positif AIDS


Antara 3-10 tahun CD4 < 200
BAGAIMANA MENGETAHUI SESEORANG
TERINFEKSI HIV?
ORANG YANG TERINFEKSI HIV
● BANYAK ORANG YANG
TERINFEKSI HIV TERLIHAT
DAN MERASA SEHAT

● ORANG YANG TERINFEKSI HIV


TIDAK TAHU BAHWA DIRINYA
SUDAH TERINFEKSI HIV

● TES HIV ADALAH SATU-


SATUNYA CARA UNTUK
MENGETAHUI APAKAH
SESEORANG SUDAH
TERINFEKSI HIV
AKSES TES HIV
Ambon :
Klinik VCT CST RSUD dr M. Haulussy
Klinik VCT RS Al Fatah
Klinik VCT RSUD Tulehu

Tual :
RSUD Karel S (Tual)

Dobo :
- RSU Dobo
PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIV

Biakan virus
Deteksi antigen : p24
Deteksi materi genetik : DNA provirus /
RNA
Deteksi antibodi : penyaring & konfirmasi
Diagnosa hasil tes positif

 Pemeriksaan tes ELIZA/ rapid test 3x dengan


kandungan reagen yang berbeda, memberi
hasil (+)
 Pemeriksaan tes ELIZA 1x dan konfirmasi
dengan Western blot (+)
 Pemeriksaan tes cepat (abbot diagnostic) 1x
dan konfirmasi dengan Western blot
memberi hasil (+)
Penatalaksanaan infeksi HIV/ AIDS

A. Umum
1. bed rest jika keadaan umum tidak baik
2. dukungan nutrisi
3. konseling

B. Khusus
pemberian ARV dan terapi infeksi
sekunder sesuai jenis infeksi
When To Treat ?

Bila ada CD4


 Stadium IV WHO : Berapapun CD4
 Stadium III WHO : CD4< 350 /mm3
 Stadium I atau II WHO : CD4 ≤ 200 / mm3
Tanpa CD 4
 Stadium IV WHO : berapapun TLC
 Stadium III WHO : berapapun TLC
 Stadium II WHO : TLC ≤ 1200 / mm3
HOW TO TREAT ?

 PENGOBATAN
 - Infeksi Oportunistik
 - Profilaksis Infeksi Primer/sekunder
- Cotrimoksazol 960 mg/hari
- Antiretroviral terapi : ADHERENCE !!!!!
EFEK SAMPING !
INTERAKSI OBAT !
Tujuan terapi ARV

 Menurunkan angka morbiditas akibat HIV


dan angka mortalitas AIDS
 Meningkatkan kualitas hidup seoptimal
mungkin
 Mempertahankan dan mengembalikan status
imun ke fungsi normal
 Menekan replikasi virus serendah mungkin
TERAPI ANTIRETROVIRAL
NTI RETROVIRAL THERAPY
SUDAH TERSEDIA
DI INDONESIA
ANTI RETROVIRAL TERAPI
 Nonnucleoside reverse transcriptase inhibitor
 Nevirapine
 Efavirenz
 Nucleoside revere transcriptase inhibitor
 Lamivudine Abacavir
 Didanosine Tenofovir
 Stavudine
 Emtricitabine
 Protease inhibitor
 Ritonavir indinavir
 Nelfinavir Lopinavir/ritonavir
 Saquinavir Amprenavir
 Fusion Inhibitor
 Enfuvirtide
Dampak pemberian obat ARV
September 2003 Januari 2004
HOW TO PREVENT
PASCA PAJANAN

 Pajanan  Bahan Pajanan


 Perlukaan kulit  Darah
 Pajanan pada selaput  Cairan bercampur darah yang
mukosa kasat mata
 Cairan yang potensial
 Pajanan melalui kulit
terinfeksi: semen, cairan
yang luka vagina, cairan serebrospinal,
 Gigitan yang c. sinovia, c. pleura, c
berdarah peritoneal, c. perickardial, c
amnion
 Virus yang terkonsentrasi
HOW TO PREVENT
TATA LAKSANA: 1

Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
TATA LAKSANA PAJANAN 2

 Luka tusuk bilas air mengalir dan sabun / antiseptik


E
G
E
R
A

 Pajanan mukosa mulut  ludahkan dan kumur


 Pajanan mukosa mata  irigasi dg air/ garam fisiolofis
 Pajanan mukosa hidung  hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air
 Jangan dihisap dengan mulut, jangan ditekan
 Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan salah
satu:
 Betadine (povidone iodine 2.5%) selama 5 mnt
 Alcohol 70% selama 3 mnt
Catatan :
chlorhexidine cetrimide bekerja melawan HIV tetapi bukan
HBV
TATA LAKASANA PAJANAN 3

 Catat dan laporkan


 Panitia PIN, Panitia K3, Atasan langsung

L  Agar secepat mungkin diberi PPP


A  Perlakukan sebagai keadaan darurat  Obat PPP harus
P diberikan sesegera mungkin bila diperlukan (dalam 1-2
O jam)
R  PPP setelah 72 jam tidak efektif
K
A  Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi meski hingga

N satu minggu setelahnya (maks)


 Pantau sesuai dengan protokol pengobatan ART
 Hitung sel darah, LFT, kepatuhan, dukungan
TATA LAKSANAN PAJANAN 4

Pertimbangkan  Didasarkan
Profilaksis Pasca  Derajat pajanan
Pajanan (PPP)
 Status infeksi dari sumber
pajanan
 Ketersediaan obat PPP
 Konseling
 Tindak lanjut dan Evaluasi
ALUR PPP PADA PAJANAN HIV :

1. Menentukan Kategori Pajanan (KP)


Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang berpotensi menularkan
infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang tercemar dari salah satu bahan tersebut?

Tidak
Ya
OPIM Darah atau cairan berdarah
Tak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi

Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus

Volume? Tak perlu PPP Seberapa berat?

Sedikit Banyak Tidak berat Lebih berat


(mis. satu tetes, dalam (mis. Beberapa tetes, percikan (mis. Jarum solid atau (mis. Jarum besar bersaluran,
waktu singkat) darah darah banyak dan/atau dalam goresan superfisial) tusukan dalam, darah terlihat,
waktu lama) jarum bekas pasien)

KP 1 KP 2 KP 2 KP 3
ALUR PPP PADA PAJANAN HIV:

2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber pajanan


(KS-HIV)
Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?

HIV (-) HIV (+) Tak diketahui Tak diketahui


sumbernya

Tak perlu PPP

KS HIV
Pajanan dengan titer Pajanan dengan titer tinggi, mis. tidak tahu
rendah, mis. Asimtomatik AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL
dan CD4 tinggi yang meningkat atau tinggi atau
CD4 rendah
Pada umumnya
Tak perlu PPP,
Perlu telaah kasus
KS HIV 1 KS HIV 2 per kasus
ALUR PPP PADA PAJANAN HIV

3. Menentukan Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan

Kategori Kategori Sumber Rekomendasi Pengobatan


Pajanan pajanan (KS HIV)
(KP)
1 1 (rendah Obat tidak dianjurkan
Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi
HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir
Pajanan memiliki risiko yang perlu
dipertimbangkan
2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir
Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini

2 2 Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau


3 1 atau 2 nelfinavir

Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis:


AZT: 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC: 2 kali sehari @ 150mg
Indinavir: 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan banyak minum,
diet rendah lemah
STADIUM KLINIS

STADIUM CD 4 LAMANYA
HIV akut/primer 500-1000 1 - 4 minggu

Asimtomatis 200 - 750 2 – 15 tahun

Simtomatis dini 100 - 500 < 1 – 5 tahun

Simtomatis Lanjut 50 - 200 <1-3 tahun

Simtomatis 0 - 50 < 1-2 tahun


advanced
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai