Anda di halaman 1dari 16

PENILAIAN RISIKO

ANALISA RISIKO
EVALUASI RISIKO

KELOMPOK 3

N O V I TA M A J O R E : 2 2 3 3 0 1 0 4 0 0 5
S U R I A N I S U S YA N T O : 2 2 3 3 0 1 0 4 0 0 4
H E N RY L E R E N B U L A N : 2 2 3 3 0 1 0 4 0 0 3
JESIE KEVIN MUDI: 22330104008
PENILAIAN RISIKO
• Proses manajemen risiko mengacu pada standar ISO 31000 : 2018, dapat dikelompokkan
menjadi tahap penetapan : (1) lingkup, konteks, dan kriteria, (2) penilaian risiko, dan (3) tahap
perlakuan risiko. Tahap 1 yaitu penetapan lingkup, konteks dan kriteria telah diuraikan pada
artikel sebelumnya. Artikel ini akan menguraikan tentang penilaian risiko, sebagai tahap
lanjutan setelah tahap 1 disusun. Secara umum, penilaian risiko adalah keseluruhan proses
identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.
Penilaian Risiko pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian
yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

Tujuan penilaian risiko adalah menetapkan kemunginan terjadinya dan dampak suatu suatu kejadian yang
menghambat pencapaian tujuan atau sasaran organisasi supaya dapat dilakukan penanganan risiko secara
tepat. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui identifikasi risiko dan analisis risiko. Manfaat penilaian risiko
antara lain (1) membantu pencapaian tujuan organisasi, (2) menjaga kesinambungan pelayanan kepada
para stakeholder, (3) melakukan pelayanan secara efektif dan efisiensi (4) menjadi dasar penyusunan
rencana strategis, dan (5) menghindari terjadinya pemborosan.
TAHAPAN PENILAIAN RISIKO

Penilaian risiko harus dilakukan secara sistematis, iteratif, dan kolaboratif, dengan
memanfaatkan pengetahuan dan pandangan para pemangku kepentingan. Penilaian riisiko
harus menggunakan informasi terbaik yang tersedia, dilengkapi dengan hasil pengamatan
lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. Proses penilaian risiko terdiri dari tiga unsur yaitu (1)
identifikasi risiko, (2) analisis risiko, dan (3) evaluasi risiko (Gambar 1).
Metode yang dapat digunakan pada tahap identifikasi risiko antara lain checklist,
pertimbangan sesuai pengalaman dan dokumen, benchmarking, flow charts, brainstorming,
analisis sistem, analisis skenario. FGD, wawancara, kajian dokumen, observasi, SWOT
analisis, Event Tree Analysis, dan survei & kuesioner. Penilaian risiko yang komprehensif
merupakan kombinasi antara metode penilaian kualitatif dan kuantitatif.
ANALISA RISIKO

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 mendefinisikan Analisa Risiko


sebagai proses penilaian terhadap risiko yang telah teridentifikasi dalam
rangka mengestimasi kemungkinan munculnya dan besaran dampaknya
untuk menetapkan level atau status risikonya. Status risiko ditentukan
berdasarkan kombinasi antara kemungkinan (probabilitas/frekuensi)
terjadinya risiko dan dampak (efek) jika risiko terjadi.
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
Peluang (Probability) Yaitu kemungkinan terjadinya suatu
kecelakaan/kerugian ketika terpapar dengan suatu bahaya
 Peluang orang jatuh karena melewati jalan licin
 Peluang untuk tertusuk jarum
 Peluang tersengat listrik
 Peluang supir menabrak
Akibat (Consequences) Yaitu tingkat keparahan / kerugian yang mungkin terjadi dari
suatu kecelakaan / loss akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait dengan manusia,
properti, lingkungan, dll Contoh :
 Fatality atau kematian
 Cacat
 Perawatan medis
 P3K
ACUAN DALAM PENILAIAN
RISIKO
Agar penilaian yang kita lakukan seobjective mungkin maka perlu mengumpulkan informasi sebelum menilai
resiko dari suatu akitivitas :
 Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa yang melakukan
 Tindakan pengendalian risiko yang telah ada
 Peralatan/mesin yang digunakan untuk melakukan aktivitas
 Bahan yang dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS)
 Data statistik kecelakaan / penyakit akibat kerja (internal & eksterbal)
 Hasil studi, survey/pemantauan
 Literature
 Benchmark pada industri sejenis
 Penilaian pihak spesiality/tenaga ahli, dll
ANALISA RISIKO

Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu :


1. Analisa Risiko Kualitatif
2. Analisa Risiko Semikuantitatif
3. Analisa Risiko Kuantitatif
ANALISA RISIKO KUALITATIF
Analisis ini biasanya dapat dilakukan dengan cepat dan murah, berguna untuk menyusun prioritas
dalam perencanaan penaggulangan risiko, serta menjadi dasar untuk analisis secara kuantitatif jika
diperlukan. Metode untuk mengkategorikan risiko yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah
metode Risk Breakdown Structure (RBS). Sebuah artikel Hillson (2002) yang berjudul Use a Risk
Breakdown Structure (RBS) to Understand Your Risks menyebutkan bahwa RBS merupakan struktur
hirarki sumber risiko, yaitu metode pengelompokan risiko proyek berdasarkan sumbernya yang dapat
mengorganisir dan mendefinisikan keseluruhan risiko yang dihadapi suatu proyek.
Dalam RBS, umumnya risiko dibagi atas 4 tingkat, mulai dari level 0 yaitu program yang berisiko,
kemudian pada level 1 dibagi lagi menjadi sub risiko yang lebih spesifik seperti risiko dari manajemen,
pelaksanaan proyek dan risiko external. Pada level 2 risiko yang ada pada level 1 dibagi lagi menjadi
risiko yang lebih spesifik. Misalnya pelaksanaan proyek pada level 1 dibagi lagi dalam tahap
perencanaan, kontrak kerja dan pelaksanaan konstruksi. Pada level 3, risiko yang ada pada level 2
diperinci lagi menjadi risiko Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut 3 © 2014 Jurnal STT-
Garut All Right Reserved yang lebih spesifik seperti pada level 2 perencanaan diperinci risikonya yaitu
tanggapan publik, tujuan dan manfaat proyek tersebut, perijinan proyek dan banyak lainnya.
ANALISA RISIKO SEMIKUANTITATIF
Untuk penilaian risiko dilakukan menggunakan Analisa risiko secara Semikuantitatif
yaitu skala kualitatif telah digambarkan dengan angka numerik dengan tujuan untuk
memberikan skala tetapi tidak seperti analisis kuantitatif. Perhitungan risiko pada analisis
semikuantitatif menggunakan rumusan dari W.T.Fine [5] yang menjelaskan bahwa nilai
dari suatu risiko ditentukan oleh nilai dampak (consequences), pajanan (ecposure) dan
kemungkinaan (probability) :
1. Dampak (consequences), merupakan dampak yang paling mungkin untuk terjadi dari
suatu potensi kecelakaan, termasuk cedera kerusakan properti.
2. Pajanan (exposure), merupakan frekuensi pajanan terhadap bahaya.
3. Kemungkinan (probability), merupakan peluang terjadinya suatu kecelakaan mulai
dari pajanan terhadap bahya sehingga menumbulkan suatu kecelakaan dan dampaknya.
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada
metode ini uraian/deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai/score
tertentu.
ANALISA RISIKO KUANTITATIF
Metode analisis ini biasanya dilakukan berdasarkan prioritas risiko yang dihasilkan dari analisis
kualitatif. Sebelum dilakukan analisis secara kuantitatif biasanya dilakukan pengumpulan data denga
menggunakan metode interview, distribusi probabilitas serta penilaian para ahli. Adapun metode yang
sering dipakai dalam analisis ini antara lain adalah: Analisis Sensitifitas (Sensitivity Analysis). Analis
ini digunakan untuk menentukan risiko mana saja yang memiliki dampak paling potensial
mempengaruhi keberhasilan proyek. Untuk mengetahui tingkat kepentingan risiko (importance level)
dapat menggunakan persamaan seperti dibawah ini (Zhi, 1995):
a) Mengetahui tingkat kepentingan risiko (importance level)……………(1) Tingkat kepentingan
risiko = frekuensi x dampak Dimana:
 Frekuensi adalah probabilitas seringnya risiko tersebut terjadi
 Dampak adalah seberapa besar pengaruh suatu risiko terhadap biaya, mutu, waktu proyek
b) Mengurutkan risiko berdasarkan tingkat risiko ………………….……(2) Untuk mengurutkan risik
hasil perkalian antara skala frekuensi dan dampak, disusun dari yang terbesar hingga yang terkecil.
Jumlah faktor risiko: z Dimana
 N I L A I PA D A F R E K U E N S I = A ( 1 - 5 )
 N I L A I PA D A D A M PA K = B ( 1 - 5 )
 N I L A I T I N G K AT K E P E N T I N G A N R I S I K O = A X B = C
 T I N G K AT K E P E N T I N G A N ( I M P O RTA N C E L E V E L ) S E C A R A K E S E L U R U H A N A D A L A H
(Σ CI)/Z

FREKUENSI:
- 1 = TIDAK PERNAH
- 2 = JARANG
-3 = KADANG-KADANG
- 4 = SERING
- 5 = SELALU

D A M PA K :
- 1 = S A N G AT K E C I L ( S K )
- 2 = KECIL (K)
- 3 = SEDANG (S)
- 4 = BESAR (B)
- 5 = S A N G AT B E S A R ( S B
EVALUASI RISIKO

MERUPAKAN Perbandingan antara level risiko yang ditemuka selama


proses analisis dengan kriteria risiko yang ditetapkan sebelumnya.
HASIL DARI EVALUASI RISIKO ADALAH daftar prioritas risiko (Risk
Register ) untuk tindakan lebih lanjut. Keputusan harus memperhatikan
luasnya konteks risiko dan mencakup pertimbangan toleransi risiko.
Level 5 Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim Ekstrim
Nilai keparahan

Level 4 Menengah Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

Level 3 Menengah Tinggi Tinggi Tinggi Ekstrim

Level 2 Rendah Menengah Tinggi Tinggi Tinggi

Level 1 Rendah Rendah Menengah Menengah Tinggi

Level 1 level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Nilai kemungkinan
Tahap terakhir dalam penilaian risiko yaitu evaluasi risiko. Evaluasi risiko dimaksudkan untuk
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Evaluasi risiko
merupakan proses pembandingan antara level risiko yang ditemukan selama proses analisis dengan
kriteria risiko yang ditetapkan sebelumnya.
Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko-risiko mana yang memerlukan perlakuan dan
bagaimana prioritas perlakuan atas risiko-risiko tersebut dengan mengacu pada “kriteria risiko”.
Dengan kata lain hasil dari evaluasi risiko menunjukkan peringkat risiko yang memerlukan
penanganan (mitigasi) lebih lanjut dengan mengacu pada tingkat risiko yang dapat diterima.
Tahapan evaluasi risiko meliputi: (1) menyusun prioritas risiko berdasarkan besaran risiko
dengan ketentuan : a) besaran risiko tertinggi mendapat prioritas paling tinggi. b) Apabila terdapat
lebih dari satu risiko yang memiliki besaran risiko yang sama, maka prioritas risiko ditentukan
berdasarkan urutan area dampak dari yang tertinggi hingga terendah sesuai kriteria dampak. c)
Apabila masih terdapat lebih dari satu risiko yang meiliki besaran dan area dampak yang sama,
maka prioritas risiko ditentukan berdasarkan urutan kategori risiko yang tertinggi hingga terendah
sesuai kategori risiko. d) Apabila masih terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki besaran, area
dampak, dan kategori yang sama, maka prioritas risiko ditentukan berdasarkan judgement pemilik
Risiko.

Anda mungkin juga menyukai