Anda di halaman 1dari 59

LAPO RAN ANTARA

Penyusunan Grand Design Pengendalian


Banjir Sungai Bate Pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) Glondong

BADAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI


JAWA TIMUR

Badan Usaha Kepakaran


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
J ULI 20 2 2
1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
FAKTOR AKIBAT PENCEGAHAN

• Perubahan Iklim
• Banjir Bandang • Pemetaan Daerah Bahaya
• Berkurangnya Area Hutan
• Tanah Longsor Banjir
• Curah Hujan Tinggi
• Prediksi Potensi Hujan dan
• kondisi topografi
Banjir
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD TUJUAN
Maksud dari pekerjaan “Penyusunan Grand Design 1. Melakukan analisis penyebab banjir yang sering
Pengendalian Banjir Sungai Bate pada Daerah terjadi di Sungai Bate pada Daerah Aliran Sungai
Aliran Sungai (DAS) Glondong” ini adalah (DAS) Glondong (Kabupaten Banyuwangi dan
melakukan penyusunan rencana pengendalian Kabupaten Bondowoso) secara menyeluruh dan
daya rusak air, beserta tinjauan alternatif rencana terpadu dari bagian hulu hingga bagian hilir.
konservasi sumber daya air dan pendayagunaan
2. Melakukan analisis grand desain rencana
sumber daya air melalui penataan kawasan sungai
pengendalian daya rusak air di DAS Glondong,
dan DAS Glondong secara menyeluruh dari hulu
beserta tinjauan terhadap aspek konservasi
hingga ke hilir, untuk kemudian dijabarkan dalam
sumber daya air dan aspek pendayagunaan
rencana kerja jangka pendek, menengah dan
sumber daya air secara menyeluruh dan terpadu
jangka panjang dalam penanganan DAS Glondong
dari bagian hulu hingga bagian hilir.
sehingga kerugian akibat banjir dan ancaman
lainnya dapat diminimalisir.
SASARAN

Sasaran dari studi ini adalah untuk mendapatkan langkah-langkah yang tepat berupa
rekomendasi penanganan masalah banjir yang terjadi dengan mengedepankan analisis situasi
dan kondisi eksisting DAS, daya dukung beserta daya tampung dan ketersedian sumber daya
serta analisis SWOT dan grand desain dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Penanganan hendaknya secara menyeluruh mencakup kondisi fisik dan nonfisik DAS Glondong.
RUANG LINGKUP
KEGIATAN
1. Menganalisis batas wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong di Kabupaten Banyuwangi dan
Kabupaten Bondowoso, berdasarkan berbagai titik control outlet pantau DAS.
2. Menentukan curah hujan rencana di Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong di Kabupaten Banyuwangi
dan Kabupaten Bondowoso, untuk analisis banjir rencana.
3. Menentukan debit banjir andalan dan debit banjir rencana pada kala ulang tertentu di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Glondong di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
4. Mengidentifikasi kawasan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong di Kabupaten Banyuwangi
dan Kabupaten Bondowoso, dan mengkaji penyebab terjadinya banjir di wilayah Daerah Aliran Sungai
(DAS) Glondong di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
5. Menganalisis penanganan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong di Kabupaten Banyuwangi
dan Kabupaten Bondowoso.
6. Membuat roadmap penanganan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong serta grand desain
pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong.
RUANG LINGKUP WILAYAH

Ruang lingkup wilayah yang dikaji dalam


“Penyusunan Grand Design Pengendalian
Banjir Sungai Bate pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) Glondong” adalah wilayah
Daerah Aliran Sungai (DAS) Glondong di
Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten
Bondowoso Provinsi Jawa Timur,
menyeluruh dari kawasan hulu hingga
kawasan hilir.
.
KELUARAN

1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Draft Akhir
4. Laporan Akhir
5. Executive Summary
2. GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM DAS GLONDONG

DAS Glondong merupakan salah satu DAS yang


secara geografis terletak pada 114 0 E dan 80 10’ S
mempunyai bentuk memanjang dengan luas
15.361,2 hektar. Secara administrasi DAS Glondong
berada pada Kabupaten Bondowoso (15%) dan
Banyuwangi (85%). Terdapat 3 (tiga) kecamatan
pada kabupaten Banyuwangi yang masuk ke DAS
Glondong yaitu Kecamatan Singojuruh, Kecamatan
Songgon dan Kecamatan Rogojampi. dan 1 (satu)
kecamatan dari kabupaten Bondowoso (Kecamatan
Klabang). Dengan demikian DAS Glondong termasuk
dalam DAS antar kabupaten dimana penanggung
jawab pengelolaan DAS tersebut pada Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN
BANYUWANI

Secara astronomis Banyuwangi terletak diantara 7 043’


– 8046’ Lintang Selatan dan 113 053’ - 114038’ Bujur
Timur. Kabupaten Banyuwangi berada di Provisi Jawa
Timur dan Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung
timur Pulau Jawa dengan luas daratan 5.782,5 km 2

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten


Situbondo
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera
Hindia
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten Jember
GAMBARAN UMUM KABUPATEN
BANYUWANGI

Kondisi Fisik Dasar

Kabupaten Banyuwangi terbagi atas


dataran tinggi berupa daerah
pegunungan, yang menghasilkan
produksi perkebunan. Daerah dataran
menghasilkan tanaman pangan, serta
daerah sekitar garis pantai yang
membujur dari arah Utara ke Selatan
menghasilkan biota laut. Gambar
disamping merupakan Peta Kabupaten
Banyuwangi menurut ketinggian
GAMBARAN UMUM KABUPATEN
BANYUWANGI

Kependudukan No
1
Kecamatan
Pesanggaran
Laki-Laki
23,789
Perempuan
24,263
2 Siliragung 26,094 25,782
Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 2021 3 Bangorejo 35,213 33,797
4 Purwoharjo 32,491 33,252
berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk berjumlah 5 tegaldimo 33,849 32,640
6 Muncar 63,145 62,968
sekitar 1.718.462 jiwa. Kepadatan penduduk per km 7 Cluring 34,620 35,628
sebesar 297 jiwa/km2 . Sedangkan rasio jenis kelamin 8 Gambiran 31,864 31,512
9 Tegalsari 24,035 23,912
adalah 100,20. Jumlah penduduk tahun 2021 yang paling 10 Glenmore 34,743 36,367
11 Kalibaru 28,464 30,187
banyak terdapat di Kecamatan Muncar dengan jumlah 12 Genteng 43,249 44,112
13 Srono 44,061 45,793
penduduk sekitar 136.722 jiwa. Sedangkan jumlah 14 Rogojampi 49,477 50,101
penduduk paling sedikit ada di Kecamatan Licin dengan 15 Kabat 39,236 40,569
16 Singojuruh 23,228 24,747
jumlah penduduk sekitar 2.952 jiwa 17 Sempu 37,955 38,780
18 Songgon 25,459 25,648
19 Gladak 16,874 17,501
20 Licin 16,530 16,389
21 Banyuwangi 49,206 52,667
22 Giri 14,774 14,685
23 Kalipuro 36,993 37,648
24 Wongsorejo 34,041 36,068
Jumlah/Total 799,390 815,016
GAMBARAN UMUM KECAMATAN SONGGON

KEPENDUDUKAN LUAS WILAYAH


GAMBARAN UMUM KECAMATAN SINGOJURUH

LUAS WILAYAH
GAMBARAN UMUM KECAMATAN ROGOJAMPI

KEPENDUDUKAN LUAS WILAYAH


PETA ADMINISTRASI KABUPATEN
BONDOWOSO

Berdasarkan Kabupaten Bondowoso Dalam Angka,


2022. Kabupaten Bondowoso secara geografis berada
di wilayah bagian Timur Propinsi Jawa Timur dengan
jarak sekitar 200 km dari ibu kota Propinsi Jawa
Timur, Surabaya. Kabupaten Bondowoso terletak
pada posisi 7”50’10” sampai 7”56’41” Lintang Selatan
dan 113”48’10” sampai 113”48’26” Bujur Timur.
Wilayah Kabupaten Bondowoso sebelah

 barat dan utara berbatasan dengan Kabupaten


Situbondo
 timur berbatasan dengan Kabupaten
Banyuwangi
 selatan berbatasan dengan Kabupaten Jember.
GAMBARAN UMUM KECAMATAN KLABANG

KEPENDUDUKAN KONDISI IKLIM


3. TEORI DAN
METODOLOGI
Metode Pengumpulan Data

Untuk mendukung kajian diperlukan data-data meliputi data primer dan data sekunder
terkait dengan Identifikasi Permasalahan Banjir Sungai Bate (DAS Glondong) di
Kabupaten Banyuwangi. Data yang dibutuhkan yakni
1. Peta Batas DAS Glondong Kabupaten Banyuwangi
2. Data Curah hujan wilayah yang mempengaruhi DAS Glondong
3. Peta Daerah tangkapan air dan daerah yang terkena bencana banjir dari DAS
Glondong
Rancangan Teknis Pengelolaan DAS Glondong
Analisa Hidrologi
1. Uji Konsistensi Data Hujan

2. Curah Hujan Rata-Rata

a) Metode rata-rata aljabar

b) Metode Thiessen

c) Metode garis Isohiet

3. Analisa Curah Hujan Rancangan

4. Uji Kesesuian Distribusi

a) Ui Chi Square

b) Uji Smirnov
Rancangan Teknis Pengelolaan DAS Glondong
Analisa Debit Banjir Rancangan

1. Distribusi Hujan

Pola distribusi hujan jam-jaman dapat dibuat dengan menggunakan metode mass curve.
Namun jika data hujan jam-jaman tidak tersedia dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Mononobe

2. Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran adalah suatu variabel yang didasarkan pada kondisi daerah
pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di suatu daerah. kondisi dan karakteristik
yang dimaksud adalah keadaan hujan, luas dan bentuk daerah, kemiringan daerah,
infiltrasi dan lain-lain
Rancangan Teknis Pengelolaan DAS Glondong
Analisa Debit Banjir Rancangan

3. Hujan Efektif

Hujan efektif adalah bagian hujan total yang menghasilkan limpasan langsung (direct
run off)

Rn = C x R

4. Debit Banjir Rancangan

Debit banjir rancangan adalah debit banjir terbesar tahunan dengan suatu kemungkinan
terjadi yang tertentu, atau debit dengan suatu kemungkinan periode ulang tertentu.
Untuk menganalisa debit banjir rancangan dapat dilakukan dengan menggunakan
metode hidrograf dan metode non hidrograf
Rancangan Teknis Pengelolaan DAS Glondong
Pendugaan Laju Erosi

1. Analisa Indeks Erosivitas Hujan

2. Indeks Erodibilitas Tanah

3. Faktor Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S)

4. Faktor Vegetasi Penutup Tanah dan Tindakan Pengelolaan Tanaman (CP)


Rancangan Teknis Pengelolaan DAS Glondong
Analisa Kekritisan Lahan

1. Erosi Yang Diperbolehkan 2. Tingkat Bahaya Erosi


Rancangan Teknis Pengelolaan DAS Glondong
Klarifikasi Kemampuan Lahan
Rancangan Teknis Pengelolaan DAS Glondong
Pengendalian Banjir
4. FAKTA DAN POTENSI
BENCANA
SUNGAI BATE
Sungai Bate termasuk ke dalam Daerah Aliran
Sungai Glondong. DAS Glondong berdasarkan
peta administratif terlihat memiliki DAS yang
memanjang dan seperti bulu, dengan kondisi
DAS seperti bulu dan memanjang
mengakibatkan Sungai Bate memiliki
perbedaan debit yang besar antara musim
kemarau dan musim hujan, sehingga debit
besar akan cepat terjadi dalam waktu yang
singkat dan dapat menyebabkan banjir
bandang. Kemudian kondisi DAS seperti bulu
menyebabkan Sungai Bate memiliki topografi
yang lebih curam dibandingkan dengan
bentuk yang lain.
SEGMEN I (HULU-DAM BADENG)

Pada lokasi Hulu Sungai Bate berada


pada Kabupaten Bondowoso, terletak
pada Gunung Raung dengan koordinat
114.06450 dan -8.11250 (X,Y). Kemudian
berakhir hingga Dam Bedeng. kondisi
Hulu hingga DAM Badeng didapat jarak
sebesar 23.6 km dengan elevasi Hulu
2861 m dan DAM Badeng 392 m. Dan
kemiringan rata-rata sebesar 6.5 –
13.6 %
SEGMEN II (DAM BADENG – DAM GARIT)
Pada segmen ini lokasi aliran sungai berada pada
wilayah Kecamatan Songgon hingga Kecamatan
Singojuruh. Pada segmen ini terdapat 7 DAM
(bendungan) yang terdiri dari DAM Badeng, DAM
Bendosardi, DAM Siran, DAM Tenggoro, DAM
Kaliweni, DAM Pakel, DAM Garit. Berdasarkan
survey yang didapatkan melalui Google Earth
didapatkan bahwa pada kondisi Hulu hingga DAM
Badeng didapat jarak sebesar 14.6 km dengan
elevasi DAM Badeng 392 m dan DAM Garit 131 m.
Dan kemiringan rata-rata sebesar 2.2 – 3.6 %
DAM BADENG

DAM Badeng terletak pada Desa Songgon


Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. DAM
ini mempunyai letak geografis yaitu 114.19144 0 dan
-8.2289460 (X,Y). Kemdian DAM Badeng memiliki
elevasi sebesar 713 m. Bendungan ini memiliki
konstruksi pasangan batu
LANJUTAN
DAM BENDOSARDI
Dam Bendosardi terletak Pada Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Kabupaten
Banyuwangi. Letak geografis DAM ini teretak pada 114.158571 0 dan
-8.1949920 (X,Y) . Bendungan ini memiliki konstruksi bangunan pasangan batu
DAM TENGGORO

Dam Tenggoro terletak Pada Desa Songgon,


Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.
Letak geografis DAM ini teretak pada
114.1905210 dan -8.2274180 (X,Y). Bendungan
ini memiliki konstruksi bangunan pasangan
batu dan merupakan bendungan yang dikelola
oleh provinsi. DAM ini memeiliki elevasi
sebesar 406 m
LANJUTAN
DAM KALIWENI

Bendung/DAM Kaliweni terletak pada Desa


Parangharjo Kecamatan Songgon
Kabupaten Banyuwangi. Letak geografis
DAM ini teretak pada 114.2016° dan
-8.2629° (X,Y). Memiliki kontruksi
bangunan pasangan batu dengan status
kepemilikan (aset) milik Pemerintah
Provinsi.
DAM PAKEL

DAM Pakel terletak pada Desa Cantuk


Kecamatan Singojuruh Kabupaten
Banyuwangi. Letak geografis DAM ini
teretak pada 114.2281° dan
-8.2995° (X,Y). Memiliki kontruksi
bangunan pasangan batu dengan status
kepemilikan (aset) milik Pemerintah
Provinsi.
DAM GARIT

DAM Garit terletak pada Desa Alas Malang


Kecamatan Singojuruh Kabupaten
Banyuwangi. Letak geografis DAM ini
teretak pada 114.251245° dan
-8.320278° (X,Y). Memiliki kontruksi
bangunan pasangan batu dengan status
kepemilikan (aset) milik Pemerintah
Provinsi. DAM Garit memiliki elevasi
sebesar 145 m
LANJUTAN
SEGMEN III (DAM GARIT - HILIR)
Pada segmen ini lokasi aliran sungai
berada pada wilayah Kecamatan
Singojuruh hingga Rogojampi. Pada
segmen ini terdapat 2 DAM (bendungan)
yang terdiri dari DAM Banje, DAM Gladag.
Berdasarkan survey yang didapatkan
melalui Google Earth didapatkan bahwa
pada kondisi Hulu hingga DAM Badeng
didapat jarak sebesar 15.9 km dengan
elevasi DAM Garit 131 m dan Hilir 2 m.
Dan kemiringan rata-rata sebesar 2.2 –
3.6 %
DAM BANJE

DAM Banje terletak pada Desa Bubuk


Kecamatan Rogojampi Kabupaten
Banyuwangi. Letak geografis DAM ini
teretak pada. Memiliki kontruksi bangunan
pasangan batu dengan status kepemilikan
(aset) milik Pemerintah Provinsi.
DAM GLADAG
DAM Gladak terletak pada Desa GladagKecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi.
Letak geografis DAM ini teretak pada 114.286769 o dan
-8.334038o S (X,Y). Dengan kontruksi bangunan pasangan batu dengan status
kepemilikan (aset) milik Pemerintah Provinsi. DAM ini memiliki elevasi sebesar 104 m
HILIR
Hilir pada Sungai Bate terletak pada Desa Patoman Kecamatan Rogojampi Kabupaten
Banyuwangi. Letak geografis Hilir ini teretak pada 114.358934 dan
-8.338219 S (X,Y). Pada Hilir Sungai Bate terhubung langsung dengan pantai dan
memiliki elevasi sebesar 34 m
HASIL SURVEY DENGAN PENGELOLA
Berdasarkan data historis kejadian banjir, penyebab kejadian banjir (Staff Dinas
Pengairan Kabupaten Banyuwangi yang merupakan petugas UPT Singojuruh) yakni:

• Curah Hujan

• Longsor

• Penyempitan penampang sungai akibat jembatan


5. ANALISIS DATA
DATA CURAH HUJAN
RATA-RATA ALJABAR
METODE GUMBEL
METODE LOG PERSON III
ANALISIS KESESUAIAN DISTRIBUSI

Chi Square
ANALISIS KESESUAIAN DISTRIBUSI
Chi Square

Didapatkan α=5% sebesar 9.488 dan untuk α=1% sebesar 12.838.


ANALISIS KESESUAIAN DISTRIBUSI
Uji Smirnov metode Gumbel Uji Smirnov Metode Log Person III

Berdasarkan tabel didapatkan untuk α=5% sebesar Dcr = 0.289 dan untuk α=1 sebesar Dcr =
0.347, karena Dmax < Dcr maka Hipotesa Diterima
CURAH HUJAN RANCANGAN
Berdasarkan uji kesesuaian distribusi disimpulkan bahwa analisa frekuensi yang paling cocok adalah
metode Log Pearson III dikarenakan memenuhi dari hasil uji Chi-Square dan uji Smirnov
Kolmogorov dibandingkan dengan metode gumbel, sehingga untuk perhitungan selanjutnya
menggunakan curah hujan ranjangan metode Log Pearson III.
HUJAN JAM-JAMAN METODE PSA
HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU
HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU
STUDI SELANJUTNYA
• Perhitungan erosi

• Perhitungan Sedimentasi

• Pengendalian Banjir
THANK YOU!!!

Anda mungkin juga menyukai