(Psidium guajava L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN SECARA IN VITRO
Azkia Muthia Raudha 26206186A
PENDAHULUAN • Daun jambu biji merah ( Psidium guajava L )di Indonesia dijadikan obat alternative terhadap berbagai penyakit sangat besar. Hal ini disebabkan karena ada beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun jambu biji yaitu senyawa polifenol, karoten, flavonoid dan tanin. Polifenol yang ditemukan pada daun diketahui memiliki aktivitas antioksidan. • Kandungan senyawa fenolik seperti flavonoid turunan kumarin dan lainnya yang terkandung di dalam bahan tanaman tertentu diketahui dapat menangkal stress oksidatif di tubuh manusia dengan cara membantu mempertahankan keseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Stress oksidatif adalah keadaan ketika kandungan oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh lebihbanyak dibandingkan antioksidan. PENDAHULUAN • Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah metode DPPH (2,2 Difenil-1-Pikrihidrazil). Metode ini merupakan uji untuk menentukan aktivitas antioksidan dalam sampel yang dalam menangkap radikal bebas DPPH. Sumber radikal bebas dari metode ini adalah senyawa 2,2 Difenil-1-Pikrihidrazil (DPPH). Dalam penelitian ini, metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dengan menggunakan pelarut etil asetat. Pelarut etil asetat merupakan elarut semi- polar yang banyak digunakan karena murah dan aman penggunaannya serta sangat sesuai untuk mengekstraksi alkaloid,fenol ,monoglokosida dn glikosida yang terdapat pada tumbuhan. METODE PENELITIAN Alat : 1. Spektrometer UV-Vis ( Shimadzu UV-1700 ) 2. Neraca analitik ( Electronik scale ) 3. Ayakan mesh 60 4. Alat gelas kaca ( Pyrex ) 5. Rotary evaporator (Mrc ) Bahan : 6. Pereaksi DPPH ( Sigma-aldrich) 7. Etil asetat ( Brastaco ) 8. Kuersetin ( Sigma –aldrich ) METODE PENELITIAN Prosedur : 1. Pengambilan bahan Uji 2. Daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) diambil dari daerah Kenten Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. 3. Determinasi bahan Uji 4. Determinasi tanaman jambu biji merah dilakukan di Herbarium MEDANENSE (MEDA), Universitas Sumatera Utara, Medan. METODE PENELITIAN Pembuatan ekstrack Daun Jambu Biji Merah 2000 g daun jambu biji dibuat simplisia, mencuci bersih, dirajang, disortasi basah. Dikeringkan dan ditutup kain hitam Disortasi kering Dihaluskan dengan blender dan diayak dengan menggunakan mesh 60. 200 g serbuk simplisia dimaserasi dengan pelarut etil asetat sampai semua sampel terendam. Tutup dan diamkan selama 5 hari di tempat yang terlindungi cahaya. Selama dalam perendaman dilakukan pengadukan dan pengocokan selama 20 menit. Setelah 5 hari diserkai dengan kain flannel diperoleh hasil maserat (filtrate 1). METODE PENELITIAN Residu kembali direndam kembali selama 2 hari, diserkai kembali didapat hasil maserat (filtrate 2). Dilakukan pengulangan sampai maserat hampir tidak berwarna (dilakukan pengulangan selama 5 kali). Maserat 1, maserat 2 dan maserat selanjutnya digabungkan (maserat encer). Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40ºC. Ekstrak kental yang dihasilkan ditimbang dan dihitung presentasi rendemen. METODE PENELITIAN Uji Fitokimia Daun jambu Biji Merah : A. Uji Alkaloid : 0,5 g ekstrak dimasukkan ke dalam gelas kimia ,tambahkan 2 mL kloroform Kemudian tambahkan 7mL ammona 10%, 1 mL asam klorida 2N dan 9mL aquades. Panaskan diatas penangas air selama 2 menit, lalu dinginkan dan saring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diuji dengan alkaloid. Diambil 3 tabung reaksi lalu tambahkan kedalamnya 0,5mL filtrate. Pada masing-masing tabung raksi : a. Ditambah 2 tetes pereaksi Mayer, menghasilkan endapan merah. b. Ditambah 2 tetes pereaksi Wagner menghasilkan endapan coklat hitam c. Ditambah 2 tetes pereaksi Dragendroff menghasilkan endapan merah bata. d. Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada 2 dari 3 percobaan diatas. METODE PENELITIAN B. Uji Flavonoid : 1g ekstrak ditambahkan serbuk Magnesium secukupnya. Tetesi dengan 10 tetes asam klorida pekat. Adanya Flavonoid ditandai dengan warna hitanm kemerahan pada larutan. C. Uji Tanin : 1g ekstrak ditambah 10 mL air panas. Tetesi denga besi ( III) klorida. Adanya Tanin ditandai dengan warna hjau kehitaman pada sampel D. Uji Saponin : 1 g ekstrak ditambah 10 mL akuades, kemudian kocok kuat selama kurang lebih 1 menit, an diamkan selama 10 menit. Adanya Saponin ditandai dengan buih yang stabil selama 10 menit dengan tinggi 3cm. METODE PENELITIAN E. Uji Steroid/ Triterpenoid : 1g sampel ditambah dengan 2 mL kloroform dan dikocok. Filtrat ditambah asetat anhidrat dan asam sulfat pekat masin-masing 2 tetes. Jika menghasilkan warna biru atau hijau menunjukkan adanya steroid. Jika terbentuk warna merah atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid. Pembuatan Larutan DPPH 40 ppm Kristal DPPH 4 mg dilarutkan dalam methanol sampai 100 mL. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH 1. 2 mL larutan DPPH 40 ppm dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL methanol dan dikocok hingga homogen. 2. Masukkan ke dalam kuvet sebanyak 3 mL dan diukur pada panjang gelombang maksimum 515 nm METODE PENELITIAN Pembuatan Larutan Standar Kuersetin 1. 10 mg kuersetin dilarutkan dengan methanol dalam labu ukur 100 mL sehingga diperoleh konsentrasim larutan standar kuersetin 100 ppm. 2. Dibuat variasi konsentrasi 20;40;60;80 dan 100 ppm dengan masing- masing stok dipipet 5;10;15;20 dan 25 3. Dicukupkan dengan methanol sampai volume akhir 25 mL Pembuatan Larutan ekstrak daun jambu biji merah : 4. 10 mg ekstrak daun jambu biji merah dilarutkan dengan methanol dalam labu ukur 100 mL, untuk memperoleh konsentrasi ekstrak 100 ppm. 5. Lalu dibuat variasi konsentrasi yaitu 20 ; 40;60;80 dan 100 ppm dengan cara masing-masing stok dipipet 5;10;15;20 dan 25 mL. 6. Kemudian dicukupkan dengan methanol sampai volume akhir 25 mL. METODE PENELITIAN Uji antioksidan larutan Standar A. Pengukuran larutan standar Kuersetin Larutan uji pembanding diambil sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan DPPH 40 ppm sebanyak 2 mL Diinkubasi dalam ruang gelap selama 30 menit. Diukur absorbansi dan dibuat kurva baku larutan standar kuersetin B. Uji antioksidan Ekstrak daun jambu biji merah Uji kualitatif antioksidan ekstak Daun jambu bjii merah i. 10 mg ekstrak ditambahkan DPPH 40 ppm sebanyak 5 tetes ii. Diamati perubahan warna larutan. METODE PENELITIAN Uji kuantitatif Antioksidan Ekstrak Daun jambu biji merah i. Larutan ekstrak dengan berbagai konsentrasi dipipet sebanyak 2 mL ii. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan DPPH 40 ppm sebanyak 2 mL iii. Dihomogenkan dan diinkubasi dalam ruang gelap selama 30 menit iv. Diukur serapan Analisa Data Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan ekstrak tersebut dihitung sebagai persen inhibisi (%inhibisi) dengan rumus : METODE PENELITIAN Keterangan : AB : Absorbansi tanpa sampel AS : Absorbansi mengandung sampel Selanjutnya nilai persen inhibisi yang diperoleh dihitung nilai IC50 dengan persamaan y = a + bx HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tabel 1 : Hasil ekstraksi dari ekstrak etil asetat daun jambu biji merah ( Psidium guajava L ) Bobot Simplisia Bobot ekstrak kenal Rendemen Keterangan
200 g 40 g 20 % Rendemen menunjukkan
banyaknya senyawa aktif yang tersari dalam pelarut. Bila rendemen tinggi menunjukkan banyak komponen senyawa kimia yang terkandung di dalamnya
HASIL DAN PEMBAHASAN B. Tabel 2 Hasil Uji Fitokimia ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava L )
Uji Fitokimia Hasil Keterangan
Alkaloid + Mengandung metaboit sekunder Flavonoid + Tanin + Saponin + Steroid - Tidak mengandung metabolit sekunder Triterpenoid -
HASIL DAN PEMBAHASAN C. Hasil Uji antioksidan ekstrak etil asetat daun jambu biji merah secara kualitatif 1. Dari hasil analisis, membuktikan bahwa dalam sampel yang diuji, positif mengandung antioksidan. Hal ini ditandai dengan perubahan warna ungu menjadi kuning. 2. Penambahan DPPH berfungsi sebagai radikal bebas yang akan bereaksi dengan antioksidan yang terdapat pada daun jambu biji merah. Perubahan warna terjadi karena adanya reduksi DPPH oleh senyawa peredam radikal bebas yang ada pada daun jambu biji merah. D. Hasi Uji antioksidan secara kuantitatif Uji antioksidan secara kuantitatif menggunakan spektofotometer UV-Vis. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui absorbansi DPPH yang tersisa setelah ditambahkan ekstrak. HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan absorbansi DPPH pada panjang gelombang 515 nm menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidan. Sebagai kontrol, dilakukan pengukuran penurunan absorbansi DPPH dengan methanol tanpa sampel. Besarnya absorbansi DPPH berbanding terbalik dengan konsentrasi ekstrak yang ditambahkan. Dari nilai absorbansi yang diperoleh dapat dihitung nilai % penghambatan (% inhibisi ), selanjutnya diperoleh kurva regresi linier dan persamaannya dengan konsentrasi sebagai sumbu x dan absorbansi sebagai sumbu y. Larutan standar sebagi control positif adalah kuersetin. Kuersetin merupakan aglikon flavonoid yang apabila berikatan dengan glikonnya menjadi glikosida. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Hasil Ujiaktivitas antioksidan larutan standar kuersetin Konsentrasi Absorbans % IC50 Keterangan ( ppm ) i rata-rata inhibisi (ppm) 20 0,0288 89,891 0,562 Peredaman radikal 40 0,0254 91,084 bebas ( % inhibisi ) 60 0,0229 91,962 berbanding luru, 80 0,0196 93,120 semakin tinggi 100 0,0163 94,278 knsentrasi maka Blangko 0,2849 0,00 - semakin tinggi DPPH peredamannya.Dari hasil hitung IC50 menunjukkan kuercerin memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat yaitu 0,562 ppm. Ket : Dengan metode DPPM tingkat kekuatan antioksidan sangat kuat ( < 50ppm ), kuat ( 51-100 ppm ),sedang ( 101 -150 ppm ), lemah 9 >150 ppm ) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil persamaan regresi linear didapatkan koefisien krelasi mendekati 1. Persamaan regresi linear untuk nilai IC50 yaitu Y=bx + a. Hasil nilai persamaan regresi kuersetin adalah slope (b) yang diperoleh = 0,0541x dan intersep (a) = 88,821. Jadi persamaan regresi linear y= 0,0541x + 88,82 dengan oefisien relasi r = 0,997. Tabel 4.Hasil Uji aktivitas antioksidan Ekstrak etil asetat daun jambu biji merah Kons Abs % IC5 Keterangan entras orba in 0 i nsi hi (pp (ppm) rata- bi m) rata si 20 0,23 16, 37,3 Uji antioksidan terhadap penghambat rdikal bebas 91 07 9 dengan metode DPPH menunjukkan ekstrak daun 5 jambu biji merah memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat yaitu 37,39 ppm HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan regresi linear untuk ekstrk etil asetat daun jambu biji merah adalah y=0,786x + 1,316, dengan r = 0,998. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan linear antara dua variabel x dan y, sehingga dapat ditentukan nila IC50 nya. Pada hasil uji fitokima kemungkinan senyawa yang bersifat sebagai antioksidan adalah flavonoid, alkaloid dan saponin. Flavonoid memiliki potensi sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang terikat pada cincin karbon aromatic yang dapat menangkap radikal bebas. Alkaloid juga memiliki potensi sebagai antioksidan, senyawa alkaloid yang memiliki aktivitas antioksidan adalah indol dan quinolone. Saponin juga dapat meredam superoksida melalui pembentukan intermediet hidroperoksida sehingga mencegah kerusakan biomolekuler oleh radikal bebas. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etil asetat daun jambu biji merah memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori sangat kuat yaitu 37,39 ppm dan golongan senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan adalah flavonoid, alkaloid dan saponin. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan fraksinasi atau isolasi ekstrak daun jambu biji merah agar dapat diketahui senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan. DAFTAR PUSTAKA Farah J,Yuliar,Marpaung MP, 2019. Ekstrak etil asetat daun jambu biji merah ( Psidium guajava L ) sebagai antioksidan secara in vitro. Jurnal Farmasi Lampung ,vol 8 No 2.