Anda di halaman 1dari 16

EMFISEMA

Dosen Pengampu :
apt.Dra. Syilfia Hasti, M.Farm
KELOMPOK 8
HANISA 2101018
MEISY IMELDA 2101025
NANDA FELISHA PUTRI 2101029
RIFKA IZZAH FADHILA 2101038
ROCHMAT HASBULLAH 2101040
SITI AULIA WULYADI 2101046
Pengertian
Emfisema merupakan keadaan dimana
alveoli menjadi kaku mengembang dan
terus menerus terisi udarah walaupun
setelah ekspirasi

Penyakit enfisema ini merupakan


penyakit paru-paru yang biasanya
berkembang setelah bertahun-tahun
merokok, ketika mengalami enfisema ini
dinding kantong udarah (alveolus) di
paru-paru mengalami kerusakan.
Terdapat 2 jenis emfisema utama yaitu:
1. Panlobular (panacinar) 2. Sentrilobular (sentroacinar)
yaitu terjadi kerusakan bronkus yaitu perubahan patologi terutama
pernapasan, duktus alveolar, terjadi pada pusat lobus sekunder,
dan alveoli. Semua ruang udara dan perifer dari asinus tetap baik.
di dalam lobus sedikit banyak Seringkali terjadi kekacauan rasio
membesar, dengan sedikit perfusi ventilasi, yang
penyakit inflamasi. Ciri khasnya menimbulkan hipoksia,
yaitu memiliki dada yang hiperkapnia (peningkatan CO2
hiperinflasi dan ditandai oleh dalam darah arteri), polisitemia,
dispnea saat aktivitas dan dan episode gagal jantung sebelah
penurunan berat badan kanan. Kondisi mengarah pada
sianosis, edema perifer, dan gagal
napas.
03
Satuan pertukaran udara di paru disebut
dengan alveoli akan mengalami kerusakan
progresif seiring waktu pada emfisema.
Pasien harus inspirasi dan ekspirasi dengan
volume udara lebih besar demi memenuhi
kebutuhan metabolik distribusi oksigen (O2),

Patofisiologi pengeluaran karbon dioksida (CO2) dan


menjaga keseimbangan asam-basa.

Emfisema Pelebaran alveoli menyebabkan pembesaran


volume paru pada rongga toraks sehingga
mengurangi kapasitas dinding dada untuk
mengembang pada saat inspirasi dan
cenderung kolaps saat ekspirasi sehingga
ventilasi menjadi terbatas.
Patogenesis emfisema melibatkan beberapa
mekanisme dan hipotesis mengenai protease dan
Patogenesis antiprotease serta menjadi perhatian utama karena
sesuai skenario pelepasan protease oleh pajanan
Emfisema asap rokok yang menghambat respons
antiprotease mengakibatkan terjadi degradasi
matriks dan emfisema.

Elastin merupakan bagian penting dari matriks


ekstraselular yang melindungi paru dari proses
stress fisiologis berulang sedangkan serabut
kolagen adalah bagian lain dari matriks
ekstraselular yang menjaga struktur normal paru.
Kerusakan elastin saja tidak dapat menjelaskan
perubahan bentuk yang terjadi pada emfisema
akibat asap rokok.
Peningkatan sel inflamasi di paru pasien emfisema
terjadi setelah mendapat pajanan asap rokok. Sel
inflamasi yang dimaksud adalah netrofil, makrofag dan
limfosit T-sitotoksik. memproduksi neutrofil elastase
Neutrofil yang menghancurkan matriks elastin di
alveoli. Makrofag memproduksi mediator inflamasi dan
protease seperti matriks metaloproteinase.

Jumlah limfosit T-sitotoksik/ CD8+ berhubungan


dengan derajat kerusakan jaringan. Protease paru sehat
dapat diimbangi dengan antiprotease namun
keseimbangan ini akan berubah ke arah aktivitas
proteolisis ketika inflamasi akibat pajanan asap rokok
mengikut sertakan sel-sel inflamasi gambar di samping
merupakan gambar penghasil protease yang
menghancurkan elastin dan kolagen.
Faktor resiko Emfisema paru
● Rokok
Rokok secara patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan siliapada jalan nafas,
menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar
mukus bromkus.
● Polusi
Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden danangka kematian
emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang padat industrialisasi, polusi udara
seperti halnya asap tembakau, dapat menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi
makrofag alveolar.
● Infeksi
Infeksi saluran nafas akan menyebabkan kerusakan paru lebih berat. Penyakit infeksi saluran
nafas seperti pneumonia, bronkiolitis akut dan asma bronkiale, dapat mengarah pada
obstruksi jalan nafas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya emfisema.
● Genetik
● Paparan Debu
Penyebab lain emfisema adalah seperti faktor turunan, defisiensi
antitripsin alfa-1, dan paparan iritan lingkungan, termasuk asap

03
rokok, polutan tempat kerja, polusi udara, dan bahan bakar biomassa.
Emfisema bukanlah penyakit yang menular, jadi Anda tidak akan
bisa mendapatkan penyakit ini dari orang lain.
Manifestasi klinis
• Dispnesia
• Pernapasan dada, pernapasan abnormal tidak efektif, dan penggunaan otot-otot
aksesosi pernapasan.
• Pada perkusi: hiperesonans dan penurunan fremitus pada seluruh bidang paru.
• Pada auskultasi: terdengar bunyi napas dengan krekels, ronki, dan perpanjangan
ekspirasi.
• Anoreksia: penurunan berat badan dan kelemahan umum
• Distensi vena leher selama ekspirasi
Komplikasi Emfisema paru
●Sering mengalami infeksi pada saluran pernafasan
●Daya tahan tubuh kurang sempurna
●Tingkat kerusakan paru semakin parah
●Pneumonia (radang paru-paru)
●Atelaktasis (pengkerutan paru-paru)
●Pneumotoraks (terdapat udara atau gas dalam rongga
pleura)
●peningkatan resiko gagal nafas pada pasien.
Pengobatan Enfisema
1. Bronkodilator
untuk membantu membuka saluran udara, membuat pernapasan
lebih mudah dan meredakan batuk dan sesak napas.
2. Steroid
untuk meringankan sesak napas.
3. Antibiotik
untuk melawan infeksi yang dapat memperburuk kondisi.
4. Terapi
Penyakit emfisema tidak dapat disembuhkan.
Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk
meringankan gejala yang dirasakan pengidapnya,
serta memperlambat perkembangan penyakit.
TERIMAKASIH
—ANY QUESTION ?
Daftar pustaka
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jakarta: Media
Aesculopius

Brunner & Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,


alih bahasa: Waluyo Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncara, I.Made
Karyasa, EGC, Jakarta

Bare & Smeltzer, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo), Edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai