Anda di halaman 1dari 17

BAGAIMANA PANCASILA

MENJADI SISTEM ETIKA


Anggota kelompok 4 :
1. Geizka Amalia Zelira ( 19018148 )
2. MHD.Firdaus ( 19137055 )
3. Raja Persada Sejahtera ( 19323018 )
4. Septia wiranda putri ( 19023158 )
5. Taufiq Whisal ( 19133085 )

Create by: Giant Template


Pancasila sebagai sistem etika

Pancasila sebagai suatu sistem etika pada


hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga
merupakan sumber dari segala penjabaran norma
baik norma hukum, moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Pada hakikatnya, pancasila
bukan merupakan pedoman dalam suatu tindakan
atau aspek praksis melainkan suatu nilai-nilai yang
bersifat mendasar
Apa itu Etika ?

Etika merupakan suatu pemikiran kritis


dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral dan
etika adalah ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran tertentu atau
bagaimana kita bersikap dan
bertanggung jawab dengan berbagai
ajaran moral
3 3
Nilai, moral, dan norma
• Nilai
 Nilai (value) adalah kemampuan yang
dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia. Sifat dari
suatu benda yang menyebabkan menarik
minat seseorang atau kelompok.
 nilai adalah sesuatu yang berharga
berguna, memperkaya batin dan
menyadarkan manusia akan harkat dan
martabatnya. Nilai bersumber pada budi
yang berfungsi mendorong dan
mengarahkan (motivator) sikap dan
perilaku manusia. Nilai sebagai suatu
sistem merupakan salah satu wujud
kebudayaan di samping sistem sosial dan
Moral adalah ajaran tentang hal
yang baik dan buruk, yang
• Moral
menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia. Seorang
pribadi yang taat kepada aturan-
aturan, kaedah-kaedah dan norma
yang berlaku dalam Moral dalam perwujudannya
masyarakatnya, dianggap sesuai dapat berupa peraturan dan
Moral berasal dari
dan bertindak benar secara moral atau prinsip-prinsip yang benar,
kata mos (mores)
yang sinonim dengan baik terpuji dan mulia. Moral
kesusilaan, tabiat atau dapat berupa kesetiaan,
kelakuan. kepatuhan terhadap nilai dan
norma yang mengikat
kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara.
• Norma
Norma adalah perwujudan
martabat manusia sebagai
makhluk budaya, sosial,
moral dan religi.

Norma merupakan Norma dalam perwujudannya


suatu kesadaran dan dapat berupa norma agama,
sikap luhur yang norma filsafat, norma
dikehendaki oleh tata kesusilaan, norma hukum dan
nilai untuk dipatuhi. norma sosial. Norma memiliki
kekuatan untuk dipatuhi karena
adanya sanksi.
Aliran-aliran Etika
Dalam kajian etika dikenal tiga teori/aliran
besar, yaitu :

1. Etika Deontologi 2. Etika teleologi 3. Etika Keutamaan


1. Etika Deontologi

Etika deontologi memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk


berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.
Etika deontologi tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut,
baik atau buruk. Kebaikan adalah ketika seseorang melaksanakan apa
yang sudah menjadi kewajibannya
2. Etika Teleologi

Pandangan etika teleologi berkebalikan dengan etika


deontologi, yaitu bahwa baik buruk suatu tindakan dilihat
berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan itu. Etika
teleologi membantu kesulitan etika deontologi ketika
menjawab apabila dihadapkan pada situasi konkrit ketika
dihadapkan pada dua atau lebih kewajiban yang bertentangan
satu dengan yang lain
3. Etika Keutamaan

Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan, tidak juga


mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum
moral universal, tetapi pada pengembangan karakter moral pada diri
setiap orang. Orang tidak hanya melakukan tindakan yang baik,
melainkan menjadi orang yang baik. Karakter moral ini dibangun
dengan cara meneladani perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh
para tokoh besar.
Etika Pancasila

Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian


baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan.Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut..

11 11
Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar
dalam kehidupan manusia. Nilai yang pertama adalah ketuhanan.Secara
hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena
menyangkut nilai yang bersifat mutlak.Seluruh nilai kebaikan diturunkan
dari nilai ini.Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan
dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan. Pandangan demikian secara
empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai,
kaidah dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan antara
manusia maupun alam pasti akan berdampak buruk. Misalnya pelanggaran
akan kaidah Tuhan tentang menjalin hubungan kasih sayang antar sesama
akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Pelanggaran kaidah Tuhan
untuk melestarikan alam akan menghasilkan bencana alam, dan lain-lain.
Nilai yang kedua adalah kemanusiaan, suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila
adalah keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan
batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk
Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Keadaban mengindikasikan keunggulan
manusia dibanding dengan makhluk lain.
Nilai yang ketiga adalah persatuan.Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat
memperkuat persatuan dan kesatuan.Sikap egois dan menang sendiri merupakan
perbuatan buruk, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan. Sangat mungkin
seseorang seakan-akan mendasarkan perbuatannya atas nama agama (sila ke-1), namun
apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan dan kesatuan maka menurut
pandangan etika Pancasila bukan merupakan perbuatan baik
Nilai yang keempat adalah kerakyatan. Dalam kaitan dengan kerakyatan ini terkandung
nilai lain yang sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan.
Kata hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan
tertinggi. Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah
dibanding mayoritas. Pelajaran yang sangat baik misalnya peristiwa penghapusan tujuh
kata dalam sila pertama Piagam Jakarta.Dengan demikian, perbuatan belum tentu baik
apabila disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu baik jika atas
dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep hikmah/kebijaksanaan.
Nilai yang kelima adalah keadilan.Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka
kata tersebut lebih dilihat dalam konteks manusia selaku individu.Adapun nilai
keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial.Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak.
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait
dengan problem yang dihadapi bangsa Indonesia
sebagai berikut. Pertama, banyaknya kasus korupsi
yang melanda negara Indonesia sehingga dapat
melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kedua, masih terjadinya aksi terorisme
yang mengatasnamakan agama sehingga dapat
merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar
umat beragama, dan meluluhlantakkan semangat
Urgensi persatuan atau mengancam disintegrasi bangsa.
pancasila Ketiga, masih terjadinya pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara,
sebagai seperti: kasus penyerbuan Lembaga
Pemasyarakatan Cebongan Yogyakarta, pada tahun
sistem etika 2013 yang lalu. Keempat, kesenjangan antara
kelompok masyarakat kaya dan miskin masih
menandai kehidupan masyarakat Indonesia.
Kelima, ketidakadilan hukum yang masih
mewarnai proses peradilan di Indonesia, seperti
putusan bebas bersyarat atas pengedar narkoba
Alasan diperlukannya pancasila sebagai
sistem
Beberapa alasan mengapa etikasebagai sistem etika itu diperlukan
Pancasila
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-
Pertama,
hal dekadensi
sebagai berikut : moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda
sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara.

Kedua, korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya.

Ketiga, kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran


pajak.

Keempat, pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di


Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain.

Kelima, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan


manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang,
global warming, perubahan cuaca, dan lain sebagainya.
Terima kasih

17 17

Anda mungkin juga menyukai