Anda di halaman 1dari 11

Bentuk Arsitektur

Terdapat perbedaan anatara kemajuan pencapaian karya


berdasarkan perkembangan kehidupan di Barat, Asia dan
Nusantara.
Negara barat cenderung rasionalis, sedang negara timur
cenderung spiritual, dan khusus nusantara menggabungkan
antara unsur spiritual dan penghargaan terhadap kemurahan
alam.
Dengan demikian, bentuk arsitektur sangat beragam sesuai
dengan latar belakang penciptaannya. Setiap bentuk yang
diciptakan oleh manusia terpengaruhi oleh alam dan
budayanya.
Di sisi lain, manusia sendiri sebenarnya merupakan makhluk
yang termasuk sebuah bentuk alami.
 Manusia pada awal penciptaan bentuk terhubung dan
terpengaruhi oleh alam. Walau demikian kreatifitas manusia
pada awal penciptaan bentuk ini tidak menghasilkan bentuk
yang sama persis dengan alam.
 Justru ketika manusia mulai kehilangan hubungan mental
dengan alam, maka bentuk mulai diciptakan dengan segenap
pendayagunaan intelektualnya.
 Hal ini mengakibatkan munculnya doktrin, rumusan dan teori
estetika yang mencapai keburukannya dengan bentuk-bentuk
dekoratif superfisial dan imitatif.
 Selanjutnya teknologi yang dimiliki manusia semakin
bertambah, dan mengakibatkan perwujudan bentuk juga
berubah.
 Pemahaman manusia untuk menyadari hakikat dari bentuk
menghasilkan kreatifitas-kreatifitas baru yang memukau di
dalam karya bentuk.
 Pemahaman tentang bentuk merupakan aktualisasi dari
kegiatan analisis terhadap bentuk. Kegiatan ini dapat
dimulai dengan mengambil contoh bentuk yang paling
sempurna di alam semesta sebagai hasil karya Sang
pencipta.
 Contoh bentuk alam yang mudah diambil adalah bunga, sbg
interpretasi bentuk yang menyatakan komunikasinya
dengan semesta. Bunga merupakan benda transisi kosmis
yang berhubungan dengan matahari, hujan, angin, dan lain-
lain.
 Bentuk bunga mencerminkan upayanya menetapkan
kekuatan diri secara fisik untuk kehidupan. Bentuk bunga
juga mengekspresikan hubungannya dengan makhluk alam
lain seperti burung, serangga dan termasuk juga manusia.
 Manusia berapresiasi dengan bentuk menggunakan
indera fisik dan eksistensi mentalnya.
 Oleh karena itu selayaknya perwujudan bentuk oleh
manusia juga membawa sifat fisik dan mental.
 Dalam mengapresiasi bentuk, manusia memiliki
kemampuan intelektual dan intuisi.
 Kemampuan ini memiliki sifat yang berbanding terbalik,
artinya jika intelektual kuat, maka intuisi melemah, dan
demikian pula sebaliknya.
 Agar dapat menghasilkan bentuk yang baik, manusia perlu
mendayagunakan dua kekuatan yang berseberangan ini
untuk berkarya dan berapresiasi.
 Dunia yang serba rasional telah banyak
mengunggulkan intelektualitas, padahal di sisi lain
terdapat potensi intuisi, naluri dan imajinasi.
 Intuisi berguna untuk menyatakan hubungan dengan
realita dasar dan kebenaran. Naluri berguna untuk
merekam aspek mental kehidupan.
 Imajinasi berguna untuk menghasilkan ide dan
gambaran mental melalui pengembangan fantasi.
 Demikian besarnya potensi manusia hingga penciptaan
karya bentuknya yang paling optimal dapat
berpengaruh terhadap ruang dan waktu.
 Arsitektur merupakan salah satu contoh karya bentuk
yang dapat digunakan untuk memahami rentang waktu
tersebut.
 Arsitektur percandian merupakan hasil perjalanan
hidup di masa kerajaan kuno, arsitektur jengki juga
merupakan hasil perjalanan hidup di masa pasca
kemerdekaan.
 Masyarakat dan arsitek lebih dapat berapresiasi
dengan bentuk sesuai jamannya saat manusia menggali
pengetahuan dan memperkaya pemahamannya
dengan permasalahan di masa kini.
 Memahami azas bentuk di masa kini adalah tolok ukur
penting bagi keberhasilan penciptaan karya.
 Tolok ukur kualitas yang baik dari sebuah karya bentuk
adalah hasil ekplorasi dari penggalian nilai moral dan nilai
kreatif.
 Pengalian tersebut mengacu pada tujuan bagi tercapainya
kebenaran bentuk. Sebuah kebenaran bentuk
berhubungan dengan ekspresi manusia yang
mewujudkanya.
 Hubungan antara ekspresi dan maksud tampilan bentuk
inilah yang menjadi tinjauan untuk menancapkan karakter
dan rasa.
 Nilai masyarakat yang berupaya memahami kualitas
kedalaman kehidupan dan tingginya kebutuhan spiritual
akan menghasilkan karya-karya bentuk yang
mencerminkan keagungan alam.
 Sebuah bentuk selain memiliki nilai emosional juga harus
bisa mengangkat aspek logika.
 Manusia meyelesaikan berbagai permasalahan hidupnya
dari masa pra sejarah hingga modern kontemporer
dengan logika yang rasional.
 Salah satu elemen bagi penyelesaian masalah tersebut
adalah dengan pengguanaan bentuk.
 Oleh karenanya pula bentuk juga harus bisa dilogikakan.
 Masih banyak hal lain yang perlu dibuka tabirnya berkaitan
dengan eksistensi bentuk aristektur.
 Perhubungan dengan fungsi menjabarkan bentuk dalam
kesadaran manusia beraktifitas .
 Perhubungan dengan warna membuat bentuk dipengaruhi
makna dannpertumbuhan budaya.
 Perhubungan dengan ruang mempertegas bentuk sebagai
batas dan isi.
 Perhubungan dengan teori menyebabkan bentuk
diterjemahkan dalam berbagai rumusan filsafati.
 Perhubungan dengan tradisi mempertanyakan
penciptaan bentuk kreatif dari rumusan yang
dilakukan secara turun-temurun.
 Masih bisa disimak lagi berbagai perhubungan bentuk
dengan fenomena-fenomena yang ada di dalam
kehidupan manusia

Anda mungkin juga menyukai