Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

KEJANG
DEMAM
SEDERHANA
Disusun oleh : Dr. Cendy Andestria

Pendamping : Dr. Siti Anisah/

Dr. Devi Anyaprita


Identitas Pasien • Nama : An. AZF
• No. RM : 00304324
• Tanggal Pelayanan : 06 Juni 2022
• Usia : 2 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Bendungan melayu
• Agama : Islam
Anamnesis Alloanamnesis terhadap Ibu pasien
Keluhan Utama
Kejang pada ± 30 menit yang lalu SMRS

Keluhan Tambahan
 Demam sejak hari ini SMRS
 Muntah 4x sejak 3 hari SMRS
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan kejang
yang terjadi ± 30 menit yang lalu SMRS dimana
kejang terjadi sebanyak 1 kali. Kejang terjadi
dengan durasi ± 5 menit, dimana saat kejang tubuh
(kedua tangan dan kaki) pasien kaku, mata melotot
dan kearah atas, bibir terlihat kebiruan, gigi
mengunci tidak keluar busa dari mulutnya. Sebelum
kejang pasien sedang tertidur namun setelah kejang
pasien terlihat menangis dan badannya lemas.
Anamnesis
Ibu pasien juga mengatakan anaknya muntah
sejak 3 hari SMRS. Muntah dirasakan terus –
menerus, dengan frekuensi 2 – 4 kali/24 jam, tiap
diisi makanan, darah (-), menyembur (-), tidak
didahului batuk. Muntah didahului mual. Hari ini
SMRS muntah sudah berkurang, anak sudah mulai
masuk makanan namun kemudian diikuti demam.
Awalnya demam muncul mendadak dipagi dini hari
dan suhu tidak begitu tinggi, namun suhu meningkat
pada pagi hingga malam ini (suhu tidak diukur).
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak sesak
Anamnesis napas,keluar cairan dari telinga (-), batuk (-), pilek (-),
BAK dan BAB seperti biasanya (tidak ada gangguan)
serta anak sedikit rewel dan lebih banyak minum.
Mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah (-), napsu
makan berkurang. Penurunan BB (-), keringat malam
(-). Menangis masih keluar air mata. Riwayat kejang
sebelumnya dan trauma sebelumnya disangkal. Di
keluarga tidak terdapat riwayat epilepsi maupun
kejang.
Ibu pasien mengatakan 3 hari SMRS, pasien
berobat ke Puskesmas lalu diberikan obat paracetamol
dan domperidone sirup. Awalnya demam turun setelah
pemberian obat pertama, namun setelah pemberian
obat selanjutnya demam tidak turun dan selanjutnya
diikuti dengan kejang.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat kejang : disangkal
 Riwayat epilepsi : disangkal
 Riwayat TB Paru : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi dan makanan : disangkal
Anamnesis Riwayat Kehamilan dan Persalinan
 ANC teratur dengan bidan dan tidak adanya
gangguan selama kehamilan.
 Pasien lahir dari ibu P1A0 dengan riwayat
selama kehamilan baik
 Pasien lahir spontan pervaginam
 Berat badan saat lahir 2900 gram dan panjang
badan 50 cm.

Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengaku anaknya diimunisasi lengkap
sampai DPT dan campak lanjutan.
Anamnesis Riwayat Pola Makan dan Psikososial
Pasien sehari-harinya mengonsumsi makanan
keluarga dan susu formula, namun semenjak sakit
Ibu pasien memberikan bubur nasi. Pemberian
susu formula menggunakan botol yang sudah
dicuci dan direbus. Makanan sehari hari diselingi
buah seperti pisang.
Pasien merupakan anak pertama, dan tinggal
bersama ayah ibunya dalam 1 rumah. Menurut
ibu, anaknya sering bermain dengan sepupunya
dan tetangga. Anak jarang jajan makanan di luar
rumah.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : composmentis
 Tanda-tanda vital
 Detak jantung : 108 kali/menit
 Frekuensi pernapasan : 28 kali/menit
 Tekanan darah : tidak diukur
 Suhu : 39.7 0C (36,50C- 37,50C)

 BB : 10 kg
Pemeriksaan Generalisata
Kepala : ubun – ubun datar
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
Hidung : deformitas (-/-), sekret (-/-), epistaksis(-/-)
Telinga : deformitas (-/-), sekret (-/-)
Mulut : mukosa oral lembab, sianosis (-), pucat (-),
Leher : pembesaran KGB (-),
Thoraks : retraksi (-/-)
• Paru : vesikular (+/+), wh (-/-), rh (-/-)
• Jantung: BI BII regular, M (-), G (-)
• Abdomen: tampak datar, soepel, BU (+), NTE (-), turgor Kembali cepat
• Ekstremitas : akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, ADP kuat angkat
Pemeriksaan Rangsang
Meningeal
• Kaku kuduk : (-)

• Brudzinksi 1 : (-)

• Brudzinski 2 : (-)
Pemeriksaan Penunjang
DARAH RUTIN, DIFF COUNT, ELEKTROLIT 06-06-2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


Hemoglobin 12.3 Gr% 13,8 - 17
Leukosit 20.830 /mm3 4.230 – 9.070
Hitung jenis
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 0 % 1–6
Neutrofil 61 % 34 – 71
Limfosit 34 % 19 – 52
Monosit 5 % 4 - 12
Trombosit 488 Ribu/mm3 185 – 402
Hematokrit 36.4 % 40 -54
Elektrolit
Natrium 149 meq/L 134 – 146
Kalium 4,2 meq/L 3.4 – 4.5
Klorida 11,3 meq/L 96 - 108
Diagnosis

Kejang Demam Sederahana


Tatalaksana
IGD Sementara Advice Spesialis Anak

• IVFD Assering 10 tpm • IVFD DS ¼ NS 42 ml/jam

• Stesolid 5 mg • Inj. Parasetamol 100 mg /6 jam IV

• Parasetamol supp 125 mg • Inj. Ceftriaxone 250 mg/12 jam IV

• Inj. Gentamicin loading 80 mg  selanjutnya 60 mg/24 jam IV

• Inj. Ondancetron 1,5 mg/12 jam IV

• Inj. Ranitidin 10 mg/8 jam

• Inj. Diazepam 3 mg IV bolus pelan sampai dengan kejang


berhenti ( Jika Kejang)

• Plan  CRP
KEJANG DEMAM

TINJUAN
PUSTAKA
Rekomendasi Penatalaksanaan
Kejang demam. IDAI. 2016
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang
yang terjadi pada anak berumur 6 bulan
sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan
suhu tubuh (suhu di atas 38 C, dengan
metode pengukuran suhu apa pun) yang
tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Epidemiologi
• Kejang demam terjadi pada 2-5%
anak berumur 6 bulan – 5 tahun.
Klasifikasi

KDS
Kejang demam KDK
sederhana Kejang demam
kompleks
• Berlangsung singkat ( < 15
menit)

KDS • Kejang umum (tonik


dan/klonik)
• Tidak berulang dalam 24 jam

• Kejang lama (> 15 menit)


• Kejang fokal/parsial satu sisi /

KDK kejang umum didahului kejang


parsial
• Berulang >1 x dalam 24 jam
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan rutin  evaluasi sumber infeksi


penyebab (Darah perifer, elektrolit, GD)

 Pungsi lumbal  menyingkirkan meningitis

 Ada tanda dan gejala rangsang meningeal

 Curiga infeksi SSP ]

 Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang


sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik tersebut
dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.

 EEG  pada bangkitan bersifat local

 CT Scan/MRI kepala  kelainan neurologis menetap (hemiparesis/paresis)


Prognosis
• Umum  baik

• Perkembangan mental & neurologis tetap normal

• Kejang lama/berulang risiko kelainan neurologis


Kemungkinan kejang demam berulang

1. Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga


2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius saat kejang
4. Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan
terjadinya kejang.
5. Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam
kompleks.

80 %
Faktor risiko terjadinya epilepsi

1. Terdapat kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas


sebelum kejang demam pertama
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung
4. Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau lebih
dalam satu tahun.
Ta
tal
ak
sa
na
aw
al
ke
ja
ng
Pemberian obat • ANTIPIRETIK  parasetamol 10 – 15 mg/kg/kali tiap 4
– 6 jam atau ibuprofen 5 – 10 mg/kg/kali 3 – 4 kali sehari.
saat demam • ANTIKONVULSAN  pemberian antikonvulsan
intermitten diberikan hanya pada saat demam  obat
diazepam oral 0,3 mg/kg/kali/oral atau rektal 0,5
mg/kg/kali, 3 kali sehari (max 7,5 mg/kali) pada 48 jam
pertama

 Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral

 Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun

 Usia < 6 bulan

 Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39

 Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu


tubuh meningkat dengan cepat.
Pemberian obat Indikasi pengobatan rumat :

antikonvulsan  Kejang fokal

rumat  Kejang lama >15 menit

 Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau


sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus,
hemiparesis.

Obat asam valproate 15 – 40 mg/kg/hari dibagi 2 dosis dan


fenobarbital 3 – 4 mg/kg/hari dala 1 – 2 dosis

Lama : 1 tahun tanpa tapering off


Edukasi hal yang dikerjakan bila anak kejang

1. Tetap tenang dan tidak panik.


2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung.
4. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut.
5. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan
bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh orangtua.
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh
lebih dari 40 derajat Celsius, kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal,
setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan.
SELESAI

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai