Anda di halaman 1dari 70

TERAPI EMERGENCY

PERIODONTAL
Fase I
Sumber Terapi Inisial
Color Atlas of Dental Medicine
Periodontology
Donos, N. The periodontal pocket.
Periodontology 2000. 2017. Vol 0: 7-8. EVALUASI

Fase IV
Fase
Pemeliharaan
Fase II Fase III
Fase Bedah Fase Rekonstruksi
Recall pasien evaluasi 1, 3, dan 9 bulan setelah
fase inisial.
Hal yang perlu diperhatikan:
- re- probing seluruh gigi poket  poket dalam
- ada atau tidaknya kalkulus,
- karies pada akar,
- karies sekunder, dan
- tanda inflamasi yang persisten

Sumber : Carranza’s Clinical


Periodontology
FASE BEDAH TUJUAN:

Tujuan utama : mengeliminasi poket terinfeksi


yang tidak merespon perawatan fase I,
meningkatkan prognosa gigi dan jaringan
pendukungnya, perbaikan estetis

Tujuan kedua : mengoreksi defek gingiva dan tulang


---> plak control efisien

Sumber : Carranza’s hal 585


4 pertanyaan mengevaluasi peran terapi bedah secara keseluruhan
rencana perawatan dan dalam menentukan jenis pendekatan bedah
yang diindikasikan:

1. Faktor Pasien (sistemik dan local) memberi lingkungan


yang baik dan penyembuhan pasca bedah

2. Apakah pembedahan akan efektif dan bermanfaat dalam


memperbaiki jaringan periodontal?

Sumber Periodontics medecine, surgery and implants hal 693


3. Apa jenis morfologi cacat yang ada dan apa indikasinya
dan kontraindikasi yang akan menentukan jenis terapi
bedah yang akan digunakan?

4. Pendekatan terapeutik mana yang terbaik, yang bisa


diterima dan memberikan keadaan jaringan periodontal
yang stabil dan memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasien?
Sumber Periodontics medecine, surgery and implants hal 693
PROSEDUR PEMBEDAHAN
1. PEMBERSIHAN AKAR SECARA LANGSUNG
2. ELIMINASI PENYEBAB INFEKSI
3. ELIMINASI INFLAMASI
4. ELIMINASI KEDALAMAN POKET
5. PEMBENTUKKAN KEMBALI MORFOLOGI FISIOLOGI
MARGIN PERIODONTIUM
6. KOREKSI ANATOMI / DEFEK MUKOGINGIVAL

Sumber : Color Atlas of Dental Medicine Periodontology hal 296


Sumber Periodontics medecine, surgery and implants hal 693
.

Klasifikasi bedah periodontal.


Prosedur pembedahan yang dilakukan dalam
periodontik dikelompokan sebagai:
operasi pengurangan poket, bedah plastik
periodontal, dan bedah pra-prostetik
Sumber Carranza’s hal 586
Sumber Carranza’s hal 585
KRITERIA PASIEN UNTUK TERAPI BEDAH

1. Keadaan Umum Pasien


2. Faktor Lokal:Jenis periodontitis, keparahan penyakit,
plak skor.
3. Gaya Hidup: Kebiasaan merokok
4. Faktor Sistemik
5. Kepatuhan Pasien
6. Faktor Defek Lokal: Kerusakan tl. alveolar, keterlibatan
furkasi, resesi gingiva.
Sumber Color Atlas of Dental Medecine hal 288, Carranza’s hal 588
KRITERIA PEMILIHAN METODE PERAWATAN
1. Kriteria poket:Kedalaman, hubungan terhadap tulang.
2. Akses instrumentasi: Keterlibatan furkasi.
3. Defek mucogingival.
4. Evaluasi fase initial.
5. Kepatuhan pasien.
6.Usia dan kondisi umum pasien.
7.Diagnosa secara keseluruhan.
8. Pertimbangan estetik.
9. Perawatan periodontal
sebelumnya
METODE DAN INDIKASI :
BEDAH FLAP contoh Modified Widman Flap Procedure (MWF)
Indikasi : Eliminasi epitel poket dan infiltrasi jaringan subepitelium.
Keuntungan : Scaling dan root planing secara langsung.
Kerugian : Kehilangan jaringan pada margin gingiva dan interdental.

Sayatan ini menentukan bentuk flap dan dilakukan baik


secara facial maupun oral menggunakan pisau bedah
12B. Ini adalah kebalikan sayatan bevel, memanjang
kepuncak alveolus. Jarak dari sayatan dari margin gingiva
akan bervariasi tergantung pada lebar dari ruang
interdental yang harus ditutup (0,5 hingga 1,5 mm).

Sumber Colour Atlas Of Dental Medecine 310-311


Sayatan Kedua—Intrasulkular Sayatan ini murni
intrasulcular sayatan yang dibawa ke setiap gigi,
di antara struktur gigi dan gingiva, di luar dasar
saku dan memanjang sampai ke apical epitel
saku.Pisau bedah 12B juga diindikasikan untuk
sayatan kedua ini

Sayatan Ketiga—horizontal. Sayatan horizontal


dilakukan sepanjang puncak alveolar dari bukal
ke aspek lingual atau sebaliknya,sehingga
memisahkan jaringan saku supracrestal dari
jaringan pendukung di bawahnya,terutama di
daerah interdental.

Sumber Colour Atlas Of Dental Medecine 310-311


Dilakukan root planning dengan kuret pada akar gigi.
Sisa poket epitelium di interdental dibersihkan dengan
kuret kemudian dilakukan penjahitan pada flap bagian
fasial dan palatal dengan adaptasi yang baik.

Sumber Colour Atlas Of Dental Medecine 310-311


M ETODE DAN INDIKASI

TERAPI REGENERATIF : CONTOH GTR


I NDIKASI : Keru sak an tu lan g v ertik al, k eterlibatan fu rk asi (F1 atau F2 ), res es i g ing iv a (K elas 1 d an k elas 2 )
KEUNTUNGAN: Men gelimin asi p o k et, mereg en eras i jarin g an p erio d on tal, men in g k atk an p erlek atan .
KERUGIAN : Han y a d ilak u kan p ad a k asu s keru s ak an tu lan g alv eo lar terlokalisir, k emun gkinan efek s amp ing d ari membran , h asil tid ak terp redik si, tek n ik p emb ed ah an s u lit, d an b iay a yan g tin gg i.

Sumber Colour Atlas Of Dental Medecine hal 301


METODE DAN INDIKASI
Terapi Resektif
Indikasi : Kerusakan tulang yang tidak beraturan/ ireguler, jika kasus membutuhkan
osteoplasti dan ostektomi.
Keuntungan : Mengeliminasi poket dan kolonisasi bakteri, hasil perawatan dapat
diprediksi, kondisi margin gingiva baik.
Kerugian : Tidak estetik, resesi gusi, sensitifitas gigi meningkat.
 
 

Sumber Colour Atlas Of Dental Medecine 359-365


METODE DAN INDIKASI
Gingivektomi dan gingivoplasti

Indikasi : Gingivektomi salah satu teknik pembedahan untuk terapi


resektif, gingivoplasti dilakukan untuk kasus gingiva hiperplastik.
Keuntungan : Mengeliminasi poket, mengkontur kembali gingiva.
Kerugian : Luka terbuka, tidak estetik, tidak dapat dilakukan untuk kasus
dengan defek pada tulang alveolar.

Sumber Colour Atlas Of Dental Medecine 301


Contoh kasus :
“Tunneling connective tissue graft sebagai prosedur perawatan
resesi gusi kelas I Miller”

Sumber:Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran


Faktor yang
Memengaruhi
Hasil Perawatan

Sumber Color Atlas Of Dental Medecine 298


ZONA KRITIS DALAM PROSEDUR
BEDAH
ZONA 1
Jaringan lunak ZONA 2
pada dinding Permukaan gigi
Sumber Carranza’s hal 587
poket gigi

ZONA 3 ZONA 4
Tulang alveolar Gingiva cekat
HASIL TERAPI POKET

• POKET AKTIF
• POKET INAKTIF
• LOKASI POKET

Sumber Carranza’s hal 586


KEBERHASILAN PERAWATAN
1.Regenerasi tulang alveolar
2. Peningkatan perlekatan, pengurangan kedalaman
poket atau eliminasi poket
3. Hilangnya gejala klinis dari penyakit: perdarahan
secara spontan (-)
4. Stabilisasi kegoyangan gigi
5. Pemeliharaan Kesehatan gigi yang adekuat
Sumber Color Atlas of Dental Medecine 298
PRE-OP DAN POST-OP
PRE-OP POST-OP
• Sehari sebelum tindakan kumur chx • Kumur chx 2x sehari selama 2-6
2x sehari minggu
• Pemeriksaan kontrol plak (PI <15- • Pemberian AB dan analgesic
20%)
• Jahitan dan periodontal pak
• Pemeriksaan BOP (<15-20%)
dilepas 7-10 hari post-op
• Resiko komplikasi diminimalisir
• Hindari daerah pembedahan saat
dengan: instruksi kurangi / berhenti
merokok, pemberian AB profilaksis, menyikat gigi secara mekanis 
penghentian obat pengencer darah 10 hari
• Recall pasien
Sumber Colour Atlas of Dental Medecine 302
SURGICAL ANATOMY OF PERIODONTIUM
MANDIBULA
BENTUK SEPERTI
TAPAL KUDA

FORAMEN
MANDIBULA

KANALIS MANDIBULA

Sumber Sobotta,14th
Jaraknya lebih p e n d e k pada area
Kanalis Mandibula, Saluran yang molar ketiga.Saraf: N. Alveolar
memanjang dari foramen mandibula
Inferior bercabang 2
Sumber Carranza’s hal 590
Sumber :Anatomy Standard. 2019
KANAL MENTAL
MERUPAKAN
CABANG KANAL
MANDIBULA

Sumber Sobotta,14th
MANDIBULA
KANALIS MENTAL
Saluran yang mengarah
ke atas menuj u
foramen mental
PERHATIKAN:
Pasien d e n g a n ke h il a ng a n gigi
sebagian atau penuh dengan
TRAUMA N.MENTAL TERPOTONG P e n u r u n a n tl. alveolar m a n d i b u l a .
SEBAGIAN ATAU LENGKAP
MENYEBABKAN PARESTESI,DISESTESIA
SEMENTARA ATAU PERMANEN Sumber :Anatomy Standard. 2019
PROSESUS A LV E O L A R I S
Bagian tulang
yang m en o pan g
gigi.

Prosesus alveolaris m e m i liki


l e n g k u n g d i s t a l yang le bih
sempit dibanding bo d y
m a n d i b u l a . Tindakan resektif
m e n j a d i lebih sulit atau t id a k
memungkinkan.
Sumber :Anatomy Standard. 2019
N. LINGUALIS: Cabang
dari
N. mandibula.
Lokasi: Dekat d e n g a n m o l a r
ketiga.

PERHATIKAN:
Pada saat injeksi anestesi dan
T i n d a k a n b e d a h partial thickness
flap p e r i o d o n t a l yang d i l a k u k a n
di area M3.
R E T R O M O L A R TRIANGLE
Terdapat kelenjar
dan jaringan
adiposa.
PERHATIKAN:
• - Tindakan distal fl ap d a p at berhasil jika
• te rd a p at

jarak yang

cukup
Sumber Carranza’s hal 590
antara
MANDIBULA

MYLOHYOID RIDGE Melekatnya otot


Dekat dengan margin mylohyoid
alveolar M3, semakin anterior  pemisah spasia sublingual.
akan semakin menjauh
dari margin tulang. Sumber Carranza’s hal 590
Sumber :Anatomy Standard. 2019
MAKSILA Tulang rahang atas, salah satu
kerangka tengkorak
pembetuk wajah.

Bagian u t a m a yang
m e n j a d i atap rongga
mulut, bagian dasar tl.
orbital, bagian dasar dan
samping kavitas nasal.

Terbent uk dari 4 prosesus:

1.Prosesus zigomatik
2.Prosesus frontalis
3.Prosesus palatinus
4.prosesus alveolar

+ Sinus maksilaris
Sumber :Anatomy Standard. 2019
MAKSILA

PA L AT U M KERAS
Foramen Palatinus • Tuberositas maksila
: Saraf: N. Palatinus -Terdapat jaringan ikat
Mayor fibrous dan cabang-
cabang saraf palatinus
Foramen Insisivum:
Saraf: N. Nasopalatina
Sumber : Anatomy respect in implant dentistry
MAKSILA
N. Palatinus mayor:
-Berjalan ke anterior
- Menyuplai mukosa palatum,
termasuk menj adi saraf
sensorik pada palatum gingiva.

N. Nasopalatina:
- Menyuplai daerah insisivum.

Hati2 pada tindakan


bedah!!
Batasan 7,12 dan 19 mm
Sumber : Anatomy respect in implant dentistry, Periodontal medecine surgery
MAKSILA

Rongga berisi udara


SINUS MAKSILARIS
Lokasi : Posterior maksila, di
Sinus paranasal terbesar.
atas gigi- gigi posterior.

Sumber Carranza’s hal 594 Sumber : Sobbota 14th


Persarafan sinus
maksilari: percabangan
N. Alveolaris superior dan
N. Maksilari

PERHATIKAN:
- Dinding inferior sinus maksilaris
dipisahkan dari akar gigi posterior RA
SINUS MAKSILARIS oleh lempengan tulang yang tipis
menghindari perforasi sinus.
Sinus paranasal terbesar.

Sumber : Sobbota 14th Sumber Carranza’s hal 594


EKSOSTOSIS

Eksostosis atau torus : Tonjolan tulang dengan p e r k e m b a n g a n pada


berbagai area tulang rahang maksila dan mandibula.  Nomal

Struktur ini  p e n u m puk an plak dan pembersihan plak


menjadi
sulit ataupun dapat m e n g a n g g u kenyamanan pemakaian protesa.
Eksostosi atau torus dapat dihilangkan.
EKSOSTOSIS

TORUS MAKSILARI /
TORUS PALATINUS

TORUS MAN D IB U LAR


Da p at d i t e m u k a n pada bagian
bukal atau labial mandibula.

TORUS M A N D I B U L A R
Sering di t e m u k a n pada
aspek lingual, regio: kaninus
dan
premolar.
EKSOSTOSIS

Tonjolan tulang
asimptomatik, jarang terjadi.
Terlokalisir di permukaan
bukal maksila atau
mandibula.

Penyebabnya?

MULTIPLE EKSOSTOSIS
OTOT
Otot perlu d i p e r h a t i k a n
saat m e l a k u k a n b e d a h flap
mucogingival, bone g r a f t
dan pemasangan implan.

Otot yang perlu diketahui:


- otot mentalis
- otot depressor labii inferior
- otot depressor anguli oris
- otot buccinator

Otot- otot ini mempeng a ru h i


pergerakan bibir dan pipi.
ANATOMI SPASIA

Lokasi spasia ditemu ka n dekat dengan daerah operasi prosedur bedah


periodontal dan implan.

TRAUMA :
Perdarahan
Inflamasi
Infeksi
ANATOMI SPASIA

Terinfeksi pada spasia ini


biasanya disebabkan karena
infeksi gigi anterior rahang atas

Spasia base upper lip

Sumber :Oral Surgery


ANATOMI SPASIA

Spasia Fosa Kanina


Lokasi : diantara o.labii superior,
o.orbicularis oris, dan o.buccinator
ANATOMI SPASIA

TERINFEKSI:
Pembengkakan bibir atas
Hilangnya lipatan
nasolabial
Pembengkakan kelopak
ma t a atas dan baw ah
 ma t a ter t ut up
FOSA KANINA
ANATOMI SPASIA

Spasia Bukal
Lokasi : diantara o . buccinator dan
o.masseter
ANATOMI SPASIA

TERINFEKSI:
Pembengkakan pada pipi
Dapat meluas ke spasia
temporal dan spasia
submandibular

SPASIA
BUKAL
ANATOMI SPASIA

Spasia Mental
Lokasi : Pada simfisis mental ,
diantara o .mental , o.depressor labii
inferior dan o.depressor anguli
oris
ANATOMI SPASIA

TERINFEKSI:
Pembengkakan pada dagu dan
meluas ke bawah .

SPASIA
M E N TA L
ANATOMI SPASIA

Spasia Mastikator
Lokasi : diantara o.masseter,
o.pterygoid, o.temporalis , ramus
dan posterior korpus mandibula

TERINFEKSI:
• Rasa sakit dan trismus
• Kesulitan menggerakan bibir
dan lidah
• Tidak terlihat secara klinis
ANATOMI SPASIA

Lokasi : Dasar mulut .

TERINFEKSI:
Pembengkakan pada dasar
mulut
Sulit menggerakan lidah
Kesulitan menelan
SPASIA SUBLINGUAL
ANATOMI SPASIA

Spasia Submental
Lokasi : diantara o.mylohyoid dan
platysma
ANATOMI SPASIA

TERINFEKSI:
Timbul di area gigi anterior
mandibula
Pembengkakan pada daerah
submental

SPASIA SUBMENTAL
ANATOMI SPASIA

TERINFEKSI:
Timbul di area gigi premolar
dan molar mandibula
Pembengkakan dan sulit
menelan
Ludwig ' s angina 
menyebar ke spasia
sublingual dan
Submandibula bilateral

SPASIA S U B M A N D I BU L A R
LUDWIG’S ANGINA
Aspek2 Lain yang perlu diperhatikan:

Anestesi dan Kontrol Nyeri


Teknik Bedah Aseptik
 
Tim bedah mengikuti teknik bedah aseptik untuk memastikan kejadian
infeksi pasca operasi tetap serendah mungkin:
- Pemakaian masker dan topi bedah
- Pasien ditutup dengan handuk steril, penutup kepala steril, menutupi
rambut dan mata
- Penggunaan sarung tangan bedah steril
- penggunaan cairan irigasi steril normal saline / Nacl 0.9%, termasuk irigasi
steril melalui instrumen ultrasonik dan handpieces
- Semua instrumen bedah harus disterilkan dengan benar dan penutup
steril di atas pegangan lampu diperlukan : alumunium foil steril yang
dibungkuskan ke pegangan lampu.
Persiapan pasien untuk teknik bedah aseptik:

1. Pasien harus memiliki oral higienis yang baik sebelum


dibedah

2. Pasien diminta untuk berkumur sebelum operasi dengan


obat kumur klorheksidin 0,12% selama 30 detik akan
memberikan pengurangan yang signifikan (berkisar dari
72% menjadi 97%) di bakteri intra oral
• 3. Penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien imunokompeten
yang sehat tidak diperlukan, tetapi diperlukan bagi :
• penerima transplantasi organ;
• pasien dengan diabetes dengan kontrol yang buruk;
• pasien dengan steroid dosis tinggi jangka panjang;
• pasien asplenia;
• pasien dengan lupus eritematosus sistemik
• pasien yang menjalani kemoterapi atau hemodialisis.
Antibiotik profilaksis mungkin bermanfaat untuk beberapa di
antaranya,
Karena tidak ada kesepakatan universal, akan bijaksana konsultasi
dengan dokter yang menangani penyakit pasien
KESIMPULAN
• Fase inisial mempunyai batas efektif tertentu dalam mengeliminasi
poket periodontal dan peradangan gingiva. Pada evaluasi fase inisial
tidak mendapat hasil yang diharapkan, maka fase bedah menjadi
alternatif selanjutnya
• Fase bedah memiliki tujuan mengeliminasi poket, mengoreksi defek
morfologi dan defek mucogingival.
• Klinisi harus menguasai informasi mengenai pre- operative dan post-
operative yang dibutuhkan, mengenai kriteria- kriteria yang perlu
diperhatikan pada fase II, pemahaman mengenai anatomi jaringan
periodontal, jaringan lunak dan keras disekitarnya, tentang anastesi dan
kontrol nyeri, tentang teknik bedah aseptik, tentang pemilihan teknik
bedah yang tepat untuk mengurangi resiko dari tindakan dan membantu
proses penyembuhan setelah tindakan.

Anda mungkin juga menyukai