Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Setelah Perubahan:
Pasal 4
(1) Mineral dan Batubara sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan merupakan kekayaan nasional dikuasai
oleh negara untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat.
(2) Penguasaan Mineral dan Batubara oleh negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
(3) Penguasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui fungsi kebijakan, pengaturan,
pengurusan, pengeloiaan, dan pengawasan.
Analisis Pasal 4:
Disini kita dapat melihat jika pada pasal 4 uu yang lama hanya menjelaskan pengertian tentang pertambangan
mineral, kemudian pada pasal 4 yang baru dikemas kembali dan membentuk 3 ayat dimana pada ayat pertama
menjelaskan tentang betapa pentingnya mineral dan batu bara terhadap kesejahteraan rakyat, pada ayat kedua
menjelaskan tentang pemerintah pusat yang memegan kekuasaan mineral dan batu bara, dan diayat ketiga
penguaasaan pada ayat kedua dilaksanakan melalui fungsi kebijaan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan, dan
pengawasan pemerintah.
UU Lama:
Pasal 5.
Pertambangan Batubara adalah Pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut,
dan batuan aspal.
Setelah Perubahan:
Pasal 5
(1) Untuk kepentingan nasional, Pemerintah Pusat setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
menetapkan kebijakan nasional pengutamaan Mineral dan/atau Batubara untuk kepentingan dalam negeri. (2) Untuk
melaksanakan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan untuk
menetapkanjumlah produksi, Penjualan, dan harga Mineral logam, Mineral bukan logam jenis tertentu, atau Batubara. (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengutamaan Mineral dan/atau Batubara untuk kepentingan nasional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan penetapanjumlah produksi, Penjualan, serta harga Mineral logam, Mineral bukan logam jenis tertentu, atau
Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Ananlisis Pasal 5:
Bisa kita lihat bahwasanya pada pasal 5 yang lama hanya menjelaskan pengertian tentang pertambangan batu bara, sedangkan
pada pasal 5 yang baru terdapat pembaruan yang dikemas menjadi 3 ayat, dimana ayat pertama menjelaskan bahwa mineral dan
batubara hanya dikhususkan untuk kepentingan dalam negeri, kemudian pada ayat kedua tentang ketetapan jumlah produksi,
harga, dan penjualan pada mineral logam dan non logam, dan di ayat ketiga menjelaskan bahwa pada ayat pertama dan kedua
diatur berdasarkan peraturan pemerintah.
UU Lama: Pasal 6.
Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan Mineral atau Batubara yang meliputi
tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan danf atau pemurnian atau pengembangan dan/atau pemanfaatan, pengangkutan dan
penjualan, serta pasca tambang.
Analisis Pasal 6:
Sebenarnya perbedaan antara pasal 6 yang lama dan 6 yang baru ini hanya lebih pemfokusan terhadap
kebijakan mineral dan batu bara, sedangkan pada pasal 6 yang lama menjelaskan pengertian tentang
usaha pertambangan.
UU lama: Pasal 9
(1) WP sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan landasan bagi penetapan kegiatan
pertambangan. (2) WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah setelah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
Analisis Pasal 9:
Jadi pada pasal 9 ini, terdapat sebuah kemiripan antara pasal 9 lama dan pasal 9 baru, hanya ada
sedikit perbedaan, pada ayat pertama terdapat perubahan antara “pertambangan” dan “usaha
pertambangan” , kemudian pada ayat kedua, terdapat perubahan bahwa konsultasi pada pasal 9
yang lama langsung kepada DPR RI, tetapi pada pasal 9 yang baru harus melalui pemerintah daerah
dahulu baru ke DPR RI.
UU lama: Pasal 11
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan penyelidikan dan
penelitian pertambangan dalam rangka penyiapan WP
Analisis Pasal 96 : pada pasal tersebut hanya terjadi pengurangan kaidah saja, dimana
pengapusan terhadap poin b di pasal yang lama tentang keselamatan operasi pertambangan,
selebihnya sama.
UU lama: Pasal 102
Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara dalam
pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara.
Analisis pasal 102 : pada pasal 102 yang baru ini dapat kita lihat bahwa terdapat penjabaran lebih luas dari pasal
102 yang lama dimana pada pasal 102 yang lama hanya menjelaskan tentang apasaja kewajiban IUP dan IUPK,
sementara di pasal 102 yang baru dibuat 4 ayat, pada ayat pertama yaitu terdapat 3 perantara untuk meningkatkan
nilai tambah mineral dalam kegiatan usaha penambangan, pada ayat kedua penjelasan tentang hak IUP dan IUPK,
di ayat ketiga penjelasan bahwa ada pertimbangan dari ayat pertama yaitu peningkatan nilai ekonomi dan
kebutuhan pasar, dan di ayat keempat tentang ketentuan lebih lanjut berdasarkan peraturan pemerintah.