Anda di halaman 1dari 34

GANGGUAN PERDARAHAN AWAL

KEHAMILAN
DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELOMPOK I
AGUSTINA DEWI ASTUTI (223221310)
PUTU VINA VITRIADEWI (223221345)
NI PUTU KRISNA ANDIANI (223221342)
I NENGAH ANTARA (223221330)
DWI ANDRIYANI (223221369)

Here is where your presentation begins


LATAR BELAKANG

Ketidaksigapan tenaga kesehatan di indonesia


inilah yang mengakibatkan angka kematian
maternal di Indonesia masih cukup tinggi.
Penyebab kematian ibu paling banyak
disebabkan oleh perdarahan obstetris
diantaranya solusio plasenta 19%,
laserasi/ruptur uteri 16%, atonia uteri 15%,
koagulopati 14%, plasenta previa 7%,
plasenta akreta/inkreta/perkreta 6%,
perdarahan uteri 6%, retensio plasenta 4%
(Chicakli, 1999)
TUJUAN
TUJUAN UMUM :Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan perdarahan antepartum secara komprehensif.

Mengetahui dan memahami pengertian, jenis-jenis, etiologi,


TUJUAN KHUSUS
patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi,
pemeriksaan penunjang pada pasien dengan perdarahan
antepartum

Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan perdarahan


antepartum

Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada


klien dengan perdarahan antepartum

Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi


masalah keperawatan pada klien dengan perdarahan antepartum

Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanaka


TINJAUAN PUSTAKA!

PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN

Perdarahan selama kehamilan terbagi menjadi


dua yaitu pada kehamilan muda atau umur
kehamilan <20 minggu yaitu , abortus, kehamilan
ektopik, mola hidatidosa.

perdarah antepartum adalah perdarahan


pervaginam pada usia kehamilan > 20
minggu dan terjadi diluar fase inpartu
Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan
dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi
dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa merupakan penyakit trofoblas
gestational yang ditandai dengan abnormalitas vili
koriolis yang mengalami degenerasi hidropik sehingga
terlihat seperti buah anggur yang bergerombol.
JENIS-JENIS PERDARAHAN ANTEPARTUM

PLASENTA PREVIA SOLUSIO PLASENTA


Plasenta previa adalah plasenta
atau biasa disebut dengan ari-ari solutio placenta adalah
yang letaknya tidak normal, pelepasan placenta dari
yaitu pada bagian bawah rahim tempat implantasinya yang
sehingga dapat menutupi normal sebelum waktu
sebagian atau seluruh persalinan
pembukaan jalan rahim. Pada
keadaan normal ari-ari terletak
dibagian atas rahim
(Wiknjosastro, 2005).
Plasenta Previa……..
KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA :
Placenta previa totalis Letak placenta yang menutupi segmen bawah rahim
secara total

Placenta previa partialis Letak placenta sebagian menutupi segmen bawah rahim.

yaitu apabila pinggir plasenta atau ari-ari berada tepat


Plasenta Previa marginalis
pada pinggir pembukaan jalan ari.

yaitu apabila letak tidak normal pada segmen bawah rahim


Plasenta letak rendah
akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir
PLASENTA PREVIA……..
ETIOLOGI : Secara pasti penyebab terjadinya placenta previa belum diketahui dengan jelas
FAKTOR RISIKO multiparitas dan umur lanjut > 35 tahun

defek vascularisasi desidua yang kemungkinan terjadi


akibat perubahan atroik dan inflamatorik.

cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas


pembedahan (SC, curretage , dll).

chorion leave persisten.

korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium


belum siap menerima hasil konsepsi.

konsepsi dan nidasi lambat.

placenta besar pada kehamilan ganda/gemelli


PLASENTA PREVIA…
PATOFISIOLOGI
Placenta previa diawali dengan implantasi
embrio (embryonic plate) pada bagian bawah
( kauda) uterus. Dengan melekatnya dan
bertumbuhnya placenta, placenta yang telah
berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini
diduga terjadi karena vascularisasi desidua yang
jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
PLASENTA PREVIA…
TANDA DAN GEJALA

Gejala yang paling khas dari placenta previa


adalah perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri,
warna darah merah segar, dan jumlahnya tidak banyak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk menegakan
diagnosis placenta previa adalah dengan USG
PLASENTA PREVIA….
PENATALAKSANAAN

Penanganan Ekspektif Penanganan aktif


 rawat inap dan tirah baring
 berikan antibiotik profilaksis
 pemberian carian parenteral ( Dextrose 5% atau elektrolit)
Sectio caesaria
 bethamethason 24 mg iv untuk pematangan paru janin
Partus pervagina
 pemeriksaan USG sebagai pemantauan kondisi janin dan
posisi placenta
 monitoring perdarahan
Solutio placenta……..
ETIOLOGI : Penyebab pasti solutio placenta adalah belum pasti
Dekompresi uterus pada hidramnion dan gemelli

Tarikan tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin, versi luar atau
Faktor trauma tindkan pertolongan persalinan.

Trauma langsung abdomen

Hipertensi pada kehamilan


Faktor kardiorenovasculer Penyakit glomerulonefritis kronik
Sindrome pre eklampsia/eklampsia
Tekanan pada pada vena cava inferior

Usia
Faktor Ibu Paritas Ibu
Kebiasaan

Riwayat solutio placenta


sebelumnya
Solutio Plasenta…
PATOFISIOLOGI
Solutio placenta diawali dari terjadinya
perdarahan didalam desidua basalis. Decidua basalis
kemudian terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis
yang melekat pada endometrium. Akibatnya, proses
ini pada tahap awalmemperlihatkan sebagai bentuk
hematome desidua yang menyebabkan pemisahan,
penekanan dan akhirnya destruksi placenta yang ada
didekatnya
Solutio Plasenta……..
KLASIFIKASI solutio placenta :

Terjadi ruptur sinus marginalis, bila terjadi perdarahan


Solutio pervaginam akan berwarna merah kehitaman. Perut
placenta ringan terasa agak sakit dan terus menrus agak tegang.
Tetapi bagian janin masih teraba

Placenta telah terlepas seperempat sampai dua per


tiga luas permukaan placenta. Tanda dan gejala dapat
Solutio
timbul pelahan atau mendadak dengan gejala nyeri
placenta
perut terus menerus, nyeri tekan, bagian janin sulit
sedang
teraba, BJA sulit didengar. Pada kondisi ini bisa terjadi
kelainan pembekuan darah.

Solutio Placenta telah lepas 2/3 atau lebih dari luas


placenta berat permukaan placenta, terjadi tiba-tiba dan ibu bisa
mengalami syock dan janin meninggal
Solutio Placenta….
PENATALAKSANAAN

Penanganan konservatif Penanganan aktif

Menunda kelahiran sampai janin matur


Sectio caesaria
jika solutio placenta derajat ringan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DIAGNOSTIC PERENCANAAN


Temukan data-data yang dapat Diagnosis keperawatan Pada perencanaan akan di
menunjang masalah ditegakan dengan panduan bahas 1 Diagnosis
keperawatan pasien dengan Standar Diagnosis keperawatan sebagai contoh,
anamnese, observasi dan Keperawatan Indonesia (lihat untuk selanjutnya mahasiswa
pemeriksaan fisik SDKI) diharapkan dapat
mengembangkan perencanaan
secara mandiri dengan
menggunakan SIKI dan SLKI
PENUTUP

KESIMPULAN SARAN
● Perdarahan antepartum merupakan suatu ● kita harus mampu mendiagnosis
kejadian pathologis berupa perdarahan yang dini kelainan atau keabnormalan
terjadi pada umur kehamilan 28 minggu atau
yang terjadi pada ibu masa
lebih. Perdarahan yang terjadi dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu perdarahan yang ada antepartum, intrapartum maupun
hubungannya dengan kehamilan (plasenta postpartum.
previa, solusio plasenta
01
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN
PENGKAJIAN
INDENTITAS PASIEN PENANGGUNG JAWAB:
● Nama : Ny. DW Nama : Tn. DW
● Umur : 28 Thn Umur : 32 tahun
● Pendidikan : Diploma Pendidikan : Sarjana
● Pekerjaan : PNS Jenis kelamin : Laki-laki
● Status Perkawinan : Kawin Pekerjaan : PNS
● Agama : Hindu Alamat : Denpasar
● Suku : Bali Status perkawinan : Kawin
● Alamat : Denpasar Agama : Hindu
● No CM : 012345
● Tanggal MRS : 3 Oktober 2022
● Tanggal Pengkajian : 3 Oktober 2022
● Sumber informasi : Pasien dan Rekam Medis
PENGKAJIAN
Alasan MRS
Keluhan Utama: perdarahan pada usia
kehamilan 28 minggu
Keluhan saat dikaji : perdarahan dari jalan
lahir
Riwayat penyakit sekarang: Sebelum MRS pasien mengalami perdarahan secara
tiba-tiba sejak 3 Oktober 2022 pukul 07.00 WITA, tanpa disertai rasa nyeri
konstraksi .Warna darah merah segar dan ada gumpalan darah. Sudah ganti pembalut
sebanyak 4 kali. 3 hari sebelumnya pasien mengeluhkan ada sedikit Spotting. Kali
ini merupakan kehamilan ketiga pasien, pasien sudah pernah ke dokter untuk
memeriksakan kandungan dan dikatakan plasenta menutup jalan lahir namun tidak
bergejala seperti sekarang. Pasien merasa khawatir akan kondisinya dan kondisi bayi.
Pasien mengatakan gerakan bayi masih dirasakan bergerak seperti biasa.

Riwayat Penyakit dahulu: adanya section


secaria dan curettage berulang
Pengkajian

Riwayat penyakit POLA FUNGSIONAL KESEHATAN


Klien dan keluarga tidak ada Riwayat DM, Pola koping stress: Pasien merasa cemas dengan keadaan
HT,Hemofilia dan Penyakit menular perdarahan dan bayinya

Pemeriksaan fisik
GCS: E4V5M6 Tingkat kesadaran: Composmentis
TTV : TD : 110/80mmHg N : 90x/mnt RR : 12x/mnt T: 36.5 oC
BB : 65 kg TB: 160 cm LILA : 25 cm Pemeriksaan penunjang
Genetalia dan perineum :terdapat darah dari vagina berwana merah muda, +/- 200
Pemeriksaan USG : Plasenta menutupi jalan lahir Sebagian,
cc/hari Tepian placenta - Darah
Stabilisasi hemodinamik. Bedrest. Kristaloid RL 500 ml @6jam
Diagnosa medis: G3P1A1H1 UK 28 Minggu , Placenta Previa Parsialis
DATA
Analisa Data ETIOLOGI MASALAH

DS : Plasenta Previa Resiko Syok



Pasien mengatakan ini kehamilan yang ke tiga Adanya Perdarahan aktif
- Pasien mengatakan mengalami perdarahan tiba-tiba dari jalan lahir pada ↓
 
pukul 07.00 Resiko Syok
 
 
 
DO :
a) Pasien tampak bedrest dan lemas.terpasang IVFD di tangan kiri.
b) TTV : TD : 110/80mmHg N : 90x/mnt RR : 18x/mnt T: 36.5 oC, TFU : 26
cm diatas simfisis, Perdarahan pervaginam.
DS Perdarahan pada kehamilan Ansietas

Pasien mengatakan khawatir akan kondisinya dan kondisi bayinya. Hospitalisasi
DO : ↓
Ansietas
Pasien tampak pucat, saat berbicara suara bergetar. N : 90x/mnt RR :
18x/mnt
 
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :

1.Resiko Syok b.d perdarahan pervaginam

2.Ansietas b. d krisis situasional


Rencana keperawatan
No TGL Diagnosa Rencana Keperawatan
/
JA Tujuan Intervensi
M

1 Senin, Resiko Syok


Setelah dilakukan asuhan Pencegahan syok (I.02068)
3-10-   Observasi
2022 keperawatan selama 1 x 24 Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas,
-
Pukul
jam, diharapkan resiko TD, MAP)
17.45
wita syok teratasi dengan - Monitor status oksigen (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
kriteria hasil:
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
1. Tekanan darah - Perikas riwayat alergi
sistolik dan diastolic Terapiutik
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
membaik (5)
- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
2. Kulit pucat dan akral - Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
dingin menurun (5) Edukasi
3. Urine output dan - Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
- Jelaskan tanda gejala awal syok
kekuatan nadi - Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala awal syok
meningkat (5) - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Rencana keperawatan
No TGL/ Diagnosa Rencana Keperawatan
JAM
Tujuan Intervensi

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
- Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perl
Pemantauan Cairan
Observasi
- Monior frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Monitor pemeriksaan serum (mis, osmolaritas serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN)
- Monitor intake dan output cairan
Rencana keperawatan
No TGL/JAM Diagnosa Rencana Keperawatan

Tujuan Intervensi
- Identifikasi tanda- tanda hipervolemia (mis, dispnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP menigkat, CVP menigkat, refleks hepatojugular positif, berat badan
menurun dalam waktu singkat)
- Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis, prosedur pembedahan
mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
 
Rencana keperawatan
No TGL/ Diagnosa Rencana Keperawatan
JAM
Tujuan Intervensi

2 Senin, Ansietas
Setelah dilakukan asuhan Reduksi Ansietas
3-10- Observasi:
2022 keperawatan selama 1 x 24 - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pukul
jam, diharapkan tingkat - Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
17.45
wita ansietas menurun dengan - Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik:
kriteria hasil: - Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan
1. Verbalisasi khawatir - Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
khawatir terhadap - Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
kondisi yang dihadapi - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
menurun (5) - Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
2. Perilaku tegang Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
menurun (5) - Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Verbalisasi - Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
kebingungan menurun - Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Latih teknik relaksasi
(5)
 
Tgl/Jam No.D
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Evaluasi Proses Paraf/Nama
x

3      
Oktober 1 - Memonitor frekuensi dan kekuatan nadi, TD : 110/80mmHg N : 90x/mnt RR : 18x/mnt T:
2022   36.5oC,
17.00   frekuensi nafas, TD.
WITA    
18.00 2 - Menciptakan suasana teraupetik untuk Pasien dapat memahamai rencana perawatan dan
WITA
menumbuhkan kepercayaan, Meginformasikan merasa lebih rileks akan kondisi yang dialami
secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
19.00 1 - Monitor intake dan output cairan, membantu Pasien minum cairan 600ml, terpasang IVFD RL 500
WITA
pasien BAK ml/6jam, tetesan lancer Urine : 250 ml, warna kuning
pucat. Pasien masih bedrest

20.00 1 - Menjelaskan penyebab/faktor risiko syok, tanda Pasien dan keluarga paham akan penjelasan yang
WITA
gejala awal syok Menganjurkan melapor jika diberikan
menemukan/merasakan tanda dan gejala awal  
syok
 
Tgl/Jam No.D
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Evaluasi Proses Paraf/Nama
x

22.00 WITA 2 - Memahami situasi yang membuat ansietas, Pasien mengatakan merasa lebih tenang, dan
Mendengarkan dengan penuh perhatian akan memulai tidur.
 
23.00 WITA 1 - Memonitor keadaan umum pasien Pasien tidur, TD : 110/70 mmHg, N: 90
kali/menit, RR: 16x/menit, Suhu : 37x/mnt

4 Oktober 1 - Memonitor intake dan output cairan, Pasien ADL di tempat tidur, minum 100 ml,
2022
08.00 WITA Mengidentifikasi tanda- tanda hypovolemia, makan habis satu porsi, ganti pembalut satu
  kali penuh, warna darah merah muda. TD :
110/70 mmHg, N: 90 kali/menit, RR:
16x/menit, Suhu : 37x/mnt
10.00 WITA 1 - Menganjurkan memperbanyak asupan cairan Pasien paham dengan anjuran yang diberikan
oral
 
Tgl/Jam No.Dx
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Evaluasi Proses Paraf/Nama

12.00 WITA 2 - Mengidentifikasi perubahan tingkat ansietas Pasien mengatakan sudah merasa lebih tenang
- Melatih Teknik relaksasi nafas dalam karena mengerti akan kondisinya dan
  perawatan yang diberikan.
Pasien dapat menggunakan Teknik relaksasi
nafas dalam
14.00 WITA 1 - Monitor berat badan, waktu pengisian BB : 60 Kg, CRT< 2detik, kulit segar, turgor
kapiler, elastisitas turgor kulit elastis, tidak ada edema, kulit lembab
 

16.00 WITA 1 - Memonitor intake dan output cairan, Pasien sudah minum 600 ml, perdarahan 20
Mengidentifikasi tanda- tanda hypovolemia, ml, warna merah muda, sudah ganti pembalut
  2 kali/24 jam, TD : 120/70 mmHg, N: 82
kali/menit, Suhu : 36.5 Urine output 1500
ml/24jam. Warna kuning pucat.
17.00 WITA   - Memonitor tanda-tanda ansietas Pasien mengatakan sudah merasa tenang dan
akan menjalani perawatan dengan ikhlas
EVALUASI
Tgl/Jam No Evaluasi Hasil
Dx

Selasa, 1
S : Pasien mengatakan setelah bedrest perdarahan berkurang, ganti pembalut 2
4 Oktober
2022 kali perhari.
O : Pasien masih bedrest, kesadaran : CM TD : 120/70 mmHg, N: 82 kali/menit, Suhu : 36.5, nadi kuat, akral hangat,
konjungtiva merah muda, Makan dan minum adekuat. Urine output 1500 ml/24jam. Ganti pembalut 2 kali/ 24jam.
A : Resiko Syok teratasi
P : Pertahankan komdisi pasien. Lanjutkan Intervensi pemantauan cairan.

  2
S : Pasien mengatakan sudah lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan tentang kondisinya dan mendapatkan
perawatan.
O : Pasien masih bedrest, kulit muka segar. tenang TD : 120/70 mmHg, N: 82 kali/menit, Suhu : 36.5, nadi kuat, akral
hangat. Pasien paham tentang Teknik relaksasi nafas dalam
A : Ansietas teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien Lanjutkan Intervensi Reduksi ansietas
TERIMAKASIH

Big numbers catch your audience’s attention

Anda mungkin juga menyukai