Anda di halaman 1dari 38

MOTIVASI DAN

KOMUNIKASI
Khodijah Al Kurnia
221010501526
01SMJE030
Latar Belakang Motivasi Dan
Komunikasi
MOTIVASI
Motivasi dalam dunia kerja adalah suatu yang dapat
menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
motivasi kerja memiliki hubungan dengan prestasi kerja.
Prestasi kerja adalah hasil dari interaksi antara motivasi
kerja, kemampuan, dan peluang.
Bila kerja rendah, maka prestasi kerja akan rendah
meskipun kemampuannya ada dan baik, serta memiliki
peluang.
Motivasi kerja seseorang dapat bersifat proaktif atau reaktif.
Pada motivasi yang proaktif seseorang akan berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuannya sesuai dengan
yang dituntut oleh pekerjaanya atau akan berusaha untuk
mencari, menemukan atau menciptakan peluang dimana ia
akan menggunakan kemampuan-kemampuannya untuk dapat
berprestasi tinggi.
Sebaliknya motivasi yang bersifat reaktif cenderung
menunggu upaya atau tawaran dari lingkungannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Motivasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk melakukan


suatu tingkah laku tertentu karena dikehendaki.

b. Motivasi adalah dorongan yang meliputi jiwa dan jasmani,


untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

c. Motivasi merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau


dorongan kerja.

d. Motivasi adalah suatu yang melatar belakangi individu untuk


berbuat supaya tercapai tujuan yang dikehendakinya.

e. Motivasi adalah suatu proses yang mempunyai tenaga dan


tujuan tertentu
Proses Motivasi
Proses terjadinya motivasi menurut Zainun (2007 : 19) adalah disebabkan adanya
kebutuhan yang mendasar. Dan untuk memenuhi kebutuhan timbullah dorongan
untuk berperilaku.
Bilamana seseorang sedang mengalami motivasi atau sedang memperoleh
dorongan, maka orang itu sedang mengalami hal yang tidak seimbang. Setiap
manusia dengan berbagai kebutuhan tidak akan pernah puas dalam memenuhi
kebutuhannya.
Menurut Ranupandojo dan Husnan (2006 : 198) mengatakan dalam proses motivasi
terdapat empat komponen terjadinya motivasi yang terdapat dalam berikut ini :
1. Kebutuhan
2. Dorongan
3. Tindakan
4. Kepuasan

Gambaran bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang kekuatannya antara satu
dan lainnya yakni antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda dan tidak
sama, sehingga akan menimbulkan dorongan kebutuhan yang tidak seimbang yang
dilakukan dengan melalui tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan, dan setelah mencapai tujuan melalui tindakan tadi barulah akan terasa terpuaskan.
Teori – teori Motivasi
Berikut adalah beberapa teori motivasi, antara lain:

1. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya untuk
memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu apabila pimpinan ingin memotivasi
bawahannya, harus mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan bawahannya.
Maslow salah seorang yang mengkaji teori kebutuhan berpendapat bahwa
kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan yang
pertama telah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi yang
utama. mengkaitkannya dengan factor lingkungan. Sebaliknya bila pegawai itu
puas, hal tersebut selalu dihubungkannya dengan pekerjaan itu sendiri.
2. Teori Motivasi Instrumental
Teori Instrumental ini meliputi teori tukar menukar (exchange
theory) dan teori harapan (expectancy theory). Secara ringkas
mengenai teori tukar menukar dalam buku Administrative
Behavior tulisan Simon (1997:141) lebih dikenal dengan sebutan
model of organizational equilibrium dijelaskan bahwa, dalam
setiap organisasi selalu terjadi proses tukar menukar atau jual beli
antara organisasi dengan orang –orang yang bekerja di dalamnya.
Orang-orang menyumbangkan pengetahuannya kepada organisasi
dan organisasi memberi imbalan atau menukarnya dengan gaji atau
upah. Hasil produksi organisasi, baik yang berupa barang ataupun
jasa, kemudian dijual. Hasil penjualan merupakan pendapatan
organisasi, dari pendapatan inilah organisasi memberikan imbalan
kepada pegawainya.
3. Teori motivasi klasik
Teori motivasi Frederik Winslow Taylor, dinamakan teori motivasi
klasik karena ia memandang motivasi para pekerja hanya dari sudut
pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut
dipenuhi melalui gaji/upah yang diberikan, baik berupa uang ataupun
barang sebagai imbalan dari prestasi yang telah diberikannya. Dengan
demikian teori ini beranggapan bahwa jika gaji pekerja ditingkatkan
maka dengan sendirinya ia akan lebih bergairah bekerja.
4. Teori motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja. Antara lain:

▪ Upah yang layak


▪ Kesempatan untuk maju
▪ Pengakuan sebagai individu
▪ Keamanan kerja
▪ Tempat kerja yang baik
▪ Penerimaan olek kelompok
▪ Perlakuan yang wajar
▪ Pengakuan atas prestasi
Alat-alat Motivasi
Menurut Hasibuan dalam (Kurniasari, 2018) mendeskripsikan bahwa
alatalat motivasi terdiri atas :
1. Materiil Insentif:
alat motivasi yang diberikan berupa uang dan atau barang yang
mempunyai nilai pasar; jadi memberikan kebutuhan ekonomis.
Misalnya: kendaraan, rumah dan lain-lainnya.

2. Non material Insentif:


alat motivasi yang diberikan berupa barang atau benda yang tidak
ternilai; jadi hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan rohani saja.
Misalnya, medali, piagam, bintang jasa dan lainlainnya.
3. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif:
alat motivasi yang diberikan berupa materiil (uang atau barang) dan non
material (medali dan piagam); jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan
kepuasan atau kebanggaan rohani.

3
Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian dari fungsi organisasi dan kegagalan dalam


berkomunikasi sangat besar pengaruhnya. Baik itu komunikasi yang berlangsung antar
orang dengan orang, bangsa dengan bangsa, dalam organisasi, antar organisasi, dalam
kelompok kecil atau kelompok besar, dan lain-lain.
Komunikasi tidak dapat dielakkan dalam setiap fungsi organisasi dan setiap manager
harus menjadi seorang komunikator. Dalam kenyataan segala hal yang dilakukan oleh
manajer mengkomunikasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada seseorang atau
kelompok. Meskipun semakin berkembangnya komunikasi dan teknologi informasi,
maka komunikasi antar orang-orang dalam sebuah organisasi tetap diperlukan.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik.
Istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata
communis memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media;
proses penyampaian bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses
penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan, baik sengaja
maupun tidak disengaja. Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi,
antara lain:
 Menurut Webster New Collogiate Dictionary
di jelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.
 Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”
“mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa”
atau “hasil apa”.(who says what in which channel to whom and with what effect).
 Barnlund
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa
ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
 Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi
pikiran orang lainnya.
Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah unsur terpenting dalam menentukan berhasil atau


tidaknya proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang
menjadi tujuan utama dari komunikasi. Beberapa ahli memiliki pendapat berbeda
tentang proses terjadinya komunikasi:

a. Proses Komunikasi Aristoteles


Proses komunikasi ini mampu diterima secara luas di antara proses lainnya.
Proses ini memiliki lima elemen yang meliputi speaker, speech, occasion,
audience, dan effect. Proses Aristoteles menitik beratkan pada pembicara
(speaker) dan pesan (speech) karena pembicara dipandang sebagai pihak yang
aktif dan berperan penting dalam mengirimkan pesan kepada khalayak. Dalam
proses ini, khalayak digambarkan sebagai pihak yang pasif dalam menerima
pesan. Oleh karena itu, proses komunikasi Aristoteles berlangsung secara linear
atau satu arah.
Proses komunikasi Aristoteles dimulai dari pembicara (speaker) yang mengutarakan
pesan (speech) dalam suatu situasi (occasion) kepada khalayak (audience) yang
kemudian menimbulkan dampak atau pengaruh (effect).

b. Proses Komunikasi Lasswell


Harold D. Lasswell (1948) mengembangkan proses komunikasi yang dikenal dengan
model komunikasi Lasswell. Proses komunikasi Lasswell berupa proses komunikasi
linear atau komunikasi satu arah. Proses komunikasi menurut Lasswell diawali dengan
pengirim pesan (sender) yang menyampaikan pesan (message) melalui media
(medium) yang diterima oleh penerima pesan (receiver), kemudian menciptakan
umpan balik (feedback) untuk diberikan kepada pengirim pesan.

c. Proses Komunikasi Schramm


Proses Komunikasi Schramm yang dicetuskan olehWilbur Schramm (1954)
menggambarkan proses komunikasi yang berlangsung secara dua arah. Pengirim pesan
mapun penerima pesan dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan.
Pesan dikirimkan setelah proses encoding.
Karenanya, pengirim pesan juga disebut dengan encoder. Penerima pesan atau
receiver disebut dengan decoder karena pesan yang telah diencode oleh pengirim
pesan mengalami proses decoding yang dilakukan oleh penerima pesan. Proses
komunikasi menurut Schramm dimulai dari pengirim pesan (encoder) yang
mengirim pesan (message) kepada penerima pesan (decoder) yang kemudian
secara bergantian mengirim pesan kepada pengirim pesan pertama.
Bentuk-bentuk Komunikasi
Berikut adalah beberapa komunikasi dalam suatu organisasi, antara lain:

a. Komunikasi formal dan informal


Komunikasi formal ialah komunikasi resmi yang menempuh jaringan organisasi
struktur formal dimana, informasi ini tampaknya mengalir dengan arah yang tidak
dapat diduga dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan. Informasi yang
mengalir sepanjang jaringan kerja selentingan terlihat berubah-ubah dan
tersembunyi.
Komunikasi informal ialah komunikasi yang menempuh saluran yang sering
disebut “selentingan”, yaitu suatu jaringan yang biasanya jauh lebih cepat
dibandingkan dengan saluran-saluran resmi. Informasi informal/personal ini
muncul dari interaksi diantara orang-orang. Dalam istilah komunikasi selentingan
digambarkan sebagai metode penyampaian laporan rahasia tentang orang-orang dan
peristiwa yang tidak mengalir melalui saluran perusahaan yang formal. Informasi
yang diperoleh melalui selentingan lebih memperhatikan apa yang dikatakan atau
didengar oleh seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan.
b. Komunikasi ke atas (upward communication)
Komunikasi dari bawahan ke atasan yang mencakup sistem-sistem saran, kebijaksanaan pintu
terbuka, mendengarkan keluhan-keluhan karyawan dan survei semangat. Komunikasi ke atas
dalam sebuah organisasi dapat diartikan bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih
rendah ke tingkat lebih tinggi.

c. Komunikasi ke bawah (downward communication)


Komunikasi dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah dari suatu organisasi,
mencakup pedoman perusahaan, publikasi ke dalam, memo, papan buletin dan rak informasi.
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada yang berotoritas lebih rendah.

d. Komunikasi horizontal (horizontal communication)


Tipe komunikasi ini memungkinkan para manajer pada tingkat sama dalam satu organisasi
mengkoordinasikan kegiatannya lebih efektif, misalnya rapat staf dan konferensi tatap muka.
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit
kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas
yang samadalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama
e. Komunikasi silang (across communication)
Komunikasi ini merupakan penyampaian informasi rekan sejawat yang melewati batas-batas
fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahannya.
Mereka melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan
yang mengawasi, tetapi bukan atasan ataupun bawahannya. Mereka tidak melewati otoritas
lini untuk mengarahkan orang-orang yang berkomunikasi dengannya dan terutama harus
mempromosikan gagasan-gagasannya, namun memiliki mobilitas tinggi dalam organisasi
dapat mengunjungi bagian lain atau meninggalkan kantornya hanya untuk terlibat dalam
komunikasi informal.
Hambatan Komunikasi
Berikut ini hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi :
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan sematik.
a) Gangguan Mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau
kegaduhan yang bersifat fisik. Misalnya bunyi kendaraan yang lewat ketika pemimpin sedang
berbicara dalam suatu pertemuan.
b) Gangguan Sematik adalah bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak. Gangguan sematik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih
banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang disampaikan komunikator
yang diartikan lain oleh komunikan sehingga menimbulkan salah pengertian.
2. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati
suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan prasangka yang ada hubungannya dengan
kepentingannya, karena kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian, tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan merupakan sikap reaktif
terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi
seseorang, maka semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh
pihak yang bersangkutan, begitu juga sebaliknya.

4. Prasangka
Prasangka atau prejudice merupakan salah satu hambatan bagi suatu kegiatan komunikasi.
Orang yang mempunyai prasangka bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi sehingga sulit bagi komunikator untuk mempengaruhi komunikan.
Prasangka mengakibatkan komunikan menjadi berfikir tidak rasional dan berpandangan
negatif terhadap komunikasi yang sedang terjadi. Menurut Pandji Anoraga, terdapat
hambatan-hambatan yang dialami atasan maupun bawahan dalam proses komunikasi
dialogis.
Hambatan-hambatan pada pihak atasan :
a. Kurangnya kesediaan mendengarkan
Sikap dan tingkah laku atasan dalam mendengarkan memainkan peranan penting bagi
komunikasi dialogis yang efektif.
b. Segan terlibat urusan pribadi
Para atasan umumnya segan terlibata dengan persolan bawahan yang bersifat pribadi. Di lain
pihak, bawahan sering sulit memisahkan antara persoalan pribadi dengan persolan pekerjaan
sehingga mereka sukar membicarakan hal tersebut.
c. Prasangka
Komunikasi dilaogis membuat bawahan berkesempatan menyalurkan apa yang ia pendam di
hati, serta dapat melepaskan ganjalan emosional dan ketidakpuasan. Atasan berprasangka
dengan adanya komunikasi dialogis akan memperkuat kebiasaan mengeluh dan mengkritik
dari para bawahan. Semestinya dengan keluhan dan kritikan tersebut atasan mudah menyadari
dan mengetahui kegagalan dan kekeliruan yang terjadi.
d. Sikap bertahan
Kita semua cenderung mempertahankan diri dengan komunikasi dialogis,
kemungkinan kekeliruan atasan akan diketahui bawahan menjadi lebih besar. Padahal
itu tidak mengurangi kredibilitas atasan dimata bawahannya. Bahkan bila atasan
bersikap terbuka dan sportif, maka penghargaan bawahannya akan semakin bertambah.
e. Kurang waktu
Mendengarkan itu memakan waktu. Banyak atasan yang tenggelam dengan kesibukan
kerjanya. Hal demikian membuat pemimpin sukar sekali menyediakan waktu untuk
diskusi. Kesulitan ini lebih terasa bagi atasan yang berjalan sendiri, memecahkan
sendiri persoalanpersoalan di unit kerjanya, dan tidak kenal sistem diskusi dengan
bawahan.
Hambatan-hambatan pada pihak bawahan:
a. Keterbatasan pengetahuan
Hambatan pengetahuan sering mempersulit komunikasi dari bawahan ke atasan. Bagi
atasan, menyampaikan gagasan dan pesan buat bawahannya tidak sukar karena ia tentu
memahami wawasan dan cara berfikir serta persoalan-persoalan pada level bawahan yang
lebih banyak menghadapi kesulitan untuk berkomunikasi dengan atasannya, yang tidak ia
ketahui bagaimana lingkungan lingkup kerja, cara berfikir dan persoalan-persoalnya.
b. Prasangka emosional
Kebanyakan bawahan punya sikap emosional dan prasangka. Perasaan-perasan mereka
sering bercampur aduk dengan pengamatannya terhadap persoalan-persoalan. Sering kali
dalam mengemukakan pendapatnya, jauh-jauh hari mereka sudah siap bahwa pendapat
tersebut pasti ditolak. Akibatnya mereka sering ragu-ragu berbicara. Kalau pendapatnya
ditolak, prasangka makin tebal. Tetapi jika pendapatnya diterima mereka pun terkejut.
c. Perbedaan wewenang
Komunikasi dari atasan ke bawahan lebih mudah dibandingkan sebaliknya. Para atasan
lebih bebas untuk memanggil dan berbicara dengan bawahannya kapan saja ia mau.
Bawahan umumnya tidak punya keberanian psikologis sebesar itu
RUMUSAN MASALAH
MOTIVASI DAN KOMUNIKASI
1. Apa gunanya motivasi dan komunikasi dalam dunia kerja?
2. Apa yang dapat di simpulkan dari motivasi?
3. Dalam hambatan pihak-pihak atasan apa yang di maksud dengan kurangnya
waktu?
4. Hambatan komunikasi adalah?
5. Bagaimana bisa terjadinya proses komunikasi?
6. Apa yang di maksud pengertian komunikasi menurut Harold Lasswell ?
MANFAAT DAN
TUJUAN
Terdapat beberapa tujuan dan manfaat motivasi menurut Malayu (2015:146)
antara lain :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan karyawan.
4. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

Manfaat komunikasi antara lain :


• Meningkatkan Produktivitas
• Perusahaan menginginkan tim yang produktif.
• 2. Inovasi yang Lebih Besar.
• Meningkatkan Loyalitas kepada Perusahaan.
• Manajemen yang Kuat.
• Meningkatkan Kepuasan Pelanggan.
STRATEGI MOTIVASI
DAN KOMUNIKASI
Strategi untuk meningkatkan motivasi kerja:
• Memberikan reward bagi karyawan berprestasi.
• Mempererat kekeluargaan sesama karyawan.
• Kenali kekurangan dan kelebihan masing-masing karyawan.
• Berikan training karyawan secara rutin dan berkala.
strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif dalam penyampaian pesan
sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa menerima apa yang telah
disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau perilaku seseorang.
TARGET MOTIVASI
DAN KOMUNIKASI
Target motivasi, agar dapat memotivasi pegawai-pegawai kerja untuk lebih
semangat dalam menjalani pekerjaannya dengan rasa senang hati dan mencintai
pekerjaan tersebut, agar dapat mencapai kepuasaan baik itu untuk diri sendiri,
perusahaan, dan atasan.
Target komunikasi, adalah untuk bisa saling memahami pihak satu dengan pihak
yang lainnya, agar saling mendengarkan dan saling memahami maksud dari
informasi yang di sampaikan dalam komunikasi tersebut.
KESIMPULAN MOTIVASI
DAN KOMUNIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil study kasus ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Motivasi kerja dan komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai. Dari hasil study kasus menunjukkan bahwa motivasi kerja dan
komunikasi organisasi secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam study kasus ini, maka saran dalam study
kasus ini yang dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah:
1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai dapat dilakukan dengan cara memberikan motivasi
bagi pegawai agar semangat bekerja dan memiliki kreatif dalam bekerja. Perlu pula
kepekaan untuk sesegera mungkin membantu pekerjaan rekan kerja setelah pekerjaan
sendiri selesai, sehingga disamping melakukan pekerjaan kantor, pegawai juga melakukan
interaksi antara sesama pegawai.
2. Perlu menciptakan komunikasi organisasi yang baik dengan membangun komunikasi
menjadi lebih terbuka, mendukung dan tetap memberikan perhatian pada tujuan kinerja yang
tinggi. Antar sesama pegawai harus menjaga sikap dalam berkomunikasi, hendaknya
pembicaraan mengedepankan saling pengertian, saling menjaga dan menghormati sehingga
komunikasi selalu berjalan lancar, tepat sasaran dan tidak melukai perasaan satu sama lain.
Untuk yang mau bertanya: “Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung
jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka,
maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab
untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka
mudahkanlah hidupnya.” (HR Muslim)

Sekian terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai