SKRIPSI
Disusun Oleh :
SHINTA TUMILAAR
NIM : 1541000690
1. Kesehatan
2. Keamanan dan
Keselamatan Kerja
3. Ruang Gerak
4. Suara Bising
5. Sarana kerja
6. Penerangan
PRESTASI KERJA
KEPUASAN KERJA
1. Manfaat dan tujuan
1. Keamanan Kerja penilaian prestasi
2. Fasilitas Sosial 2. Identifikasi standar
3. Tempat Kerja
4. Pengawasan
kinerja
5. Tingkat Pekerjaan 3. Metode penilaian
6. Waktu Istirahat prestasi
7. Gaji 4. Kesalahan dalam
penilaian
MOTIVASI KERJA
1. Motivi
2. Harapani
3. Insentifi
Premis – 1
1. Hubungan antara variabel X1 dengan X2
menurut Cumming (1980) dalam Budi
Cantika Yuli (2005) adalah lingkungan fisik
dimana individu bekerja mempunyai
pengaruh pada jam kerja maupun sikap
mereka terhadap pekerjaan itu sendiri.
2. Menurut Nitiseminto (1996) menyatakan
bahwa : “Kondisi lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar para
pegawai dan yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan”.
Premis – 2
1. Hubungan antara variabel X2 dengan
X3 menurut Herzberg ada dua kondisi
untuk meningkatkan kepuasan kerja dan
motivasi kerja adalah “pemenuhan
kebutuhan penghargaan dan aktualisasi
diri”.
2. Menurut Kreitner dan Kinicki (2000),
motivasi merupakan proses psikologis yang
meningkatkan dan mengarahkan perilaku
untuk mencapai tujuan.
Premis – 3
Hubungan antara variabel X1, X2 dan X3
menurut Hasibuan (1997) adalah : “bahwa
apabila organisasi/perusahaan memberikan
perhatian kepada keselamatan dan kesehatan
kerja, maka perhatian tersebut selaras dengan
fungsi manajemen pemeliharaan sumber daya
manusia, yaitu mempertahankan dan
meningkatkan dan atau kondisi fisik, mental
dan sikap karyawan/pegawai agar mereka
loyal dan bekerja produktif untuk menunjang
tujuan perusahaan”.
Premis – 4
Cumming (1980) mengatakan bahwa
lingkungan fisik dimana individu
bekerja mempunyai pengaruh pada jam
kerja maupun sikap mereka terhadap
pekerjaan itu sendiri.
Premis – 5
1. T. Hani Handoko (2001) mengatakan kondisi
kepuasan/ketidakpuasan kerja tersebut selanjutnya
menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi
prestasi kerja yang akan datang. Jadi hubungan
prestasi kerja dan kepuasan kerja menjadi suatu
sistem yang berlanjut (continues).
2. Gary Dessler (1982) mengatakan : “
…………..pegawai/karyawan yang mendapatkan
kepuasan kerja, biasanya mempunyai catatan
kehadiran dan perputaran yang baik, kurang
aktif dalam kegiatan serikat pegawai/karyawan dan
(kadang- kadang) berprestasi kerjanya lebih
baik daripada pegawai/karyawan yang tidak
memperoleh kepuasan kerja oleh karena itu kepuasan
kerja mempunyai arti yang penting baik bagi karyawan
maupun lembaga/perusahaan, karena
menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan
kerja perusahaan”.
Premis – 6
Perbedaan tingkatan motivasi individu
dalam organisasi sangat mempengaruhi hasil
kerja dan bahkan kinerjanya di dalam
organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
David Mc. Clelland (1961), Edward Murroy
(1957), Miller dan Gordon (1970) dan Anwar
Prabu Mangkunegara (1998) menyimpulkan
bahwa ada hubungan yang positif antara
motivasi dengan pencapaian prestasi.
Adapun hipotesis yang dapat penulis dikemukakan
berdasarkan uraian yang telah dibahas di atas adalah
sebagai berikut:
1. Hipotesis Mayor
Lingkungan kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja
berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai CV.
Medylab Lestari.
2. Hipotesis Minor
1. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi
kerja pegawai CV. Medylab Lestari.
2. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap prestasi
kerja pegawai CV. Medylab Lestari.
3. Motivasi kerja berpengaruh terhadap prestasi
kerja pegawai CV. Medylab Lestari.