Anda di halaman 1dari 50

0NDANO 0NDANO- -0NDANO 0NDANO HBSBLAmATAN HBBjA HBSBLAmATAN HBBjA

LemBrmNegr No. 1 TBum 1920


(TmBBmLemBrm Negr No. 1918}
OIeBt Ir. O. PBAm0DONO
0lINAkRIRANI00k R0v.IAIlM
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA
BAHAN
ALAT
TENACA
KER]A
!74808
Kesehatan KeseIamatan
Lingkungan
LATAR BELAKANG
1. 1. VEILIGHEIDS VEILIGHEIDS REGLEMENT REGLEMENT 1910 1910 (VR (VR 1910 1910,,
StbI StbI No No.. 406 406) ) sudah sudah tidak tidak sesuai sesuai Iagi Iagi..
2. 2. PerIindungan PerIindungan tenaga tenaga kerja kerja tidak tidak hanya hanya di di
industri industri // pabrik pabrik..
3. 3. Perkembangan Perkembangan teknoIogi teknoIogi // IPTEK IPTEK serta serta
kondisi kondisi dan dan situasi situasi ketenagakerjaan ketenagakerjaan..
4. 4. Sifat Sifat refresif refresif dan dan poIisionaI poIisionaI pada pada VR VR.. 1910 1910
sudah sudah tidak tidak sesuai sesuai Iagi Iagi..
!ENGERTIAN
$eeara ErImoIogIs : $eeara ErImoIogIs :
Memberikan upaya perIindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang Iain di tempat kerja seIaIu daIam keadaan
seIamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perIu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
Secara FiIosofi : Secara FiIosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
keIestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasiI karya dan budaya daIam upaya mencapai adiI,
makmur dan sejahtera.
Secara KeiImuan : Secara KeiImuan :
Suatu cabang iImu pengetahuan dan penerapan yang
mempeIajari tentang cara penangguIangan keceIakaan di
tempat kerja.
0A8AR hUKUH - 1
!eraturan !eIaksanaan
!eraturan Khusus
!! !er.Men SE
Pasal S, 20 dan 27 ayat (2) UUD 134S
Pasal 86, 87 Paragraf S UU Ketenagakerjaan
UU No.1 Tahun 1370
- - Setiap Setiap tenaga tenaga kerja kerja berhak berhak mendapatkan mendapatkan perlindungan perlindungan
atas atas keselamatannya keselamatannya dalam dalam melakukan melakukan pekerjaan pekerjaan untuk untuk
kesejahteraan kesejahteraan hidup hidup meningkatkan meningkatkan produksi produksi dan dan
produktivitas produktivitas nasional nasional
- - Setiap Setiap orang orang lainnya lainnya yang yang berada berada ditempat ditempat kerja kerja perlu perlu
terjamin terjamin pula pula keselamatannya keselamatannya
- - Setiap Setiap sumber sumber produksi produksi perlu perlu dipakai dipakai dan dan dipergunakan dipergunakan
secara secara aman aman dan dan afisien afisien
- - Perlu Perlu diadakan diadakan segala segala upaya upaya untuk untuk membina membina norma norma
norma norma perlindungan perlindungan kerja kerja
- - Diwujudkan Diwujudkan dalam dalam Undang Undang Undang Undang yang yang memuat memuat
ketentuan ketentuan ketentuan ketentuan umum umum tentang tentang keselamatan keselamatan
kerja,sesuai kerja,sesuai dengan dengan perkembangan perkembangan masyarakat, masyarakat,
!ndustrialisasi, !ndustrialisasi, Tehnik Tehnik dan dan Tehnologi Tehnologi
DASAB H0H0m
- - Pasal 27 ayat (2) UUD 134S : Pasal 27 ayat (2) UUD 134S :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
- - UU No.14 Tahun 1363 tentang Ketentuan UU No.14 Tahun 1363 tentang Ketentuanketentuan Pokok Nengenai ketentuan Pokok Nengenai
ketenagakerjaan ketenagakerjaan :
Pasal 3 Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak
bagi kemanusiaan.
Pasal 3 Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan
yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10 Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi
norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja,
pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal
kecelakaan kerja.
PuvugvuI 5
HcscIumutun dun HcscLutun Hcvju
PasaI 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoIeh perIindungan atas :
a. keseIamatan dan kesehatan kerja;
b. moraI dan kesusiIaan; dan
c. perIakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta niIai-niIai agama;
(2)Untuk meIindungi keseIamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimaI
diseIenggarakan upaya keseIamatan dan
kesehatan kerja.
(3)PerIindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diIaksanakan.
&& No.13 Thn.2003 ttg. Ke-TK-an (baru)
PsI 82
1)Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keseIamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistemmanajemen perusahaan.
2)Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keseIamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Per PerMenuker Menuker No No 0b 0b//199 199) )
Lmjutm PsI 190
(2)Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertuIis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembataIan persetujuan;
f. pembataIan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau
seIuruh aIat produksi;
h. pencabutan ijin.
(3)Ketentuan mengenai sanksi administratif
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur
Iebih Ianjut oIeh Menteri.
T0j0AN
- - Tenaga kerja berhak mendapatkan perlIndungan atas Tenaga kerja berhak mendapatkan perlIndungan atas
keselamatan dalam pekerjaannya. keselamatan dalam pekerjaannya.
- - Drang laIn yang berada dI tempat kerja perlu menjamIn Drang laIn yang berada dI tempat kerja perlu menjamIn
keselamatannya. keselamatannya.
- - Sumber Sumber sumber produksI dapat dIpakaI secara aman dan sumber produksI dapat dIpakaI secara aman dan
efIsIen. efIsIen.
UntuL mvIeLoeneLen tujuen uvnen mvIeIui :
W W Kampanye Kampanye
W W Pemasyarakatan Pemasyarakatan
W W Pembudayaan Pembudayaan
W W Kesadaran dan kedisipIinan Kesadaran dan kedisipIinan
B0ANO LINOH0P
W W Pertimbangan dikeIuarkannya Pertimbangan dikeIuarkannya
W W Landasan hukum UU No. 1 Tahun 1970 Landasan hukum UU No. 1 Tahun 1970
W W atang Tubuh atang Tubuh
W W PenjeIasan PenjeIasan
0NDANO-0NDANO No. 1 tBum 1920
temtmg HeseImtm Herj
BAB I ~ NI
PsI 1 - 18
BAB I
TBNTANO ISTILAH-ISTILAH
PASAL 1
DaIam undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :
(1). "Tempat Kerja" iaIah tiap ruangan atau Iapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki kerja untuk keperIuan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya sebagaimana diperinci daIam pasaI 2,
termasuk tempat kerja iaIah semua ruangan,
Iapangan, haIaman dan sekiIiIingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut.
(2). "Pengurus" iaIah orang yang mempunyai
tugas pemimpin Iangsung sesuatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
(3). "Pengusaha" iaIah :
a. Orang atau badan hukum yang menjaIankan
sesuatu usaha miIik sendiri dan untuk keperIuan
itu mempergunakan tempat kerja.
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjaIankan sesuatu usaha bukan
miIiknya dan untuk keperIuan itu mempergunakan
tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia
mewakiIi orang atau badan hukum termaksud
pada (a) dan (b), jika kaIau yang mewakiIi
berkedudukan diIuar Indonesia.
(4). "Direktur" iaIah pejabat yang ditunjuk oIeh Menteri
Tenaga Kerja untuk meIaksanakan undang-
undang ini.
(5). "Pegawai Pengawas" iaIah pegawai tehnis
berkeahIian khusus dari Departemen Tenaga
Kerja yang ditunjuk oIeh Menteri Tenaga Kerja.
(6). "AhIi KeseIamatan Kerja" iaIah Tenaga tehnis
berkeahIian khusus dari Iuar Departemen Tenaga
Kerja yang ditunjuk oIeh Menteri Tenaga Kerja
untuk mengawasi ditaatinya undang-undang ini.
PerMenuker No 04/197: PerMenuker No 0Z/199Z: PerMenuker No 04/197: PerMenuker No 0Z/199Z:
PerMenuker No 04/199b) PerMenuker No 04/199b)
BAB II
B0ANO LINOH0P
PsI 2
(1). Yang diatur oIeh undang-undang ini iaIah keseIamatan kerja
daIam segaIa tempat kerja, baik didarat, didaIam tanah,
dipermukaan air, didaIam air maupun diudara, yang berada
didaIam wiIayah kekuasaan hukum RepubIik Indonesia.
(2). Ketentuan-Ketentuan daIam ayat (1) tersebut berIaku daIam
tempat kerja dimana :
a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat,
aIat perkakas, peraIatan atau instaIasi yang berbahaya atau
dapat menimbuIkan keceIakaan, kebakaran atau peIedakan.
b. Dibuat, dioIah, dipakai/dipergunakan, di perdagangkan,
diangkut atau disimpan bahan atau barang yang : dapat
meIedak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbuIkan
infeksi, suhu tinggi.
c. Dikerjakan pembangunan, perbaikkan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung
atau bangunan Iainnya termasuk bangunan
pengairan, saIuran atau terowongan dibawah tanah
dan sebagainya atau dimana diIakukan pekerjaan
persiapan.
d. DiIakukan usaha : pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengoIahan
kayu atau hasiI hutan Iainnya, peternakan,
perikanan dan Iapangan kesehatan.
e. DiIakukan usaha pertambangan dan pengoIahan :
emas, perak atau biji Iogam Iainnya, batu-batuan,
gas, minyak atau mineraI Iainnya, baik dipermukaan
atau didaIam bumi, maupun didasar perairan.
f. DiIakukan pengangkutan barang, binatang
atau manusia, baik didaratan, meIaIui
terowongan, dipermukaan air, daIam air
maupun diudara.
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan
dikapaI, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
gudang.
h. DiIakukan penyeIaman, pengambiIan benda
dan pekerjaan Iain didaIam air.
i. DiIakukan pekerjaan daIam ketinggian diatas
permukaan tanah atau perairan.
j. DiIakukan pekerjaan dibawah tekanan udara
atau suhu yang tinggi atau rendah.
k. DiIakukan pekerjaan yang mengandung bahaya
tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
peIantingan benda, terjatuh atau terpeIosok,
hanyut atau terpeIanting.
I. DiIakukan pekerjaan daIam tangki, sumur atau
Iubang.
m. Terdapat atau menyebar suhu, keIembaban,
debu, kotoran, api, asap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara atau getaran.
n. DiIakukan pembuangan atau pemusnahan
sampah atau timah.
o. DiIakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan
radio, radar, teIivisi, atau teIepon.
p. DiIakukan pendidikan, pembinaan, percobaan,
penyeIidikan atau riset (peniIitian) yang
menggunakan aIat tehnis.
q. Dibandingkan, dirubah, dikumpuIkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disaIurkan Iistrik, gas, minyak atau air.
r. Diputar fiIm, dipertunjukkan sandiwara atau
diseIenggarakan rekreasi Iainnya yang memakai
peraIatan, instaIasi Iistrik atau mekanik.
(3). Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai
tempat kerja ruangan-ruangan atau Iapangan-Iapangan
Iainnya yang dapat membahayakan keseIamatan atau
kesehatan yang bekerja dan atau yang berada diruangan
atau Iapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut
daIam ayat (2).
BAB III
SYABAT-SYABAT HBSBLAmATAN HBBjA
PsI 3
1). Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat-syarat keseIamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi keceIakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peIedakan.
d. Memberi kesempatan atau jaIan menyeIamatkan
diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian Iain yang berbahaya.
e. Memberi pertoIongan pada keceIakaan.
f. Memberi aIat-aIat perIindungan diri pada para
pekerja.
g. Mencegah dan mengendaIikan timbuI atau
menyebar Iuasnya suhu, keIembaban, debu,
kotoran,asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran.
h. Mencegah dan mengendaIikan timbuInya
penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penuIaran.
i. MemperoIeh penerangan yang cukup dan
sesuai.
j. MenyeIenggarakan suhu dan Iembah udara
yang baik.
k. MenyeIenggarakan penyegaran udara yang
cukup.
I. MemeIihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban.
m. MemperoIeh keserasian antara tenaga kerja,
aIat kerja, Iingkungan cara dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperIancar pengangkutan
orang, binatang, tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memeIihara segaIa jenis
bangunan.
p. Mengamankan dan memperIancar pekerjaan
bongkar muat, perIakuan dan penyimpanan
barang.
q. Mencegah terkena aIiran Iistrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
keceIakaannya menjadi bertambah
tinggi.
2). Dengan peraturan perundangan dapat
dirubah perincian seperti tersebut
daIam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan iImu pengetahuan, tehnik dan
teknoIogi serta pendapatan- pendapatan
baru dikemudian hari.
PsI 4
1). Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat-syarat keseIamatan kerja daIam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeIiharan dan
penyimpanan bahan, barang, produk tehnis
dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbuIkan bahaya keceIakaan.
. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip tehnis
ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun
secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang
konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan,
perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan
pengesahan, pengepakan atau pembungkusan,
pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang,
produk tehnis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan
tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan
umum.
3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian
seperti tersebut dalam ayat (1 dan (, dengan
peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat
keselamatan tersebut.
BAB IV
PBNOAWASAN
PsI S
1).Direktur meIakukan peIaksanaan
umum terhadap undang-undang ini,
sedangkan para pegawai pengawas dan
ahIi keseIamatan kerja ditugaskan
menjaIankan pengawasan Iangsung
tehadap ditaatinya undang-undang ini
dan membantu peIaksanaannya.
2).Wewenang dan kewajiban direktur,
pegawai pengawas dan ahIi
keseIamatan kerja daIam meIaksanakan
undang-undang ini diatur dengan
peraturan perundangan.
PASAL6
1). arang siapa tidak dapat menerima
keputusan direktur dapat mengajukan
permohonan banding kepada panitia
banding.
2). Tata cara permohonan banding menerima,
susunan panitia banding, tugas panitia
banding dan Iain-Iainnya ditetapkan oIeh
Menteri Tenaga Kerja.
3). Keputusan panitia banding tidak dapat
dibanding Iagi.
PsI2
Untuk Pengawasan berdasarkan undang-undang ini
pengusaha harus membayar retribusi menurut
ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan
peraturan perundangan.
PsI 8
1).Pengurus diwajibkan memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mentaI dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang
akan diterimanya maupun akan dipindahkan
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikannya padanya.
2).Pengurus diwajibkan memeriksa semua
tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya, secara berkaIa pada dokter
yang ditunjuk oIeh pengusaha dan
dibenarkan oIeh direktur.
3).Norma-norma mengenai pengujian
kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan. PerMenukertruns No 0Z/190) PerMenukertruns No 0Z/190)
BAB V
PBmBINAAN
PsI 9
1). Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjeIaskan
pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat
timbuI daIam tempat kerjanya.
b. Semua pengamanan dan aIat-aIat perIindungan yang
diharuskan daIam tempat kerjanya.
c. AIat-aIat perIindungan diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman daIam meIaksanakan
pekerjaannya.
2). Pengurus hanya dapat memperkejakan tenaga
kerja yang bersangkutan seteIah ia yakin bahwa
tenaga kerja tersebut teIah memahami syarat-
syarat tersebut diatas.
3). Pengurus diwajibkan menyeIenggarakan
pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya, daIam
pencegahan keceIakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keseIamatan dan
kesehatan kerja, puIa daIam pemberian
pertoIongan pertama pada keceIakaan.
4). Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati
semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang berIaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijaIankannya.
BAB VI
PANITIA PBmBINA HBSBLAmATAN
HBSBHATAN HBBjA
PsI 10
1).Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk
Panitia KeseIamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saIing
pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha
atau pengurus dan tenaga kerja daIam tempat-
tempat kerja untuk meIaksanakan tugas dan
kewajiban dersama dibidang KeseIamatan dan
Kesehatan Kerja, daIam rangka meIancarkan
usaha berproduksi.
2).Susunan Panitia Pembina KeseIamatan dan
Kesehatan Kerja, tugas dan Iain-Iainnya
ditetapkan oIeh Menteri Tenaga Kerja.
Per PerMenuker Menuker No No 04 04//197 197
BAB VII
HBCBLAHAAN
PsI 11
1). Pengurus diwajibkan meIaporkan tiap
keceIakaan yang terjadi daIam tempat kerja
yang dipimpinnya, pada pejabat yang
ditunjuk oIeh Menteri Tenaga Kerja.
2).Tata cara peIaporan dan pemeriksaan
keceIakaan oIeh pegawai termaksud daIam
ayat (1) diatur dengan peraturan
perundangan.
PerMenuker No 03/199 PerMenuker No 03/199
BAB VIII
HBWAjIBAN DAN HAH TBNAOA HBBjA
PsI 12
Dengan peraturan perundangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar biIa
diminta oIeh pegawai pengawas atau ahIi
keseIamatan kerja.
b. Memakai aIat-aIat perIindungan diri yang
diwajibkan. Per PerMenukertruns Menukertruns No No 0 0//Z010 Z010
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
keseIamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
d. Meminta pada pengurus agar diIaksanakan
semua syarat-syarat keseIamatan dan
kesehatan yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan
dimana syarat keseIamatan dan kesehatan
kerja serta aIat-aIat perIindungan diri yang
diwajibkan diragukan oIehnya kecuaIi daIam
haI-haI khusus ditentukan Iain oIeh pegawai
pengawas daIam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung-jawabkan.
BAB IN
HBWAjIBAN BILA mBmAS0HI TBmPAT HBBjA
PsI 13
arang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua petunjuk keseIamatan kerja
dan memakai aIat-aIat perIindungan diri yang
diwajibkan.
BAB N
HBWAjIBAN PBNO0B0S
PsI 14
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertuIis menempatkan daIam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keseIamatan kerja yang
diwajibkan, seheIai undang-undang ini dan semua
peraturan peIaksanaannya yang berIaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah diIihat dan terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahIi kesehatan kerja.
b. Memasang daIam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keseIamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan Iainnya, pada tempat-tempat yang
mudah diIihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahIi KeseIamatan Kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma,
semua aIat perIindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang Iain
yang memasuki tempat kerja tersebut,
disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperIukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahIi-ahIi keseIamatan
kerja.
BAB NI
HBTBNT0AN-HBTBNT0AN PBN0T0P
PsI 1S
1).PeIaksanaan ketentuan tersebut pada pasaI-pasaI diatas
diatur Iebih Ianjut dengan peraturan perundangan.
2).Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat
memberikan ancaman pidana atas peIanggaran peraturannya
dengan hukuman kurungan seIama-Iamanya 3 (tiga) buIan atau
denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
3).Tindak pidana tersebut adaIah peIanggaran.
PsI 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang
sudah ada pada waktu undang-undang ini muIai berIaku wajib
mengusahakan didaIam satu tahun sesudah undang-undang
ini muIai berIaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
menurut atau berdasarkan undang-undang ini.
PsI12
SeIama Peraturan perundangan untuk meIaksanakan
ketentuan daIam undang-undang ini beIum dikeIuarkan,
maka peraturan daIam bidang keseIamatan kerj yang
ada pada waktu undang- undang ini muIai berIaku, tetap
berIaku sepanjang tidak bertentangan dengan undang-
undang ini.
PsI 18
Undang-undang ini disebut "Undang-undang
KeseIamatan Kerja" dan muIai berIaku pada hari
diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
undang-undang ini dengan penempatannya daIam
Iembaran Negara RepubIik Indonesia.
PBBAT0BAN PBLAHSANAAN
00 No. 1 TBum 1920 - 1
PERATURAN ORGANIK
W secara sektoraI
W pembidangan teknis
PBBAT0BAN PBLAHSANAAN
00 No. 1 TBum1920 - 2
TEM!AT KERJA
SDM
BAHAN
!ERALATAN
!roses !roduksi
CARA KERJA
Sifat !ekerjaan
Lingkungan Kerja
FAKTOR
!ENYEBAB
AMAN
SEHAT
$$
mOT
!rod's

PERATuRAN PELAK3ANAAN PERATuRAN PELAK3ANAAN


uu No. 1 Tarur 19Z0 uu No. 1 Tarur 19Z0 -- 3 3
Secara sektoral Secara sektoral
!! No. 19/1973 !! No. 19/1973 - - Pengaturan dan Pengawasan KK Pengaturan dan Pengawasan KK
di bidang Pertambangan (6 pasal) di bidang Pertambangan (6 pasal)
!! No. 11/1979 !! No. 11/1979 - - KK pada Pemurnian dan KK pada Pemurnian dan
Pengolahan minyak dan gas bumi (57 pasal) Pengolahan minyak dan gas bumi (57 pasal)
!er.Menaker No. 01/1978 !er.Menaker No. 01/1978 KK Dalam KK Dalam
Penebangan dan Pengangkutan Kayu (17 pasal) Penebangan dan Pengangkutan Kayu (17 pasal)
!er.Menakertrans No. 01/1980 !er.Menakertrans No. 01/1980 - - K3 Pada K3 Pada
Konstruksi Bangunan (106 pasal) Konstruksi Bangunan (106 pasal)
PERATuRAN PELAK3ANAAN PERATuRAN PELAK3ANAAN
uu No. 1 Tarur 19Z0 uu No. 1 Tarur 19Z0 -- 1 1
Pembidangan Teknis Pembidangan Teknis
!! No. 7/1973 !! No. 7/1973 - - Pengawasan Atas Peredaran, Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpangan dan Penggunaan Pestisida (12 Penyimpangan dan Penggunaan Pestisida (12
pasal) pasal)
!er.Menakertrans No. 04/1980 !er.Menakertrans No. 04/1980 - - $yarat $yarat syarat syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR (27 pasal) Pemasangan dan Pemeliharaan APAR (27 pasal)
!er.Menaker No. 01/1982 !er.Menaker No. 01/1982 - - Bejana Tekan (48 Bejana Tekan (48
pasal) pasal)
!er.Menaker No. 02/1983 !er.Menaker No. 02/1983 - - nstalasi Alarm nstalasi Alarm
Kebakaran Automatik (86 pasal) Kebakaran Automatik (86 pasal)
!er.Menaker No. 03/1985 !er.Menaker No. 03/1985 - - K3 Pemakaian Asbes K3 Pemakaian Asbes
(25 pasal) (25 pasal)
PERATuRAN PELAK3ANAAN PERATuRAN PELAK3ANAAN
uu No. 1 Tarur 19Z0 uu No. 1 Tarur 19Z0 -- 5 5
Pembidangan Teknis Pembidangan Teknis
!er.Menaker No. 04/1985 !er.Menaker No. 04/1985 - - Pesawat Tenaga & Pesawat Tenaga &
Produksi (147 pasal) Produksi (147 pasal)
!er.Menaker No. 05/1985 !er.Menaker No. 05/1985 - - Pesawat Angkat & Pesawat Angkat &
Angkut (146 pasal) Angkut (146 pasal)
!er.Menaker No. 02/1989 !er.Menaker No. 02/1989 - - Pengawasan nstalasi Pengawasan nstalasi
Penyalur Petir (62 pasal) Penyalur Petir (62 pasal)
!er.Menaker No. 03/1999 !er.Menaker No. 03/1999 - - $yarat $yarat syarat K3 Lift syarat K3 Lift
untuk pengangkutan Orang dan Barang (34 pasal) untuk pengangkutan Orang dan Barang (34 pasal)
Kep.Menakertrans No. 75/2002 Kep.Menakertrans No. 75/2002 - - Pemberlakuan Pemberlakuan
$ PUL 2000 di tempat kerja (6 pasal) $ PUL 2000 di tempat kerja (6 pasal)
PERATuRAN PELAK3ANAAN PERATuRAN PELAK3ANAAN
uu No. 1 Tarur 19Z0 uu No. 1 Tarur 19Z0 --
Pendekatan SDM Pendekatan SDM
!er.Menaker No. 07/1976 !er.Menaker No. 07/1976 - - Kewajiban Latihan Hiperkes Kewajiban Latihan Hiperkes
Bagi Dokter Perusahaan Bagi Dokter Perusahaan (7 pasal) (7 pasal)
!er.Menaker No. 01/1979 !er.Menaker No. 01/1979 - - Kewajiban Latihan Hygiene Kewajiban Latihan Hygiene
Persahaan K3 bagi Paramedis Perusahaan (7 pasal) Persahaan K3 bagi Paramedis Perusahaan (7 pasal)
!er.Menakertrans No. 02/1980 !er.Menakertrans No. 02/1980 - - Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan KK (11 pasal) Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan KK (11 pasal)
!er.Menaker No. 02/1982 !er.Menaker No. 02/1982 - - Klasifikasi Juru Las (36 pasal) Klasifikasi Juru Las (36 pasal)
!er.Menaker No. 01/1988 !er.Menaker No. 01/1988 - - Klasifikasi dan $yarat Klasifikasi dan $yarat syarat syarat
Operator Pesawat Uap (13 pasal) Operator Pesawat Uap (13 pasal)
PERATuRAN PELAK3ANAAN PERATuRAN PELAK3ANAAN
uu No. 1 Tarur 19Z0 uu No. 1 Tarur 19Z0 -- Z Z
Pendekatan SDM Pendekatan SDM
!er.Menaker No. 02/1992 !er.Menaker No. 02/1992 - - Tata Cara Penunjukan Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli K3 (14 pasal) Kewajiban dan Wewenang Ahli K3 (14 pasal)
Kep.Menaker No. 186/1999 Kep.Menaker No. 186/1999 - - Penanggulangan Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja (17 pasal) Kebakaran di Tempat Kerja (17 pasal)
!er.Menakertrans No. 08/2010 !er.Menakertrans No. 08/2010 Alat Pelindung Alat Pelindung
Diri (11 pasal) Diri (11 pasal)
!er.Menaker No. 09/2010 !er.Menaker No. 09/2010 - - Operator dan Petugas Operator dan Petugas
Pesawat Angkat dan Angkut (40 pasal) Pesawat Angkat dan Angkut (40 pasal)
PERATuRAN PELAK3ANAAN PERATuRAN PELAK3ANAAN
uu No. 1 Tarur 19Z0 uu No. 1 Tarur 19Z0 -- 8 8
Pendekatan elembagaan dan Sistem Pendekatan elembagaan dan Sistem
!er.Menaker No. 04/1987 !er.Menaker No. 04/1987 - - P2K3 serta Tata Cara P2K3 serta Tata Cara
Penunjukan Ahli KK (16 pasal) Penunjukan Ahli KK (16 pasal)
!er.Menaker No. 04/1995 !er.Menaker No. 04/1995 - - Perusahaan Jasa K3 (20 Perusahaan Jasa K3 (20
pasal) pasal)
!er.Menaker No. 05/1996 !er.Menaker No. 05/1996 - - $K3 (12 pasal) $K3 (12 pasal)
!er.Menaker No. 03/1998 !er.Menaker No. 03/1998 - - Tata cara Pelaporan dan Tata cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan (15 pasal) Pemeriksaan Kecelakaan (15 pasal)
TFRlHA KASlH

Anda mungkin juga menyukai