Anda di halaman 1dari 46

PERANCANGAN ALAT PROSES

(STK-3249)
Minggu ke-1&2:
Perancangan Heat Exchanger : Jenis, Klasifikasi, dan Kriteria Pemilihan
Peralatan Penukar Panas

Mersi Suriani Sinaga, S.T., M.T.


Rivaldi Sidabutar, S.T., M.T.
CPMK -2 : Mahasiswa mampu merancang berbagai alat penukar panas

Indikator :
1.Menjelaskan jenis-jenis, klasifikasi, dan kriteria alat penukar panas double pipe
heat exchanger (DPHE) dan shell and tube heat exchanger (STHE)
2.Merancang alat penukar panas double pipe heat exchanger (DPHE) untuk
mendapatkan jumlah hairpin
3.Merancang alat penukar panas shell and tube heat exchanger (STHE) untuk
mendapatkan nilai Rd (dimana Rd hitung = Rd ketentuan) dan nilai P (Pressure
drop) untuk fase liquid dan gas
1. E.E. Ludwig, Applied Process Design for Chemical Plant, Gulf Pub., 1974
2. S.M. Walas, Chemical Process Equipment, Butterworth Publisher, 1997
3. Brownel & Young, Process Equipment Design, John Wiley
4. H.C. Hesse, Process Equipment Design, Van Nostrand Co Inc., 1989
5. D.Q. Kern, Process Heat Transfer, McGraw Hill, 1983
6. T.M. Sitompul, Alat Penukar Kalor, PT Raja Grafindo Persada, 1993
7. Mc Cabe, W.L., Smith J.c & Harriot P., Unit Operation of Chemical
Engineering, Edisi Ke-5, singapore, McGraw Hill, 1993
Jadwal Perkuliahan

Kelas Antara : Lihat jadwal kuliah

Jika ada hal yang perlu dibicarakan dengan para pengajar diluar waktu kuliah,
mahasiswa dapat bertemu setelah kuliah berakhir

Pertemuan pada waktu-waktu yang lain dapat diadakan bila diperlukan atau dengan
menghubungi komting

Penilaian

Penilaian dilakukan terhadap masing-masing capaian pembelajaran dengan rincian


-Tugas (orang/kelompok)
-Ujian Pengukuran CP
Heat Exchanger adalah peralatan umum yang digunakan untuk transfer antara massa
panas dan dingin begitu juga sebaliknya.
Alat ini memiliki bagian terpisah untuk dua aliran dan beroperasi secara terus
menerus.
Juga disebut recuperators yaitu untuk membedakan dari regenerator, di mana aliran
panas dan dingin dapat berjalan beriringan (co-current) dan menyilang (counter
current)
Dilihat dari fungsinya dapat dinamakan :
1. Pemanas (heater)

2. Pendingin (cooler)

3. Vaporizer/reboiler (penguapan)

4. Condenser (pengembunan)
Jenis alat penukar panas (HE) yang banyak digunakan di industri proses
kimia :
 Penukar panas pipa rangkap (double pipe heat exchanger)
 Penukar panas cangkang dan buluh (shell and tube heat exchanger)
 Penukar Panas Plate and Frame (plate and frame heat exchanger)
 Air cooled : coolers dan condensors
 Direct Contact : pendinginan dan quenching
Penukar panas yang paling banyak digunakan adalah jenis shell
and tube, tetapi jenis plate and frame dan jenis lainnya juga memiliki
keunggulan dan berharga secara kompetitif dan ekonomi atau unggul
dalam beberapa aplikasi.

Jenis plate and frame dan jenis lainnya akan dibahas secara
singkat, namun sebagian besar penjelasan akan dikhususkan untuk
jenis shell and tube.
 Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak
lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus
dipasang penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ).
 Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada
setiap sudut pelat ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida.
 Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang
lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi
sebelahnya karena ada sekat.
Unit Operasi
Luas 2500 m² Tekanan 0,1 – 3 Mpa
permukaan
maksimum

Jumlah plat 3-700 Suhu -40 – 260 C

Ukuran port Hingga 400 mm Kecepatan port 6 m/s (cairan)


(cairan) maksimum

Laju alir channel 0,05 – 12,5


m³/jam

Laju alir unit 2500 m³/jam


maksimum
Plat Unjuk Kerja
Ketebalan 0,5 – 1,2 mm Pencapaian suhu Serendah 1 ºC

Ukuran 0,03 – 3,6 m² Efisiensi HE Hingga 93%

Spacing 1,5 – 7 mm Koefisien 3000 – 8000


W/m².K

Lebar 70 – 1200 Perpindahan panas


mm untuk air-air

Panjang 0,4 – 5 m

Luas 0,02 – 5 m²
permukaan/plat
 Struktur kompak
 Ekonomi (biaya total murah)
 Koefisien perpindahan panas tinggi
 Mudah dibersihkan dan diperbaiki
 Fouling kurang
 Fleksibel dalam hal jumlah plat di dalam HE
 Beban panas dan efektivitas tinggi
 Waktu tinggal fluida tinggi
 Keterbatasan tekanan dan suhu operasi akibat gasket
 Biaya tetap (fixed cost) lebih tinggi
 Kebocoran internal atau pencampuran 2 fluida lebih sering terjadi
 Perlu pembersihan yang sering
Susunan PHE tunggal dan multipass: susunan looped atau singlepass (a) Susunan
U (b) Susunan Z. Susunan multipass (c) 2 pass – 1 pass (d) 3 pass – 1 pass (e) 4
pass – 2 pass (f) aliran seri
• Koefisien perpindahan panas cukup tinggi dibagian
kedua sisinya, dan pada bagian tersebut tidak ada
hubungannya dengan perbedaan log suhu rata-rata
karena pada bagian tersebut benar-benar terjadi
proses perpindahan secara berlawanan arah.
• Tipe spiral umumnya digunakan untuk fluida
dengan viskositas yang tinggi dan bertekanan
sedang.
• Desain dari prosedur untuk pelat spiral serta hal
yang terkait dengan exchanger tabung spiral telah di
bahas oleh Minton (1970). Walker (1982) mencatat
24 produsen dari peralatan jenis ini.
Gambar 8.8. WALAS
Pelat dan penukar padatan spiral. (a) penukar panas dengan piringan pelat
bergelombang, gasket, bingkai, dan sudut portal untuk mengontrol jalur aliran.
(b) Pola arus di pelat penukar, (i) arus paralel-counter; (ii) aliran berlawanan;
(iii) mengalir secara paralel. (c) Penukar spiral, vertikal, dan penampang
horizontal
 Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan
kotak penyekat.
 Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.
 Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida
yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk
kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong
dan buluh (shell and tube heat exchanger).
 Biasa digunakan pada dunia industri : Pemanas ruangan, mesin
pendingin, pembangkit tenaga listrik, pabrik kimia, pabrik
petrokimia, kilang minyak bumi, pengolahan limbah.
• Alat penukar semacam ini terdiri dari pipa pusat yang di dukung dengan
satu anulus yang lebih besar.
• Panjangnya dibatasi yaitu maksimum sekitar 20 ft, jika tidak maka pipa
pusat akan mengendur dan menyebabkan distribusi yang buruk dibagian
anulusnya.
• DPHE sesuai untuk operasi pada tekanan tinggi, suhu yang tinggi,
kepadatan yang tinggi, dan fluida yang korosif dalam pipa.
• Ketika perpindahan panas pada permukaan yang lebih besar dibutuhkan,
beberapa pipa-ganda dapat ditumpuk dengan kombinasi seri atau paralel.
• Alat penukar pipa-ganda sebagian besar telah berganti ke unit shell dan
tabung pada beberapa tahun terakhir.
• Alat penukar pipa-ganda dapat dipertimbangkan dalam situasi:
• Tekanan yang tinggi; sehingga fluida dapat ditampung pada
anulus dengan lebih ekonomis.
• Pada prosesnya hanya membutuhkan luas permukaan 100 – 200 sqft,
sehingga mungkin akan lebih ekonomis, jika dibandingkan dengan unit
STHE.
• Desain proses dari alat penukar pipa-ganda yang paling praktis dan
sederhana dibanding penukar panas lainnya.
 Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang).
 Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain
mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan.
 Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada
mantel.
 Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar
panas cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ).
 Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar
pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir
fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Penukar panas cangkang dan buluh
(shell and tube heat exchanger)
Penukar panas cangkang dan buluh
(shell and tube heat exchanger)
1. Bahan konstruksi
2. Tekanan dan suhu operasi, program suhu dan driving force suhu
3. Laju alir
4. Susunan aliran
5. Parameter kinerja -- efektivitas panas dan jatuh tekanan
6. Kecenderungan pengotoran
7. Jenis dan fasa fluida
8. Pemeliharaan, inspeksi, pembersihan, ekstensi, dan kemungkinan
perbaikan
9. Keekonomian menyeluruh
10. Teknik fabrikasi
11. Tujuan aplikasi
Kebutuhan HE
1.Efektivitas panas tinggi
2.Jatuh tekanan serendah mungkin

3.Kehandalan dan harapan hidup

4.Produk berkualitas tinggi dan operasinya aman


Kerangka Pembelajaran

Dua Kriteria Utama Disain HE


Persamaan Neraca Energi

Perpindahan Kalor

Metode Dasar untuk Kalkulasi

Efektivitas Panas
 Fouling (dirty)
factor
🞑>0.003
 Pressure drop
🞑2 or 10 psia
mhcp,h th,i  th,o  mccp,c tc ,i  tc ,o
mh = laju alir massa aliran th,i = suhu aliran panas
panas mc = laju alir massa masuk th,o = suhu aliran


aliran dingin cp,h = panas jenis
aliran panas cp,c = panas
panas keluar tc,i = suhu
aliran dingin masuk tc,o =
jenis aliran dingin suhu aliran dingin keluar
q  Ch th,i
t  C t
h,o c c ,i 

,o th,i  tc ,i
qmax  Ctcmin


Q  UATm
Q = heat transferred per unit time, W;
U = the overall heat transfer coefficient, W/m2.oC; A = heat
transfer area, m2;
Tm = the mean temperature difference, the temperature
driving force, oC
 do 
do ln d 1 do 1
1  1 1  
d i   o
.  .
 2kw di di hi
U ho overall
Uoo= the hod hidcoefficient based on the outside area of the tube,
W/m2.oC;
ho = outside fluid film coefficient, W/m2.oC;
hi = inside fluid film coefficient, W/m2.oC;
hod = outside dirt coefficient (fouling factor), W/m2.oC;
hid = inside dirt coefficient, W/m2.oC;
kw = thermal conductivity of the tube wall material, W/m.oC;
di = tube inside diameter, m;
do = tube outside diameter, m.
1. Metode -NTU
2. Metode P-NTU
3. Metode LMTD
4. Metode -P

 NTU: Number of Transfer


Units
  : Heat exchanger
effectiveness
 P: Thermal effectiveness
 R: Heat capacity ratio
1. Konfigurasi memberikan luas permukaan besar dengan
volume yang kecil.
2. Tata letak mekanik bagus : bentuk bagus untuk operasi
tekanan.
3. Menggunakan teknik pabrikasi yang sudah mapan.
4. Dapat dibuat dari berbagai bahan.
5. Mudah dibersihkan.
6. Prosedur perancangan sudah mapan.
 Persamaan umum untuk perpindahan panas melalui suatu
permukaan :
Q = U . A . LMTD
Q = panas yang dipindahkan per satuan waktu
U = koefisien perpindahan panas menyeluruh
A = luas permukaan perpindahan panas
LMTD = perbedaan T rata-rata
 Tujuan utama perancangan HE adalah untuk menentukan
luas permukaan yang diperlukan untuk sesuatu tugas
tertentu menggunakan beda suhu yang tersedia
Langkah-langkah perancangan :
1. Mendefinisikan tugas : laju perpindahan panas, laju alir
fluida, temperatur.
2. Mengumpulkan sifat-sifat fisik fluida yang diperlukan :
densitas, viskositas, konduktivitas termal
3. Memilih jenis HE yang diperlukan
4. Menebak harga U
5. Menghitung LMTD
6. Menghitung luas permukaan yang diperlukan
7. Menentukan tata letak HE
8. Menghitung koefisien individu
 Langkah-langkah perancangan :
1. Menghitung koefisien menyeluruh dan membandingkan dengan harga
yang ditebak. Jika sangat jauh berbeda, kembali ke langkah 6 dengan
menggunakan harga U yang didapat dari perhitungan.
2. Menghitung ΔP jika tidak memenuhi kembali ke langkah 7 atau 4 atau
3.
3. Mengoptimasi rancangan: mengulangi langkah 4 hingga 10 untuk
menentukan HE yang paling murah. Biasanya ini adalah HE dengan luas
permukaan terkecil.

Anda mungkin juga menyukai