Anda di halaman 1dari 18

Syok dan Penatalaksanaannya

TIM HIPGABI SUMBAR


Definisi Syok

 Syok adalah suatu sindrom dimana terjadi ketidak


seimbangan antara kebutuhan oksigen tissue (VO2)
dengan delivery oksigen (DO2)
 Ditandai tidak adekuatnya oksigenisasi dan perfusi
(aliran darah ke organ) ke jaringan
 Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat 
menentukan keberhasilan

61
Tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau penurunan
tekanan darah sistolik > 40 mmHg → hipotensi
Hipoperfusi bisa muncul tanpa adanya hipotensi
Gangguan status mental, oliguria, asidosis laktat →
hipoperfusi
Hipoperfusi → disfungsi organ dan kematian

Tanda Syok
6 langkah perjalanan oksigen dari udara ke sel

Uptake in the Lung Oxygenation P aO 2


CaO2
Carrying capacity HaemoglobinSaO2 DO2

Delivery Cardiac OutputFlow rate

OXYGEN DELIVERY
(DO2)

Cardiac Output Hemoglobin


(CO)
X (SaO2 or SpO2) X (Hgb)

Heart Rate
(HR)
X Stroke Volume
(SV)

Preload Afterload Contractility


4 type syok : hypovolemik, kardiogenik,
distributif, obstruktif
Pengetahuan profile hemodinamik, sangat
bermanfaat dalam menegakkan diagnosis dan
managemen syok

Diagnosis and Management of Shock


Diagnosis and Management of Shock
Hipotensi → indikasi penurunan cardiac output,
kecuali pada syok distributif
Hipotensi bisa muncul tanpa adanya syok
Sebaliknya hipertensi bisa dihubungkan dengan curah
jantung yang rendah, hipoperfusi organ pada pasien
gagal jantung.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat →
informasi yang bermanfaat dalam diagnosis syok
Ekstremitas dingin → SVR naik, ekstremitas hangat →
SVR normal atau rendah.
Untuk pasien pediatrik :
Tekanan darah bukan indikator perfusi
Pengisian kapiler dan suhu ekstremitas lebih
dipercaya sebagai indikator perfusi

Diagnosis and Management of


Shock
Diagnosis and Management of Shock
Prinsip dasar penatalaksanaan syok : meningkatkan
oxygen delivery ke jaringan
Terapi syok : meningkatkan cardiac output dan tekanan
darah melalui resusitasi cairan, meningkatkan
kontraktilitas jantung dengan inotropik, meningkatkan
SVR dengan vasopresssor.
Kelainan denyut nadi (; bradikardi), dan irama jantung
→ hipotensi
Kelainan irama jantung muncul, segera terapi yang
adekuat.
Oxygen content darah harus dioptimalkan.
Urine output segera dinilai.
Diagnosis and Management of Shock
Syok hipovolemik
Restorasi volume intravaskuler merupakan dasar terapi
syok hipovolemik
Resusitasi awal : cairan kristaloid atau koloid
Target : tekanan darah, nadi dan perfusi organ (produksi
urin) kembali normal
Idealnya : cairan yang digunakan dapat mengganti cairan
yang hilang
Kristaloid untuk muntah dan dehidrasi
Hipotensi : kristaloid Ringer laktat atau Ringer asetat
Dextrose 5% tidak signifikan dalam restorasi volume
intravaskular karena cepat didistribusikan ke interstisial
dan jangan digunakan untuk terapi syok hipovolemik
Cairan koloid (albumin atau hetastarch) paling
Syok hipovolemik
efektif sebagai pengganti volume intravaskuler

Packed red blood cell, diindikasikan untuk pasien


trauma yang mengalami kehilangan darah
Syok kardiogenik
Tujuan utama : memperbaiki fungsi miokard
Aritmia diterapi segera
Inotropik intravena ; dobutamin digunakan untuk
meningkatkan kontraktilitas miokard
Meningkatkan perfusi ke arteri koroner dengan
meningkatkan tekanan diastolik
Tekanan darah rendah pada syok kardiogenik, terapi awal
dengan obat tunggal yang berefek inotropik seperti
Dobutamin
Syok distributif
 Terapi awal syok septik → restorasi dan mempertahankan volume
intravaskuler yang adekuat
Syok distributif

Syok anafilaktik diterapi dengan epinefrin subkutan dan


resusitasi cairan
Bila TD rendah, perfusi perifer jelek, → epinefrin
intravena titrasi
Pada pediatrik : epinefrin lebih dianjurkan dibanding
norepinefrin sebagai vasopressor karena dapat
meningkatkan heart rate (indikator utama cardiac output
pada anak)
Syok obstruktif

Tamponade jantung : dilakukan pericardiosentesis


Tension pneumothoraks : harus segera diterapi
Resusitasi cairan
Hindari pemakaian diuretik
Fluid management
Terapi awal syok : penggantian cairan intravaskuler
Pemeriksaan fisik penting !!!
Distensi vena leher → tekanan pengisian ventrikel kiri
meningkat
Paru bersih dan vena leher kolaps → indikasi resusitasi
cairan pada pasien hipotensi
PLR ( Passive leg Raised)  respon thd cairan
Kristaloid dan koloid → defisiensi volume intravaskuler
Fluid management
Pada syok hipovolemia  loading cairan 20 cc/kgbb
dalam 30 menit  evaluasi status cairan
PRC digunakan untuk meningkatkan ‘oxygen-carrying
capacity’ pada pasien syok + anemi
FFP digunakan untuk koreksi koagulopati, bukan sebagai
pengganti volume
Keberhasilan resusitasi cairan : produksi urin 0,5 – 1
cc/kg/jam)
*Terapi syok : menurunkan oksigen demand atau
meningkatkan oksigen supply
*Menurunkan oksigen demand : intubasi
sehingga ‘work of breathing’ berkurang, sedasi,
analgesia, terapi demam.
*Meningkatkan oksigen delivery : peningkatan
curah jantung, konsentrasi hemoglobin.
Indikator hipoperfusi yang penting
Juga untuk menilai cedera ginjal atau postrenal
Produksi urin dipertahankan 0,5 – 1 cc/kg/jam
Oliguria => urine output < 0,5 ml/kg/jam selama >2
jam
Pada anak : urine out put < 1 ml/kg/jam
Anak (< 2 tahun) : < 2 ml/kg/jam

Oliguria

Anda mungkin juga menyukai