Anda di halaman 1dari 32

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


Komplek Perkantoran Terpadu Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Jl. Raya Manggar-Gantung Desa Padang Kecamatan Manggar 33511
Telepon/Fax : (0719) 9220080 lhamdal@yahoo.com

KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS (KLHS) KONSULTASI
PUBLIK I
ISU PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
KABUPATEN SELASA, 19 OKTOBER 2021
BELITUNG TIMUR
SIS PENDEKATAN
TE PENDAHULUAN
DAN
MA METODOLOGI
TIK
A
PAP
AR
AN DAFTAR ISU
PEMBANGUNAN
PENENTUAN
BERKELANJUTA
ISU PB
N
STRATEGIS (BERDASARKAN DATA
DAN PRIORITAS SEKUNDER & PENDAPAT
POKJA)
Penyusunan KLHS Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Belitung Timur
01
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
• Maksud dan Tujuan
• Ruang Lingkup Pekerjaan
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan salah
Latar Belakang satu instrumen dalam mencapai tujuan pembangunan yang
memberikan arahan penggunaan dan alokasi ruang.
• Sebagai upaya untuk meyakinkan kegiatan pembangunan
tidak merusak lingkungan sekaligus menjamin
keberlanjutan pembangunan itu sendiri, instrumen Kajian
Lingkungan Hidup Strategis wajib dilaksanakan.

Untuk memastikan bahwa prinsip


Maksud
Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program.

• Terlaksananya pengkajian pengaruh RTRW Kabupaten


Belitung Timur;
• Terumuskannya alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang termuat dalam RTRW
Kabupaten Belitung Timur;
• Tersusunnya rekomendasi perbaikan bagi RTRW
Kabupaten Belitung Timur yang telah mengintegrasikan
Tujuan prinsip pembangunan berkelanjutan.
CAKUPAN WILAYAH KLHS REVISI RTRW KABUPATEN BELITUNG TIMUR

Meliputi Kabupaten Belitung Timur


dengan Luas 259.363,347 Ha

Kabupaten Belitung Timur merupakan salah 1 (satu) dari 7


(tujuh) kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Batas administrasi wilayah terdiri atas:
Utara : berbatasan dengan Laut Cina Selatan;
Timur : berbatasan dengan Selat Karimata;
Selatan : berbatasan dengan Laut Jawa; dan
Barat : berbatasan dengan Kabupaten Belitung

Berdasarkan pembagian wilayah administratif, Kabupaten


Belitung Timur terdiri dari 7 kecamatan dan 39 desa

Kecamatan Luas (Ha)


Damar 23.380,102
Dendang 41.669,913
Gantung 60.454,745
Kelapa Kampit 53.104,334
Manggar 16.623,674
Simpang Pesak 24.418,951
Simpang Renggiang 39.711,627
Penyusunan KLHS Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Belitung Timur
02
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
• Definisi Dan Peranan KLHS
• Tahapan Pelaksanaan KLHS
• Kegiatan yang Sudah Dilaksanakan
FGD 13 September 2021 KP 19 Oktober 2021
Pembentukan
Pokja KLHS II I TAHAPAN KLHS
Penyusunan KAK 1. IDENTIFIKASI Isu
KLHS Pembangunan
Berkelanjutan
Oktober 2021
Identifikasi
pemangku 2. Isu Pembangunan 4a. Identifikasi Materi FGD
kepentingan Berkelanjutan STRATEGIS KRP
III
FGD 3. Isu Pembangunan 4b. Muatan materi KRP 5. Analisis Pengaruh
Berkelanjutan PRIORITAS yang Berdampak KRP terhadap LH
I
10 Agustus 2021
Rapat Pokja (FGD)
KP
kajian 6 muatan

Daya Dukung & Dampak & Kinerja Jasa Mutu & ketersediaan Adaptasi Ketahanan &
Daya Tampung LH Resiko LH Eksosistem SDA Perubahan Iklim Potensi KEHATI

7. Rumusan 8. Rekomendasi 9. Penjaminan 10. 11. Validasi


Alternatif Perbaikan Kualitas Pendokumen- KLHS
tasian
Integrasi
hasil KLHS

FDG November 2021 KP FGD November 2021


KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN – PENJARINGAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 10 AGUSTUS 2021
KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN – TINDAK LANJUT PENJARINGAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 13 SEPTEMBER 2021
SK POKJA DAN KERANGKA ACUAN KERJA KLHS
TAHAPAN KLHS SAAT INI

Pembentukan
POKJA KLHS Penandatanganan Penyampaian
BA Kesepakatan Daftar Panjang
Isu PB dan Daftar Pen-
Penyusunan Kerangka
Strategis dek
Acuan Kerja KLHS dan Isu PB
Prioritas
BERITA ACARA
TTD KETUA TARGET
Identifikasi Pemangku POKJA DAN
WAKIL, KONSULTASI
Kepentingan
DOKUMENTASI, PUBLIK I
NOTULENSI,
DAFTAR HADIR,
ISU AK- DAN UNDANGAN
TUAL IDENTIFIKASI ISU PB
Penentuan Isu Penentuan Isu
1 PB Prioritas PB Strategis
Identifikasi Isu PB DIKUMPULKAN DIPUSATKAN

Isu PB Strategis 2
KESAMAA
LITERATUR
N • Lintas Sektor
Isu PB Prioritas 3
Hasil pemusatan Sebagai dasar
• Lintas Wilayah
• Lintas Pe- dikonsultasikan untuk menen-
PENDAPAT SEBAB dengan Pe- tukan Isu Strate-
mangku Ke-
POKJA AKIBAT mangku Ke- gis dan Isu Prior-
pentingan
• Lintas Waktu pentingan itas
Penyusunan KLHS Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Belitung Timur
03
ISU PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
BERDASARKAN DATA SEKUNDER & PENDAPAT POKJA
IDENTIFIKASI ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Membuat Daftar Panjang (Long List) Isu Pembangunan


Berkelanjutan 03 Merumuskan Isu Pembangunan Berkelanjutan Strategis

Dilakukan dengan melalui:


1. Data sekunder (telaah literatur: RPJMD, KLHS Dirumuskan berdasarkan prioritas dengan
RPJMD, KLHS RTRW, IKA, IKU, IRBI, dst) mempertimbangkan unsur-unsur paling sedikit : (1)
2. Data Primer (Penjaringan isu Pendapat Pokja Krakteristik wilayah, (2) Tingkat pentingnya potensi
melalui FGD I dan FGD II) dampak. (3) Keterkaitan antar isu strategis pembangunan
berkelanjutan, (4) Keterkaitan dengan Materi Muatan KRP,
(5) Muatan RPPLH, dan (6) Hasil KLHS dari KRP pada
hirarki di atasnya.

Membuat Daftar Pendek (Short List) Isu Pembangunan Berkelanjutan Sumber: Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016

Dilakukan dengan konfirmasi dan verifikasi daftar


Panjang isu PB dengan pemangku kepentingan
04 Merumuskan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas

melalui Konsultasi Publik, melalui pemilihan isu


paling signifikan yang akan menjadi bahan untuk (1)
(2)
Kapasitas DDDTLH,
Perkiraan dampak dan resiko lingkungan hidup,
analisis isu PB Strategis (3) Kinerja layanan atau jasa ekosistem,
(4) Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam,
(5) Status mutu dan ketersediaan sumber daya alam,
(6) Ketahanan dan potensi keanekaragaman haayati,
(7) Kerentanan dan Kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,
(8) Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok
maasyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat,
(9) Risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;,
(10) Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.

Sumber: Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016


Sumber: Lampiran IV Permen LHK No. P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017
DAFTAR PANJANG (LONG LIST) ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN*)
20 Isu
ISU LINGKUNGAN
1 Menurunnya kualitas dan ketersediaan sumber daya air
2 Degradasi lingkungan akibat penambangan yang tidak menerapkan "good mining
practice"
3 Alih fungsi lahan dan hutan ke sektor perkebunan (kelapa sawit) dan tambang
4 Masih rendahnya upaya pengelolaan sampah
5 Aktivitas tambang tak terkendali dan tidak bisa dihentikan (commodity price driven)

6 Lokasi eks tambang yang tidak direklamasi


7 Degradasi sumber air baku akibat adanya pertambangan
8 Belum adanya Fasilitas Penimbusan Akhir Limbah TENORM (zat radioaktif alam)
Timah Air Sungai Gantung Keruh Akibat Adanya Tambang Timah
9 Degradasi lahan di hulu daerah aliran sungai dan sedimentasi akibat kegiatan https://www.mongabay.co.id/2020/06/23/
penambangan (TI) di alur sungai.
10 Pengelolaan lahan kritis yang belum optimal
11 Penurunan kualitas lingkungan pesisir
12 Belum terciptanya pemeliharaan kawasan Daerah Aliran Sungai
13 Perlindungan sumber-sumber air baku
14 Perlindungan geopark
15 Infrastruktur mitigasi kebencanaan belum memadai
16 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana banjir dengan risiko kelas tinggi
Banjir Sampah
17 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana kekeringan dengan risiko kelas tinggi

18 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana gelombang tinggi dan abrasi dengan
risiko kelas tinggi
19 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana kebakaran hutan dan lahan dengan
risiko kelas tinggi
20 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana cuaca ekstrim dengan risiko kelas
tinggi
*) urutan berdasarkan Suara Terbanyak Kebakaran Hutan
DAFTAR PANJANG (LONG LIST) ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN*) 14 Isu

ISU SOSIAL
1 Lapangan kerja terbatas
2 Potensi konflik sosial dari kegiatan pertambangan dan
pemanfaatan kawasan hutan
3 Tingkat kemiskinan masih tinggi
4 Rendahnya tingkat sanitasi masyarakat
5 Tingkat pendidikan rendah Kemiskinan dan Kawasan Kumuh Tingginya Angka Putus Sekolah
6 Menurunnya ketahanan keluarga (Tingkat perceraian tinggi)

7 Masih adanya anak putus dan tidak melanjutkan sekolah

8 Masih terdapat kawasan kumuh


9 Kualitas angkatan kerja lokal masih rendah
10 Budaya/etos kerja easy & fast money dan konsumtif
11 Kenaikan Kasus Balita Gizi Kurang, Balita Pendek, dan
Balita Kurus
12 Meningkatnya angka kematian ibu
13 Perlu adanya sinkronisasi adat sehingga tidak menyimpang
dan sesat
14 Tingkat kenakalan remaja yang masih tinggi
*) urutan berdasarkan Suara Terbanyak https://belitung.tribunnews.com/
DAFTAR PANJANG (LONG LIST) ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN*) 19 Isu
ISU EKONOMI
1 Menurunnya daya beli masyarakat
2 Belum optimalnya pengembangan industri agro, pertambangan, hasil
hutan, dan perikanan
3 Pendapatan masyarakat menurun akibat pandemi
4 Menurunnya hasil tangkap nelayan
5 Ketergantungan ketersediaan pangan, energi, dan logistik dari daerah
lain masih tinggi
Pariwisata
6 Belum optimalnya pengembangan pariwisata
7 Daya saing dan pengembangan ekonomi yang belum optimal
8 Menurunnya hasil sawah akibat berkurangnya air untuk irigasi
9 Pengembangan usaha kecil dan menengah lokal belum optimal
10 Keberadaan investasi tambang belum mengangkat geliat ekonomi
masyarakat
11 Murahnya harga jual hasil perkebunan rakyat
12 Tingginya harga kebutuhan pokok Sawah di Danau Nujau, Gantung
13 Pemerataan ekonomi masyarakat belum tercapai
14 Sarana dan prasarana di bidang perikanan belum memadai
15 Loss tax dari sektor tambang
16 Rendahnya tingkat investasi https://www.satamexpose.com/
2020/06/massa-datangi-lokasi-
17 Peningkatan program kemitraan inti plasma
tambang-di-das_21.html
18 Rendahnya PAD
19 Menumbuhkan minat masyarakat untuk bercocok tanam dan
berkebun sebagai alternatif PAD bagi kabupaten

*) urutan berdasarkan Suara Terbanyak Lahan Ketahanan Pangan Desa Balok, Kec. Dendang
DAFTAR PANJANG (LONG LIST) ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN*) 23 Isu
ISU PENATAAN RUANG DAN PENEGAKAN HUKUM
1 Masih adanya illegal mining dan illegal logging
2 Maraknya tempat hiburan, judi online, prostitusi, miras, dan gaming
3 Kurangnya sosialisasi rencana tataruang wilayah kepada masyarakat
4 Belum adanya rencana tataruang daerah dalam pembangunan kawasan
perikanan/budidaya perikanan, khususnya tambak udang
5 Banyaknya pendatang yang tidak memiliki dokumen adminduk, dan menjadi pekerja
tambang ilegal
6 Kurangnya penindakan hukum terhadap pertambangan yang merusak alam, perusakan
hutan lindung, dan daerah resapan air
7 Perlu penertiban TI rajuk agar tidak merusak ekosistem yang ada
Timah Apung menyebabkan air sungai keruh dan
8 Perbatasan antar desa masih belum ada
mengganggu kawasan sumber air baku milik
9 Belum tertatanya kawasan dengan pemetaan yang tepat, khususnya untuk hutan
PDAM Kecamatan Gantung 24/06/21
produksi
(https://babel.inews.id/berita/)
10 Perlunya penataan pemberian izin perkebunan swasta
11 Konflik pemanfaatan ruang antara pertambangan dan perikanan (tambak udang)

12 Banyaknya pendatang selapan yang bermukim di area hutan


13 Masih terjadinya pembakaran lahan untuk pembukaan lahan
Terminal Manggar
14 Perlu peningkatan sarana dan prasarana di bidang permukiman
15 Perlu peningkatan akses jalan, pelebaran jalan, dan peningkatan kualitas jalan
16 Angkutan umum laik jalan masih rendah
17 Infrastruktur persampahan belum memadai/mencukupi
18 Adanya rencana TPA Regional
19 Akses masyarakat terhadap air minum dan air bersih belum merata
20 Rendahnya akses masyarakat terhadap pengelolaan air limbah dan lumpur tinja

21 Luasan hutan lindung atau taman kota belum memenuhi syarat minimum
22 Pemanfaatan pelabuhan belum optimal
23 Belum adanya pintu keluar/masuk komoditas sendiri di Kabupaten (Pelabuhan)

*) urutan berdasarkan Suara Terbanyak Pertambangan Ilegal di Hutan Mangrove di Desa Sukamandi Damar
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (Shortlist) 5 Isu
Isu Lingkungan
1 Degradasi Kualitas 1 Menurunnya kualitas dan ketersediaan sumber daya air
  Ekosistem DAS dan 2 Degradasi sumber air baku akibat adanya pertambangan
  Pesisir 3 Degradasi lahan di hulu daerah aliran sungai dan sedimentasi akibat kegiatan penambangan (TI) di alur sungai.
    4 Belum terciptanya pemeliharaan kawasan Daerah Aliran Sungai
    5 Perlindungan sumber-sumber air baku
    6 Penurunan kualitas lingkungan pesisir
2 Kerusakan Lahan dan 1 Degradasi lingkungan akibat penambangan yang tidak menerapkan "good mining practice"
  Hutan 2 Alih fungsi lahan dan hutan ke sektor perkebunan (kelapa sawit) dan tambang
    3 Masih adanya illegal mining dan illegal logging
    4 Lokasi eks tambang yang tidak direklamasi
    5 Pengelolaan lahan kritis yang belum optimal
    6 Perlindungan geopark
    7 Aktivitas tambang tak terkendali dan tidak bisa dihentikan (commodity price driven)
    8 Kurangnya penindakan hukum terhadap pertambangan yang merusak alam, perusakan hutan lindung, dan daerah resapan air
    9 Perlu penertiban TI rajuk agar tidak merusak ekosistem yang ada
    10 Belum adanya Fasilitas Penimbusan Akhir Limbah TENORM (zat radioaktif alam) Timah
  11 Masih terjadinya pembakaran lahan untuk pembukaan lahan
3 Sampah 1 Masih rendahnya upaya pengelolaan sampah
    2 Infrastruktur persampahan belum memadai/mencukupi
    3 Adanya rencana TPA Regional
4 Sanitasi 1 Rendahnya tingkat sanitasi masyarakat
    2 Rendahnya akses masyarakat terhadap pengelolaan air limbah dan lumpur tinja
    3 Akses masyarakat terhadap air minum dan air bersih belum merata
5 Kebencanaan 1 Infrastruktur mitigasi kebencanaan belum memadai
    2 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana banjir dengan risiko kelas tinggi
    3 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana kekeringan dengan risiko kelas tinggi
    4 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana gelombang tinggi dan abrasi dengan risiko kelas tinggi
    5 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana kebakaran hutan dan lahan dengan risiko kelas tinggi
    6 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana cuaca ekstrim dengan risiko kelas tinggi
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (Shortlist) 7 Isu
Isu Sosial
6 Konflik Lahan (Tenurial) 1 Potensi konflik sosial dari kegiatan pertambangan dan pemanfaatan kawasan hutan
  dan Sosial 2 Kurangnya sosialisasi rencana tataruang wilayah kepada masyarakat
   
3 Perlunya penataan pemberian izin perkebunan swasta
   
    4 Konflik pemanfaatan ruang antara pertambangan dan perikanan (tambak udang)
  5 Belum adanya rencana tataruang daerah dalam pembangunan kawasan perikanan/budidaya perikanan, khususnya tambak udang
6 Belum tertatanya kawasan dengan pemetaan yang tepat, khususnya untuk hutan produksi
7 Kemiskinan 1 Menurunnya daya beli masyarakat
    2 Tingkat kemiskinan masih tinggi
    3 Pendapatan masyarakat menurun akibat pandemi
   
4 Masih terdapat kawasan kumuh
   
    5 Murahnya harga jual hasil perkebunan rakyat
    6 Tingginya harga kebutuhan pokok
7 Pemerataan ekonomi masyarakat belum tercapai
8 Penegakan Hukum 1 Maraknya tempat hiburan, judi online, prostitusi, miras, dan gaming
    2 Banyaknya pendatang yang tidak memiliki dokumen adminduk, dan menjadi pekerja tambang ilegal
  3 Banyaknya pendatang selapan yang bermukim di area hutan
9 Ketahanan Pangan dan 1 Menurunnya hasil tangkap nelayan
  Energi 2 Ketergantungan ketersediaan pangan, energi, dan logistik dari daerah lain masih tinggi
  3 Menurunnya hasil sawah akibat berkurangnya air untuk irigasi
10 Kualitas Sumber Daya 1 Tingkat pendidikan rendah
  Manusia dan Kelembagaan 2 Masih adanya anak putus dan tidak melanjutkan sekolah
    3 Menurunnya ketahanan keluarga (Tingkat perceraian tinggi)
   
4 Budaya/etos kerja easy & fast money dan konsumtif
 
  5 Perlu adanya sinkronisasi adat sehingga tidak menyimpang dan sesat
6 Tingkat kenakalan remaja yang masih tinggi
11 Kesehatan 1 Kenaikan Kasus Balita Gizi Kurang, Balita Pendek, dan Balita Kurus
    2 Meningkatnya angka kematian ibu
12 Pengangguran Tinggi 1 Lapangan kerja terbatas
  2 Kualitas angkatan kerja lokal masih rendah
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (Shortlist) 3 Isu
Isu Ekonomi
13 Konektivitas dan Infrastruktur 1 Perbatasan antar desa masih belum ada
    2 Perlu peningkatan sarana dan prasarana di bidang permukiman
  3 Perlu peningkatan akses jalan, pelebaran jalan, dan peningkatan kualitas jalan
 
  4 Angkutan umum laik jalan masih rendah
  5 Luasan hutan lindung atau taman kota belum memenuhi syarat minimum
 
6 Pemanfaatan pelabuhan belum optimal

7 Belum adanya pintu keluar/masuk komoditas sendiri di Kabupaten (Pelabuhan)


14 Diversifikasi Ekonomi 1 Belum optimalnya pengembangan industri agro, pertambangan, hasil hutan, dan perikanan
    2 Belum optimalnya pengembangan pariwisata
    3 Daya saing dan pengembangan ekonomi yang belum optimal
   
4 Pengembangan usaha kecil dan menengah lokal belum optimal
   
    5 Keberadaan investasi tambang belum mengangkat geliat ekonomi masyarakat
    6 Sarana dan prasarana di bidang perikanan belum memadai
   
7 Peningkatan program kemitraan inti plasma
8 Menumbuhkan minat masyarakat untuk bercocok tanam dan berkebun sebagai alternatif PAD bagi kabupaten
15 Kemampuan Ekonomi Daerah 1 Loss tax dari sektor tambang
    2 Rendahnya tingkat investasi
  3 Rendahnya PAD

KELOMPOK ISU PEMBANGUNAN No KELOMPOK ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


No
BERKELANJUTAN 8 Penegakan Hukum
Daftar Pendek 1 Degradasi Kualitas Ekosistem DAS dan Pesisir 9 Ketahanan Pangan dan Energi
Isu PB 2 Kerusakan Lahan dan Hutan 10 Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
3 Sampah 11 Kesehatan
4 Sanitasi 12 Pengangguran Tinggi
5 Kebencanaan 13 Konektivitas dan Infrastruktur
6 Konflik Lahan (Tenurial) dan Sosial 14 Diversifikasi Ekonomi
7 Kemiskinan 15 Kemampuan Ekonomi Daerah
Unsur-unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS
TELAAH KARAKTERISTIK WILAYAH TINGKAT PENTINGNYA POTENSI KETERAN
HASIL KLHS GAN
KETERKAITAN KETERKAITAN
PADA KRP
FREKUENSI ANTAR ISU DENGAN MUATAN
DENGAN
ISU INDIKASI CAKUPAN WILAYAH DAN/ATAU PEMBANGUNAN MATERI RPPLH
HIERARKI DI
PEMBANGUNAN SCO INTENSITAS SCOR BERKELANJUTAN MUATAN KRP
NO LOKASI ATASNYA TOTAL
BERKELANJUTA PETA RBI PETA RTR PETA PL RE E
N

SERING/ SCO SCO ANALISI SCO ANALISI SCOR


INDIKASI LUAS TIDAK ANALISIS RE ANALISIS RE S RE S E
1 Degradasi Dendang, Simpang < 25 m Badan air, Hutan lahan kering primer, Hutan 1 - Data hasil pemantauan kualitas air pada tahun 2018 untuk empat sungai di Kabupaten Berlangsung 1 Terkait 1 Sangat 1 RPPLH 1 Ada 1 6 Strategis
Kualitas Pesak, Gantung, hutan lindung, lahan kering sekunder, Hutan Belitung Timur yaitu Sungai Manggar di Kecamatan Manggar, Sungai Lenggang di Kecamatan hingga saat ini dengan isu terkait ada KLHS
Ekosistem DAS Simpang hutan produksi mangrove primer, Hutan mangrove Gantung, Sungai Pala di Kecamatan Dendang dan Sungai Buding di Kecamatan Kelapa No. 2, 3, 5, 8 dengan (2019) RPJMD
dan Pesisir Renggiang, tetap, sekunder, Hutan rawa sekunder, Kampit, terindikasi bahwa semua sungai tersebut tidak bisa dijadikan sebagai sumber air baku. KRP Kabupate
Manggar, Damar, pertambangan, Lahan terbuka, Perkebunan, - Berkurangnya tutupan lahan juga mempercepat aliran air permukaan (surface run off), n 2021-
Kelapa Kampit permukiman Permukiman / Lahan terbangun, sehingga mengurangi jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan 2026
Pertambangan, Rawa, Sawah, cadangan air tanah semakin berkurang, karena sebagian besar masyarakat menggunakan air
Semak Belukar, Tambak, Tubuh Air tanah untuk memenuhi kebutuhan air (sumber: RPPLH Kab Beltim, 2019).

2 Kerusakan Lahan Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Badan air, Hutan lahan kering primer, Hutan 1 - Lahan kritis atau rusak di Kabupaten Belitung Belitung Timur mencapai 30.865,75 hektar Berlangsung 1 Terkait 1 Sangat 1 RPPLH 1 Ada 1 6 Strategis
dan Hutan Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 hutan lindung, lahan kering sekunder, Hutan atau 12 persen dari seluruh lahan yang ada. Hasil penilaian citra untuk pemetaan areal lahan hingga saat ini dengan isu terkait ada KLHS
Simpang m, 75 - 100 m, hutan produksi mangrove primer, Hutan mangrove di Kabupaten Beltim, berdasarkan data KPHP Gunung Duren menyebutkan saat ini lahan baik No. 1, 5, 8, 9 dengan (2019) RPJMD
Renggiang, 100 - 200 m, tetap, sekunder, Hutan rawa sekunder, atau tidak kritis hanya sekitar 44.271,33 hektar. Sedangkan 72.864,58 hektar merupakan KRP Kabupate
Manggar, Damar, 200 - 300 m, pertambangan, Lahan terbuka, Perkebunan, lahan potensial kritis dan lahan agak kritis sudah mencapai 109.862,05 hektar. Diperkirakan n 2021-
Kelapa Kampit 300 - 400 m permukiman Permukiman / Lahan terbangun, setiap tahun, jumlah lahan kritis akan bertambah seiring pembukaan lahan baru areal 2026
Pertambangan, Rawa, Sawah, pertambangan. Lahan kritis paling banyak berada di Kecamatan Gantung, yakni mencapai
Semak Belukar, Tambak, Tubuh Air 11.822,85 hektar, atau 38 persen dari total lahan kritis yang ada di Kabupaten Beltim,
dikarenakan aktivitas pertambangan timah maupun galian non logam dan batuan, paling
banyak terdapat di wilayah ini
- Di Kabupaten Belitung Timur, kebanyakan lahan hutan dialihfungsikan untuk aktivitas
pertambangan dan perkebunan (sumber: RPPLH Kab Beltim, 2019).

3 Sampah Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Permukiman, Lahan terbuka, Perkebunan, 1 - Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur, pada tahun 2018 Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 1 Ada 1 6 Strategis
Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 peruntukan Permukiman / Lahan terbangun, sampah yang dikelola oleh TPA Trafo Mayang sebanyak 28.420,928 m3. Sampah ini hingga saat ini dengan isu KRP ada KLHS
Simpang m, 75 - 100 m, industri, Pertambangan, Rawa, Sawah, merupakan sampah yang dikumpulkan dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Manggar, Damar No. 1, 4, 11, (2019) RPJMD
Renggiang, 100 - 200 m, pariwisata, Semak Belukar, Tambak, Tubuh Air dan Kelapa Kampit. 13 Kabupate
Manggar, Damar, 200 - 300 m, perdagangan - Potensi timbulan sampah di Kabupaten Belitung Timur, bila diasumsikan setiap orang n 2021-
Kelapa Kampit 300 - 400 m dan jasa menghasilkan 0,4 kg/orang/hari, maka potensi timbulan sampah sebanyak 74,205.376 2026
m3/tahun. Hal ini mengindikasikan sampah yang mampu dikelola oleh TPA Trafo Mayang baru
38% dari potensi timbulan sampah yang dihasilkan (sumber: RPPLH Kab Beltim, 2019)

4 Sanitasi Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Permukiman, Permukiman / Lahan terbangun, 1 - Pada tahun 2020, masih terdapat 21,45 persen masyarakat Kabupaten Belitung Timur yang Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada 0 4 Strategis
Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 peruntukan Tubuh Air belum terlayani oleh jaringan penyediaan air minum. Sedangkan, 12,33 persen masyarakat hingga saat ini dengan isu KRP ada KLHS
Simpang m, 75 - 100 m, industri, juga belum terlayani oleh penyediaan air bersih. Pada tahun 2020, masih terdapat 6,64 persen No. 1, 3, 11, (2019) RPJMD
Renggiang, 100 - 200 m, pariwisata, masyarakat Kabupaten Belitung Timur yang belum terlayani oleh jaringan sanitasi. Hal ini 13 Kabupate
Manggar, Damar, 200 - 300 m, perdagangan dikarenakan pengelolaan Instalasi Pengelolaan Limbah Terpadu (IPLT) masih belum optimal. n 2021-
Kelapa Kampit 300 - 400 m dan jasa Pada tahun 2020, pengelolaan air limbah dan lumpur tinja masih kecil dimana masing-masing 2026
5% dan 0,73% (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dibuktikan dengan belum semua desa
mendapatkan status Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defacation
Free (ODF) yaitu hanya sekitar 61 persen dari keseluruhan desa pada tahun 2020. Persentase
desa yang menyelenggarakan Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM) juga masih 0
persen. Selain itu, proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS
Unsur-unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
TELAAH KARAKTERISTIK WILAYAH TINGKAT PENTINGNYA POTENSI KETERAN
KETERKAITAN GAN
HASIL KLHS
ANTAR ISU KETERKAITA
PADA KRP
FREKUENSI PEMBANGUNA N DENGAN MUATAN
DENGAN
ISU INDIKASI CAKUPAN WILAYAH DAN/ATAU N MATERI RPPLH
HIERARKI DI
PEMBANGUNA INTENSITAS BERKELANJUT MUATAN KRP
SCOR SCOR ATASNYA
NO N LOKASI AN TOTAL
PETA RBI PETA RTR PETA PL E E
BERKELANJUT
AN

SERING/ ANALISI SCOR ANALI SCO ANALISI SCOR ANALISI SCOR


INDIKASI LUAS TIDAK S E SIS RE S E S E
5 Kebencanaan Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Badan air, hutan Hutan lahan kering primer, Hutan 1 Hasil kajian risiko bencana banjir yang disusun oleh BNPB pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 1 Ada 1 6 Strategis
Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 lindung, hutan lahan kering sekunder, Hutan Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi (Indeks Risiko Bencana hingga saat ini dengan KRP ada KLHS
Simpang Renggiang, m, 75 - 100 m, produksi tetap, mangrove primer, Hutan mangrove Indonesia/IRBI, 2019). Wilayah rawan banjir, meliputi: a. Lokasi sekitar Jembatan Sungai Buding isu No. 1, (2019) RPJMD
Manggar, Damar, 100 - 200 m, pertambangan, sekunder, Hutan rawa sekunder, Kecamatan Kelapa Kampit, b. Dusun Balai Selatan Desa Mayang Kecamatan Kelapa Kampit, c. 2, 9, 13 Kabupate
Kelapa Kampit 200 - 300 m, permukiman Lahan terbuka, Perkebunan, Desa Mempaya RT 02, 07, 08, dan 10 Kecamatan Damar, d. Desa Sukamandi Kecamatan Damar, n 2021-
300 - 400 m Permukiman / Lahan terbangun, e. Kampung Bugis Desa Lenggang Kecamatan Gantung, f. Dusun Canggu Desa Lenggang 2026
Pertambangan, Rawa, Sawah, Kecamatan Gantung, dan g. Air Kundor Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung (Sumber: RPJMD
Semak Belukar, Tambak, Tubuh 2021-2026)
Air
              Hasil kajian risiko bencana gelombang tinggi dan abrasi yang disusun oleh BNPB pada tahun 2019                        
menunjukkan bahwa Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi. Daerah
terdampak berada di Kec. Dendang, Simpang Pesak, Gantung, Manggar, Damar, dan Kelapa
Kampit (Sumber: Indeks Risiko Bencana Indonesia/IRBI, 2019). Wilayah rawan abrasi, meliputi:
Pantai Mudong, meliputi Kecamatan Gantung dan Manggar, Pulau Buku Limau, Pulau Long, Pulau
Sekunyit, Pulau Ketapang, Pulau Bulian, Pulau Batu, dan Pulau Pesemut, Muara Sungai Manggar
sampai ke Pantai Kuala Tambak, Wilayah Dusun Canggu sepanjang Sungai Lenggang Kecamatan
Gantung (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).

              Hasil kajian risiko bencana kekeringan yang disusun oleh BNPB pada tahun 2019 menunjukkan                        
bahwa Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi, terutama di desa-desa
Jangkang, Nyuruk, Air Madu, Renggiang, Kelubi, Bentaian Jaya, Air Kelik, Buding, Senyubuk,
Mayang, dan Pembaharuan (Indeks Risiko Bencana Indonesia/IRBI, 2020)
              Hasil kajian risiko bencana cuaca ekstrim yang disusun oleh BNPB pada tahun 2018 menunjukkan                        
bahwa Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi (Sumber: Indeks Risiko
Bencana Indonesia/IRBI, 2020).
              Hasil kajian risiko bencana Kebakaran Lahan dan Hutan yang disusun oleh BNPB pada tahun 2019                        
menunjukkan bahwa Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi. Jumlah
kejadian karhutla selama tahun 2016 tercatat 8 kejadian, pada tahun 2017, sebanyak 24 kejadian,
dan pada tahun 2018 mencapai 42 kejadian (Sumber: Indeks Risiko Bencana Indonesia/IRBI, 2020
dan RPJMD 2021-2026)
              Persentase terpenuhinya infrastruktur penahan tanah dan daya rusak air baru mencapai 77,78                        
persen di tahun 2020. Pada tahun yang sama penanggulangan kawasan rawan abrasi dan rawan
gelombang pasang pada beberapa titik juga baru mencapai 33,33 persen (Sumber: RPJMD Kab.
Beltim 2021-2026).
6 Konflik Lahan Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Hutan lindung, Hutan lahan kering primer, Hutan 1 Pada tahun 2019 dan 2020, persentase penurunan kasus konflik sosial tersebut mengalami Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 1 Ada 0 5 Strategis
(Tenurial) dan Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 hutan produksi lahan kering sekunder, Hutan peningkatan yang signifikan menjadi 100 persen (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026). hingga saat ini dengan KRP ada KLHS
Sosial Simpang Renggiang, m, 75 - 100 m, tetap, mangrove primer, Hutan mangrove - Sebagian penduduk masuk ke kawasan hutan untuk membuka hutan karena lahan pertanian isu No. 2, (2019) RPJMD
Manggar, Damar, 100 - 200 m, pertambangan, sekunder, Hutan rawa sekunder, yang tersedia semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup. 5, 8, 9, Kabupate
Kelapa Kampit 200 - 300 m, kawasan Perkebunan, Permukiman / Lahan - Kurangnya lahan pertanian yang disebabkan oleh para pelaku penambangan illegal (sumber: 14 n 2021-
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS
Unsur-unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
TELAAH KARAKTERISTIK WILAYAH TINGKAT PENTINGNYA POTENSI KETERAN
HASIL KLHS GAN
KETERKAITAN KETERKAITAN
PADA KRP
FREKUENSI ANTAR ISU DENGAN MUATAN
DENGAN
ISU INDIKASI CAKUPAN WILAYAH DAN/ATAU PEMBANGUNAN MATERI RPPLH
HIERARKI DI
PEMBANGUNAN INTENSITAS SCOR BERKELANJUTAN MUATAN KRP
NO LOKASI SCORE ATASNYA TOTAL
BERKELANJUTA PETA RBI PETA RTR PETA PL E
N

SERING/ ANALISI ANALISI SCOR SCOR


INDIKASI LUAS TIDAK ANALISIS SCORE S SCORE S E ANALISIS E
7 Kemiskinan Dendang, Simpang       0 Persentase angka kemiskinan Kabupatem Belitung Timur pada tahun 2020 sebesar 6,52%, Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Pesak, Gantung, masih di atas target yang direncanakan (4-6%). Persentase penduduk miskin di Kabupaten hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang Belitung Timur pada periode 2013 sampai 2020 cenderung stagnan persentasenya yaitu di ini No. 4, 9, 10, (2019) Kabupaten
Renggiang, kisaran 6%-7%. Pada tahun 2020, tingkat kemiskinan Kabupaten Belitung Timur merupakan 11, 12, 14 2021-2026
Manggar, Damar, yang tertinggi di antara kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Sumber:
Kelapa Kampit Indikator Kesejahteraan Masyarakat 2019-2020, BPS Kabupaten Belitung Timur)
8 Penegakan Dendang, Simpang       0 Persentase penegakan perda yang hanya mencapai 43,75 persen pada tahun 2020. Masih Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Hukum Pesak, Gantung, menjamurnya tempat usaha ilegal dan juga penyalahgunaan izin usaha khususnya pada hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang warung – warung kecil serta kenakalan remaja yang masih tinggi. Disisi lain rendahnya ini No. 1, 2, 6, (2019) Kabupaten
Renggiang, pemahaman terhadap konsep bela negara, pengendalian, dan pengawasan penyalahgunaan 9 2021-2026
Manggar, Damar, NAPZA; belum adanya peta kerawanan sosial; dan rendahnya tingkat kerjasama intelijen
Kelapa Kampit (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
9 Ketahanan Dendang, Simpang < 25 m, 25 - 50 Hutan lindung, Permukiman / 1 - Terdapat perubahan penggunaan lahan pertanian baik sawah maupun tegalan yang Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 1 Ada KLHS 1 6 Strategis
Pangan dan Pesak, Gantung, m, 50 - 75 m, 75 - hutan produksi Lahan terbangun, berperan dalam menurunkan produktivitas usaha pertanian. Selain itu, penerapan teknologi hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
Energi Simpang 100 m, 100 - 200 tetap, Pertambangan, tepat guna oleh petani yang masih minim. Ketersediaan pangan utama di Kabupaten Belitung ini No. 1, 2, 7, (2019) Kabupaten
Renggiang, m, 200 - 300 m, pertambangan, Rawa, Sawah, Timur mengalami penurunan dimana pada tahun 2019 sebesar 104.643 kg/tahun/1000 11, 13 2021-2026
Manggar, Damar, 300 - 400 m kawasan pertanian Tambak, Tubuh Air penduduk menjadi 100.910 kg/tahun/1000 pada tahun 2020. Penurunan tersebut juga
Kelapa Kampit diperparah dengan produksi beras lokal yang hanya memenuhi 16,64 persen dari total
kebutuhan masyarakat dalam satu tahun (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
- 'Indeks Ketahanan Pangan Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018 adalah 57,32, atau
masuk ke dalam kelompok IKP 3. Kelompok IKP 3 merupakan kelompok yang tergantung pada
supply pangan dari wilayah lain yang merupakan daerah sentra untuk memenuhi kebutuhan
pangan penduduknya (Sumber: Indeks Ketahanan Pangan Indonesia, 2018, Badan
Ketahanan Pangan). Sumber beras dari luar provinsi berasal dari DKI Jakarta dan Sumatera
Selatan. Bawang merah dari Jatim, Jateng, DKI Jakarta, dan Lampung

10 Kualitas Sumber Dendang, Simpang       0 - Tahun 2020, lulusan sekolah dasar masih mendominasi latar belakang pendidikan tenaga Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Daya Manusia Pesak, Gantung, kerja lokal sebesar 43,53 persen, sedangkan untuk SMA sebesar 26,48 persen, dan lulusan hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
dan Simpang perguruan tinggi yaitu 9,08 persen ini No. 1, 2, 7, (2019) Kabupaten
Kelembagaan Renggiang, - Pada tahun 2020, masih ditemukan anak putus sekolah di Kabupaten Belitung Timur pada 10, 11 2021-2026
Manggar, Damar, jenjang pendidikan SD sebanyak 40 siswa atau 0,01 persen sedangkan untuk jenjang
Kelapa Kampit pendidikan SMP sebesar 108 siswa atau 1,26 persen (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-
2026).
11 Kesehatan Dendang, Simpang       0 Pada tahun 2019 angka kematian ibu masih mencapai 102 kasus, sedangkan kematian balita Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Pesak, Gantung, pada tahun 2020 sebesar 12 kasus, dan kematian neonatal sebesar 6 kasus. Pada tahun yang hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang sama 2,4 persen bayi menderita wasting dan 7,6 persen bayi menderita stunting. Selain itu, ini No. 1, 3, 4, (2019) Kabupaten
Renggiang, imunisasi dasar lengkap anak umur 12 – 23 bulan juga baru mencapai 58 persen (Sumber: 7, 9, 10, 13 2021-2026
Manggar, Damar, RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
Kelapa Kampit
12 Pengangguran Dendang, Simpang       0 Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan masih ditemukannya pengangguran terbuka di Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Tinggi Pesak, Gantung, Kabupaten Belitung Timur sebesar 3,93 persen. Pengangguran terbuka disebabkan kurangnya hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang motivasi masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja, informasi bursa kerja yang relatif ini No. 7, 10, (2019) Kabupaten
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS
Unsur-unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
TELAAH KARAKTERISTIK KETERANG
TINGKAT PENTINGNYA POTENSI
WILAYAH HASIL KLHS AN
KETERKAITAN KETERKAITAN
PADA KRP
ANTAR ISU DENGAN MUATAN
FREKUENSI DENGAN
ISU PEMBANGUNAN MATERI RPPLH
INDIKASI CAKUPAN WILAYAH DAN/ATAU SCOR HIERARKI DI TOT
NO PEMBANGUNAN LOKASI SCORE BERKELANJUTAN MUATAN KRP
PETA INTENSITAS E ATASNYA AL
BERKELANJUTAN PETA RBI PETA PL
RTR

ANALISI ANALISI SCOR SCO


INDIKASI LUAS SERING/TIDAK ANALISIS SCORE S SCORE S E ANALISIS RE
13 Konektivitas dan Dendang, Simpang       0 - Pada tahun 2020, masih terdapat 21,33 persen panjang jalan di Kabupaten Belitung Timur dalam kondisi kurang Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Infrastruktur Pesak, Gantung, baik atau terkategorikan rusak sedang – berat. hingga saat ini dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang Renggiang, - Ruas jalan di Kabupaten Belitung Timur yang memenuhi standar keselamatan masih rendah yaitu sekitar 18,15 No. 3, 4, 5, (2019) Kabupaten
Manggar, Damar, persen di tahun 2020. 9, 11 2021-2026
Kelapa Kampit - Jumlah angkutan umum laik jalan di Kabupaten Belitung Timur masih sangat rendah yaitu sebesar 16,66 persen
di tahun 2020
- Pelabuhan-pelabuhan seperti Pelabuhan ASDP Manggar, Pelabuhan Dendang, dan pelabuhan pengumpan
lokal lainnya masih belum optimal pemanfaatannya (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026)

14 Diversifikasi Dendang, Simpang       0 - Situasi pandemi Covid – 19 menyebabkan perekonomian dan daya beli masyarakat menurun, sehingga usaha Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Ekonomi Pesak, Gantung, yang dilakukan pelaku UMKM lebih mengarah kepada strategi bertahan daripada berkembang. Selain itu belum hingga saat ini dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang Renggiang, optimalnya sarana pemasaran produk UMKM juga menjadi penyebab pengembangan usaha kecil dan menengah No. 7, 10, (2019) Kabupaten
Manggar, Damar, lokal belum optimal. 13, 14, 15 2021-2026
Kelapa Kampit - Jumlah obyek wisata layak beserta kunjungannya mengalami penurunan, terjadi penurunan pada jumlah obyek
wisata yang layak dikunjungi di Kabupaten Belitung Timur. Kualitas pelaku jasa pariwisata yang rendah dibuktikan
dengan belum adanya pelaku jasa pariwisata lokal di Kabupaten Belitung Timur yang bersertifikasi pada tahun
2019 dan 2020. Selain itu, jumlah jasa usaha pariwisata juga mengalami penurunan drastis dari 520 penyedia
jasa di tahun 2019 menjadi hanya 166 pada tahun 2020
- Bahan baku untuk beberapa industri belum dibudidayakan
- Kesulitan pemasaran bagi hasil industri kriya dan kuliner
- Ketidakcukupan stok bahan baku untuk industri pengolahan perikanan
- Produk unggulan daerah masih kalah bersaing dengan produk daerah lain (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-
2026).

15 Kemampuan Dendang, Simpang       0 - Belum optimalnya pengelolaan sistem penanaman modal oleh pemerintah daerah dimulai dari kurangnya Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Ekonomi Daerah Pesak, Gantung, kerjasama promosi, tidak adanya feedback nyata dari event investasi, belum optimalnya pemberian insentif dan hingga saat ini dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang Renggiang, kemudahan bagi investor, serta belum optimalnya fasilitasi koordinasi kemitraan usaha bagi usaha kecil dan No. 13, 14 (2019) Kabupaten
Manggar, Damar, menengah dengan investor. 2021-2026
Kelapa Kampit - Persentase pajak daerah terhadap PAD menurun, penyerapan keuangan sesuai target menurun (Sumber:
RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
No No
STRATEGIS STRATEGIS
Isu PB 1 Degradasi Kualitas Ekosistem DAS dan Pesisir 8 Penegakan Hukum
2 Kerusakan Lahan dan Hutan 9 Ketahanan Pangan dan Energi
Strategis 10 Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
3 Sampah
11 Kesehatan
4 Sanitasi
12 Pengangguran Tinggi Total Skor Kriteria
5 Kebencanaan
13 Konektivitas dan Infrastruktur <3 Tidak Strategis
6 Konflik Lahan (Tenurial) dan Sosial 14 Diversifikasi Ekonomi ≥3 Strategis
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Intensitas dan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Cakupan Wil. Kapasitas Adaptasi thd Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH Bencana Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
  (1) (2) (3) (4) (5)
1 Degradasi Kualitas 5 Sangat 5 Sangat 5 Sangat 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaruhi 3 Cukup 4 Mempengar 1 Sangat tidak 39 Ya 1
Ekosistem DAS dan Mempengaruhi Berisiko Mempengaruhi hi intensitas hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan Mempengar uhi Risiko mempengar
Pesisir DDDT Air dan langsung kinerja layanan dan cakupan Mutu dan dan Potensi Kapasitas uhi Tingkat thd uhi
Pangan terhadap JE penyedia layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd dan Status Kesehatan Ancaman
LH dan bencana SDA Perubahan Iklim Jumlah dan thd
pengaturan air Penduduk Keselamata Perlindunga
dan penyedia Miskin n Manusia n dan Hak
pangan Adat
2 Kerusakan Lahan 5 Sangat 5 Sangat 5 Sangat 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaruhi 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 38 Ya 2
dan Hutan Mempengaruhi Berisiko Mempengaruhi hi intensitas hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan Mempengar mempengar mempengar
DDDT Air dan langsung kinerja layanan dan cakupan Mutu dan dan Potensi Kapasitas uhi Tingkat uhi Risiko uhi
Pangan terhadap JE penyedia layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd dan Status thd Ancaman
LH dan bencana SDA Perubahan Iklim Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Miskin Keselamata n dan Hak
pangan n Manusia Adat
3 Sampah 4 Mempengaruhi 4 Berisiko 3 Cukup 4 Mempengaru 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 30 Ya 4
DDDT Air dan langsung Mempengaruhi hi intensitas Mempengaru Mempengaru Mempengaruhi Mempengar mempengar mempengar
Pangan terhadap kinerja layanan dan cakupan hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
LH JE penyedia layanan Mutu dan dan Potensi Kapasitas dan Status thd Ancaman
dan bencana Ketersediaan Kehati Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air SDA Perubahan Iklim Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Miskin Keselamata n dan Hak
pangan n Manusia Adat
4 Sanitasi 4 Mempengaruhi 4 Berisiko 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 28 Ya 5
DDDT Air dan langsung Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaruhi Mempengar mempengar mempengar
Pangan terhadap kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
LH JE penyedia dan cakupan Mutu dan dan Potensi Kapasitas dan Status thd Ancaman
dan layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA Perubahan Iklim Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Miskin Keselamata n dan Hak
pangan n Manusia Adat
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Intensitas dan Cakupan Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Kapasitas Adaptasi Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Wil. Bencana Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH thd Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
  (1) (2) (3) (4) (5)
5 Kebencanaan 4 Mempengaruh 4 Berisiko 3 Cukup 5 Sangat 4 Mempengar 3 Cukup 3 Mempengaruhi 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 33 Ya 3
i DDDT Air langsung Mempengaruhi Mempengaruhi uhi Status Mempengar Kerentanan dan Mempengaru mempengaru mempengaruhi
dan Pangan terhadap kinerja layanan JE intensitas dan Mutu dan uhi Kapasitas Adaptasi hi Tingkat hi Risiko thd Ancaman thd
LH penyedia dan cakupan Ketersediaa Ketahanan thd Perubahan Iklim dan Status Kesehatan Perlindungan
pengaturan air dan layanan n SDA dan Potensi Jumlah dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana Kehati Penduduk Keselamatan
Miskin Manusia
6 Konflik Lahan 4 Mempengaru 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 1 Sangat tidak 27 Ya 6
(Tenurial) dan hi DDDT Air Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Mempengaruhi Mempengar Mempengaru mempengaruhi
Sosial dan Pangan langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kerentanan dan uhi Tingkat hi Risiko thd Ancaman thd
terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan Kapasitas Adaptasi dan Status Kesehatan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi thd Perubahan Jumlah dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Iklim Penduduk Keselamatan
Miskin Manusia
7 Kemiskinan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Mempengaruhi 5 Mempengaru 4 mempengaru 1 Sangat tidak 25 Tidak
mempengaruh Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Kerentanan dan hi Tingkat hi Risiko thd mempengaruhi
i DDDT Air langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kapasitas Adaptasi dan Status Kesehatan Ancaman thd
dan Pangan terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan thd Perubahan Iklim Jumlah dan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi Penduduk Keselamatan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Miskin Manusia
8 Penegakan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 1 Sangat tidak 19 Tidak
Hukum mempengaruh Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru mempengaruhi
i DDDT Air langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kerentanan dan hi Tingkat hi Risiko thd Ancaman thd
dan Pangan terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan Kapasitas Adaptasi dan Status Kesehatan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi thd Perubahan Iklim Jumlah dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Penduduk Keselamatan
Miskin Manusia
9 Ketahanan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 4 Mempengaru 3 Cukup 1 Sangat tidak 23 Tidak
Pangan dan mempengaruh Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Mempengaruhi hi Tingkat mempengaru mempengaruhi
Energi i DDDT Air langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kerentanan dan dan Status hi Risiko thd Ancaman thd
dan Pangan terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan Kapasitas Adaptasi Jumlah Kesehatan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi thd Perubahan Iklim Penduduk dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Miskin Keselamatan
Manusia
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Intensitas dan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Cakupan Wil. Kapasitas Adaptasi Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH Bencana thd Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
  (1) (2) (3) (4) (5)
10 Kualitas Sumber Daya 3 Cukup 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 1 Sangat tidak 21 Tidak  
Manusia dan Mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengar Mempengar mempengar
Kelembagaan uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Ketahanan hi Kerentanan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan dan Potensi dan Kapasitas dan Status thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA Perubahan Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
11 Kesehatan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 4 Mempengar 1 Sangat tidak 22 Tidak  
mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengar uhi Risiko mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan uhi Tingkat thd uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas dan Status Kesehatan Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Jumlah dan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Penduduk Keselamatan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Manusia n dan Hak
pangan Adat
12 Pengangguran Tinggi 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 1 Sangat tidak 20 Tidak  
mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengar Mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas dan Status thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
13 Konektivitas dan 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 4 Mempengar 3 Cukup 1 Sangat tidak 26 Ya 7
Infrastruktur Mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru uhi Tingkat mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan dan Status uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas Jumlah thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Penduduk Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Miskin dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Intensitas dan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Cakupan Wil. Kapasitas Adaptasi Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH Bencana thd Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
  (1) (2) (3) (4) (5)
14 Diversifikasi Ekonomi 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 CukupMemp 2 Tidak 1 Sangat tidak 20 Tidak  
mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru engaruhi Mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan Tingkat dan uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas Status thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
15 Kemampuan Ekonomi 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 3 Mempengaru 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 4 Mempengar 3 Cukup 1 Sangat tidak 24 Tidak  
Daerah mempengar Berisiko Mempengaruhi hi intensitas Mempengaru Mempengaru Mempengaru uhi Tingkat Mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan dan cakupan hi Status hi Status hi Kerentanan dan Status uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia layanan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas Jumlah thd Ancaman
LH dan bencana Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Penduduk Kesehatan thd
pengaturan air SDA SDA Perubahan Miskin dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat

Total Skor Kriteria


Isu PB 1-25 Tidak Prioritas
Prioritas 26-50 Prioritas
No Isu PB Prioritas Berdasarkan Ranking Jumlah
No Tahapan Dasar Hukum Keterangan
1 Degradasi Kualitas Ekosistem DAS dan Isu
Pesisir
1 Identifikasi Daftar Panjang Pasal 20, Ayat 1, huruf (a) Permen LHK 76 20 Isu LH, 14 Isu Sosial, 19 Isu Ekonomi, 23 Isu
2 Kerusakan Lahan dan Hutan (longlist) Isu PB No.69/2017 Penataan Ruang dan Penegakan Hukum
3 Kebencanaan 2 Identifikasi Daftar Pendek Pasal 20, Ayat 1, huruf (b) Permen LHK 15 5 Isu LH, 7 Isu Sosial, 4 Isu Ekonomi
4 Sampah (shortlist) Isu PB No.69/2017
5 Sanitasi 3 Perumusan Isu PB Strategis Pasal 9 Ayat 1, PP No.46 Tahun 2016 15 5 Isu LH, 7 Isu Sosial, 4 Isu Ekonomi
6 Konflik Lahan (Tenurial) dan Sosial
7 Konektivitas dan Infrastruktur 4 Perumusan Isu PB Prioritas Pasal 9 Ayat 2, PP No.46 Tahun 2016 7 5 Isu LH, 1 Isu Sosial, dan 1 Isu Ekonomi
Penyusunan KLHS Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Belitung Timur
04
PENENTUAN ISU PB
STRATEGIS DAN
PRIORITAS
Metode Penjaringan Isu PB Strategis dan Prioritas

Menjaring isu melalui KP I yang melibatkan


Pemangku Kepentingan untuk pengayaan dan
penajaman Isu PB

Anda dapat memberikan masukan isu yang paling


01 • Penyajian Hasil Pemusatan Daftar Panjang Isu PB
(Data Sekunder dan Pendapat Pokja) SIGNIFIKAN dengan pertimbangan:
• Penyepakatan Isu PB Paling Strategis Dan • memiliki dampak yang luas terhadap semua aspek dan
Prioritas dampak terhadap pembangunan 20 tahun yang akan
• Isu Prioritas Terdiri Dari 5-7 Isu datang
• Berita Acara Ttd Pimpinan Rapat Dan Ketua • merupakan akar masalah dari timbulnya masalah-
02 Pokja, Dokumentasi, Notulensi, Daftar Hadir, Dan masalah lain
• aktual
Undangan
• dirasakan masyarakat
• pertimbangan lain sesuai dengan dinamika kebijakan
Penapisan Isu PB untuk mendapatkan Isu PB sektoral bidang Anda
Strategis
KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS (KLHS)

KABUPATEN
BELITUNG TIMUR

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai