KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS (KLHS) KONSULTASI
PUBLIK I
ISU PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
KABUPATEN SELASA, 19 OKTOBER 2021
BELITUNG TIMUR
SIS PENDEKATAN
TE PENDAHULUAN
DAN
MA METODOLOGI
TIK
A
PAP
AR
AN DAFTAR ISU
PEMBANGUNAN
PENENTUAN
BERKELANJUTA
ISU PB
N
STRATEGIS (BERDASARKAN DATA
DAN PRIORITAS SEKUNDER & PENDAPAT
POKJA)
Penyusunan KLHS Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Belitung Timur
01
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
• Maksud dan Tujuan
• Ruang Lingkup Pekerjaan
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan salah
Latar Belakang satu instrumen dalam mencapai tujuan pembangunan yang
memberikan arahan penggunaan dan alokasi ruang.
• Sebagai upaya untuk meyakinkan kegiatan pembangunan
tidak merusak lingkungan sekaligus menjamin
keberlanjutan pembangunan itu sendiri, instrumen Kajian
Lingkungan Hidup Strategis wajib dilaksanakan.
Daya Dukung & Dampak & Kinerja Jasa Mutu & ketersediaan Adaptasi Ketahanan &
Daya Tampung LH Resiko LH Eksosistem SDA Perubahan Iklim Potensi KEHATI
Pembentukan
POKJA KLHS Penandatanganan Penyampaian
BA Kesepakatan Daftar Panjang
Isu PB dan Daftar Pen-
Penyusunan Kerangka
Strategis dek
Acuan Kerja KLHS dan Isu PB
Prioritas
BERITA ACARA
TTD KETUA TARGET
Identifikasi Pemangku POKJA DAN
WAKIL, KONSULTASI
Kepentingan
DOKUMENTASI, PUBLIK I
NOTULENSI,
DAFTAR HADIR,
ISU AK- DAN UNDANGAN
TUAL IDENTIFIKASI ISU PB
Penentuan Isu Penentuan Isu
1 PB Prioritas PB Strategis
Identifikasi Isu PB DIKUMPULKAN DIPUSATKAN
Isu PB Strategis 2
KESAMAA
LITERATUR
N • Lintas Sektor
Isu PB Prioritas 3
Hasil pemusatan Sebagai dasar
• Lintas Wilayah
• Lintas Pe- dikonsultasikan untuk menen-
PENDAPAT SEBAB dengan Pe- tukan Isu Strate-
mangku Ke-
POKJA AKIBAT mangku Ke- gis dan Isu Prior-
pentingan
• Lintas Waktu pentingan itas
Penyusunan KLHS Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Belitung Timur
03
ISU PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
BERDASARKAN DATA SEKUNDER & PENDAPAT POKJA
IDENTIFIKASI ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Membuat Daftar Pendek (Short List) Isu Pembangunan Berkelanjutan Sumber: Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
18 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana gelombang tinggi dan abrasi dengan
risiko kelas tinggi
19 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana kebakaran hutan dan lahan dengan
risiko kelas tinggi
20 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana cuaca ekstrim dengan risiko kelas
tinggi
*) urutan berdasarkan Suara Terbanyak Kebakaran Hutan
DAFTAR PANJANG (LONG LIST) ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN*) 14 Isu
ISU SOSIAL
1 Lapangan kerja terbatas
2 Potensi konflik sosial dari kegiatan pertambangan dan
pemanfaatan kawasan hutan
3 Tingkat kemiskinan masih tinggi
4 Rendahnya tingkat sanitasi masyarakat
5 Tingkat pendidikan rendah Kemiskinan dan Kawasan Kumuh Tingginya Angka Putus Sekolah
6 Menurunnya ketahanan keluarga (Tingkat perceraian tinggi)
*) urutan berdasarkan Suara Terbanyak Lahan Ketahanan Pangan Desa Balok, Kec. Dendang
DAFTAR PANJANG (LONG LIST) ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN*) 23 Isu
ISU PENATAAN RUANG DAN PENEGAKAN HUKUM
1 Masih adanya illegal mining dan illegal logging
2 Maraknya tempat hiburan, judi online, prostitusi, miras, dan gaming
3 Kurangnya sosialisasi rencana tataruang wilayah kepada masyarakat
4 Belum adanya rencana tataruang daerah dalam pembangunan kawasan
perikanan/budidaya perikanan, khususnya tambak udang
5 Banyaknya pendatang yang tidak memiliki dokumen adminduk, dan menjadi pekerja
tambang ilegal
6 Kurangnya penindakan hukum terhadap pertambangan yang merusak alam, perusakan
hutan lindung, dan daerah resapan air
7 Perlu penertiban TI rajuk agar tidak merusak ekosistem yang ada
Timah Apung menyebabkan air sungai keruh dan
8 Perbatasan antar desa masih belum ada
mengganggu kawasan sumber air baku milik
9 Belum tertatanya kawasan dengan pemetaan yang tepat, khususnya untuk hutan
PDAM Kecamatan Gantung 24/06/21
produksi
(https://babel.inews.id/berita/)
10 Perlunya penataan pemberian izin perkebunan swasta
11 Konflik pemanfaatan ruang antara pertambangan dan perikanan (tambak udang)
21 Luasan hutan lindung atau taman kota belum memenuhi syarat minimum
22 Pemanfaatan pelabuhan belum optimal
23 Belum adanya pintu keluar/masuk komoditas sendiri di Kabupaten (Pelabuhan)
*) urutan berdasarkan Suara Terbanyak Pertambangan Ilegal di Hutan Mangrove di Desa Sukamandi Damar
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (Shortlist) 5 Isu
Isu Lingkungan
1 Degradasi Kualitas 1 Menurunnya kualitas dan ketersediaan sumber daya air
Ekosistem DAS dan 2 Degradasi sumber air baku akibat adanya pertambangan
Pesisir 3 Degradasi lahan di hulu daerah aliran sungai dan sedimentasi akibat kegiatan penambangan (TI) di alur sungai.
4 Belum terciptanya pemeliharaan kawasan Daerah Aliran Sungai
5 Perlindungan sumber-sumber air baku
6 Penurunan kualitas lingkungan pesisir
2 Kerusakan Lahan dan 1 Degradasi lingkungan akibat penambangan yang tidak menerapkan "good mining practice"
Hutan 2 Alih fungsi lahan dan hutan ke sektor perkebunan (kelapa sawit) dan tambang
3 Masih adanya illegal mining dan illegal logging
4 Lokasi eks tambang yang tidak direklamasi
5 Pengelolaan lahan kritis yang belum optimal
6 Perlindungan geopark
7 Aktivitas tambang tak terkendali dan tidak bisa dihentikan (commodity price driven)
8 Kurangnya penindakan hukum terhadap pertambangan yang merusak alam, perusakan hutan lindung, dan daerah resapan air
9 Perlu penertiban TI rajuk agar tidak merusak ekosistem yang ada
10 Belum adanya Fasilitas Penimbusan Akhir Limbah TENORM (zat radioaktif alam) Timah
11 Masih terjadinya pembakaran lahan untuk pembukaan lahan
3 Sampah 1 Masih rendahnya upaya pengelolaan sampah
2 Infrastruktur persampahan belum memadai/mencukupi
3 Adanya rencana TPA Regional
4 Sanitasi 1 Rendahnya tingkat sanitasi masyarakat
2 Rendahnya akses masyarakat terhadap pengelolaan air limbah dan lumpur tinja
3 Akses masyarakat terhadap air minum dan air bersih belum merata
5 Kebencanaan 1 Infrastruktur mitigasi kebencanaan belum memadai
2 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana banjir dengan risiko kelas tinggi
3 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana kekeringan dengan risiko kelas tinggi
4 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana gelombang tinggi dan abrasi dengan risiko kelas tinggi
5 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana kebakaran hutan dan lahan dengan risiko kelas tinggi
6 Sebagian wilayah masuk dalam kelas bencana cuaca ekstrim dengan risiko kelas tinggi
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (Shortlist) 7 Isu
Isu Sosial
6 Konflik Lahan (Tenurial) 1 Potensi konflik sosial dari kegiatan pertambangan dan pemanfaatan kawasan hutan
dan Sosial 2 Kurangnya sosialisasi rencana tataruang wilayah kepada masyarakat
3 Perlunya penataan pemberian izin perkebunan swasta
4 Konflik pemanfaatan ruang antara pertambangan dan perikanan (tambak udang)
5 Belum adanya rencana tataruang daerah dalam pembangunan kawasan perikanan/budidaya perikanan, khususnya tambak udang
6 Belum tertatanya kawasan dengan pemetaan yang tepat, khususnya untuk hutan produksi
7 Kemiskinan 1 Menurunnya daya beli masyarakat
2 Tingkat kemiskinan masih tinggi
3 Pendapatan masyarakat menurun akibat pandemi
4 Masih terdapat kawasan kumuh
5 Murahnya harga jual hasil perkebunan rakyat
6 Tingginya harga kebutuhan pokok
7 Pemerataan ekonomi masyarakat belum tercapai
8 Penegakan Hukum 1 Maraknya tempat hiburan, judi online, prostitusi, miras, dan gaming
2 Banyaknya pendatang yang tidak memiliki dokumen adminduk, dan menjadi pekerja tambang ilegal
3 Banyaknya pendatang selapan yang bermukim di area hutan
9 Ketahanan Pangan dan 1 Menurunnya hasil tangkap nelayan
Energi 2 Ketergantungan ketersediaan pangan, energi, dan logistik dari daerah lain masih tinggi
3 Menurunnya hasil sawah akibat berkurangnya air untuk irigasi
10 Kualitas Sumber Daya 1 Tingkat pendidikan rendah
Manusia dan Kelembagaan 2 Masih adanya anak putus dan tidak melanjutkan sekolah
3 Menurunnya ketahanan keluarga (Tingkat perceraian tinggi)
4 Budaya/etos kerja easy & fast money dan konsumtif
5 Perlu adanya sinkronisasi adat sehingga tidak menyimpang dan sesat
6 Tingkat kenakalan remaja yang masih tinggi
11 Kesehatan 1 Kenaikan Kasus Balita Gizi Kurang, Balita Pendek, dan Balita Kurus
2 Meningkatnya angka kematian ibu
12 Pengangguran Tinggi 1 Lapangan kerja terbatas
2 Kualitas angkatan kerja lokal masih rendah
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (Shortlist) 3 Isu
Isu Ekonomi
13 Konektivitas dan Infrastruktur 1 Perbatasan antar desa masih belum ada
2 Perlu peningkatan sarana dan prasarana di bidang permukiman
3 Perlu peningkatan akses jalan, pelebaran jalan, dan peningkatan kualitas jalan
4 Angkutan umum laik jalan masih rendah
5 Luasan hutan lindung atau taman kota belum memenuhi syarat minimum
6 Pemanfaatan pelabuhan belum optimal
2 Kerusakan Lahan Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Badan air, Hutan lahan kering primer, Hutan 1 - Lahan kritis atau rusak di Kabupaten Belitung Belitung Timur mencapai 30.865,75 hektar Berlangsung 1 Terkait 1 Sangat 1 RPPLH 1 Ada 1 6 Strategis
dan Hutan Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 hutan lindung, lahan kering sekunder, Hutan atau 12 persen dari seluruh lahan yang ada. Hasil penilaian citra untuk pemetaan areal lahan hingga saat ini dengan isu terkait ada KLHS
Simpang m, 75 - 100 m, hutan produksi mangrove primer, Hutan mangrove di Kabupaten Beltim, berdasarkan data KPHP Gunung Duren menyebutkan saat ini lahan baik No. 1, 5, 8, 9 dengan (2019) RPJMD
Renggiang, 100 - 200 m, tetap, sekunder, Hutan rawa sekunder, atau tidak kritis hanya sekitar 44.271,33 hektar. Sedangkan 72.864,58 hektar merupakan KRP Kabupate
Manggar, Damar, 200 - 300 m, pertambangan, Lahan terbuka, Perkebunan, lahan potensial kritis dan lahan agak kritis sudah mencapai 109.862,05 hektar. Diperkirakan n 2021-
Kelapa Kampit 300 - 400 m permukiman Permukiman / Lahan terbangun, setiap tahun, jumlah lahan kritis akan bertambah seiring pembukaan lahan baru areal 2026
Pertambangan, Rawa, Sawah, pertambangan. Lahan kritis paling banyak berada di Kecamatan Gantung, yakni mencapai
Semak Belukar, Tambak, Tubuh Air 11.822,85 hektar, atau 38 persen dari total lahan kritis yang ada di Kabupaten Beltim,
dikarenakan aktivitas pertambangan timah maupun galian non logam dan batuan, paling
banyak terdapat di wilayah ini
- Di Kabupaten Belitung Timur, kebanyakan lahan hutan dialihfungsikan untuk aktivitas
pertambangan dan perkebunan (sumber: RPPLH Kab Beltim, 2019).
3 Sampah Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Permukiman, Lahan terbuka, Perkebunan, 1 - Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur, pada tahun 2018 Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 1 Ada 1 6 Strategis
Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 peruntukan Permukiman / Lahan terbangun, sampah yang dikelola oleh TPA Trafo Mayang sebanyak 28.420,928 m3. Sampah ini hingga saat ini dengan isu KRP ada KLHS
Simpang m, 75 - 100 m, industri, Pertambangan, Rawa, Sawah, merupakan sampah yang dikumpulkan dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Manggar, Damar No. 1, 4, 11, (2019) RPJMD
Renggiang, 100 - 200 m, pariwisata, Semak Belukar, Tambak, Tubuh Air dan Kelapa Kampit. 13 Kabupate
Manggar, Damar, 200 - 300 m, perdagangan - Potensi timbulan sampah di Kabupaten Belitung Timur, bila diasumsikan setiap orang n 2021-
Kelapa Kampit 300 - 400 m dan jasa menghasilkan 0,4 kg/orang/hari, maka potensi timbulan sampah sebanyak 74,205.376 2026
m3/tahun. Hal ini mengindikasikan sampah yang mampu dikelola oleh TPA Trafo Mayang baru
38% dari potensi timbulan sampah yang dihasilkan (sumber: RPPLH Kab Beltim, 2019)
4 Sanitasi Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Permukiman, Permukiman / Lahan terbangun, 1 - Pada tahun 2020, masih terdapat 21,45 persen masyarakat Kabupaten Belitung Timur yang Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada 0 4 Strategis
Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 peruntukan Tubuh Air belum terlayani oleh jaringan penyediaan air minum. Sedangkan, 12,33 persen masyarakat hingga saat ini dengan isu KRP ada KLHS
Simpang m, 75 - 100 m, industri, juga belum terlayani oleh penyediaan air bersih. Pada tahun 2020, masih terdapat 6,64 persen No. 1, 3, 11, (2019) RPJMD
Renggiang, 100 - 200 m, pariwisata, masyarakat Kabupaten Belitung Timur yang belum terlayani oleh jaringan sanitasi. Hal ini 13 Kabupate
Manggar, Damar, 200 - 300 m, perdagangan dikarenakan pengelolaan Instalasi Pengelolaan Limbah Terpadu (IPLT) masih belum optimal. n 2021-
Kelapa Kampit 300 - 400 m dan jasa Pada tahun 2020, pengelolaan air limbah dan lumpur tinja masih kecil dimana masing-masing 2026
5% dan 0,73% (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dibuktikan dengan belum semua desa
mendapatkan status Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defacation
Free (ODF) yaitu hanya sekitar 61 persen dari keseluruhan desa pada tahun 2020. Persentase
desa yang menyelenggarakan Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM) juga masih 0
persen. Selain itu, proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS
Unsur-unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
TELAAH KARAKTERISTIK WILAYAH TINGKAT PENTINGNYA POTENSI KETERAN
KETERKAITAN GAN
HASIL KLHS
ANTAR ISU KETERKAITA
PADA KRP
FREKUENSI PEMBANGUNA N DENGAN MUATAN
DENGAN
ISU INDIKASI CAKUPAN WILAYAH DAN/ATAU N MATERI RPPLH
HIERARKI DI
PEMBANGUNA INTENSITAS BERKELANJUT MUATAN KRP
SCOR SCOR ATASNYA
NO N LOKASI AN TOTAL
PETA RBI PETA RTR PETA PL E E
BERKELANJUT
AN
Hasil kajian risiko bencana kekeringan yang disusun oleh BNPB pada tahun 2019 menunjukkan
bahwa Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi, terutama di desa-desa
Jangkang, Nyuruk, Air Madu, Renggiang, Kelubi, Bentaian Jaya, Air Kelik, Buding, Senyubuk,
Mayang, dan Pembaharuan (Indeks Risiko Bencana Indonesia/IRBI, 2020)
Hasil kajian risiko bencana cuaca ekstrim yang disusun oleh BNPB pada tahun 2018 menunjukkan
bahwa Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi (Sumber: Indeks Risiko
Bencana Indonesia/IRBI, 2020).
Hasil kajian risiko bencana Kebakaran Lahan dan Hutan yang disusun oleh BNPB pada tahun 2019
menunjukkan bahwa Kabupaten Belitung Timur masuk dalam kelas risiko kelas tinggi. Jumlah
kejadian karhutla selama tahun 2016 tercatat 8 kejadian, pada tahun 2017, sebanyak 24 kejadian,
dan pada tahun 2018 mencapai 42 kejadian (Sumber: Indeks Risiko Bencana Indonesia/IRBI, 2020
dan RPJMD 2021-2026)
Persentase terpenuhinya infrastruktur penahan tanah dan daya rusak air baru mencapai 77,78
persen di tahun 2020. Pada tahun yang sama penanggulangan kawasan rawan abrasi dan rawan
gelombang pasang pada beberapa titik juga baru mencapai 33,33 persen (Sumber: RPJMD Kab.
Beltim 2021-2026).
6 Konflik Lahan Dendang, Simpang < 25 m, 25 - Hutan lindung, Hutan lahan kering primer, Hutan 1 Pada tahun 2019 dan 2020, persentase penurunan kasus konflik sosial tersebut mengalami Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 1 Ada 0 5 Strategis
(Tenurial) dan Pesak, Gantung, 50 m, 50 - 75 hutan produksi lahan kering sekunder, Hutan peningkatan yang signifikan menjadi 100 persen (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-2026). hingga saat ini dengan KRP ada KLHS
Sosial Simpang Renggiang, m, 75 - 100 m, tetap, mangrove primer, Hutan mangrove - Sebagian penduduk masuk ke kawasan hutan untuk membuka hutan karena lahan pertanian isu No. 2, (2019) RPJMD
Manggar, Damar, 100 - 200 m, pertambangan, sekunder, Hutan rawa sekunder, yang tersedia semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup. 5, 8, 9, Kabupate
Kelapa Kampit 200 - 300 m, kawasan Perkebunan, Permukiman / Lahan - Kurangnya lahan pertanian yang disebabkan oleh para pelaku penambangan illegal (sumber: 14 n 2021-
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS
Unsur-unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
TELAAH KARAKTERISTIK WILAYAH TINGKAT PENTINGNYA POTENSI KETERAN
HASIL KLHS GAN
KETERKAITAN KETERKAITAN
PADA KRP
FREKUENSI ANTAR ISU DENGAN MUATAN
DENGAN
ISU INDIKASI CAKUPAN WILAYAH DAN/ATAU PEMBANGUNAN MATERI RPPLH
HIERARKI DI
PEMBANGUNAN INTENSITAS SCOR BERKELANJUTAN MUATAN KRP
NO LOKASI SCORE ATASNYA TOTAL
BERKELANJUTA PETA RBI PETA RTR PETA PL E
N
10 Kualitas Sumber Dendang, Simpang 0 - Tahun 2020, lulusan sekolah dasar masih mendominasi latar belakang pendidikan tenaga Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Daya Manusia Pesak, Gantung, kerja lokal sebesar 43,53 persen, sedangkan untuk SMA sebesar 26,48 persen, dan lulusan hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
dan Simpang perguruan tinggi yaitu 9,08 persen ini No. 1, 2, 7, (2019) Kabupaten
Kelembagaan Renggiang, - Pada tahun 2020, masih ditemukan anak putus sekolah di Kabupaten Belitung Timur pada 10, 11 2021-2026
Manggar, Damar, jenjang pendidikan SD sebanyak 40 siswa atau 0,01 persen sedangkan untuk jenjang
Kelapa Kampit pendidikan SMP sebesar 108 siswa atau 1,26 persen (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-
2026).
11 Kesehatan Dendang, Simpang 0 Pada tahun 2019 angka kematian ibu masih mencapai 102 kasus, sedangkan kematian balita Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Pesak, Gantung, pada tahun 2020 sebesar 12 kasus, dan kematian neonatal sebesar 6 kasus. Pada tahun yang hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang sama 2,4 persen bayi menderita wasting dan 7,6 persen bayi menderita stunting. Selain itu, ini No. 1, 3, 4, (2019) Kabupaten
Renggiang, imunisasi dasar lengkap anak umur 12 – 23 bulan juga baru mencapai 58 persen (Sumber: 7, 9, 10, 13 2021-2026
Manggar, Damar, RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
Kelapa Kampit
12 Pengangguran Dendang, Simpang 0 Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan masih ditemukannya pengangguran terbuka di Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Tinggi Pesak, Gantung, Kabupaten Belitung Timur sebesar 3,93 persen. Pengangguran terbuka disebabkan kurangnya hingga saat dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang motivasi masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja, informasi bursa kerja yang relatif ini No. 7, 10, (2019) Kabupaten
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS
Unsur-unsur Pasal 9 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2016
TELAAH KARAKTERISTIK KETERANG
TINGKAT PENTINGNYA POTENSI
WILAYAH HASIL KLHS AN
KETERKAITAN KETERKAITAN
PADA KRP
ANTAR ISU DENGAN MUATAN
FREKUENSI DENGAN
ISU PEMBANGUNAN MATERI RPPLH
INDIKASI CAKUPAN WILAYAH DAN/ATAU SCOR HIERARKI DI TOT
NO PEMBANGUNAN LOKASI SCORE BERKELANJUTAN MUATAN KRP
PETA INTENSITAS E ATASNYA AL
BERKELANJUTAN PETA RBI PETA PL
RTR
14 Diversifikasi Dendang, Simpang 0 - Situasi pandemi Covid – 19 menyebabkan perekonomian dan daya beli masyarakat menurun, sehingga usaha Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Ekonomi Pesak, Gantung, yang dilakukan pelaku UMKM lebih mengarah kepada strategi bertahan daripada berkembang. Selain itu belum hingga saat ini dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang Renggiang, optimalnya sarana pemasaran produk UMKM juga menjadi penyebab pengembangan usaha kecil dan menengah No. 7, 10, (2019) Kabupaten
Manggar, Damar, lokal belum optimal. 13, 14, 15 2021-2026
Kelapa Kampit - Jumlah obyek wisata layak beserta kunjungannya mengalami penurunan, terjadi penurunan pada jumlah obyek
wisata yang layak dikunjungi di Kabupaten Belitung Timur. Kualitas pelaku jasa pariwisata yang rendah dibuktikan
dengan belum adanya pelaku jasa pariwisata lokal di Kabupaten Belitung Timur yang bersertifikasi pada tahun
2019 dan 2020. Selain itu, jumlah jasa usaha pariwisata juga mengalami penurunan drastis dari 520 penyedia
jasa di tahun 2019 menjadi hanya 166 pada tahun 2020
- Bahan baku untuk beberapa industri belum dibudidayakan
- Kesulitan pemasaran bagi hasil industri kriya dan kuliner
- Ketidakcukupan stok bahan baku untuk industri pengolahan perikanan
- Produk unggulan daerah masih kalah bersaing dengan produk daerah lain (Sumber: RPJMD Kab. Beltim 2021-
2026).
15 Kemampuan Dendang, Simpang 0 - Belum optimalnya pengelolaan sistem penanaman modal oleh pemerintah daerah dimulai dari kurangnya Berlangsung 1 Terkait 1 Terkait 1 RPPLH 0 Ada KLHS 1 4 Strategis
Ekonomi Daerah Pesak, Gantung, kerjasama promosi, tidak adanya feedback nyata dari event investasi, belum optimalnya pemberian insentif dan hingga saat ini dengan isu KRP ada RPJMD
Simpang Renggiang, kemudahan bagi investor, serta belum optimalnya fasilitasi koordinasi kemitraan usaha bagi usaha kecil dan No. 13, 14 (2019) Kabupaten
Manggar, Damar, menengah dengan investor. 2021-2026
Kelapa Kampit - Persentase pajak daerah terhadap PAD menurun, penyerapan keuangan sesuai target menurun (Sumber:
RPJMD Kab. Beltim 2021-2026).
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
No No
STRATEGIS STRATEGIS
Isu PB 1 Degradasi Kualitas Ekosistem DAS dan Pesisir 8 Penegakan Hukum
2 Kerusakan Lahan dan Hutan 9 Ketahanan Pangan dan Energi
Strategis 10 Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
3 Sampah
11 Kesehatan
4 Sanitasi
12 Pengangguran Tinggi Total Skor Kriteria
5 Kebencanaan
13 Konektivitas dan Infrastruktur <3 Tidak Strategis
6 Konflik Lahan (Tenurial) dan Sosial 14 Diversifikasi Ekonomi ≥3 Strategis
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Intensitas dan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Cakupan Wil. Kapasitas Adaptasi thd Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH Bencana Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Degradasi Kualitas 5 Sangat 5 Sangat 5 Sangat 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaruhi 3 Cukup 4 Mempengar 1 Sangat tidak 39 Ya 1
Ekosistem DAS dan Mempengaruhi Berisiko Mempengaruhi hi intensitas hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan Mempengar uhi Risiko mempengar
Pesisir DDDT Air dan langsung kinerja layanan dan cakupan Mutu dan dan Potensi Kapasitas uhi Tingkat thd uhi
Pangan terhadap JE penyedia layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd dan Status Kesehatan Ancaman
LH dan bencana SDA Perubahan Iklim Jumlah dan thd
pengaturan air Penduduk Keselamata Perlindunga
dan penyedia Miskin n Manusia n dan Hak
pangan Adat
2 Kerusakan Lahan 5 Sangat 5 Sangat 5 Sangat 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaru 4 Mempengaruhi 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 38 Ya 2
dan Hutan Mempengaruhi Berisiko Mempengaruhi hi intensitas hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan Mempengar mempengar mempengar
DDDT Air dan langsung kinerja layanan dan cakupan Mutu dan dan Potensi Kapasitas uhi Tingkat uhi Risiko uhi
Pangan terhadap JE penyedia layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd dan Status thd Ancaman
LH dan bencana SDA Perubahan Iklim Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Miskin Keselamata n dan Hak
pangan n Manusia Adat
3 Sampah 4 Mempengaruhi 4 Berisiko 3 Cukup 4 Mempengaru 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 30 Ya 4
DDDT Air dan langsung Mempengaruhi hi intensitas Mempengaru Mempengaru Mempengaruhi Mempengar mempengar mempengar
Pangan terhadap kinerja layanan dan cakupan hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
LH JE penyedia layanan Mutu dan dan Potensi Kapasitas dan Status thd Ancaman
dan bencana Ketersediaan Kehati Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air SDA Perubahan Iklim Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Miskin Keselamata n dan Hak
pangan n Manusia Adat
4 Sanitasi 4 Mempengaruhi 4 Berisiko 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 28 Ya 5
DDDT Air dan langsung Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaruhi Mempengar mempengar mempengar
Pangan terhadap kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Ketahanan Kerentanan dan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
LH JE penyedia dan cakupan Mutu dan dan Potensi Kapasitas dan Status thd Ancaman
dan layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA Perubahan Iklim Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Miskin Keselamata n dan Hak
pangan n Manusia Adat
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Intensitas dan Cakupan Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Kapasitas Adaptasi Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Wil. Bencana Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH thd Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Kebencanaan 4 Mempengaruh 4 Berisiko 3 Cukup 5 Sangat 4 Mempengar 3 Cukup 3 Mempengaruhi 3 Cukup 3 Cukup 1 Sangat tidak 33 Ya 3
i DDDT Air langsung Mempengaruhi Mempengaruhi uhi Status Mempengar Kerentanan dan Mempengaru mempengaru mempengaruhi
dan Pangan terhadap kinerja layanan JE intensitas dan Mutu dan uhi Kapasitas Adaptasi hi Tingkat hi Risiko thd Ancaman thd
LH penyedia dan cakupan Ketersediaa Ketahanan thd Perubahan Iklim dan Status Kesehatan Perlindungan
pengaturan air dan layanan n SDA dan Potensi Jumlah dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana Kehati Penduduk Keselamatan
Miskin Manusia
6 Konflik Lahan 4 Mempengaru 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 1 Sangat tidak 27 Ya 6
(Tenurial) dan hi DDDT Air Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Mempengaruhi Mempengar Mempengaru mempengaruhi
Sosial dan Pangan langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kerentanan dan uhi Tingkat hi Risiko thd Ancaman thd
terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan Kapasitas Adaptasi dan Status Kesehatan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi thd Perubahan Jumlah dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Iklim Penduduk Keselamatan
Miskin Manusia
7 Kemiskinan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Mempengaruhi 5 Mempengaru 4 mempengaru 1 Sangat tidak 25 Tidak
mempengaruh Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Kerentanan dan hi Tingkat hi Risiko thd mempengaruhi
i DDDT Air langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kapasitas Adaptasi dan Status Kesehatan Ancaman thd
dan Pangan terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan thd Perubahan Iklim Jumlah dan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi Penduduk Keselamatan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Miskin Manusia
8 Penegakan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 1 Sangat tidak 19 Tidak
Hukum mempengaruh Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru mempengaruhi
i DDDT Air langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kerentanan dan hi Tingkat hi Risiko thd Ancaman thd
dan Pangan terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan Kapasitas Adaptasi dan Status Kesehatan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi thd Perubahan Iklim Jumlah dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Penduduk Keselamatan
Miskin Manusia
9 Ketahanan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 4 Mempengaru 3 Cukup 1 Sangat tidak 23 Tidak
Pangan dan mempengaruh Berisiko Mempengaruhi Mempengaruhi Mempengar Mempengar Mempengaruhi hi Tingkat mempengaru mempengaruhi
Energi i DDDT Air langsung kinerja layanan JE intensitas dan uhi Status uhi Kerentanan dan dan Status hi Risiko thd Ancaman thd
dan Pangan terhadap penyedia dan cakupan Mutu dan Ketahanan Kapasitas Adaptasi Jumlah Kesehatan Perlindungan
LH pengaturan air dan layanan Ketersediaa dan Potensi thd Perubahan Iklim Penduduk dan dan Hak Adat
penyedia pangan bencana n SDA Kehati Miskin Keselamatan
Manusia
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Intensitas dan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Cakupan Wil. Kapasitas Adaptasi Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH Bencana thd Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
(1) (2) (3) (4) (5)
10 Kualitas Sumber Daya 3 Cukup 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 1 Sangat tidak 21 Tidak
Manusia dan Mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengar Mempengar mempengar
Kelembagaan uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Ketahanan hi Kerentanan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan dan Potensi dan Kapasitas dan Status thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Kehati Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA Perubahan Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
11 Kesehatan 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 4 Mempengar 1 Sangat tidak 22 Tidak
mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengar uhi Risiko mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan uhi Tingkat thd uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas dan Status Kesehatan Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Jumlah dan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Penduduk Keselamatan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Manusia n dan Hak
pangan Adat
12 Pengangguran Tinggi 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 1 Sangat tidak 20 Tidak
mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengar Mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan uhi Tingkat uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas dan Status thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
13 Konektivitas dan 3 Cukup 3 Cukup 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 2 Tidak 3 Cukup 4 Mempengar 3 Cukup 1 Sangat tidak 26 Ya 7
Infrastruktur Mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru uhi Tingkat mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan dan Status uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas Jumlah thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Penduduk Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Miskin dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS
Identifikasi Isu PB Prioritas (Pasal 9 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2016)
Risiko thd
Perkiraan Intensitas dan Kerentanan dan Tingkat dan Status Ancaman thd
Status Mutu dan Ketahanan dan Kesehatan dan
No Isu PB Strategis Kapasitas D3TLH Dampak dan Kinerja layanan/JE Cakupan Wil. Kapasitas Adaptasi Jumlah Penduduk Perlindungan dan Bobot Prioritas Ranking
Ketersediaan SDA Potensi Kehati Keselamatan
Risiko LH Bencana thd Perubahan Iklim Miskin Hak Adat
Manusia
(1) (2) (3) (4) (5)
14 Diversifikasi Ekonomi 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 3 CukupMemp 2 Tidak 1 Sangat tidak 20 Tidak
mempengar Berisiko Mempengaruhi Mempengaru Mempengaru Mempengaru Mempengaru engaruhi Mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan hi intensitas hi Status hi Status hi Kerentanan Tingkat dan uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia dan cakupan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas Status thd Ancaman
LH dan layanan Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Jumlah Kesehatan thd
pengaturan air bencana SDA SDA Perubahan Penduduk dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Miskin Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
15 Kemampuan Ekonomi 2 Tidak 3 Cukup 2 Tidak 3 Mempengaru 2 Tidak 2 Tidak 2 Tidak 4 Mempengar 3 Cukup 1 Sangat tidak 24 Tidak
Daerah mempengar Berisiko Mempengaruhi hi intensitas Mempengaru Mempengaru Mempengaru uhi Tingkat Mempengar mempengar
uhi DDDT Air langsung kinerja layanan dan cakupan hi Status hi Status hi Kerentanan dan Status uhi Risiko uhi
dan Pangan terhadap JE penyedia layanan Mutu dan Mutu dan dan Kapasitas Jumlah thd Ancaman
LH dan bencana Ketersediaan Ketersediaan Adaptasi thd Penduduk Kesehatan thd
pengaturan air SDA SDA Perubahan Miskin dan Perlindunga
dan penyedia Iklim Keselamatan n dan Hak
pangan Manusia Adat
KABUPATEN
BELITUNG TIMUR