Anda di halaman 1dari 39

URINALISIS

oleh:
Dr. Suryanto
BAGIAN PATOLOGI KLINIK FK UMY
Pendahuluan
Penyakit ginjal dan saluran kemih dapat
asimtomatik sampai kerusakan 70-80%
sehingga diperlukan pemeriksaan lab. yang
dapat mendeteksi sedini mungkin kelainan
tsb.
Peradangan pada sal.kemih bagian bawah
dapat naik/asenderen mengenai ginjal sampai
terjadi kegagalan fungsi ginjal.
Urinalisis : informasi diagnostik kelainan
morfologik/anatomik sebelum terjadi kelainan
fungsi.
Urinalisis : analisis mengenai ada tidaknya
kelainan ginjal-sal.kemih/di luar ginjal-
sal.kemih hasil pemeriksaan urin.
Kelainan di ginjal-sal kemih :
- Peradangan : leukosituria
- Perdarahan : hematuria mikroskopis,
”gross hematuria”, piuria
- Peny.ginjal: proteinuria persisten,
silinderuria patologis, BJ yang selalu rendah
(hipoperfusi, kerusakan parenkim, obstruksi)
Kelainan di luar ginjal-sal.kemih
 DM: glukosuria,poliuria, BJ,keton (+)

 D.Insipidus: poliuria dengan BJ

 P.Perdarahan: hematuria/Hb.uria

 Kehamilan:proteinuria,deskuamasi

epitel,glukosa(+), HCG(+)
 Payah jantung:proteinuria, fase edema

vol.urin
 Hepatitis:bilirubinuria, urobilinogenuria

 MM: Protein Bence Jones (+)

 Panas/febris : proteinuria, hematuria mikros


Macam pemeriksaan urin:
1. Urin rutin : dikerjakan pada setiap
penderita tanpa indikasi, digunakan
sebagai dasar pemeriksaan lebih lanjut
(makroskopis,sedimen,kimia)
2. Urin khusus : berdasarkan indikasi untuk
menunjang diagnosis (bilirubin, keton,
nitrit,Hb,urobilinogen, protein Bance
Jones)
Macam sampel urin:
1.Urin sewaktu : untuk kualitatif
2.Urin pagi: pem.rutin dan tes kehamilan
3.Urin Pagi II: sesudah 1 jam
4.Urin 2jam setelah makan : glukosa
5.Urin tampung 12jam/24jam: kuantitatif
6.Urin residual:ada/tdknya hambatan
berkemih (kateter)
Syarat urin yg akan diperiksa:
Urin segar/baru (1-3jam)
alasannya :
- warna belum berubah
- pH belum berubah
- zat-zat tertentu belum berubah
- bakteri belum berkembang biak
Pemeriksaan urin rutin:
1. Makroskopik/fisik: warna, kejernihan,
buih, bau, BJ
2. Mikroskopis/sedimen : sdm, sdp,
epithel, kristal, silinder, lain-lain.
3. Kimia : pH, protein, glukosa
1. Volume urin:
Vol. Normal : 1200 – 1500 ml/24 jam
Produksi urin dipengaruhi :
- luas permukaan badan
- intake cairan
- kelembaban udara
- aktifitas fisik/ psikis
- obat : antipiretik, analgesik, diuretik
Abnormal volume urin :
 poliuria : > 2000 ml/24 jam

 oligouria: < 400 ml/ 24 jam

 Anuria: < 100 ml/24 jam

 Nokturia : vol. Urin malam meningkat > 500

ml dengan BJ < 1,018 (tanda dini kerusakan


ginjal)
 Polakisuria : frekuensi meningkat, vol.N

 Retensi urin : tdk keluar o.k tertahan ; batu

kandung kemih, radang uretra, BPH


2. Warna urin
Normal disebabkan oleh pigmen:
- urokrom (ginjal)
- uroeritrin (timbunan asam urat)
- urobilin
Patologis :
- seperti teh(bilirubin),
merah(darah,Hb,myoglobin), hitam(melanin),
hijau(biliverdin), putih susu(khilus), putih
keruh(nanah).
3. Kejernihan
Normal : jernih
Keruh sejak dikemihkan :
fosfat jumlah banyak(tdk ada arti klinis),
nanah, khilus, darah
Keruh setelah didiamkan :
amorf fosfat, bakteri berkembang biak
4. Buih
Normal : setelah dikocok buih cepat
hilang
Abnormal :
-buih putih bertahan lama (proteinuria)
-buih berwarna kuning (bilirubinuria)
5. Berat Jenis urin :
Gambaran tentang kemampuan ginjal dalam
pemekatkan urin
BJ normal : 1,015 – 1,030
BJ o.k obat, cairan kontras, glukosa, protein
perlu koreksi
BJ <1,018 setalah puasa malam hari
menunjukkan gangguan tubulus
BJ = BJ plasma = 1,010 (isosterniuria)
menunjukkan gagal ginjal kronik
6. Bau
Abnormal :
-Bau buah-buahan :asaal benda keton
-Amoniak : perombakan amoniak
-Asam sulfat : perombakaan protein
-Bau tinja : perforasi usus ke VU
-Busuk : keganasan sal.kemih
7. Glukosuri:
Keadaan glukosuria dapat disebabkan :
- gangguan reabsorbsi tubulus
- nilai ambang ginjal terlampaui > 180
mg/dl serum
8. Bilirubin
Normal : negatif
Patologis : bilirubin positip (liver
disease, obstruksi bilier)

9. Protein Bance Jones


Normal : negatip
Positip : pada penyakit Multiple
Myoloma.
10. Hemoglobin
Normal : negatip
Positip pada anemia hemolitik yang berat
Bedakan Hemoglobinuria dengan hematuria.
11. Nitrit
tes nitrit positip menandakan adanya
bakteriuria (bakteri yang mengubah nitrat
menjadi nitrit)
Dipengaruhi 3 faktor : jenis bakteri
(Enterobactericeae), jumlah nitrat, lamanya
urin di VU
Pemerik.kelainan ginjal-sal.kemih
A.Kelainan morfologik/anatomik:
1.Proteinuria menetap
jenis protein : albumin(selektif)
globulin(non-selektif)
2.SDM>5/LPB
3.Silinderuria patologik (broad cast)
4.epithel tubulus, oval fat bodies
5.RTA(Renal Tubuler Antigen)
6.NAG(N-asetl-beta-D-glukosamidase)
Contoh :
1.Kerusakan glomerulus a.l : peny.imun,
hipertensi lama, DM, toksin
2.Kerusakan tubulus a.l : GFR meningkat
memperberat kerja reabsorbsi tubulus
kerusakan tubulus, peradangan,
sumbatan tubulus oleh protein, Hb,
mioglobin, obat-obatan.
Hematuria
Fisiologis Patologis
- aktifitas fisik >> -perdarahan

- febris sepanjang ginjal/


- ggn.sirkulasi sal.kemih

Batu Bkn. Batu


- kristal +/- -trauma
- Calsium darah -keganasan
- asam urat darah
Leukosituria

Bukan radang radang


-aktifitas fisik>>
-dehidrasi luar ginjal ginjal sal.kemih
-stress -pelvitis protein+ protein+/-
-febris -tercemar silinder(+) silinder(-)
B. Kelainan Fungsi :
1.Fungsi glomerulus :
ureum, kreatinin, LFG/GFR
2.Fungsi tubulus:
BJ, Na urin, glukosa
3.Fungsi tubulus dan glomerulus :
volume urin, beta 2 mikroglobulin
asam urat darah.
1. Penetapan kadar ureum dan kreatinin
Meninggakat kadarnya apabila kegagalan
fungsi >50%
Kenaikan ureum lebih dulu dari kreatinin
oleh karena : kreatinin pelepasanya ke
plasma relatif konstan, ± 20% disekresi
tubulus ke urin.
Kreatin baru meningkat dengan cepat
apabila kerusakan ginjal 2/3 bagian
Kreatinin
Merupakan pemeriksaan terbaik dan mudah untuk
mengukur permeabilitas glomerulus
Relatif sedikit dipengaruhi oleh daging dalam makanan,
kecuali pada GFR yang rendah.
Orang tua GFR turun dan massa otot juga berkurang, maka
kadar kreatinin yang normal belum tentu menyatakan
fungsi ginjal normal.
Penurunan bukan karena gangguan fungsi ginjal dapat
dijumpai pada perubahan massa otot : kelaparan,
wasting diseases, pasca bedah, dan penderita dalam
pengobatan kortikosteroid. Sedangkan peningkatan
pada refeeding
Pada kehamilan GFR meningkat akan menurunkan
kreatinin
Ureum
Ureum dibentuk di hati sebagai produk ikatan
dari deaminasi asam amino.
Difiltrasi oleh glomerulus dan mendifusi kembali
secara pasif di tubuli.
Ureum kurang memberi penilaian fungsi ginjal
yang akurat dibandingkan dengan kreatinin.
Ureum meningkat pada proses katabolik diet
tinggi protein(daging) dan perdarahan saluran
cerna. Sebaliknya menurun pada diet rendah
protein dan penyakit hati.
Prerenal uremia
Ditemukan pada :
 Dehidrasi

 Diet tinggi protein

 Katabolisme protein

 Starvation

 Reabsorbsi darah pada perdarahan saluran cerna

 Terapi kortisol

 Perfusi menurun/shock

Ratio ureum/kreatinin > 40, dengan kratinin normal


Normal ratio ureum/kreatinin antara 24 - 40
Post renal uremia
Ditemukan pada :
 Nefrolitiasis

 Pembesaran prostat

 Tumor tr. Genitourinaria.

Ratio ureum/kreatinin > 40, dengan


kreatinin tinggi
2. Penetapan laju filtrasi glomerulus
(LFG)/ penetapan Klirens
Klirens adalah vol.darah yang dibersihkan dari suatu zat
dengan ekskresi dalam urin dalam waktu 1 menit.
Sifat zat yang baik untuk klirens :
- bebas difiltrasi
- tdk direabsorbsi/sekresi tubulus
- tdk dimetabolisme
- tdk disimpan di ginjal
- tdk mengikat protein
- tdk bersifat toksik
- tdk berefek thd kecepatan filtrasi
- mudah diukur kadarnya dlm serum/ urin
3 macam pemeriksaan klirens:
1.Inulin : sangat tepat untuk klirens
kelemahan:bahan eksogen, pemberian lewat i.v
kemudian infus
2.kreatinin: sering digunakan untuk klirens o.k tidak
dipengaruhi protein makanan, usia tua kreatinin
berkurang
kelemahan : 20% disekresi tubulus
3.ureum: kurang tepat o.k dipengaruhi protein
makanan, trauma, perdarahan GIT, obat
(kortikosteroid, tetrasiklin), penyakit payah jantung,
dehidrasi dan syok.
Klirens kreatinin:
Cara : (percobaan berlangsung minimum 8 jam,
sebaiknya 24 jam).
 ukur TB dan BB penderita

 Penderita diberi minum air sedemikian sehingga

diuresis minimum 1 ml/mnt.


 Saat mulai percobaan, disuruh mengosongkan

kandung kemih sehabis-habisnya lalu urin dibuang,


dan cata waktunya dengan tepat sebagai permulaan
percobaan.
 Tampung urin 8 jam/24 jam, dan ukur kadar

kreatinin urin.
 Ambil darah vena pada jam ke 8/24 jam dan

tetapkan kadar kreatinin darah.


Perhitungan :
UCR
CCR = X VOL
PCR

Normal : Laki-laki 98 – 156 ml/mnt


Perempuan 95 – 160 ml/mnt
utuk orang dengan luas permukaan
tubuh 1,73 m2

Anda mungkin juga menyukai