Analisis Kebijakan Rumah Sakit
Analisis Kebijakan Rumah Sakit
An al
is i s K
s K e l as A n al is i s
eb ija
Tuga
k an P
erum
ah sa
Ke b i j ak an
kitan
- 202
1
P er u m a h s a k i t an
Keb i ja k a n
Peror a ng a n
Kebijakan perorangan merupakan kebijakan yang buat oleh seseorang yang menjadi rencana dalam
suatu pekerjaan, cara bertindak, tujuan, prinsip, atau garis haluan dari individu tersebut.
Contohnya : Seseorang memiliki pekerjaan yang menumpuk di kantor dan harus diselesaikan
dalam waktu yang bersamaan. Hal tersebut membuat orang tersebut mengambil kebijakan pada
dirinya yaitu lembur agar pekerjaan yang menumpuk dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Keb i ja k a n
Ke l o m p o k
Kebijakan kelompok merupakan kebijakan yang dibuat oleh suatu kelompok / organisasi untuk
merencanakan tujuan kelompok / organisasi kedepannya.
Contohnya : Dalam sebuah kelompok / organisasi terdapat rapat rutin yang diadakan setiap hari Rabu
dan mengharuskan semua anggota kelompok menghadiri rapat rutin tersebut. Hal ini merupakan
kebijakan yang dilakukan oleh suatu kelompok / organisasi.
rb e d a a n P e n g a w a s a n
Pe
e l e ka t , F u n g si o na l &
M
Mas y a ra k a t
Perbedaan Pengawasan Melekat,
Fungsional & Masyarakat
Pengawasan Pengawasan Pengawasan
Melekat Fungsional Masyarakat
Dilakukan oleh masyarakat,
Bersifat mutlak; Dilakukan oleh Bersifat relatif; Dilakukan oleh aparat
disampaikan kepada pemerintah
pimpinan/atasan langsung kepada untuk membantu pimpinan dalam
berupa sumbangan pikiran, saran,
bawahan, baik di tingkat pusat maupun di menjalankan fungsi pengawasan
gagasan / keluhan
tingkat daerah
:
Rumah Sakit statis, Rumah 02 Rumah Sakit Bergerak
Rumah Sakit bergerak yang dimaksud adalah
Sakit bergerak, dan Rumah berbentuk bus, pesawat, kapal laut, karavan,
gerbong kereta api, atau container.
Sakit lapangan
03 Rumah Sakit Lapangan
Rumah Sakit lapangan yang dimaksud adalah
berbentuk tenda, kontainer, atau bangunan
permanen yang difungsikan sementara sebagai
Rumah Sakit.
S a k i t B e rg er a k da n
Fun gs i Ru m a h
m a h S a k it L a p an g a n
Ru
Rumah sakit Bergerak dibentuk dan difungsikan untuk masyarakat yang tinggal pada
daerah perbatasan,kepulauan, dan daerah yang tidak mempunyai Rumah Sakit, atau
kondisi bencana dan situasi darurat lainnya. Rumah sakit ini dapat dipindahkan dari
satu lokasi ke lokasi lain.
Rumah Sakit Lapangan adalah Rumah Sakit yang didirikan di lokasi tertentu dan
bersifat sementara selama kondisi darurat dan masa tanggap darurat bencana, atau
selama pelaksanaan kegiatan tertentu.
Bentuk-bentuk Rumah Sakit ini dapat memberi pelayanan yang aman, cepat,
berkualitas, dan efisien sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi.
i si , T uj u a n
Vi s i , M
a h Sa k i t
Rum
RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
VISI
Visi, Misi, dan Tujuan Menjadi pelopor terpercaya dalam memadukan Pendidikan, Penelitian dan Pemeliharaan
Kesehatan yang bertaraf Internasional.
PELAYA N A N N YA
SNARS Edisi 1 mulai berlaku tahun 2018 meliputi sasaran keselamatan pasien, standar pelayanan
berfokus pada pasien, standar manajemen rumah sakit, program nasional dan integrasi pendidikan
kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit. Disusun dengan mengacu pada prinsip-prinsip penyusunan
standar dari International Society for Quality in Healthcare (ISQua), standar akreditasi versi 2012,
standar akreditasi JCI edisi 4 dan 5 serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
di t a s i R u m a h S ak i t
D a s ar H u ku m Ak re
Dapat dilakukan pendekatan secara umum atau pendekatan secara khusus. Pendekatan umum
dilakukan dengan menilai kemampuan rumah sakit dan atau petugasnya dan membandingkannya
dengan standar yang ada. Para petugas dapat dinilai tingkat pendidikannya, pengalaman kerjanya,
serta pengetahuan yang dimiliknya (biasanya dengan cara tes tertulis/lisan).
2. Aspek Teknik
Dapat dilakukan penilaian tiga komponen yaitu struktur, proses dan hasil. Komponen struktur,
menilai keadaaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan fisik, struktur organisasi, kualifikasi staf
rumah sakit, dan lain-lain. Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan
dengan pasiennya. Tegasnya, menilai bagaimana aktivitas dokter dan petugas kesehatan lainnya
dalam menangani pasien. Sementara komponen hasil menilai hasil pengobatan (dengan berbagai
kekurangannya). Penilaian dapat dilakukan dengan menilai dampak pengobatan terhadap status
kesehatan dan kepuasan penderitanya.
u m a h S a k it
Penilaian R
3. Aspek Kriteria
Dapat dibagi mejadi kriteria yang eksplisit dan implisit. Kriteria eksplisit adalah kriteria
yang nyata tertulis. Misalnya, bila ada aturan bahwa setiap dokter harus menulis nama terang
setiap selesai menulis status, maka dalam proses penilaian akan dilihat tercantum tidaknya
nama terang itu dalam rekam medik. Kriteria implisit adalah kriteria yang tidak tertulisa yang
ada di dalam benak anggota tim penilai.
Sementara itu, rumah sakit sendiri dinilai dari segi bangunan fisiknya, administrasi
organisasi dan manajernya, kualifikasi sumber daya manusia yang tersedia, dan kemampuan
memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat itu. Untuk Amerika Serikat, penilaian
berdasarkan pendekatan umum ini akan ditandai dengan pemberian licensing, accreditation
dan certification.Di sisi lain, dapat pula dilakukan pendekatan khusus. Dalam hal ini, hal yang
dinilai ialah hubungan/interaksi antara pasien dengan pemberi pelayanan di rumah sakit. Di
Amerika Serikat, hal ini dilakukan komite medik di rumah sakit, survei kepuasan pasien,
penilaian malpraktek dan penilaian dari organisasi profesi medik
um a h
a i a n R
Pen il
Ca r a
1. Tim penilai (surveyor) akan berada di Rumah Sakit selama kurang lebih
3 hari, yang terdiri dari 3 orang (manajemen, medis dan keperawatan)
2. Pimpinan Rumah Sakit mempresentasikan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien Rumah Sakit
3. Dilanjutkan telaah dokumen, telaah rekam medik tertutup dan telah
rekam medik terbuka serta survey lapangan
4. Penilaian lapangan ditekankan pada telusur pasien untuk di
wawancarai/ observasi langsung atas pelayanan kesehatan yang
telah/sedang/akan diterima pasien.
5. Dalam waktu yang bersamaan, kelengkapan dokumen akreditasi juga di
observasi dan ditanyakan pada jajaran staf dan pimpinan Rumah Sakit.
Cara
Penil
ai a n Ru
mah S
a k it
6. Temuan atas ketidaklengkapan dokumen/ kekurangan
mutu pelayanan harus diperbaiki saat itu setelah
mendapat rekomendasi surveyor.
7. Telusur lingkungan terhadap fasilitas Rumah Sakit Telusur
KPS
8. Presentasi FMEA (Failure Mode and Effect Analysis),
Pedoman Praktik Klinis / Clinical Pathways, Risk
Manajemen Dan IKP (Insiden Keselamatan Pasien)
9. Wawancara Pimpinan
10. Exit Conference
n g an A n t a r
Hub u
a h Sa k i t
Rum
Hubungan Antar Rumah Sakit
Hubungan antar rumah sakit biasanya berupa perjanjian kerja sama antar rumah sakit yang satu dengan
yang lainnya dalam melaksanakan sistem rujukan pasien. Dalam Peraturan Pemerintah no. 47 tahun 2021
pasal 27 disebutkan bahwa salah satu kewajiban rumah sakit yaitu melaksanakan sistem rujukan.
Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat baik secara vertikal maupun horisontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau, dan
dilakukan secara rasional. Sistem rujukan diselenggarakan dengan tujuan memberikan pelayanan
kesehatan secara bermutu, sehingga tujuan pelayanan tercapai tanpa harus menggunakan biaya yang
mahal (Ratnasari, D. 2017).
Dalam melakukan sistem rujukan, pihak rumah sakit dapat melakukan kerjasama dengan pihak rumah sakit
lainnya. Berikut hak dan kewajiban dari rumah sakit yang bekerja sama dengan pihak rumah sakit yang dirujuk
sebagai pihak pertama dan pihak rumah sakit yang merujuk sebagai pihak kedua.
• Sistem informasi apotik dan rumah sakit membantu dokter dan apoteker dalam menyeleksi,
memantau dan mengevaluasi efek dari obat. Perubahan-perubahan ini telah mendorong apotik
berperan lebih proaktif dalam sistem perawatan kesehatan. Oleh karena itu, untuk dapat
memenuhi kebutuhan obat-obatan yang diperlukan, maka rumah sakit menjalin kerjasama
dengan perusahaan farmasi. Kerjasama yang terjadi antara rumah sakit dengan perusahaan
HUBUNGAN farmasi dituangkan dalam bentuk perjanjian. Bentuk perjanjian tersebut adalah perjanjian jual-
beli.
RUMAH SAKIT
DENGAN PIHAK Kerjasama antara rumah sakit dengan BPJS
Adapun pelaksanaan perjanjian kerjasama antara rumah sakit dengan BPJS kesehatan dalam program
LUAR jaminan kesehatan nasional (JKN) sebagai berikut:
Pertama, dasar hukum perjanjian kerjasama antara rumah sakit dengan BPJS kesehatan menurutNiyan
Lestari, kepada unit manajemen pelayanan kesehatan rujukan BPJS kesehatan cabang boyolali
menuturkan selain peraturan presiden No 12 tahun 2013 yang menjadi landasan dilaksanakannya
perjanjian dalam program JKN, peraturan mentri kesehatan nomor 71 Tahun 2013 juga menjadi aturan
dasar perjanjian kerjasama ini.
Kedua, peraturan tersebut selain mengatur perjanjian kerjasama, juga menjelaskan syarat-syarat
fasilitas kesehatan yang menjamin kerjasama dengan BPJS kesehatan.
Hubungan Rumah Sakit dengan Universitas
An al
is i s K
eb ija
k an P
erum
I H
ah sa
TE RIM A KAS
kitan
- 202
1