Marisa Elsera, M.

Si

Karl Marx

MEMPERTAHANKAN STRUKTUR
MELALUI KONFLIK

Max Weber George Simmel Emile Durkheim

 KONFLIK
* BUKAN SEKEDAR PERBEDAAN KEPENTINGAN
* PERTENTANGAN KEPENTINGAN
* ENERGI AGRESIF YANG TERAKUMULASI DALAM PROSES INTERAKSI
SEBELUM KETEGANGAN DIREDAKAN
* TIDAK SELALU BERDAMPAK NEGATIF, TAPI JUGA POSITIF
* MELAHIRKAN NORMA DAN NILAI BARU
* SETIAP MANUSIA MEMILIKI POTENSI MENCIPTA KONFLIK
* KONFLIK AKAN SELALU ADA SELAMA MANUSIA ADA
* TERBENTUK OUT GROUP DAN IN GROUP
* KEMUNCULAN KATUP PENYELAMAT/ RATU ADIL
 KONFLIK REALISTIS KONFLIK NONREALISTIS

• TIDAK BERASAL DARI TUJUAN

• BERASAL DARI KEKECEWAAN ANTAGONIS TAPI DARI
TERHADAP TUNTUTAN KHUSUS KEBUTUHAN UNTUK
YANG TERJADI DALAM MENURUNKAN/MEREDAKAN
HUBUNGAN KETEGANGAN DARI SALAH
• KEUNTUNGAN BAGI SATU ATAU KEDUA PIHAK
PARTISIPAN • MENGGUNAKA N KELOMPOK
PENGGANTI SEBAGAI OBYEK
PRASANGKA

TUDINGAN/PRASANGKA INDIVIDU
KELAS MENENGAH DAN PEKERJA
• KONFLIK PEKERJA DENGAN TERHADAP ORANG MISKIN
MANAJERIAL PENERIMA BANSOS
MENYALAHGUNAKAN BANTUAN
DARI PUNGUTAN PAJAK.
 PERMUSUHAN DALAM HUBUNGAN SOSIAL YANG INTIM

SEGMENTED/
PARSIAL

KONFLIK KONFLIK REALISTIS

NONREALISTIS

TERPISAH /TIDAK
ANTARA
HUBUNGAN
PRIBADI DAN
PROFESIONAL
(PRIMER DAN
SEKUNDER)
 MENGAPA KONFLIK MUDAH MUNCUL DI MEDIA?

KONFLIK YANG MUNCUL ADALAH KONFLIK DALAM

HUBUNGAN SEKUNDER

KONFLIK DALAM HUBUNGAN PRIMER TIDAK GAMPANG

DIKEMUKAKAN

NAMUN KONFLIK DALAM HUBUNGAN PRIMER BAGAIKAN

MAGMA, MELEDAK SANGAT BESAR. MELAHIRKAN KONFLIK
TAJAM

MAKA, PERLU SALURAN KOMUNIKASI UNTUK MENCEGAH

KONFLIK MELEDAK BESAR
 BAGAIMANA DENGAN HUBUNGAN BERNEGARA?

NEGARA DAN MASYARAKAT HUBUNGANNYA DISASOSIATIF

MENGABAIKAN DAN MENEKAN KONFLIK YANG DILAKUKAN PEMERINTAH

JUSTRU AKAN MELAHIRKAN KONFLIK LEBIH BESAR

HILANGKAN PARADIGMA BAHWA: KETIADAAN KONFLIK MENANDAKAN

KEKUATAN DAN STABILITAS HUBUNGAN NEGARA DAN MASYARAKAT

MENEKAN MASALAH MENANDAKAN SUASANA YANG AKAN KACAU

KONFLIK BERFUNGSI MEREDAKAN KETEGANGAN

MAKA, PERLU MANAJEMEN KONFLIK YANG TEPAT BUKAN

MENGABAIKAN KONFLIK
 SISTEM PERINGATAN DINI KONFLIK

• Sistem peringatan dini menggunakan media komunikasi untuk

penanganan konflik telah diamanatkan oleh Undang-Undang No 7 tahun
2012 tentang Penanganan konflik Sosial.

• UU tersebut kemudian diatur lebih lanjut dalam PP No. 2 tahun 2015.

Dalam PP tersebut sistem peringatan dini harus meliputi pemetaan
wilayah potensi konflik, penyampaian data dan informasi mengenai
konflik secara akurat,  penyelenggaraan pendidikan, peningkatan modal
sosial dan penguatan fungsi intelijen.
 KENALI PENCEGAHAN DINI
PENYEBAB
KONFLIK
1 KONFLIK NILAI

2 KURANG KOMUNIKASI

3 KEPEMIMPINAN YANG KURANG EFEKTIF

4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TIDAK ADIL

PENDELEGASIAN
9
WEWENANG
5 KETIDAK COCOKAN PERAN

10 KETEGANGAN INDIVIDUAL 6 PRODUKTIFITAS RENDAH

7 KONFLIK BELUM TERPECAHKAN

8 KETERGANTUNGAN TINGGI
 Karl Marx

Revolusi Industri dan Prancis

Membagi struktur sosial dalam dua posisi berbeda yang ekstrem

They have vs they haven’t (Ploretar dan Borjuis)

Materialisme Historis: proses dialektika sosial masyarakat, penghancuran

dan penguasaan bergilir kekuatan ekonomis, masyarakat komunis primitif
ke feodalisme, berlanjut ke kapitalis dan berakhir menjadi clases society

Mengacu pada epistimologi realis, strukturalisme dan materialisme,

determinisme ekonomi
 Weber

Stratifikasi Sosial dan Konflik

Lahir dari keluarga borjuis di Jerman

Manusia punya naluri berburu kekayaan

Menolak dogmatisasi Marx tentang determinisme ekonomi

Metodologi yang mengikuti individualisme, berperspektif interpretatif pada

tindakan sosial

Memahami pola masyarakat, ada teori tindakan, hubungan sosial dan kekuasaan.

Empat tipe tindakan: tindakan tradisional, berorientasi nilai, afektif, berorientasi

tujuan/cara.
 Durkheim

Kesadaran Kolektif dan Gerakan Sosial

Social Fact: ekteriority, memakssa dan universal

Solidaritas Mekanik dan Organik

Metodologi yang mengikuti individualisme, berperspektif interpretatif

pada tindakan sosial

Memahami pola masyarakat, ada teori tindakan, hubungan sosial dan

kekuasaan.

Empat tipe tindakan: tindakan tradisional, berorientasi nilai, afektif,

berorientasi tujuan/cara.
 Simmel

Realis dan interaksionis

Relasionisme: tidak ada unsur sosial dipahami melalui isolasi

Sosiasi:individu tumbuh bersama dalam kesatuan dan didalam

kepentingan mereka yang terealisasikan.

Geometry of social space: dyad (dyad relationship) dan triad

(muncul aliansi atau menjadi mediator)

Terbentuk kelompok-kelompok internal dan eksterna

Konflik terjadi untuk memelihara keseluruhan/sebagian sosial

 RESOLUSI KONFLIK

menekankan kebutuhan untuk melihat perdamaian sebagai suatu proses

terbuka dan membagi proses penyelesaian konflik dalam beberapa tahap
sesuai dengan dinamika siklus konflik.
 MODEL RESOLUSI KONFLIK

1) Model Resolusi Konflik dengan Kekerasan/Violent

Ada beberapa indikatornya yaitu:
a. Perilaku. Kekerasan adalah perilaku pihak yang terlibat konflik. Perilaku
tersebut dapat berupa perilaku fisik (memaksa, memukul, dan
sebagainya) dan perilaku tertulis (menghina, mengancam, dan
sebagainya) dan perilaku tertulis (menghina, mengancam dengan tulisan
atau gambar).
b. Melukai lawan konflik. Melukai merupakan perilaku yang menimbulkan
luka fisik dan luka psikologis.
c. Untuk memenangkan konflik.
2. Model Resolusi Konflik dengan Modus Agresi Verbal
Tujuannya dari agresi verbal adalah:
a. Menurunkan atau tidak mengakui kekuasaan lawan konflik
b. Meningkatkan kekuasaan dengan menunjukkan kepada orang lain
bahwa dirinya benar dan lawan konfliknya salah
c. Menyelamatkan muka (face saving)

3. Model Resolusi Konflik dengan Modus Agresi Fisik

Tindakan penyerangan yang dapat menimbulkan luka fisik
ataupun kematian.

4. Model Resolusi Konflik dengan Modus Mogok/Demo Menurut M.A.

Rahim (1993) yaitu pemaksaan kehendak dari salah satu pihak
yang terlibat konflik kepada pihak lainnya yang terlibat konflik.
Model Resolusi Konflik dengan Modus Tanpa Kekerasan/Non
Violent Menurut M.A. Rahi
5. Model Resolusi Konflik dengan Modus Adjukasi
6. Model Resolusi Konflik dengan Modus Kompromi/Negoisasi
7. Model Resolusi Konflik dengan Modus Integrasi/Kolaborasi Menurut Th
 REKONSILIASI

SYARAT

DUA BELAH PIHAK MENGAKUI

ADANYA TANGGUNGJAWAB

MENGEVALUASI KONFLIK

MEMBANGUN KEPERCAYAAN KEMBALI