Anda di halaman 1dari 12

Filsafat Manajemen Pendidikan Islam

Konsep Filosofis Tentang Arti,


Prinsip, Dasar dan Tujuan
Manajemen Pendidikan Islam
Hakikat Pendidikan
• Pendidikan menurut Marimba adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani
dan rohani anak didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama, bahwa dalam
pendidikan terdapat beberapa unsur:
– Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan dilakukan
secara sadar.
– Ada pendidik, pemimpin atau penolong.
– Ada peserta didik, anak didik.
– Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.
– Dalam usaha itu terdapat alat-alat yang dipergunakan.
Hakikat Pendidikan
• Jadi pendidikan terbatas kepada pengembang-an
anak didik oleh pendidik, jadi terdapat pengaruh
dari orang per orang atau manusia lain secara
sadar.
• Kemudian, bagaimana dengan pendidikan yang
dilakukan secara pribadi, dilakukan oleh alam,
dan lain sebagainya? apakah seperti itu tidak
termasuk pendidikan?
• Pemaknaan pendidikan menurut Marimba ini
yang dikatakan terbatas, krn pemahaman arti
tersebut hanya bersifat kelembagaan saja, baik di
keluarga, sekolah maupun masyarakat.
pandangan dunia(weltanschauung)
Prinsip Filsafat Manajemen Pendidikan Islam
Prinsip Integrasi
• Suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini
merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Perilaku yang
terdidik dan nikmat Tuhan apapun yang didapat dalam kehidupan
harus diabdikan untuk mencapai kelayakan kelayakan itu terutama
dengan mematuhi keinginan Tuhan.
• Allah Swt Berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat,
dan janganlah kanu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan
duniawi...” (QS. Al Qoshosh: 77).
• Ayat ini menunjukkan kepada prinsip integritas di mana diri dan
segala yang ada padanya dikembangkan pada satu arah, yakni
kebajikan dalam rangka pengabdian kepada Tuhan.
Prinsip Keseimbangan
• Keseimbangan antara material dan spiritual, unsur
jasmani dan rohani.
• Pada banyak ayat al-Qur’an Allah menyebutkan iman
dan amal secara bersamaan. Tidak kurang dari enam
puluh tujuh ayat yang menyebutkan iman dan amal
secara besamaan, secara implisit menggambarkan
kesatuan yang tidak terpisahkan. Diantaranya adalah
QS. Al ‘Ashr: 1-3, “Demi masa, sesungguhnya
manusia dalam kerugian kecuali mereka yang
beriman dan beramal sholeh.”
Prinsip Persamaan
• Prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang
manusia yang mempunyai kesatuan asal yang
tidak membedakan derajat, baik antara jenis
kelamin, kedudukan sosial, bangsa, maupun suku,
ras, atau warna kulit. Sehingga budak sekalipun
mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan.
• Nabi Muhammad Saw bersabda: “Siapapun di
antara seorang laki laki yang mempunyai seorang
budak perempuan, lalu diajar dan didiknya
dengan ilmu dan pendidikan yang baik kemudian
dimerdekakannya …………., maka (laki laki) itu
mendapat dua pahala” (HR. Bukhori).
Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
• Sesungguhnya prinsip ini bersumber dari pandangan
mengenai kebutuhan dasar manusia dalam kaitan
keterbatasan manusia di mana manusia dalam
sepanjang hidupnya dihadapkan pada berbagai
tantangan dan godaan yang dapat
menjerumuskandirinya sendiri ke jurang kehinaan.
Dalam hal ini dituntut kedewasaan manusia berupa
kemampuan untuk mengakui dan menyesali kesalahan
dan kejahatan yang dilakukan, disamping selalu
memperbaiki kualitas dirinya.
• Sebagaimana firman Allah, “Maka siapa yang
bertaubat sesuadah kedzaliman dan memperbaiki
(dirinya) maka Allah menerima taubatnya....” (QS. Al
Maidah: 39). 
Prinsip Keutamaan
• Dengan prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukanlah hanya
proses mekanik melainkan merupakan proses yang mempunyai
ruh dimana segala kegiatannya diwarnai dan ditujukan kepada
keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut terdiri
dari nilai nilai moral. Nilai moral yang paling tinggi adalah tauhid.
Sedangkan nilai moral yang paling buruk dan rendah adalah syirik.
Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik bukan hanya bertugas
menyediakan kondisi belajar bagi subjek didik, tetapi lebih dari itu
turut membentuk kepribadiannya dengan perlakuan dan
keteladanan yang ditunjukkan oleh pendidik tersebut.
• Nabi Saw bersabda, “Hargailah anak anakmu dan baikkanlah budi
pekerti mereka,” (HR. Nasa’i).
Dasar Filsafat Manajemen Pendidikan Islam
Al-Qur’an
• Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang
disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang
dapat dikembangkan untuk keperluan aspek
kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung
dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar,
yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan
yang disebut aqidah dan yang berhubungan
dengan amal disebut syari’ah. Oleh karena
itu pendidikan Islam harus menggunakan Al-Qur’an
sebagai sumber dalam merumuskan berbagai teori
tentang pendidikan Islam sesuai dengan perubahan
dan pembaharuan.
As-Sunnah
• Ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud
dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang
diketahui oleh Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau
perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah
Al-Qur’an yang juga sama berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia
seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Untuk itulah rasul Allah menjadi
guru dan pendidik utama.
• Maka dari pada itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara
pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan
penafsiran berkembang. Itulah sebabnya mengapa ijtihad perlu
ditingkatkan dalam memahaminya termasuk yang berkaitan dengan
pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap
beberapa pembenaran dan mendesak untuk segara ditampilkan yaitu :
– Menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum
– Sunnah mengkhitmati Al-Qur’an.
Ijtihad
• Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berfikir dengan mengguna-kan
seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam untuk menetapkan
atau menentukan sesuatu hukum syara’ dalam hal-hal yang ternyata
belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Namun dengan
demikian ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan
termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan
Sunnah.
• Oleh karena itu, ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum
Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah wafat.
Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan,
yang senantiasa berkembang. Ijtihad dalam bidang pendidikan sejalan
dengan perkembangan zaman yang semakin maju bukan saja dibidang
materi atau isi, melainkan juga dibidang sistem.
• Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari
Al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para
ahli pendidikan Islam.

Anda mungkin juga menyukai