Anda di halaman 1dari 16

Managemen Berbasis Sekolah

Kelompok 4 :
Akbar Setia
Bhakti Apriliya
Haryani
Deni Afriko Armando
Wawan Saputro
Novi Yana
Dedi Rahmat
Nur Fadillah
Junita Sari Hasibuan
Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Dengan
keyakinan, bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjung pembangunan disegala bidang. Oleh
karena itu, pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang besar agar kita dapat mengejar ketinggalan
dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. MBS adalah model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara bersama/partisipatif. Untuk memenuhi kebutuhan sekolah atau untuk
mencapai tujuan sekolah dalam kerangka pendidikan nasional.
Otonomi diartikan kemandirian, artinya otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur
dan mengurus kebutuhan warga sekolah yang didukung kemampuan tertentu sesuai dengan peraturan
perundang undangan pendidikan nasional yang berlaku. Pengambilan keputusan bersama merupakan
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratis dimana
warga sekolah langsung terlibat dalam pengambilan keputusan. Sekolah dapat memberdayakan warga
sekolah berupa pemberian kewenangan, tanggung jawab, kebersamaan dalam pemecahan masalah
serta pemberian kepercayaan dan penghargaan. Manajemen Berbasis Sekolah memiliki karateristik
yang harus dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya yang meliputi komponen pendidikan dan
perlakuannya pada setiap tahap pendidikan input, proses dan outputnya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang Manajemen Berbasis Sekolah/ madrasah
?
2. Bagaimana konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah /
madrasah?
3. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah/
madrasah ?
Tujuan
1. Mengetahui Manajemen Berbasis Sekolah/ madrasah.
2. Mengetahui konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah/madrasah
3. Mengetahui tahap-tahap pelaksanaan Manajemen Berbasis
Sekolah/ madrasah
 
Pembahasan
A. Latar belakang penerapan manajemen berbasis sekolah

1. Alasan mengapa menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah/MBS

Faktor pertama, penerapan pendekatan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah sering dilaksanakan secara
parsial. Sekolah sebagai sistem terdiri dari konteks, input, proses, output, dan outcome. Dalam kenyataannya,
pengembangan sekolah sering difokuskan pada input saja (guru, kurikulum, sarana dan prasarana, dana, dsb), proses saja
(proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar, kepemimpinan sekolah, dsb), atau output saja (nilai ujian nasional,
perlombaan karya ilmiah, dsb).

Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional yang dilakukan secara birokratik-sentralistik telah menempatkan
sekolah sebagai subordinasi yang sangat tergantung pada keputusan birokrasi diatasnya. Faktor ketiga, peran serta warga
sekolah khususnya guru, karyawan dan siswa serta peran serta masyarakat khususnya orangtua siswa dalam
penyelenggaraan sekolah selama ini belum optimal.
2. Landasan Yuridis

Penerapan MBS dilandasi oleh peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku di
Indonesia, yaitu:
◦ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (khususnya
yang terkait dengan MBS adalah Bab XIV, Pasal 51, Ayat (1);
◦ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (khususnya yang
terkait dengan MBS adalah Bab II, Pasal 3);
◦ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(khususnya yang terkait dengan MBS adalah Bab VIII, Pasal 49, Ayat (1);
◦ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
◦ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan; dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah
Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Asumsi-asumsi Diterapkannya
MBS

MBS diterapkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah.

2. pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya.

3. sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya.

4. sekolah lebih mengetahui kebutuhannya.

5. pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

6. penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efektif dan efisien

7. keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan

8. sekolah lebih bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah dan pemerintah daerah, orangtua peserta didik, dan masyarakat

9. sekolah akan mampu bersaing secara sehat

10. sekolah dapat secara cepat menanggapi perubahan.


4. Prakondisi yang diperlukan untuk
Menyelenggarakan MBS
Prakondisi yang diperlukan untuk melaksanakan MBS adalah sebagai berikut. Pertama, warga sekolah
(sumberdaya manusianya) harus siap diajak untuk melakukan perubahan pada dirinya, baik pola
pikirnya (mind set), pola hatinya (heart set), maupun pola tindakannya (action set). Kedua, sekolah
sebagai institusi pendidikan juga harus siap untuk menerapkan MBS sebagaipola baru, misalnya
perencanaannya, pengorganisasiannya, pelaksanaannya, pengkoordinasiannya, dan pengontrolannya.
Ketiga, kultur sekolah juga harus siap dan kondusif untuk menghadapi tuntutan baru MBS. Keempat,
sekolah memiliki kemampuan mengarahkan dan membimbing warganya melalui penyusunan
kebijakan, rencana, dan program yang jelas untuk menyelenggarakan MBS. Kelima, sekolah memiliki
sistem tata kelola yang baik untuk mempromosikan partisipasi dan transparansi kepada warga sekolah
dan masyarakat sekitar Keenam, dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan
MBS cukup kuat.
B. Konsep dasar manajemen
berbasis sekolah/madrasah
1. Arti Manajemen Berbasis Sekolah/ Madrasah

E. Mulyasa (2002) mengemukakan bahwa: Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari School Baset
Management. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi
pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang
memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

M Samsul Hadi dkk, menjelaskan bahwa manajemen berbasis sekolah mengandung pengertian pemberian otonomi
kepada madrasah , dalam hal ini kepala madrasah untuk mengatur pendidikan dan penyelenggaraan di madrasah.

Secara umum, manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi
(kewenangan dan tanggungjawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada
sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah E. Mulyasa, manajemen berbasis madrasah, (PT
Remaja Rosdakarya, Bandung 2002)

M samsul Hadi,dkk., manajemen madrasah (Jakarta: depag RI, 2001)


2. Tujuan
MBS
MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah melalui
pemberian kewenangan dan tanggungjawab yang lebih besar kepada
sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola
sekolah yang baik yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Peningkatan kinerja sekolah yang dimaksud meliputi peningkatan
kualitas, efektivitas, efisiensi, produktivitas, dan inovasi pendidikan
3. Komponen MBS
C. Tahap Pelaksanaan MBS
◦Melakukan Sosialisasi MBS
◦Memperbanyak Mitra Sekolah
◦Merumuskan Kembali Aturan Sekolah, Peran Unsur-unsur Sekolah,
◦Kebiasaan dan Hubungan antar Unsur-unsur Sekolah
◦Menerapkan Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik
◦Mengklarifikasi Fungsi dan Aspek Manajemen Sekolah
◦Meningkatkan Kapasitas Sekolah.
◦Meredistribusi Kewenangan dan Tanggung jawab
◦Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), Melaksanakan, dan Memonitor serta Mengevaluasinya
◦Menyusun Desain RPS
◦Melaksanakan RPS
◦Melakukan Monitoring dan Evaluasi RPS
Kesimpulan
1. Penerapan MBS dilatarbelakangi oleh beberapa alasan dan asumsi, serta terdapat landasan
yuridis.
2. Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan model pengelolaan yang memberikan
otonomi (kewenangan dan tanggungjawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan
fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung
warga sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah melalui pemberian
kewenangan dan tanggungjawab yang lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.
3. Manajemen Berbasis Sekolah memiliki karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dengan
karakteristik sekolah efektif.
Saran
Manajemen Berbasis Sekolah mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap sistem pendidikan, oleh karena itu penulis berharap
dengan adanya penerapan MBS dengan benar, dapat tercapai tujuan
pendidikan secara optimal. Sehingga program pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
 
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai