Anda di halaman 1dari 37

HUKUM BISNIS

Andi Hikmaluddin, S.H.,M.H.


Email : ahikmaluddin@ymail.com

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


TRI DHARMA WIDYA
Semoga hari ini menyenangkan!!!!!!!
Kita awali dengan ucapan
Bissmillahirohmanirrohim…….
& Salam Sejahtera untuk kita
semua
CICERIO – Filsuf Yunani

“IBI IUS,UBI SOCIATAS”


[dimana ada masyarakat, maka disitu ada
hukum]
Hukum itu ada, karena masyarakat ada

 Manusia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk sosial cenderung hidup


berkelompok, berkumpul dengan manusia yang lain membentuk sebuah
komunitas masyarakat
 Manusia yang hidup berkelompok dilatarbelakangi oleh beberapa alasan,
misalnya untuk menyambung keturunannya, memenuhi kebutuhan
hidupnya, untuk pembelaan diri dari ancaman kelompok lain/hewan dan
sebagainya
 Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup secara bersama dalam
suatu wilayah tertentu dengan tujuan tertentu. Kehidupan berkelompok
tersebut terproses melalui interaksi antar anggota masyarakat
 Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup secara bersama dalam
suatu wilayah tertentu dengan tujuan tertentu. Kehidupan berkelompok
tersebut terproses melalui interaksi antar anggota masyarakat
DEFINISI HUKUM

 BERBAGAI DEFINISI HUKUM (SECARA UMUM) :

Aristoteles (Yunani)
Particular law is that which it’s community lies down and
applies to its on member (Hukum yang khusus adalah hukum yang
ditemukan dan diterapkan/dilaksanakan pada masyarakat tertentu, jadi
hukum yang universal adalah hukum yang umum.

Cicero (Romawi)
Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh hukum alam dalam
diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
 Hugo Grotius (Belanda)
Hukum adalah aturan tentang tindakan moral yang mewajibkan apa
yang benar

 Thomas Hobbes (Inggris)


Hukum adalah perintah-perintah dari orang yang memiliki kekuasaan
untuk memerintah dan yang memaksakan perintahnya kepada orang
lain.

 Rudolf van Jhering (Jerman)


Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa yang berlaku
dalam suatu negara.

 Oliver Wendel Holmes Jr (Amerika)


Hukum adalah ramalan tentang apa yang akan diputuskan pengadilan
dalam kenyataan yang sungguh.
 Van Vollenhoven
Hukum adalah gejala sosial dalam pergaulan
hidup yang saling bentur membentur tanpa
henti-hentinya dengan gejala sosial lainnya

 Sunaryati Hartono,
Hukum merupakan tidak menyangkut kehidupan
pribadi seseorang dalam masyarakat, tetapi
menyangkut dan mengatur berbagai aktifitas
manusia dalam hubungannya dengan manusia
lainnya.
 E. Utrecht
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan
larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
yang bersangkutan, dan seharusnya ditaati oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan, oleh karena itu pelanggaran
terhadap petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan
tindakan dari pihak pemerintah masyarakat itu.

 Van Kan
Hukum adalah serumpun peraturan yang bersifat memaksa
yang diadakan untuk mengatur kepentingan orang dalam
masyarakat
Van Apeldorn (Belanda)
Pergaulan hidup sebagai masyarakat yang teratur
adalah penjelmaan hukum, adalah sesuatu dari
hukum yang terlihat dari luar.

Mochtar Kusumaatmadja (Indonesia)


Hukum adalah asas-asas atau norma-norma yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat
mencakup pula lembaga-lembaga atau institusi
dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan
hukum itu dalam kenyataan.
PENGGOLONGAN JENIS HUKUM

Menurut bentuknya, hukum ini terdiri dari :

1. Hukum tertulis, hukum ini terdiri dari:


1)      Hukum tertulis yang dikodifikasikan, misalnya Hukum pidana dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana, Hukum Perdata dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (WvK).
2)      Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, misalnya Undang-Undang:
Merek, Hak Cipta, Hak Paten, Kepailitan, Arbitrase, Perseroan Terbatas,
Yayasan, Koperasi, Notaris, dan sebagainya.

2. Hukum tidak tertulis (Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat), yaitu hukum yang
tumbuh dan berkembang dari keyakinan dan kesadaran hukum masyarakat,
tetapi tidak tertulis, dan masyarakat menaatinya seperti halnya menaati
undang-undang (hukum tertulis).
Kodifikasi adalah membukukan hukum
sejenis, secara lengkap, sistematis menjadi
satu dalam satu kitab undang-undang.
Berbeda dengan unifikasi, adalah
penyatuan hukum yang berlaku secara
nasional.
 Menurut tempat berlakunya, hukum dibedakan sebagai
berikut.
 Hukum nasional, yaitu hukun yang berlaku dalam suatu Negara.
 Hukum internasionl, yaitu hukum yang mengatur hubungan
hukum antara Negara dan/atau antara organisasi/lembaga
internasional).
 Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku di Negara lain atau
Negara asing.
 Hukum gereja (Katolik), yaitu hukum yang ditetapkan oleh
gereja (katolik Roma) berlaku untuk anggotanya.
 Hukum Islam, yaitu hukum yang berlaku untuk orang-orang
yang beragama Islam.
 Menurut waktu berlakunya hukum dibagi dalam:
 Ius Constitutum (ius positum/ius operatum), yaitu
hukum yang berlaku pada waktu sekarang dalam suatu
masyarakat di wilayah tertentu;
 Ius constituendum, yaitu hukum yang diterapkan
berlaku untuk waktu yang akan datang atau hukum
yang dicita-citakan;
 Hukum asasi (kodrat), yaitu hukum yang berlaku
dimana-mana dan kapan aja tidak terbatas oleh ruang
waktu dan tempat. Hukum asasi ini berlaku untuk
semua bangsa dan bersifat abadi.
Menurut fungsinya atau cara mempertahankannya,
dibedakan sebagai berikut.
 Hukum material (materiel recht atau substantive law),
yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur hubungan hukum antar subjek hukum yang
satu dengan subjek hukum yang lain yang
mengutamakan kepentingan tertentu.
 Hukum formal atau (formeelrecht/procesrecht/ajective
law) atau hukum acara, yaitu keseluruhan peraturan
atau norma hukum yang mengatur cara melaksanakan
dan mempertahankan hukum material, misalnya
Hukum Acara Pidana.
Menurut sifatnya, hukum dibedakan
sebagai berikut.

 Hukum yang memaksa atau hukum imperaktif


(dwingendrecht), yaitu peraturan atau norma hukum
yang dalam keadaan konkret tidak dapat
dikesampingkan oleh para pihak yang bersengketa atau
harus ditaati secara mutlak.

 Hukum pelengkap atau hukum yang bersifat mengatur


(hukum fakultatif), yaitu peraturan atau norma hukum yang
dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan oleh para
pihak yang mengadakan perjanjian, seperti tentang bentuk
perjanjian boleh tertulis dan boleh tidak tertulis, boleh
dilakukan atau dibuat dihadapan notaris atau di bawah
tangan.
Menurut isinya, hukum dibedakan sebagai
berikut :

 Hukum publik (public law/recht),  yaitu


keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur hubungan hukum antara Negara dengan
orang dan atau badan yang mengutamakan
kepentingan umum, seperti Hukum Tata Negara,
Hukum Tata Usaha Negara/Hukum Administrasi
Negara/Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Pidana,
Hukum Internasional (Publik) dan Hukum Acara
(Pidana, Tata Usaha Negara, dan Mahkamah
Konstitusi).
 Hukum privat atau hukum sipil (private
law/privaatrecht), yaitu keseluruhan peraturan atau
norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara
perseorangan dan/atau badan pribadi yang
mengutamakan kepentingan pribadi, atau keseluruhan
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum
antara perseorangan yang satu dengan perseorangan
yang lain untuk kepentingan pribadi, seperti Hukum
Dagang dalam (WvK).
Sistematika Hukum Perdata

 Menurut BW Menurut I.Peng. Hkm


1. Hk Orang 1. Hk Orang
2. Hk Benda 2. Hk. Keluarga
3. Hk Perikatan 3. Hk Harta Kekayaan
4. Pembuktian dan (Benda dan Peri-
Daluwarsa katan)
4. Hk. Waris
HUKUM ORANG ( PERSONENRECHT)

Manusia
(Naturalijk Person)
Manusia sbg pendukung hak & kewajiban
sejak lahir sampai m.dunia
Subyek hukum
Badan Hukum
(Recht person)
Suatu realita yg timbul sbg suatu kebutuhan
hk dlm masy.
KECAKAPAN BERTINDAK DI MUKA HUKUM

Yang dinyatakan tidak cakap untuk


melakukan perbuatan hukum (Handelings
onbekwaamheid) meliputi :

 Anak dibawah umur


 Wanita bersuami
 Orang-orang yang ditaruh dibawah
pengampuan (pasal 1330 KUHPerdata)
SISTEM HUKUM

 Hukum positif dibuat dalam suatu sistem yang tersusun


secara sistematik, yang selanjutnya disebut sebagai
SISTEM HUKUM
 Di dunia ada banyak sistem hukum, diantaranya yang
terbesar adalah :
 Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law), Romawi, Prancis,
Jerman, Belanda, serta eks Jajahan.
 Sistem Hukum (Anglo Saxon), Inggris, Amerika & Eks Jajahan
 Sistem Hukum Islam
 Sistem Hukum Adat (Van Vollenhoven)
 Asal-usul Eropa Continental :
Dulu ahli hukum Yunani mengatakan bahwa
yang disebut hukum adalah yang tertulis
dalam kitab hukum.
 Asal-usul Anglo Saxon :
Dulu ahli hukum di Inggris mengatakan bahwa
mustahil semua hukum dapat ditulis. Biarkan
hukum berkembang sesuai dengan kebiasaan
masyarakat karena tiap hari hukum bisa
berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Macam-Macam Pembagian Hukum.

 Hk. menurut sumbernya :


1. Undang-undang.
2. Kebiasaan
3. Jurisprudensi
4. Traktat/treaty/perjanjian Internasional.
5. Doktrin/pendapat ahli hukum.
 Hukum munurut bentuknya :
1. Hukum tertulis.
2. Hukum tidak tertulis.

 Hukum dilihat dari waktu berlakunya :


1. Ius Constitutum.
2. Ius Constituendum.
 Hukum dilihat dari fungsi-nya / cara
mempertahankan hk :
1. Hk. Materiil.
2. Hk. formiil.
 Hukum dilihat dari sifat/sanksi/daya
kerjanya :
1. Memaksa (dwingen recht)
2. Melengkapi (aanvullend recht)
 Hukum dilihat dari isinya :
1. Hukum. Publik.
2. Hukum Privat.

 Hukum menurut tempat berlakunya : nasional,


Internasional, asing, gereja.

 Hukum menurut wujudnya :


1. Hk. Obyektif
2. Hk. subyektif.
Istilah – Istilah yang
dikenal
 Hukum Dagang
 Hukum Ekonomi
 HUkum dan Ekonomi
 Hukum Ekonomi Pembangunan
 Hukum Ekonomi dan Teknologi
 Hukum Bisnis
Pergeseran Hukum Dagang Menuju
hukum Ekonomi
Hukum Dagang : segala ketentuan yang langsung
tidak langsung berhubungan dengan
perdagangan.
Basis pemahaman berdasar KUHD
KUHD tidak bisa mengikuti perkembangan
ekonomi yang semakin cepat, kompleks dan
unpredictable
Setelah itu muncul istilah Hukum Ekonomi, yang
bersifat interdisipliner, Multidisipler dan
Transnasional
Perkembangan Hukum Ekonomi Ke Hukum
Bisnis
 Seminar on Indonesian Legal Development
tanggal 1 Juli 1970 di New York (Sponsor
Internasional Legal Center): Perlunya
peningkatan pengetahuan hukum ekonomi
bagi kebanyakan pejabat dan para ahli hukum
Indonesia
 1979/1980 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi
(Prof. Subekti, SH)
 1980/1981 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi
(Mr. Nugroho/ Drs. Sumantoro)
 1981-1985 BPHN Mengkaji Hu kum Ekonomi
(Dr. Sumantoro)
PENGERTIAN HUKUM BISNIS

 Bisnis diartikan : Usaha dagang atau urusan atau sbg


perusahaan komersil, profesi atau perdagangan yang
didirikan dengan tujuan mendapatkan keuntungan
 Hukum Bisnis adalah
1) Keseluruhan dari peraturan2 hukum baik tertulis maupun
tdk tertulis yg mengatur hak & kewajiban yg timbul dari
suatu perjanjian2 yg terjadi dlm praktek bisnis.
2) Hukum yg mengatur tentang aktifitas ekonomi berupa
perdagangan, pelayanan jasa dan keuangan yg
dilaksanakan secara terus menerus bertujuan utk
mendapatkan keuntungan
Ruang Lingkup Hukum Bisnis
 Kontrak Bisnis
 Bentuk Organisasi Bisnis (badan Usaha)
 Pasar modal; Ketenagakerjaan/ perburuhan
 Jual beli perusahaan
 Penanaman Modal; Jaminan Hutang
 Kepailitan dan Likwidasi
 Merger, Konsolidasi , Akuisisi
 Perkreditan dan pembiayaan
 Jaminan Hutang,
 Perbankan dan Surat –surat Berharga
 Hak Atas kekayaan Intelektual
 Persaingan Usaha
 Perlindungan Konsumen; Penyelesaian sengketa bisnis
 Asuransi, Perpajakan; Bisnis Internasional
 Pengangkutan darat, laut, udara, dll
Hakekat Hukum Bisnis

 Merpakan saran pelaksanaan bagi


penemuhan kebutuhan hidup masyarakat
 Adanya kepentingan antara pelaku bisnis
dengan masyarakat
 Adanya tujuan yang sama yakni untuk
mendapatkan keuntungan (profit oriented)
 Untuk memenuhi kepuasan hidup manusis
Prinsip-prinsip Bisnis

. Adanya kegiatan ekonomi


2. Adanya keuntungan yang menjanjikan
3. Terpenuhinya syarat-syarat perjanjian
- Adanya kesepakan para pihak ,
- kecakapan bertindak,
- adanya obyek tertentu;
- adanya klausula yang halal)
4. Adanya jaminan dari adanya pelaksanaan bisnis
- Hukum
- Keamanan
Dasar Diperlakukanya Hukum dalam Kegiatan
Bisnis

 Dapat memberi kepastian hukum


 Dapat memberikan kesebandingan hukum
 Dapat memberikan perlindungan hukum bagi para
pihak yang terkait
 Dapat diterapkannya prinsip-prinsip penegakan
hukum yaitu antara lain adanya landasan hukum yang
kuat ; pelaksanaan hukum yang profesional dan
proporsional; adanya lembag peradilan yang kredibel
dan independe; adanya aparatur negara yang kredibel,
visibel, profesional, proporsional; dan adanya sistem
hukum yang demokratis
ATURAN MENGENAI KEBERADAAN &
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA
 UU No. 5 Tahun 2004 Tentang MAHKAMAH
AGUNG
 UU No. 4 Tahun 2004 KEKUASAAN KEHAKIMAN
 UU No. 30 Tahun 1999 Tentang ARBITRASE DAN
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
 UU No. 2 Tahun 2004 Tentang PENYELESAIAN
PERSELISIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
 UU No. 14 Tahun 2002 Tentang PENGADILAN
PAJAK
 UU No 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan >>>>
Pengadilan Niaga
KAITAN HUKUM BISNIS INTERNASIONAL KEDALAM
HUKUM BISNIS INDONESIA

WTO (The World Trade Organization) 1 Januari 1995


– UU No. 7 Tahun 1994
GATS (General Agreement Trade Services)
TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property
Right)
TRIMs (Trade Related Investment Measures)
APEC ………. AFTA……….. CAFTA
Indonesia Harus Menyesuaikan semua peraturan
perundang-undangannya pada ketentuan2 tersebut
Bagaimana Design Hukum Bisnis kedapan?

 Materi Hukum Bisnis yang responsif, tegas, dan


predictable
 Aparat (eksekutif, legislatif, yudikatif) yang
profesional, impartial dan kredibel
 Budaya Hukum Masyarakat yang produktif
 Komitmen kuat dari Presiden menjadikan hukum
sbg landasan dan mercusuar pembangunan
ekonomi

Adam Smith : Tiga syarat utama menjadikan


negara makmur (Pajak Kondusif, Stabilitas
Keamanan, Hukum yang Kredibel)

Anda mungkin juga menyukai