Anda di halaman 1dari 49

Bab 4 PEMBELAHAN SEL

PENGERTIAN
 Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi
dua atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk
memperbanyak diri atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses
reproduksi sel.

 Sel adalah bagian terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.


Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berhubungan erat
dengan proses pembelahan sel ini. Namun begitu fungsi pembelahan sel
pada makhluk hidup multiseluler dan uni seluler sangat berbeda meski
intinya sama yaitu perbanyakan sel.
Fungsi Pembelahan Sel
 Fungsi pembelahan Sel pada makhluk hidup uniseluler atau bersel tunggal
adalah sebagai cara untuk berkembang biak. Contoh makhluk hidup yang
berkembang biak dengan membelah diri: Protozoa, Amoeba, dll.
 Fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup multiseluler atau makhluk hidup
bersel banyak adalah sebagai cara untuk memperbayak sel tubuh sehingga
makhluk hidup yang bersangkutan dapat tumbuh dan berkembang.
 Sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup, oleh karena itu sel
sangat menentukan fungsi dan bentuk dari organ atau jaringan yang
disusunnya.
 Kumpulan dari banyak sel dengan struktur dan fungsi yang sama disebut
jaringan dan kumpulan jaringan dengan tujuan fungsi tertentu disebut
organ.Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel melakukan pembelahan.
Pembelahan sel mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Regenerasi sel-sel yang rusak/mati
2) Pertumbuhan dan perkembangan
3) Berkembang biak (reproduksi)
4) Variasi individu baru
Bab 4 Pembelahan Sel

Amitosis
(Pembelahan biner)

PEMBELAHAN Mitosis
SEL

Meiosis
PEMBELAHAN BINER (AMITOSIS)

– Berlangsung spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel


– Terdapat pada organisme Prokariotik, misalnya bakteri
– Pembelahan amitosis terjadi, terutama karena sel bakteri tidak
memiliki membrane inti yang membatasi nukleoplasma dengan
sitoplasma
– DNA prokariotik berbentuk sirkuler sehingga DNA tidak perlu
dipaket menjadi kromosom-kromosom sebelum pembelahan
Bab 4 Pembelahan Sel

PEMBELAHAN BINER
Kromosom bakteri
menempel pada
membran plasma

Bagian DNA
kromosom yang
menempel mengalami
replikasi

Sel mulai membelah

Terbentuk dua sel


anakan
MITOSIS DAN MEIOSIS

MITOSIS MEIOSIS
Terjadi pada sel Eukariotik Terjadi pada sel Eukariotik
Sel Induk bersifat diploid (2n) Sel induk bersifat diploid (2n)
Menghasilkan 2 sel anakan yang Menghasilkan 4 sel anakan yang
masing-masing bersifat diploid (2n) masing-masing bersifat haploid (n)
Sel anak = Sel Induk (Identik) Sel anak ≠ Sel Induk (Bervariasi)
Terjadi selama pertumbuhan dan Terjadi selama proses pembentukan sel
reproduksi aseksual gamet (sel kelamin) yang terjadi pada
organ reproduktif
Pada sel hewan dan manusia, mitosis Pada hewan dan manusia, sperma yang
terjadi pada sel meristem somatic (sel haploid dihasilkan di dalam testis dan
tubuh yang paling muda) yang sel telur haploid dihasilkan di dalam
mengalami pertumbuhan dan ovarium.
perkembangan
Pada tumbuhan berbunga, Pada tumbuhan berbunga, sel gamet
pertumbuhan terbesar terjadi pada dihasilkan di dalam putik dan benang
ujung akar dan ujung tunas batang sari
PEMBELAHAN MITOSIS

FASE ISTIRAHAT (INTERFASE)

PEMBELAHAN MITOSIS FASE PEMBELAHAN INTI (KARIOKINESIS)

FASE PEMBELAHAN SITOPLASMA (SITOKINESIS)


Bab 4 Pembelahan Sel

SIKLUS SEL
TAHAP INTERFASE b. Fase Sintesis (S)

– Sel dianggap istirahat dari proses pembelahanDNA dalam inti mengalami replikasi,
sehingga pada fase sintesis akhirnya
– Sel melakukan persiapan berupa replikasi DNA
menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid
(melipatgandakan DNA)
(2n)
– Tahap Interfase dibagi lagi menjadi 3 fase,
Terbentuk pula protein histon yang
yaitu:
berfungsi dalam pemintalan rantai DNA
a. Fase gap–1 (G1)
Terjadi proses sintesis protein
 Sel-sel belum mengadakan replikasi DNA,
sehingga DNA masih berjumlah satu salinan Pada akhir dari fase ini tiap kromosom
dan bersifat diploid (2n) terdiri dari dua kromatid berpasangan
 Nukleus membesar dan sitoplasma bertambah
yang memiliki sentromer bersamaan.
disebut juga fase pertumbuhan Waktu yang diperlukan sekitar 11-12
 Dibentuk: (1) enzim yang diperlukan untuk jam atau 35-45% dari siklus interfase.
replikasi DNA dalam fase berikutnya, (2) c. Fase gap–2 (G2)
protein yang berguna untuk memacu
pembelahan nucleus, (3) tubulin dan protein Pembentukan atau memperbanyak
yang akan membentuk benang spindel organel
(gelendong inti) Replikasi DNA telah selesai dan sel
 Berlangsung rata-rata antara 8-9 jam atau 30 – bersiap-siap mengadakan pembelahan
40% dari seluruh interfase
Waktu yang diperlukan sekitar 4 jam
atau 10-20% dari siklus interfase
TAHAP KARIOKINESIS  Pada sel tumbuhan tidak terdapat
– Merupakan tahap pembelahan inti sel sentriol dan benang spindel
– Pada pembelahan terbentuk tanpa terikat pada sentriol
mitosis dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu: Profase,  Tiap-tiap sentromer mengandung
Metafase, Anafase dan Telofase kinetokor, yaitu tempat
mikrotubulus terikat.
PROFASE  Kromosom berduplikasi menjadi dua
 Pada profase awal, kromosom bagian yang masing-masing disebut
mulai tampak lebih pendek serta kromatid.
menebal  Bersamaan dengan itu, nucleolus
mengecil dan menghilang. Sehingga,
 Pada sel hewan, terbentuk dua kromatid terjerat oleh benang
sentriol dari sentrosom. Sentriol spindel
membelah dan masing-masing  Di akhir profase, membran inti sel
bergerak ke kutub yang pecah dan setiap kromatid melekat
berlawanan pada nucleus. di beberapa benang spindel di
kinetokor atau mikrotubulus
 Tiap sentriol memancarkan kinetokor.
serabut-serabut berupa filament
 Kromosom duplikat lalu
yang disebut benang gelendong /
meninggalkan daerah kutub dan
benang spindel / benang berjajar di ekuator
mikrotubul.
Lanjutan Tahap Kariokinesis….
 Benang spindel memendek kemudian
METAFASE menarik kromatid menjadi dua bagian
ke dua kutub yang berlawanan
Kromosom bergerak ke bidang ekuator.
 Tahap ini menghasilkan salinan
Kromosom terikat pada benang spindel kromosom berpasangan yang memiliki
melalui sentomer sifat keturunan yang sama
Kromosom terletak dibidang ekuator
TELOFASE
dengan tujuan agar pembagian jumlah
informasi DNA yang akan diberikan  Kromatid telah disebut kromosom
kepada sel anakan yang baru benar-  Membran inti mulai terbentuk dan
benar rata dan sama jumlahnya nukleolus kembali muncul
ANAFASE  Kromosom membentuk benang-
Masing-masing sentromer yang benang kromatin
mengikat kromatid membelah  Pada bagian bidang ekuator terjadi
bersamaan. lekukan yang makin lama makin ke
Kromatid bergerak menuju kutub dalam sehingga sel induk terbagi
pembelahan menjadi dua yang masing-masing
mempunyai sifat dan jumlah
Kromatid dapat bergerak ke arah kutub kromosom yang sama dengan
pembelahan karena kontraksi benang induknya
spindel
Bab 4 Pembelahan Sel

PEMBELAHAN MITOSIS

Profase awal Profase akhir Metafase

Anafase
Telofase awal

Telofase akhir
TAHAP SITOKINESIS
 Terjadi pembelahan sitoplasma  Pada sel tumbuhan terdapat
yang diikuti dengan pembentukan dinding sel yang keras.
sekat sel yang baru  Setelah mengalami kariokinesis,
 Sekat memisahkan dua inti segera membentuk sekat sel
tersebut menjadi dua sel anakan disekitar bekas bidang
 Pada sel hewan, pada telofase pembelahan
akhir terjadi penguraian benang-  Sekat ini mula-mula terbentuk dari
benang spindle. Kemudian segera vesikel membran yang berasal dari
terbentuk cincin mikrofilamen badan golgi. Vesikel tersebut
yang menyempit di daerah bidang diarahkan sepanjang benang
ekuator. spindel di bidang ekuator.
 Kontraksi ke dalam ini  Vesikel-vesikel tersebut kemudian
menyebabkan celah yang mengalami penyatuan/fusi
mendalam pada permukaan sel, membentuk membrane dan diikuti
diikuti dengan pembagian isi dua dengan terbentuknya dinding sel
sel secara terpisah baru
Bab 4 Pembelahan Sel

PEMBELAHAN MITOSIS (2)

Sitokinesis pada sel


hewan.

Sitokinesis pada sel tumbuhan.


PEMBELAHAN MEIOSIS
Meiosis I
1. Interfase
 sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan
 Penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan
 tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi
kromosom
2. Profase I
 DNA dikemas dalam kromosom
 terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad
Profase I dibagi menjadi lima tahapan, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten,
diakinesis
Tahap Leptoten
 kromatin berubah menjadi kromosom
Tahap Zigoten
 sentrosom membelah menjadi dua, kemudian bergerak menuju kutub yang berlawanan
 kromosom homolog saling berdekatan dan berpasangan atau sinapsis
Tahap Pakiten
 Tiap kromosom melalukan penggandaan atau replikasi menjadi dua kromatid
dengan sentromer yang masih tetap menyatu dan belum membelah
 Tiap kromosom yang berpasangan mengandung empat kromatid disebut
tetrad
Tahap Diploten
 kromosom homolog terlihat saling menjauhi
Terjadi pelekukan berbentuk huruf X pada suatu tempat tertentu di
kromosom yang disebut kiasma
Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat kromatid suatu
kromosom dengan pasangan kromosom homolognya
Kiasma merupakan tempat terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over)
suatu kromosom
Tahap Diakinesis
 Terbentuk benang-benang spindle dari pergerakan dua sentriol (hasil
pembelahan) ke arah kutub yang berlawanan
 Diakinesis diakhir dengan menghilangnya nucleolus dan membrane nucleus
serta tetrad mulai bergerak ke bidang ekuator
Bab 4 Pembelahan Sel

PEMBELAHAN MEIOSIS (2)

Leptoten Zigoten Pakiten

Diploten
Diakinesis
Lima tahapan profase I
Lanjutan Meiosis I …..
Metafase I Sitokinesis I

a.Tetrad kromosom berada pada bidang ekuator a.Tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat
sehingga sitokinesis menghasilkan dua sel,
b.Pada bidang ekuator, benang-benang spindel
masing-masing berisi kromosom dengan kromatid
(mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer
kembarnya
kromosom
Anafase I
Interkinesis
a.Tiap kromosom homolog masing-masing mulai
ditarik oleh benang spindel menuju ke kutub a.Adalah tahap diantara dua pembelahan meiosis
pembelahan yang berlawanan arah b.Pada tahap ini tidak terjadi perbanyakan
b.Tujuannya adalah untuk membagi isi kromosom (replikasi DNA).
diploid menjadi haploid c.Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua
Telofase I sel anakan yang haploid (karena kini sel anakan
mengandung setengah pasang kromosom
a.Tiap kromosom homolog kini telah mencapai homolog)
kutub pembelahan
d.Meskipun demikian, bahwa kromosom tersebut
b.Kromatid memadat, membrane inti terbentuk masih berisi sepasang kromatid, yang berarti
dan nucleolus muncul, kemudian terjadi kandungan DNA nya masih rangkap
sitokinesis
e.Tujuan Meiosis II adalah membagi kedua salinan
c.Benang gelendong lenyap, kromatid muncul tersebut pada sel anakan yang baru
kembali. Sentriol berperan sebagai sentrosom
kembali
Bab 4 Pembelahan Sel

PEMBELAHAN MEIOSIS
Meiosis I

Profase I Metafase I

Telofase I Anafase I
MEIOSIS II
– Tahap Meiosis II terdiri dari:
PROFASE II
c. Kromatid yang terpisah ini kini
a. Kromatid kembaran masih melekat pada dinamakan kromosom
tiap sentromer.
b. Sentrosom membentuk dua sentriol yang
terletak pada kutub yang berlawanan dan TELOFASE II
dihubungkan oleh benang gelendong a. Kromatid (kromosom) telah mencapai
c. Membran inti dan nucleolus lenyap, kutub pembelahan lalu berubah menjadi
kromatin berubah menjadi kromosom yang kromatin kembali
terjerat oleh benang gelendong b. Membran ini dan nucleolus terbentuk
METAFASE II lagi, dan sekat pemisah semakin jelas

a. Tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) c. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk
merentang pada bidang ekuator. empat inti. Tiap inti mengandung
setengah pasang kromosom (haploid)
b. Pada tahap ini belum terjadi pembelahan dan satu salinan DNA
sentromer
ANAFASE II
SITOKINESIS
a. Benang spindel mulai menarik kromatid
menuju ke kutub pembelahan yang a. Tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel
berlawanan yang menyebabkan sentromer dan akhirnya menghasilkan empat sel
terbelah kembar haploid (n)

b. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua


kromatidnya dan bergerak menuju kutub
yang berbeda.
Bab 4 Pembelahan Sel

PEMBELAHAN MEIOSIS (3)


Meiosis II

Telofase I Profase II

Anafase II Metafase II

Telofase II
MEKANISME KONTROL PADA SIKLUS SEL
 Pembelahan sel pada eukariotik membutuhkan suatu kontrol/mekanisme untuk
menentukan kapan harus melakukan pembelahan sel, kapan harus berhenti melakukan
pembelahan sel dan berapa lama durasi waktu dalam pembelahan sel.
 Ada 3 tempat (checkpoint) dimana pembelahan sel (siklus sel) biasanya dikontrol, yaitu :
1. Kontrol pada fase G1 (G1 checkpoint). Kontrol siklus sel pada fase G1 (G1
checkpoint) dilakukan ketika fase G1 hampir selesai dan sebelum fase S. Dalam G1
checkpoint ini akan diputuskan apakah sel akan melakukan pembelahan, menunda
pembelahan atau memasuki fase G0 (fase istirahat). Jika kondisi mendukung, sel akan
memulai fase S untuk replikasi DNA.
2. Kontrol pada fase G2 (G2 checkpoint). Kontrol siklus sel pada fase G2 (G2
checkpoint) dilakukan pada akhir fase G2. Jika G2 checkpoint berhasil dilewati, sel akan
memulai mitosis.
3. Kontrol pada fase M (M checkpoint). Kontrol siklus sel pada fase M (M checkpoint)
dilakukan pada pada fase mitosis.
MEKANISME KONTROL PADA SIKLUS SEL
 Ada 2 protein yang berperan dalam kontrol
siklus sel yaitu Cyclin-dependent protein
kinases (Cdks) dan cyclin.
 Cdks adalah enzim yang memfosfolarisasi
protein histon, filament membran inti dan
protein yang terhubung dengan
mikrotubulus untuk melakukan checkpoint.
 Cyclin adalah protein yang akan berikatan
dengan Cdks.
 Selama fase G2, sel akan mengakumulasi G2 cyclin atau disebut juga
mitotic cyclin dan cyclin tersebut berikatan dengan Cdks membentuk
kompleks MPF (mitosis-promoting factor). Awalnya MPF tidak aktif,
namun kemudian enzim tertentu memfosfolarisasi dan mengaktifkan
MPF. MPF aktif lalu meningkatkan aktivitas enzim yang memfosfolarisasi
MPF (feedback positif) sehingga dengan cepat meningkatkan konsentrasi
MPF aktif. Konsentrasi MPF aktif yang telah memenuhi batas tertentu
kemudian memicu terjadinya fase mitosis.
 Durasi dalam fase mitosis ditentukan oleh aktivitas MPF. Selama proses
mitosis MPF mengaktifkan protein yang mendegradasi cyclin
mengakibatkan konsentrasi cyclin menurun sedangkan konsentrasi Cdk
relatif konstans. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi MPF rendah dan
mengakhiri proses mitosis.
 Pada checking point di metaphase to anaphase transition, yang
meregulasi checking point ini bukan cdk melainkan suatu enzim ubiquitin
ligase. Enzim ubiquitin ligase ini yang digunakan ada 2 yaitu APC/C dan
SCF.
1) APC/C (anaphase promoting complex, or cyclosome)
Berfungsi sebagai pengkatalis ubiquitilasi dan menghancurkan 2 jenis utama
protein yaitu securin dan (s-cyclin dan m-cyclin). Securin berfungsi untuk
menjaga protein linkage yang memegang pasangan sister kromatid di awal
mitosis. Perusakan securin di metafase akan mengaktivasi protease untuk
memisahkan sister kromatid. Sedangkan s-cyclin dan m-cyclin akan
dirusak dan cdk akan inaktif. Akibatnya, banyak protein terfosforilasi dari
fase S sampai awal mitosis yang di defosforilasi. Defosforilasi ini
diperlukan untuk langkah akhir dalam mitosis. APC/C ini tetap aktif di
fase G1 untuk memberikan periode stabil cdk yg inaktif. Saat G1/S-Cdk
diaktifkan pada fase G1 akhir, maka APC/C akan di non-aktifkan.
2) SCF (Skp1-Cullin-F-box)
Berfungsi sebagai ubiquitilasi beberapa protein CKI (Cdk Inhibitor) di fase
akhir G1. Sehingga membantu untuk mengontrol aktivasi S-Cdk dan replikasi
DNA. SCF ini juga bertanggung jawab untuk perusakan G1/S-cyclins di awal
fase S.
Bab 4 Pembelahan Sel

GAMETOGENESIS HEWAN JANTAN (


SPERMATOGENESIS)
 Proses ini berlangsung dalam alat kelamin jantan, pada hewan disebut testis
terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus. Pada bagian tersebut
terdapat sel-sel primordial yang bersifat tersebut berulang kali mengalami
pembelahan secara mitosis, di antaranya membentuk spermatogonium yang
dianggap sebagai induk sperma.
 Spermatogonium bersifat diploid (2n), dalam pertumbuhannya
spermatogonium membentuk sel spermatosit primer yang bersifat diploid
pula, kemudian sel ini akan melakukan meiosis.
 Pada meiosis I, dihasilkan dua sel anakan yang bersifat haploid.  Pada
meiosis II, setiap sel tersebut menghasilkan dua sel anakan, hingga pada
meiosis II terbentuk empat sel anakan yang disebut spermatid.
 Spermatid bersifat haploid, yang dalam pertumbuhannya mengalami
maturasi membentuk  spermatozoon.  Sel spermatid dilengkapi dengan ekor
sehingga spermatozoon dapat bergerak bebas bila berada pada medium cair. 
Hasil akhir dari spermatozoon (jamak: spermatozoa) fungsional dari satu sel
induk yang mengalami meiosis.
Bab 4 Pembelahan Sel

GAMETOGENESIS HEWAN BETINA (


OOGENESIS)
 Oogenesis berlangsung dalam ovarium hewan atau kandung lembaga dalam
bakal biji pada tumbuhan berbiji (gametofit betina). Sel primordial (asal)
dalam ovarium yang bersifat diploid ialah oogonium, dalam
pertumbuhannya terbentuk oosit primer yang bersifat diploid.
 Sel ini mengalami meiosis I sehingga terbentuk dua sel anakan, yang satu
selnya kecil disebut badan kutub primer. Keduanya bersifat haploid karena
telah terjadi reduksi pada kromosom. Kedua sel ini mengalami meiosis II.
 Pada sel oosit sekunder juga dihasilkan dua sel anakan, yang satu kecil di
sebut sel badan kutub, yang satu lagi ootid yang berlangsung pada meiosis I
juga berlangsung pada meiosis II, dan hasil anakan berupa dua sel badan
kutub.
 Namun sel badan kutub mengalami degenerasi dalam perkembangannya
hingga akhirnya mati, sedangkan ootid mengalami perkembangan menjadi
ovom. Dengan demikian pada oogenesis, satu induk akhirnya membentuk
satu ovum yang fungsional dan tiga sel badan kutub yang tidak fungsional.
STRUKTUR BUNGA LENGKAP
MIKROSPOROGENESIS
a. Adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk
sari)
b. Di mulai dari Sel Induk Mikrospora yang
membelah melalui Meiosis I dan II dan
menghasilkan 4 Mikrospora (Tetrad) yang
menjadi satu
c. Masing-masing mikrospora akan berkembang
terpisah satu sama lain menjadi butir serbuk sari
(polen)
d. Pada tiap serbuk sari, intinya mengadakan
pembelahan mitosis menjadi inti vegetatif dan
inti generatif
e. Inti generatif membelah lagi membentuk 2 inti
generatif setelah terjadi penyerbukan
f. Gametofit jantan yang lengkap terjadi saat serbuk
sari berkecambah, yaitu mengandung satu inti
vegetatif dan dua inti inti generatif.
g. Kedua inti inilah yang akan membuahi sel-sel
gamet betina
MEGASPOROGENESIS
 Proses ini merupakan serangkaian pembelahan inti sel megaspora tanpa
disertai dengan pembelahan selnya. Pembelahan tersebut terjadi secara
mitosis dan berlangsung 3 kali berturut-turut. Dari awalnya 1 inti sel,
membelah secara mitosis 3 kali hingga menghasilkan 8 inti sel. Delapan
inti sel tersebut akan bergerak menuju tempatnya masing-masing dan
berkembang menjadi bagian yang berbeda-beda. Tiga inti akan bergerak
menuju arah mikrofil (bagian bawah) dan berkembang menjadi ovum
(tengah) dan 2 sinergid di kanan kirinya. Dua inti sel akan berada di
tengah-tengah dan berkembang menjadi inti kandung lembaga sekunder.
Tiga inti sel akan bergerak ke arah khalaza (bagian atas) dan berkembang
menjadi antipoda. 
 Setelah 8 inti sel tersebut menempati tempatnya masing-masing, akan mulai
terbentuk dinding sel yang memisahkannya dengan inti sel yang lain.
Dinding sel ini akan memisahkan masing-masing inti sel kecuali pada inti
kandung lembaga sekunder yang tetap berdua tidak terpisahkan. Hasil akhir
proses ini adalah 7 sel dengan 8 inti sel gamet betina.

 Pada pembuahan ganda, terjadi dua pembuahan pada bakal biji


angiosperma. Pembuahan pertama terjadi antara ovum dengan inti generatif
1 menghasilkan zigot, sedangkan pembuahan kedua terjadi antara inti
kandung lembaga sekunder dan inti generatif 2 menghasilkan endosperma
atau cadangan makanan
MEGASPOROGENESIS
Mikrosporogenesis dan Megasporogenesis pada tumbuhan
FERTILISASI GANDA
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai