Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

PADA ABAD KE-19

Z U L P I M I F T A H U D I N
• Sistem Pendidikan dan pengajaran secara barat awal datangnya VOC, tujuan awal VOC adalah
berdagang,mencari keuntungan, tidak menaruh perhatian pada bidang Pendidikan dan pengajaran
• Perhatian VOC lebih terfokus pada orang Kristen yang dibawa ke Indonesia, sehingga selama
berabad-abad bangsa Indonesia tidak mendapat Pendidikan dan pengajaran
• Pondok pesantren tidak dapat berkembang, Pendidikan hanya terbatas pada pembacaan Al-quran
dan pengetahuan agama. Pengetahuan umum dan kecerdasan tidak dimasukan di dalam mata
pelajaran
• Permulaan abad ke-19 pemerintah Belanda di negeri Belanda mulai memikirkan Pendidikan dan
pengajaran bagi bangsa Indonesia sebagai akibat perubahan ketatanegaraan di Belanda
• Tahun 1848 pemerintah Belanda memutuskan bahwa Belanda harus menyelenggarakan sekolah-
sekolah untuk memberi Pendidikan dan pengajaran pada bangsa Indonesia
• Sistem Pendidikan barat berasal dari Yunani, Romawi, dan Zaman Pertengahan
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN INDONESIA YANG DIBAWA
OLEH PEMERINTAH BELANDA SESUDAH TAHUN 1848
• Abad ke-18 Pendidikan dan pengajaran diberikan secara perorangan
• Awal abad ke-19 dirubah menjadi system klasikal, sebagai pengaruh Pestalozzi dimana peengajaran
diberikan kepada sekelompok anak-anak pada waktu yang sama dengan pelajaran yang sama
• Diluar Jawa sudah berdiri sekolah khusus untuk bangsa pribumi yang beragama Kristen, tetapi
keadaannya tidak terpelihara
• Sekolah-sekolah di Jawa yang didirikan tahun 1850 lebih teratur , tujuan didirikannya sekolah di Jawa
tidak untuk memenuhi kebutuhan rakyat akan pengajaran tetapi melatih bagi orang yang akan bekerja di
pemerintah Belanda
• Tahun 1850 didirikan sekolah kelas 1 dengan lama 5 tahun (kelas 1-5), sekolah tersebut didirikan bagi
anak-anak dilingkungan pegawai pamong praja yang ditempatkan di kota-kota Keresidenan
• Mata pelajaran yang diberikan adalah membacaa, menulis, berhitung, menggambar, menyanyi, ilmu
bumi, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, ilmu alam, Bahasa Indonesia
• Sekolah kelas 1 mempunyai sifat sebagai Pendidikan “calon pegawai” administrasi dan pangreh praja. Mata
pelajaran yang diberikan seperti menggambar (menggambar peta), didalam pelajaran berhitung diajarkan
tentang pajak tanah dan perhitungan tentang administrasi kopi. Pelajaran pertanian tidak diberikan untuk
mempertinggi pertanian rakyat/kemakmuran rakyat tetapi mempelajari ilmu-ilmunya saja dari buku
• Tujuan Pendidikan dan pengajaran secara umum diberikan untuk mencetak pegawai bagi pemerintah belanda
• Akhir abad ke-19 didirikan sekolah kelas II (-4 tahun), sekolah tersebut didirikan di kota-kota/kabupaten
• Pengajaran yang diberikan lebih sederhana daripada kelas I , seperti membaca, menulis, berhitung, dan
Bahasa daerah atau Bahasa Indonesia
• Sekolah tersebut terbuka untuk umum
• Tahun berikutnya pemerintah Belanda mendidirikan sekolah Pamong Praja bagi murid-murid lulusan sekolah
kelas 1, tetapi diutamakan anak-anak bupati
• Tahun 1875 didirikan Sekolah Dokter Jawa, murid-muridnya berasal dari Sekolah Kelas 1
• Kondisi Pendidikan bagi masyarakat pribumi masih memprihatinkan karena gurunya lulusan Sekolah Kelas I
dan II dan fasilitas sekolah yang tidak memadai
• Langgar/pesantren tetap ada, tetapi tidak mengalami kemajuan
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PADA PERMULAAN ABAD KE-20
• permulaan abad ke-20 pemrintah Belanda atas pengaruh politik Van Deventer menaruh perhatian terhadap
Pendidikan dan pengajaran bagi bangsa Indonesia
• Anak-anak dari Kalanga atas diperbolehkan masuk ke sekolah rendah Belanda dan bias melanjutkan ke Sekolah
Dokter Java dan Sekolah Pamonng Praja. Selain itu, akan dimasukkan Bahasa Belanda dalam rencana pelajaran
• Sekolah Kelas I untuk memenuhi keinginan masyarakat Indonesia, untuk mengikuti pelajaran yang lebih tinggi
dan pengajaran bagi rakyat umum diperluas, Sekolah Kelas II diperbanyak
• Tahun 1903 dikeluarkan peraturan mengenai pendirian SEKOLAH DESA dengan lama Pendidikan 3 tahun,
merupakan kerjasama antara pemerintah belanda dan desa. Pelajaran yang diberikan membaca, menulis,
berhitung, Bahasa daerah, dan menggambar
• Tahun 1907 Sekolah Kelas I diberi pelajaran Bahasa Belanda mulai kelas III-VI dengan pengajar orang belanda,
sehingga lama Pendidikan menjadi 6 tahun. Sekolah tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dari orang
Pribumi
• Pada sekolah tersebut tidak diberikan pelajaran sejarah Indonesia, sifat pengajaran tetap intelektualitas tetapi
tidak berisi semangat kebangsaan/usaha-usaha untuk perkembangan kebudayaan kebangsaan
• Susunan Pendidikan dan pengajaran berlaku sampai tahun 1914
• Tahun 1914 dilakukan perubahan yaitu mendekatkan lapisan masyarakat atas dari Indonesia pada kebudayaan
Belanda dan tetap focus pada mendidik anak-anak untuk menjadi pegawai ddengan dipengaruhi kebudayaan barat,
sehingga mereka tidak berpikir secara bebas untuk merdeka
• Tahun 1914 Sekolah Kelas I dijadikan Hollandsch Inlandsche School (HIS) dengan lama Pendidikan 7 tahun dan
Bahasa pengantar yang digunakan Bahasa belanda. Diberi kelas 0 (nol) taman kanak-kanak dengan pelajaran yang
diberikan sama dengan Sekolah Rendah Belanda yang 7 tahun
• Sekolah Kelas II yang awal lama Pendidikan 4 tahun dijadikan 5 tahun, pelajaran tertinggi sama dengan Kelas I.
Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa daerah. Selain itu, didirikan Vervolgschool dengan lama
Pendidikan 2 tahun dan menerima tamatan Sekolah Desa. Derajat sekolah tersebut sama dengan sekolah kelas II
• Tahun 1914 didirikan juga sekolah MULO-HIS yang merupakan lanjutan dari HIS dan Sekolah Rendah Belanda.
Siswa Sekolah II tidak dapat melanjutkan pelajaran kecuali sekolah perlukangan (sekolah normal sebagai sekolah
Pendidikan guru empat tahun)
• Tahun 1920 didirikan sekolah Schalkeschool yang menerima murid dari Sekolah Desa lama Pendidikan 5 tahun
dengan tujuan dapat memasuki sekolah MULO yang sederajat HIS
• Tahun berikutnya didirikan sekolah Algemee Middelbare School (AMS) yang memberi Pendidikan dan pengajaran
umum tingkat menengah. AMS dibagi menjadi 2 bagian (Bagian Pasti dan Bagia Sastra yaitu sastra Barat dan timur)
• Murid-murid tamatan AMS berhak untuk mengikuti Pendidikan dan pengajaran tinggi seperto Sekolah
Kedokteran, sekolah Tinggi kehakiman, sekolah tinggi Teknik yang ada di Indonesia atau melanjutkan
ke Belanda, karena AMS disamakan dengan BHS (sekolah menengah umum untuk anak-anak Belanda)
• Tahun 1929 jumlah murid HIS hanya 65.000 orang, Schalkeschool 5000 orang, hal tersebut
dipengaruhi karena tujuan Pendidikan untuk memecah belah masyarakat . Lapisan atas didik secara
Belanda sehingga menjadi kaum yang terpelajar dan hidup secara kebarat-baratan. Akhirnya kalangan
atas pribumi tidak lagi mengenal budaya dan bahasanya sendiri, dilingkungan keluarga menggunakan
Bahasa belanda karena mereka beranggapan bahwa nasib mereka tergantung pada pengetahuan
mereka tentang Bahasa belanda tetapi mereka belum dianggap sempurna seperti orang belanda
• Sebaliknya murid-murid kelas II Vervolkschool dan Sekolah Desa pengetahuannya masih sederhana,
pengetahuan tamatan sekolah adalah membaca, Bahasa daerah, Bahasa Indonesia, dan berhitung,
mereka tidak memiliki kecakapan untuk kemajuan hidupnya
REAKSI TERHADAP PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KOLONIAL
- Dr. Wahidin berkeliling menemui orang-orang terkemuka untuk membicarakan kemungkinan
mengadakan “Studie Fonds” yang memberi kesempatan pada para pemuda untuk melanjutkan
Pendidikan dan pengajaran yang lebih tinggi dan bergerak untuk kemajuan bangsa dan Gerakan
tersebut diterima oleh siswa-siswa dari STOVIA seperti Sutomo, Gunawan, Mangunkusumo, dll
- 20 Mei 1908 didirikan perkumpulan dilingkungan STOVIA dengan nama BUDI UTOMO
- 5 Oktober 1908 diadakan kongres yang pertama untuk menetapkan dasar dan tujuan dari BUDI
UTOMO, yang menghasilkan :
1. dasar perkumpulan ialah kebudayaan
2. Tujuan perkumpulan ialah kemajuan bangsa di dalam segala lapangan
3. Pimpinan perkumpulan diserahkan kepada orang-orang dari bangsa Indonesia
Gerakan Budi Utomo mendapat sambutan yang luar biasa, dimana-mana masyarakat mendirikan cabang
Budi Utomo yang bertujuan menghidupkan rasa kebangsaan, cinta pada kebudayaan, memelihara
Bahasa sendiri, memberi pelajaran kesenian sendiri, dan mempelajari kesusastraan sendiri
• BU menuntut pada pemerintah Belanda untuk mendirikan sekolah untuk anak-anak wanita sesuai anjuran
Kartini yang memikirkan Pendidikan bagi kaum perempuan. Lahirnya BU merupakan “kebangunan
Kebangsaan”
• BU sejak awal berdirinya menyelenggarakan sekolah yang berdasar kebangsaan
• Muhammadiyah mendirikan sekolah dengan dasar agama
• Perguruan Rakyat mendirikan sekolah dengan dasar kebangsaan dan dibiayai sendiri
• Tumbuhnya sekolah Muhammadiyah dan Sekolah netral karena sikap pemerintah yang menganak emaskan
sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Kristen
• Sistem sekolah yang didirikan oleh kaum pribumi memiliki konsep yang sama dengan sekolah pemerintah
belanda, tetapi system pengajaran dan buku-buku yang digunakan terjemahan dari Bahasa belanda
• Tahun 1922 lahir Taman Siswa dibawah pimpinan Ki Hajar Dewantara sebagai reaksi terhadap pemerintah
Belanda
• Munculnya tri tunggal yaitu Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, yang
mempelajari secara mendalam tentang Pendidikan, khususnya Suwardi Suryaningrat yang
mendapat pengajaran dari Nyi Hajar yang mempelajari tentang taman kanak-kanak, ilmu jiwa
sebagai dasar Pendidikan dan pengajaran
• Ki Hajar Dewantara mempelajari tentang Santi Ni Setan ciptaan Tagore di India tentan Pendidikan
dan pengajaran
• Ki Hajar Dewantara dengan konsepsi Pendidikan Taman Siswa, yaitu :
1. Taman Indria biasa disebut Taman Kanak-kanak
2. Taman Muda yang memberin Pendidikan dan pengajaran rendah
3. Taman Dewasa, merupakan sekolah lanjutan tingkat pertama
4. Taman Madya, sekolah Menengah Tingkat Atas
5. Taman Guru, mendidik calon guru Taman Indria, taman muda, dan taman dewasa
6. Taman Pra Sarjana, merupakan persiapan calon guru untuk Taman Dewasa
• Didaktik Taman Siswa mengikuti aliran baru, seperti Montessori, yaitu :
1. Kemerdekaan belajar dan belajar sendiri
2. Bekerja sendiri
3. Taman Ssiswa mempergunakan teori konvergensi didalam Pendidikan dan pengajaran
- Taman Siswa memiliki istilah Mil Wuri Andayani yaitu Pendidikan Taman Siswa menuju pada
pertumbuhan anak-anak secara harmonis
- Pendidikan kecerdasan, pikiran, kesusilaan, keindahan, keluhuran budi pekerti, jasmani, pekerjaan tangan,
seni suara, seni tari, seni lukis, seni sastra
ASAS-ASAS DAN DASAR-DASAR TAMAN SISWA
• Tahun 1946 diadakan rapat besar yang memutuskan bahwa Taman Siswa akan mengadakan
tinjauan umum terhadap segala program yang telah dilaksanakan di Taman Siswa
• Tujuan rapat tersebut, menyelidiki dan menetapkan yang berkaitan dengan pergantian zaman yaitu
sejak tanah air dikuasai Jepang kemudian terjadinya revolusi nasional dan bberdirinya
Indonesiasebagai negara yang merdeka dan berdaulat
• Asas dan dasar Taman Siswa sesuai dengan tujuan awal didirikannya Taman Siswa tetapi selalu
mengikuti perkembangan zaman, adapun bentuk yang tetap sama tidak perlu berubah-ubah :
1. Tetap sebagai Perguruan Nasional
2. Organisasi yang bersendikan hidup kekeluargaan
Sikap non-kooperatif dengan pemerintah Belanda harus dirubah dengan kooperatif
TOKOH PENDIDIKAN INDONESIA ABAD KE-20
1. Ki Hajar Dewantara,
mendirikan Taman Siswa yang memiliki dasar “Panca Darma” yaitu dasar kemerdekaan, dasar kebangsaan,
dasar kemanusiaan, dasar kebudayaan, dan dasar kodrat alam. Peraturan yang berlaku di Taman Siswa adalah
segala kebiasaan yang timbul dengan sengaja ataupun tidak yang kemudian dijadikan sebagai peraturan yang
sah. Adat yang terdapat di Taman Siswa :
a. Tentang sebutan Ki, Nyi, dan Ni. Tujuannya untuk melaksanakan demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari. Semua anggota Taman Siswa memiliki kedudukan yang bertingkat seperti raden, raden mas, raden
roro, raden ajeng, radenn ayu yang seharusnya dihilangkan karena kebudayaan Belanda dan mengganti
dengan sebutan Ki, Nyi, dan Ni
b. Melenyapkan imbangan majikan dan buruh
c. Urusan kekeluargaan
d. Sebutan Ibu dan Bapak
e. Pengertian demokrasi dan lierderschap
f. Adat kesusilaan
SIKAP DAN LAKU, TINDAKAN DAN PERBUATAN
Sikap, tindakan, perbuatan yang terkandung di Taman Siswa :
1. Menolak segala perintah, paksaan/tekanan yang jika dituruti akan melenyapkan kebebasan Taman
Siswa
2. Sikap Taman Siswa terhadap peraturan “kindertoelage” menuntut supaya anak-anak yang orang
tuanya yang orang tuanya menjadi pegawai negeri dapat tunjangan sekolah karena orang tua murid
berhaak memilih sekolah bagi anak-anaknya sendiri
3. Menolak tawaran untuk mendapat subsidi
4. Menolak membayar pajak rumah tangga, karena Taman Siswa bukan kepunyaan seseorang tetapi
sebagai “wakaf merdeka”
5. Menolak membayar pajak upah, karena bukan sebagai buruh yang bekerja untuk majikan
SEMBOYAN DAN PERLAMBANG TAMAN SISWA
1. Lawan Sastra Ngesti Mulia, tiap kata-kata mempunyai arti angka, yaitu Lawan = dua, Sastra = Lima, Ngesti = delapan, Mulia = satu yaitu
berdirinya Taman Siswa tahun 1852
2. Suci Tata Ngesti Tunggal, kesucian batin dan tearturnya hidup lahir kita mengejar kesempurnaan dan sama dengan caka (1854) serta
terjadinya persatuan Taman Siswa
3. Tut Wuri Andayani, mengikuti dari belakang dengan mempengaruhi artinya jangan menarik anak dari depan biarkan mereka mencari
jalannya sendiri (semboyan Among Sejati)
4. Bibit, Bebet, bobot, menganjurkan pemilihan yang saksama di dalam menentukan calon mantu, pilihan bibit sehat, yang berasal dari jenis
yang baik
5. Sedumuk Batuk Senyari Bumi den Lakoni Tekan Pati, dalam perebutan istri tanah orang biasanya menyambungkan jiwanya atau
perebutan istri adalah perebutan “turunan” dan perebutan negara
6. Kepada berhamba kepada sang anak, artinya kita harus ikhlas hati dan tidak terikat oleh ikatan apapun dan mendekati sang anak untuk
mengorbankan diri kepadanya
7. Lebih baik mati terhormat daripada hidup nista, UU yang menentang UU sekolah liar
8. Syariat tidak dengan hakikat adalah kosong
9. Rawe-rawe rantas malang-malang putung, mengajarkan pada anak untuk memperteguh kemauan dan tenaga
10. Neng-ning-nung-nong, jernihnya pikiran akan menimbulkan kekuasaan batin yang membawa menang
11. Natur ke arah kultur, dari kodrat ke arah adab
2. MOHAMMAD SAFII
• Mohammad Safii merupakan teman seperjuangan Ki Hajar Dewantara. Mohammad Safii tidak puas dengan
sistem Pendidikan dan pengajaaran yang dilakukan oleh pemerintah Belanda yang hanya mementingkan
kecerdasan bangsanya sendiri
• Mohammad Safii mendirikan sekolah dengan sistem Pendidikan dan pengajaran yang menuju pada harmoni
yang disesuaikan dengan pembawaan anak serta keadaan masyarakat
• Pengajaran yang utama adalah pelajaran ekspresi yaitu menggambar, menyanyi, dan perkerjaan tangan
• Indonesische National School (INS) di Kayu Taman (Sumatera Barat) kurang terkenal karena tidak
mempunyai cabang seperti Muhammadiyah atau Taman Siswa
• Rencana pembelajaran Mohammad Safii mendekati rancangan Dewey (dalam corak belajar dan bekerja
watak murid dapat dibentuk) dan Korschenteiner
• Sekolah yang didirikan Mohammad Safii mendapat ijazah music, menggambar dan pekerjaan tangan dari
Belanda, setiap murid diajarkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan pembawaan dan kemauannya untuk
hidupnya dimasa depan (kemandirian)
• Tahun 1926 Mohammad Safii memimpin sekolah pegawai kereta api di Kayu Taman
• Mohammad Safii selalu menolak bantuan dari pemerintah Belanda dengan tujuan supaya bebas melakukan
cita-cita pendidikannya
• Mohammad Safii berpendapat bahwa inisiatif seseorang dan perasaan tanggungjawab adalah sufat watak

Anda mungkin juga menyukai