Anda di halaman 1dari 69

PRESENTASI O1

Click icon to add picture Pembimbing


Dr.dr. Muhammad Rusda M.Ked(OG), Sp.OG(K)

SUCI RAMADHANI 200131025


ADILA DZAKIYYATU SYIFA 200131029
M. THARIQ SIREGAR 200131108
HIZKIA PETRA 200131225
GRACE ELISABETH 200131236
ASRI ATI ARMA 200131237
ABORTUS
Definisi
Ancaman keluar atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan
(UK <20 minggu/ BB Janin <500 gram)

Faktor Risiko
- Fakor Janin : Kelainan genetik
- Faktor ibu : Infeksi, kelainan hormonal, malnutrisi, penggunaan
obat-obatan, merokok, alkohol
- Faktor ayah : Kelainan sperma
Insipiens

Septic Imminens

Spontan
Habitualis Inkomplit

Missed Komplit
INSIPIENS

• Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan <20

Definisi minggu, yang ditandai dengan servix telah mendatar


dan ostium uteri telah terbuka, dan hasil konsepsi
masih dalam uterus.

Tanda & • Perdarahan dari OUE, Mules (+/-), besar uterus = usia

Gejala gestasi, OUI tertutup,tes kehamilan (+)

Tatalaksana • Bedrest
• USG -> Janin hidup/mati

5
IMMINENS

• Ancaman terjadinya abortus yang ditandai dengan adanya


perdarahan pervaginam Ostium uteri tertutup dan hasil konsepsi
masih dalam uterus.

• Tatalaksana :
- Pengeluaran hasil konsepsi bisa dengan kuret vakum atau cunam ovum disusul
dengan kerokan
- Pada kehamilan > 12 mgg, perdarahan tidak banyak, bahaya perforasi->
oksitosin
- Bila janin suudah keluar, plasenta tertinggal -> pengeluaran plasentas secara
digital-> Kerokan

6
INKOMPLIT
• Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan <20
minggu, dengan sisa yang tertinggal dalam uterus

• Penanganan syok -> infus NaCl/RL -> Transfusi -> Kerokan ->
Ergometrin IV

8
ABORTUS KOMPLIT
• Hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri
• Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim
dikeluarkan
• Selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali

9
TANDA-TANDA ABORTUS
KOMPLIT

• Hasil konsepsi sudah keluar semua


• Perdarahan yang sedikit
• Nyeri perut ada/tidak ada
• Ostium uteri telah menutup
• TFU < UK

10
TATALAKSANA KHUSUS ABORTUS KOMPLIT

• Tidak diperlukan evakuasi


• Observasi keadaan ibu.
• Bila mengalamai anemia, berikan Sulfas ferosus tablet
600 mg/ hari, 2 minggu
• Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
• Lanjutkan konseling asuhan pasca keguguran

11
MISSED ABORTION

• Hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan


dalam kandungan selama 6 minggu atau
lebih
• Tampak seperti hamil normal dengan gejala
seperti amenorea, mual, muntah.

12
TANDA-TANDA MISSED ABORTION
• Perdarahan tidak ada
• Nyeri perut tidak ada
• Ostium uteri tertutup
• TFU < UK
• Buah dada mengecil kembali
• DJJ menghilang
• hCG negatif

13
TATALAKSANA KHUSUS MISSED
ABORTION
• Lakukan konseling.

• Jika usia kehamilan <12 minggu:


– evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.
– Rekomendasi FIGO: Misoprostol 800μg pervaginam setiap 3
jam
(maksimal x2) atau 600μg sublingual setiap 3 jam (maksimal x2)

• Jika usia kehamilan ≥12 minggu namun <16 minggu:


– pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks
sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi
dengan tang abortus dan sendok kuret.
TATALAKSANA KHUSUS MISSED
ABORTION

• Jika usia kehamilan 16-22 minggu:


– lakukan pematangan serviks.
– Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20 IU dalam 500
ml NaCl 0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasilkonsepsi.
– Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi
kembali sebelum merencanakan evakuasi lebih
lanjut.
ABORTUS SEPTIK
• Abortus disertai infeksi pada peredaran darah
tubuh atau peritoneum
• Komplikasi tindakan abortus karena penggunaan
alat yang tidak steril
• Tidak ditangani dengan baik  syok septik

16
TANDA-TANDA ABORTUS SEPTIK
• Panas tinggi, lemas, takikardi, perdarahan pervaginam
yang bau, uterus membesar dan lembut serta terdapat
nyeri tekan
• Pemeriksaan lab  leukositosis
• Bila syok  lemah, panas tinggi, menggigil, tekanan
darah turun

17
TATALAKSANA KHUSUS ABORTUS SEPTIK

• Bila terdapat tanda-tanda abortus septik


maka berikan kombinasi antibiotika sampai
ibu bebas demam 48 jam  GAM
– Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6jam
– Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
– Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
ABORTUS HABITUALIS
• Abortus spontan yang terjadi ≥3 kali
berturut-turut

19
TATALAKSANA PASCA
EVAKUASI
• Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit
selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruangrawat.

• Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan


untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium.

• Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut


abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan
kadar Hb >8 g/dl, ibu diperbolehkan pulang.

• Kontrasepsi pasca keguguran dapat dilihat pada materi


kontrasepsi
PERDARAHAN
ANTEPARTUM
PLASENTA PREVIA
• Definisi: Perdarahan pada jalan lahir setelah usia
kehamilan 20 minggu dan awal partus
• Penyebabnya:
 Plasenta previa
 Solusio plasenta
 Perdarahan antepartum yg tdk jelas sumbernya/idiopatik, ex
vasa previa (Kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah
pada selaput amnion)

22
PLASENTA PREVIA
• Plasenta letak rendah: belum
DEFINISI icon
menutupi ostium interna (<2cm)
• Plasenta marginal: plasenta terletak
tepat di tepi ostium interna
Implantasi plasenta pada bagian • Plasenta previa parsial: plasenta
bawah rahim sehingga menutupi terletak menutupi sebagian ostium
jalan lahir interna
• Plasenta previa totalis: plasenta
menutupi seluruh ostium interna

icon KLASIFIKASI

23
PLASENTA PREVIA

24
PLASENTA PREVIA

MANIFESTASI KLINIS icon

 Perdarahan per vaginam


 USG transabdominal/transvaginal:
o Tidak ada nyeri perut penunjang terbaik; menilai lokasi
o Berwarna merah segar plasenta
o Sentinel bleeding:
Riwayat perdarahan
pertama kali yang
berhenti sendiri icon PEMERIKSAAN PENUNJANG

25
PLASENTA PREVIA

• Perdarahan aktif ATAU gawat janin -> SC cito


KOMPLIKASI icon
• UK > 37 minggu tanpa perdarahan -> SC
elektif
• UK < 37 minggu tanpa perdarahan ->
 Anemia karena perdarahan
manajemen ekspektan
 Syok o Observasi 48 jam bila terjadi sentinel
bleeding
 Kelahiran premature dan
o Pematangan paru pada UK <34 minggu
gawat janin
o Tokolisis bila ada kontraksi uterus

icon TATALAKSANA

26
SOLUSIO PLASENTA
• Nama lain: Abruptio placenta
• Definisi: Terlepasnya sebagian/seluruh
plasenta sebelum persalinan pada UK >20
minggu
• Etiologi:
• Nekrosis desidua  mekanisme belum jelas
• Trauma

27
ANATOMI SEDERHANA

• Plasenta terdiri atas 2 lapisan:


• Lapisan maternal: desidua basalis
• Lapisan janin: korioamnion
• Desidua basalis mengandung:
• arteri uterina: memberikan nutrisi ke
janin
• Vena uterine: mengambil zat ekskresi
janin

28
SOLUSIO PLASENTA
Patofisiologi:
• Robeknya pembuluh darah maternal
antara desidua basalis dengan dinding
uteri
• Darah yang terakumulasi memisahkan
desidua  perdarahan hebat, DIC, gawat
janin
• Thrombin diaktivasi untuk koagulasi
• Thrombin merupakan agen uterotonik
kuat  kontraksi uterus hebat

29
SOLUSIO PLASENTA
Manifestasi Klinis:
• Perdarahan per vaginam  mendadak; berwarna
merah gelap
• Terkadang perdarahan sangat sedikit karena darah
terperangkap antara membran korioamniotik dan desidua
 concealed bleeding
• Keram perut  akibat kontraksi uterus
• Syok Hemoragik  Takikardia dan hipotensi
maternal
• Gawat janin  Bradikardia/takikardia janin

30
SOLUSIO PLASENTA
Pemeriksaan Penunjang:
• Pencitraan:
• USG: Hematoma retroplasenta  temuan
khas, biasanya iso atau hiperekoik
• CT/MRI: dapat dilakukan bila USG tidak
menemukan adanya kelainan
• CTG  untuk menilai gawat janin

31
Perdarahan
Retroplasent
a
• Gambaran khas pada solusio
plasenta dimana darah
(tanda panah putih)
terkumpul antara
korioamnion dan desidua
Tatalaksana
Janin hidup:
Janin meninggal: Ibu tidak stabil  Resusitasi + SC
cito/persalinan per vaginam bila
Ibu tidak stabil  Resusitasi + SC pembukaan telah lengkap
cito/persalinan per vaginam bila Ibu stabil + gawat janin  SC
pembukaan telah lengkap cito/persalinan per vaginam bila
pembukaan telah lengkap
Ibu stabil  persalinan per
vaginam Ibu stabil + gawat janin (-)
• UK <34 minggu  Tokolisis dan
pematangan paru, lahirkan sebisa
mungkin pada UK 37-38 minggu
• UK 34-36 minggu  manajemen
ekspektan/persalinan
• UK >36 minggu  persalinan
33
VASA PREVIA
Definisi: Pembuluh darah janin yang melewati jalan
lahir
Klasifikasi:
• Tipe I (velamentous cord): ujung tali pusat (dekat
dengan plasenta) terdiri atas pembuluh darah janin
yang divergen tanpa dilindungi Wharton jelly
• Tipe II (plasenta bilobus): terdapat 2 plasenta
yang dihubungkan dengan pembuluh darah janin.
Plasenta yang lebih kecil disebut dengan lobus
suksenturiatum

34
35
VASA PREVIA • USG Transabdomen/Transvagina:
• Garis sonolusen yang melewati
os interna
MANIFESTASI KLINIS icon
• Bila dilakukan Doppler maka
dapat dikonfirmasi garis tersebut
• Perdarahan per vaginam yang adalah pembuluh darah janin
tidak nyeri • Apt test: membuktikan bahwa
• Gawat janin sering terjadi perdarahan berasal dari darah janin
• Warna merah muda >2 menit 
• Pembuluh darah janin dapat darah janin
terlihat melintasi os interna
atau dirasakan massa icon PEMERIKSAAN PENUNJANG
berdenyut saat pemeriksaan
VT

36
USG
Doppler
Vasa previa
Pembuluh darah yang
melintasi os interna
serviks
VASA PREVIA
Tata Laksana:
• SC cito:
• inpartu
• ketuban pecah
• gawat janin
• Ekspektan:
• Pematangan paru UK 28-32 minggu
• Non-stress test setiap hari antara 30-34 minggu 
untuk menilai gawat janin
• Persalinan SC elektif pada UK 34-35 minggu sebelum
ketuban pecah

38
PENDARAHAN
POST PARTUM
DEFINISI PPP
• kehilangan darah dari saluran genitalia >500 ml setelah
melahirkan pervaginam atau >1000 ml setelah melahirkan
secara seksio sesarea

40
KLASIFIKASI
PERDARAHAN POST PARTUM

Perdarahan Post Partum Dini / Perdarahan Perdarahan Post Partum


Post Partum Primer (early postpartum Sekunder/Perdarahan pada Masa Nifas
hemorrhage) (late postpartum hemorrhage)

perdarahan yang terjadi dalam 24 perdarahan yang terjadi setelah periode


jam pertama pasca-salin 24 jam pasca-salin
ETIOLOGI
• Tonus  kelemahan tonus uterus untuk menghentikan perdarahan dari
bekas insersi plasenta
• Trauma  robekan jalan lahir dari perineum, vagina, sampai uterus
• Tissue  sisa plasenta atau bekuan darah yang menghalangi kontraksi
uterus yang adekuat
• Thrombin  gangguan faktor pembekuan darah

42
ATONI UTERI
DEFINISI
• Keadaan lemahnya tonus/ kontraksi rahim yang menyebabkan uterus
tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi
plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
ETIOLOGI
• Regangan raim berlebihan (gemeli, polihidramnion)
• Persalinan lama
• Kehamilan grande multipara
• Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim
• Korioamnionitis
• Riwayat atoni uteri sebelumnya
TANDA DAN GEALA

Gejala yang selalu ada Gejala kadang timbul


• Kontraksi lembek • Syok
• Pendarahan post partum • TD rendah
• Nadi cepat dan kecil
• Gelisah
DIAGNOSIS
• Ditegakan bila setelah bayi dan plasenta lahir terjadi:
• Pendarahan masih aktif, banyak, dan bergumpal
• Pada palpasi, TFU setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lemah
• Perlu diperhatikan saat atoni uteri di diagnosis:
• Maka pada saat itu jugamaih ada darah 500-1.000 cc yang sudah keluar dari
pembuluh darah.
TINDAKAN
1. Masase fundus uteri dan merangsang puting susu
2. Berikan uterotonika

Jenis & cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol


Dosis & cara IV : Infus 20 IU dlm IM atau IV secara Rectal 800mcg
pemberian awal 500cc ringer lactat perlahan 0,2 mg
40 tetes/menit
IM: 10 IU
Lanjutan…
• Jika perdarahan terus berlangsung :
• Pastikan plasenta lahir lengkap.
• Jika terdapat tanda-tanda sisa plasenta, keluarkan sisa plasenta tersebut.
• Lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan
setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang mudah pecah
→koagulopati.
• Jika perdarahan terus berlangsung :
– Kompresi bimanual interna.
– Kompresi bimanual eksterna

KBI KBE 13
INVERSI UTERI
Merupakan kegawatdaruratan obstetric dimana fundus kolaps ke dalam
rongga endometrial sehingga fundus keluar Sebagian atau seluruhnya
setelah persalinan pervaginam.

Terdapat morboditas dan mortalitas pada ~41% kasus


Klasifikasi

Presentation Title
• Derajat Inversi: • Onset :
• Parsial : • Akut :
di kavitas endometrial, tidak melewati dalam 24 jam persalinan
serviks • Kronis :
lebih dari 24 jam (n: mingguan)
• Komplit :
di introitus vagina, melewati serviks

• Prolapse :
melewati introitus vagina

52
Faktor Risiko
• Tekanan fundus yang berlebihan (Crede Manuver) saat kala ke-III
persalinan
• Makrosomia fetus
• Riwayat inversi uterus sebelumnya
• Penggunaan relaksan otot pada periode anterpartum (MgSO4)
• Plasenta sulit dikeluarkan
• Nullipara
• Plasenta akreta
• Persalinan panjang
53
MANIFESTASI KLINIS

•Akut:
Kronis
• •Perdarahan
Riwayat cepat pasca persalinan
perdarahan post partum
• •Nyeri abdomen bagian
Perdarahan bawah
ireguler
• •Massa
Massabulat (inversi uteri)
berbentuk dari asimtomatis
bulat serviks atau vagina
• •Fundus tidak
Vaginal teraba
discharge
• •Tidak dapat
Nyeri berkemih
pelvis kronis
Tatalaksana
Umum Reposisi
• Kontrol kehilangan darah dan
pastikan perfusi organ vital
• Oksigenasi
• Terapi cairan
• Transfusi darah
• Hentikan agen uterotonis (oxytocin)
• Rposisi metode Johnson:
• Keluarkan plasenta setelah reposisi
uterus 1. genggam jaringan uterus yang keluar.
2. arahkan jari ke posterior fornix.
3. angkat uterus ke rongga abdomen.
Retensi Plasenta

Retensi PLasenta
Plasenta tidak lahir di kavum uteri
30 menit post partum

~3% persalinan

Etiologi :
Uterus Atoni
Plasenta akreta
Serviks tutup premature, menghalangi keluarnya
plasenta

56
Klasifikasi

Presentation Title
Plasenta Lengket Plasenta Terperangkap
• Plasenta tidak terlepas akibat • Plasenta terlepas namun tidak
insufiensi kontraksi uterus dapat keluar spontan akibat
serviks tertutup

57
Faktor Risiko
• Riwayat retensi plasenta • Uterine leiomyoma
• Plasenta previa • Penggunaan uterotonic yang
• Plasenta akreta lama, >3 jam (oxytocin)
• Riwayat kelahiran SC • Kelahiran preterm
• Reproduksi in vitro
Diagnosis
• Palpasi manual postpartum dan inspeksi speculum plasenta (kotiledon
inkomplit)
• USG : Massa endometrial berbentuk fokal
Tatalaksana
• Pertimbangkan penggunaan nitrogliserin (relaksasi otot halus)
• Pertimbangkan pemberian anastasi regional atau general
• Berikan antibiotic profilaksis
Teknik
Rapatkan jari dan gunakan ujung-ujung jari tangan untuk memisahkan
plasenta dengan uterus seluruhnya
Setelah plasenta terlepas, Tarik tangan dari uterus dengan plasentanya
Dengan tangan yang lainnya dorong fundus berlawanan dengan arah
tangan yang mengambil plasenta
60
TRAUMA
• Trauma pada jalan lahir sering terjadi melalui prosedur persalinan atau
spontan saat proses persalinan.
• Trauma karena manipulasi proses persalinan, contohnya:
• Cedera iatrogenik: misalnya, selama persalinan menggunakan instrumental atau
persalinan sesar
• Laserasi serviks: paling sering disebabkan oleh penggunaan forsep
• Trauma perineum: paling sering disebabkan oleh episiotomi 
• Ruptur rahim: disebabkan oleh persalinan sesar sebelumnya

62
• Trauma spontan yang muncul saat proses persalinan, contohnya:
• Makrosomia janin
• Malpresentasi janin
• Persalinan tidak terkontrol
• Persalinan kala dua yang berkepanjangan

63
• Following vaginal delivery
• Supportive measures (e.g., fundal massage, fluid therapy, uterotonic agents)
• Immediate repair of visible bleeding lacerations
• Hemodynamically stable patient: arterial embolization
• Hemodynamically unstable patient
• Incision and drainage of hematoma
• If the cause of bleeding is not identified: immediate laparotomy
• Following cesarean delivery
• Supportive measures
• Uterine artery ligation
• If the above techniques fail: uterine compression suture technique (e.g., B-Lynch suture)
• Hysterectomy: as a last resort

64
THROMBIN
• Pada periode postpartum, gangguan sistem koagulasi dan trombosit
biasanya tidak menyebabkan perdarahan yang berlebihan, tetapi
efeknya adalah menekan efisiensi kontraksi dan retraksi uterus untuk
mencegah perdarahan.
• Deposisi fibrin di plasenta dan bekuan di dalam pembuluh darah rahim
memainkan peran penting dalam beberapa jam dan hari setelah
melahirkan, dan kelainan di area ini dapat menyebabkan PPH atau
memperburuk perdarahan dari penyebab lain, terutama trauma.

66
Faktor pencetus:
• idiopathic thrombocytopenic purpura
• HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count)
• abruptio placentae
• disseminated intravascular coagulation (DIC)
• Sepsis

67
Thrombin

Abnormalities may be preexistent or acquired. Thrombocytopenia may be related to preexisting disease, such as idiopathic thrombocytopenic
purpura, or acquired secondary to HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count), abruptio placentae,
disseminated intravascular coagulation (DIC), or sepsis. Rarely, functional abnormalities of platelets may also occur. Most of these are
preexisting, although sometimes previously undiagnosed.
Preexisting abnormalities of the clotting system, such as familial hypofibrinogenemia and von Willebrand disease, may occur and should be
considered. An expert panel recently issued guidelines to aid in the diagnosis and management of women with such conditions.  [18] An
underlying bleeding disorder should be considered in a woman with any of the following: menorrhagia since menarche, family history of
bleeding disorders, personal history of notable bruising without known injury, bleeding from the oral cavity or GI tract without obvious lesion,
or epistaxis of longer than 10 minutes duration (possibly requiring packing or cautery). If a bleeding disorder is suspected, consultation is
suggested.
Acquired abnormalities are more commonly problematic. DIC related to abruptio placentae, HELLP syndrome, intrauterine fetal demise,
amniotic fluid embolism, and sepsis may occur. Fibrinogen levels are markedly elevated during pregnancy, and a fibrinogen level that would be
in the reference range in the nonpregnant state should be viewed with suspicion in the aforementioned clinical scenarios.
Finally, dilutional coagulopathy may occur following massive PPH and resuscitation with crystalloid and packed red blood cells (PRBCs).
Risk factors and associated conditions for PPH are listed above; however, a large number of women experiencing PPH have no risk factors.
Different etiologies may have common risk factors, and this is especially true of uterine atony and trauma of the lower genital tract. PPH
usually has a single cause, but more than one cause is also possible, most likely following a prolonged labor that ultimately ends in an operative
vaginal birth.

68
THANK YOU !
FLORA@CONTOSO.COM

HTTP://WWW.CONTOSO.COM/

Anda mungkin juga menyukai