Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

DISUSUN
OLEH:

KELOMPOK 1

NAMA : CUT MAYSARAH NIM : P00820720006


NAMA : AYU SAFWATI NIM : P00820720003
NAMA : BAIDATUL TAQWA NIM :
P00820720005
NAMA : ALWI SIDQI NIM : P00820720002
A. Konsep Dasar Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Menurut (Wilyani, Elizabet dan Siwi, 2014), manajemen


Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated
Management of Chilhood Illnes (IMCI) adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi /terpadu dalam tatalaksana
balita sakit dengan focus kepada kesehatan anak usia 0-59
tahun (balita) secara menyeluruh, MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan atau cara penatalaksana balita sakit.
B. Sejarah Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Startegi MTBS mulai diperkenalkan di
Indonesia oleh WHO pada tahun 1996. Pada
tahun 1997 depkes RI bekerja sama dengan
WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
melakukan adaptasi modul MTBS WHO. Modul
tersebut digunakan dalam pelatihan pada bulan
November 1997 dengan pelatihan dari SEARO.
C. Sasaran Manjemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan
dibagi menjadi dua kelompok sasaran yaitu :
1. Bayi muda umur 1 minggu – 2 bulan
2. Anak umur 2 bulan – 5 tahun
D. Tujuan Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan
kematian global yang terkait dengan penyebab
utama penyakit pada balita, melalui peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan dasar dan
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
perkembangan kesehatan anak (Depkes RI. 2008)
E. Manfaat Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar seperti di
Puskesmas. MTBS telah digunakan oleh lebih dari 100 negara
dan terbukti dapat
1. Menurunkan angka kematian balita
2. Memperbaiki status gizi
3. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
4. Memperbaiki kinerja tenaga kesehatan
5. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya lebih
murah
F. Prosedur Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Menjaga kualitas pelayanan dan meningkatkan
keterampilan klinis dalam MTBS yang terdiri dari,
penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5
tahun, menentukan tidakan, pengobatan, konseling bagi
ibu, tindak lanjut, serta tatalaksana bayi muda umur 1 hari
sampai 2 bulan
Kompetensi yang diharapkan dari pelatihan MTBS adalah petugas kesehatan
bisa melaksanakan proses manajemen kasus penanganan balita sakit dan bayi
muda di fasilitas pelayanan dasar seperti Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Pondok bersalin, maupun kunjungan rumah.

1. Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi dan
pemberian vitamin A.
2. Membuat klasifikasi penyakit.
3. Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan memutuskan apakah
anak perlu dirujuk.
4. Memberikan pengobatan pra rujukan yang penting, seperti dosis pertama
antibiotika atau pemberian vitamin A.
5. Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan (kuratif dan preventif) seperti
pemberian oralit, vitamin A dan imunisasi.
6. Mengajari ibu cara memberikan obat tertentu di rumah, seperti antibiotika oral.
7. Memberikan konseling pada ibu mengenai pemberian makan pada anak dan
kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan.
8. Melakukan penilaian ulang dan memberikan perawatan yang tepat pada saat
anak datang kembali sesuai jadwal pelayanan lanjut.
G. Tatalaksana Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

1. Penilaian dan klasifikasi penyakit


2. Menentukan Tindakan dan Memberi
Pengobatan
3. Konseling Bagi Ibu
H. Penerapan Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Menurut (Kemenkes RI, 2013), disamping keterampilan yang harus di jaga benar
oleh petugas dan pola perawatan dirumah yang benar oleh ibu balita bagi bayi
dan balitanya, MTBS ini juga perlu persiapan untuk penerapannya di Puskesmas.
Penerapan kegiatan MTBS di Puskesmas meliputi:
1. Diseminasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas Puskesmas
2. Persiapan penilaian dan penyiapan logistik, obat-obatan dan alat yang
diperlukan dalam pemberian pelayanan
3. Persiapan/pengadaan formulir
4. Persiapan dan penilaian serta pengamatan terhadap alur pelayanan, sejak
penderita datang, mendapatkan pelayanan hingga konseling
5. Melaksanakan pengaturan dan penyesuaian dlam pemberian pelayanan
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan dan penerapan
pencatatan dan pelaporan untuk pelayanan di Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, dan pondok bersalin Desa
7. Penerapan MTBS di Puskesmas dilaksanakan secara bertahap disesuaikan
dengan keadaan rawat jalan di tiap Puskesmas
I. Komponen Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
1. Komponen I
Improving case management skills of first level worker
through training and follow up yaitu meningkatkan
keterampilan tenaga kesehatan dalam tatalaksana kasus balita
sakit menggunakan pedoman MTBS yang telah diadaptasi.
2. Komponen II
Ensuring that health facility support reqired to provide
effective IMCI care are in place yaitu memperbaiki system
kesehatan agar penangan penyakit efektif.
3. Komponen III
Household and community component yaitu meningkatkan
praktek/peran keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit.
J. Penyakit yang sering diderita balita
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran
pernafasan bawah akut (ISNBA) dengan batuk dan
disertai dengan sesak nafas disebabkan agens infeksius
seperti : virus bakteri, mycoplasma (fungi), dan
aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi. (Nurarif & Kusuma,
2015). Pneumonia adalah peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratori, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. (Zul Dahlan, 2014).

Anda mungkin juga menyukai