Anda di halaman 1dari 33

PEMENUHAN KEBUTUHAN

AKTIFITAS DAN LATIHAN

1
PENGERTIAN
PENGERTIAN

Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat


melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).

2
Sistem Tubuh yang Berperan
dalam Kebutuhan Aktivitas
Tulang
Otot dan Tendon
Ligamen
Sistem Saraf
Sendi

3
Kebutuhan Mekanika Tubuh dan Ambulasi

• Manusia mempunyai kebutuhan untuk


bergerak agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dan melindungi diri
dari kecelakaan.
• Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi
dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang
tepat.

4
Mekanikan Tubuh Merupakan cara menggunakan tubuh dengan efisien:
Tidak banyak mengeluarkan tenaga
Terkoordinir & aman dalam pergerakan
Mempertahankan keseimbangan selama aktivitas

5
PRINSIP BODY MEKANIK

Gravitasi.
Keseimbangan.
Berat benda.

6
1. GRAVITASI

• Sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.


• Tiga faktor yang perlu diperhatikan =
a. Pusat gravitasi ( center of gravity ) = titik di
pertengahan tubuh.
b. Garis gravitasi ( line of gravity ) = garis imajiner
vertikal melalui pusat gravitasi.
c. Dasar dari tumpuan ( base of support ) = dasar
dalam posisi istirahat untuk menopang tubuh.
7
8
2. Keseimbangan
 Di capai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara
pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3. Berat
 Berat / bobot benda yang di angkat, akan mempengaruhi body mekanik.
9
Pergerakan Dasar dalam Mekanika
Tubuh
• Gerakan (ambulating). Gerakan yang mempertahankan
keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang saat
berdiri dan saat jalan
• Menahan (squatting). Dalam melakukan pergantian, posisi
menahan selalu berubah. contoh : posisi orang duduk akan
berbeda dengan orang jongkok,
• Menarik (pulling). Menarik dengan benar akan memudahkan
untuk memindahkan benda. dilakukan penarikan.
• Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan
daya tarik.
• Memutar (Pivoting) merupakan gerakan untuk memutar
anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang.
10
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY MEKANIK
STATUS KESEHATAN

Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan


sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari
dan lain – lainnya.
11
NUTRISI

Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium
akan lebih mudah mengalami fraktur.

12
EMOSI

Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh


dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh dan ambulasi.

13
SITUASI DAN KEBIASAAN

Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat


benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan
ambulasi.

14
GAYA HIDUP

Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga
dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang
akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
15
PENGETAHUAN

Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong


seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga
yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan
mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi
sistem neurologi dan muskulusletal.

16
AKIBAT BODY MEKANIK YANG BURUK

1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan


gangguan dalam sistem muskulusletal.
2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah
dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya
gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang
vertebrata.
17
Kebutuhan Mobilitas

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,


teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting
untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).

18
JENIS MOBILITAS

1. Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan


seseorang untuk bergerak secara penuh
2. Mobilitas sebagian, merupakan
kemampuan seseorang untuk bergerak
secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik pada
area tubuhnya.
Ex. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cidera
atau patah tulang dengan pemasangan
traksi
19
3. Mobilitas sebagian temporer, merupakan
kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya sementara.
Ex. adanya dislokasi sendi dan tulang.
4. Mobilitas sebagian permanen,
merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya
menetap.
Ex. terjadinya hemiplegia karena stroke
20
IMOBILITAS

• Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan


dimana seseorang tidak dapat bergerak secara
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan
(aktivitas),
Ex. Pasien yang mengalami trauma tulang belakang,
cidera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas,
dan sebagainya.
21
JENIS IMOBILISASI

1. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan


untuk bergerak secara fisik dengan tujuan
mencegah terjadinya gangguan komplikasi
pergerakan,
Ex. seperti pada pasien hemiplegia yang tidak
mampu mempertahankan tekanan di daerah
paralisis sehingga tidak dapat mengubah
posisi tubuhnya untuk mengubah tekanan.

22
Imobilitas intelektual, merupakan keadaan
dimana mengalami keterbatasan berpikir, seperti
pada pasien yang mengalami gangguan otak akibat
suatu penyakit.
Imobilitas emosional, yakni keadaan ketika
mengalami pembatasan secara emosional karena
adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikan diri. Ex. Stres karena diamputasi.
Imobilitas sosial, yakni keadaan seseorang yang
mengalami hambatan dalam berinteraksi karena
keadaan penyakitnya sehingga dapat
mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
23
Perubahan Sistem Tubuh Akibat
Imobilitas
perubahan pada metabolisme tubuh,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
gangguan dalam kebutuhan nutrisi,
gangguan fungsi gastrointestinal,
Perubahan sistem pernafasan,
perubahan kardiovaskuler,
perubahan sistem musculoskeletal,
perubahan kulit,
perubahan eliminasi (buang air besar dan kecil),dan
perubahan perilaku.
24
Perubahan Pada Metabolisme Tubuh
Menyebabkan: Dampak :
- Kecepatan Metabolisme - Jumlah metabolisme
dalam tubuh - Atropi kelenjar dan
- BMR yang menyebabkan katabolisme protein
berkurangnya energi u/ - Ketidakseimbangan cairan
perbaikan sel dan elektrolit
- Ekskresi urine dan - Demineralisasi tulang
meningkatnya nitrogen - Gang. dlm mengubah zat
gizi
- Gangguan
Gastrointestinal.

25
Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
Mengakibatkan :
- persediaan protein menurun dan konsentrasi
protein serum berkurang shg dpt mengganggu
keb. cairan tubuh
- berkurangnya perpindahan cairan dari
intravaskuler ke interstisial dapat
menyebabkan edema
- demineralisasi tulang akibat menurunnya
aktivitas otot
26
Gangguan Perubahan Gizi
• Terjadi disebabkan o/ menurunnya
pemasukan protein dan kalori dapat
mengkibatkan pengubahan zat-zat makanan
pada tingkat sel menurun.
• Dimana sel tidak lagi menerima glukosa, asam
amino, lemak, dan oksigen dalam jumlah yang
cukup untuk melaksanakan aktivitas
metabolisme.

27
Gangguan Fungsi Gastrointestinal
• imobilitas dapat menurunkan hasil makanan
yang dicerna, shg penurunan jumlah masukan
yang cukup dapat menyebabkan keluhan.
• Ex. perut kembung, mual dan nyeri lambung
yang dapat menyebabkan gangguan proses
eliminasi.

28
Perubahan Sistem Pernafasan
Akibat imobilitas :
kadar hemoglobin menurun,
ekspansi paru menurun, dan
terjadinya lemah otot yang dapat
menyebabkan proses metabolisme terganggu.
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin
dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen
dari alveoli ke jaringan, sehingga
menyebabkan anemia.
29
Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan sistem ini akibat imobilitas atl :
• Dapat berupa hipotensi ortostatik,
• Meningkatnya kerja jantung dan
• Terjadinya pembentukan trombus.

30
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
 Gangguan Muskular.
Dampak : menurunnya massa otot. Ditandai
dengan ATROPI otot.
 Gangguan Skeletal
Ex. akan mudah terjadi kontraktur sendi dan
osteoporosis.
Kontraktur : kondisi yang abnormal dengan kriteria
adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi dan
memendeknya otot.
Osteoporosis terjadi akibat reabsorbsi tulang semakin
besar, sehingga menyebabkan jumlah kalsium ke
dalam darah menurun dan jumlah kalsium yang di
keluarkan melalui urine semakin besar.
31
Perubahan Sistem Integumen
• Hal ini terjadi berupa penurunan elastisitas
kulit karena menurunnya sirkulasi darah
akibat imobilitas dan terjadinya iskemia serta
nekrosis jaringan superficial dengan adanya
luka decubitus sebagai akibat tekanan kulit
yang kuat dan srikulasi yang menurun ke
jaringan.

32
Perubahan Eliminasi
Ex. penurunan jumlah urine yang mungkin
disebabkan kurangnya asupan dan penurunan
curah jantung, sehingga aliran darah renal dan
urine berkurang.
Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas
antara lain, timbulnya rasa bermusuhan, bingung,
cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan
siklus tidur dan menurunnya koping mekanisme.
33

Anda mungkin juga menyukai