Anda di halaman 1dari 78

Manajemen Kontrak

HERY SUROSO
(0811299115)
Dewan Pendiri Pusat Pengkajian Pengadaan Barang/Jasa Indonesia (P3I)
Instruktur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LKPP RI
Direktur Eksekutif Pengkajian Pengadaan Barang/Jasa IAPI Jawa Tengah
Dosen Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang

Kulon Progo, 4 Feb 2020


Contoh tahapan penting dalam pekerjaan konstruksi:

PEMBAYARAN
UANG MUKA
28
SPPBJ
MOBILISASI
STO 30
COW
PA TTD
KONTRAK
SPMK PCM PHO FHO
M

FIELD PERTANGGUNGAN
JAMINAN ENGINEERING KEGAGALAN
7 HR CCO
PELAKS. BANGUNAN MAX
PEMELIHA 10 TH
14 HR 14 HR WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN RAAN
(CONSTRUCTION PERIOD)

WAKTU
KONTRAK

Kasus terjadi, bahwa dlm sistem ADK Kontrak tidak mengenal SPMK
KETENTUAN PAM (Pre Award Meeting)
Rapat Penunjukan Penyedia

Sebelum menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),


Pejabat Pembuat Komitmen, Pokja Pemilihan dan pemenang melaksanakan Rapat
Persiapan Penunjukan Penyedia
PPK, Pokja Pemilihan dan Pemenang wajib melaksanakan Rapat Persiapan
Penunjukan Penyedia dengan ketentuan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP) diterima oleh PPK.
Pembahasan PAM
Rapat persiapan penunjukan Penyedia dilaksanakan untuk memastikan
Penyedia memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. keberlakuan data isian kualifikasi;


b. bukti sertifikat kompetensi personel manajerial;
c. perubahan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran;
d. kewajiban melakukan sertifikasi bagi operator, teknisi atau analis yang belum bersertifikat pada saat
pelaksanaan pekerjaan; dan
e. pelaksanaan alih pengalaman/keahlian bidang konstruksi melalui sistem kerja praktik/magang, paling
sedikit pembahasan terkait jumlah peserta, durasi pelaksanaan, dan jenis keahlian.
Catatan : (salah satu ketentuan magang diatur dalam SE No. 23/SE/M/2019)
SPPBJ
Pengertian

Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa adalah suatu


tahapan awal dalam pelaksanaan pekerjaan setelah
proses pemilihan penyedia, yang ditandai dengan
diterbitkannya SPPBJ (Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa).

DILAKUKAN OLEH PPK


SPPBJ
Kegunaan

Sebagai dasar
Sebagai dasar
pengurusan penerbitan
mempersiapkan kontrak
Jaminan Pelaksanaan 1. 2.

Sebagai dasar
melakukan persiapan Sebagai dasar mencari
mobilisasi tim terkait pendanaan / kredit
dengan persiapan 3. untuk pekerjaannya 4.
pelaksanaan
SPPBJ
Penyusunan

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan SPPBJ

 Tanggal penerbitan SPPBJ sudah melewati masa sanggah (6 hari


setelah pengumuman pemenang)
 Kepada siapa ditujukan
 Paket Pekerjaannya
 Dasar penerbitan SPPBJ
 Harga (nilai penawaran terkoreksi)
 Besarnya jaminan dan batas akhir penyerahannya
 Ditandatangani oleh PPK
 Distribusi SPPBJ
Prosedur Menerima SPPBJ :

 Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data SPPBJ dan


mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang telah diterbitkan pada
aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ tersebut melalui aplikasi
SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk.
 SPPBJ diterbitkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
Pejabat Pembuat Komitmen menerima Berita Acara Hasil
Pemilihan (BAHP).
 Dalam hal DIPA belum terbit, SPPBJ dapat ditunda diterbitkan
sampai batas waktu penerbitan oleh otoritas yang berwenang
 Dalam hal DIPA masih di blokir, SPPBJ dapat ditunda penerbitannya
sampai batas waktu pembukaan blokir oleh otoritas yang berwenang
 Apabila jangka waktu surat penawaran sudah melewati, maka
penyedia diminta kesediaannya untuk memperpanjang surat
penawaran dan jaminan penawaran.
 Apabila calon pemenang tidak bersedia untuk memperpanjang surat
penawaran dan jaminan penawarannya, maka dianggap
mengundurkan diri dan tidak di black list (jaminan penawaran
dikembalikan).
Lanjutan SPPBJ..

 SPPBJ ditembuskan kepada APIP.


 Dalam hal Pejabat Pembuat Komitmen tidak bersedia menerbitkan SPPBJ
karena tidak sependapat atas penetapan pemenang, maka:
1. PPK menyampaikan penolakan kepada Pokmil
2. Lakukan pembahasan bersama alas an penolakan
3. Bila tidak sepakat, laporkan kepada PA/KPA maks 6 hari sejak tgl
ketidaksepakatan.
4. PA/KPA dapat memutuskan
i. menyetujui penolakan PPK, maka PA/KPA memerintahkan
Pokmil untuk melakukan evaluasi ulang, pemasukan penawaran
ulang atau tender ulang; atau
ii. menyetujui hasil pemilihan, PA/KPA memerintahkan PPK untuk
menerbitkan SPPBJ maks 5 hari kerja.
iii. Putusan PA/KPA bersifat final.
Bentuk dan macam Jaminan
1. Jaminan Pelaksanaan (JamPel),
 diberikan kepada PPK setelah diterbitkannya (SPPBJ)
sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan
nilai jaminan sebesar 5% dari nilai kontrak; atau 5% dari
nilai dari HPS bagi penawaran yang lebih kecil dari 80%
HPS.
 Masa berlakunya JamPel sekurang-kurangnya sejak
tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
 JamPel dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai
100% dan diganti dengan Jaminan Pemeliharaan atau
menahan uang retensi sebesar 5% dari nilai kontrak
Catatan : Kasus terjadi, pengurusan JamPel tidak dibaca
formatnya, sehingga sering terjadi saat tanggal terbit JamPel
tetapi dengan masa berlakunya sejak tanggal SPMK
Bentuk dan macam Jaminan

2. Jaminan Uang Muka

• diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan uang


muka dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari besarnya
uang muka

• Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara


proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan

• Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya


sejak tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai
dengan tanggal penyerahan pertama pekerjaan (PHO
Benuk dan Macam JAMINAN LANJUT……

3. Jaminan Pemeliharaan
 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100%.
 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan
pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak
pekerjaan
 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal serah terima pertama pekerjaan Provisional Hand Over (PHO)
sampai dengan tanggal penyerahan akhir Final Hand Over (FHO)

4. Jaminan Pembiayaan Akhir Tahun


CATATAN JAMINAN
1. Substansi jaminan memuat klausul klaim dapat dilakukan dalam
waktu paling lambat 14 HK setelah surat pernyataan wanprestasi
dari PPK atau Pokmil diterima oleh penerbit jaminan

2. Bila penjamin adalah perusahaan asuransi, maka memiliki izin


untuk menjual produk jaminan (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan (daftar dapat dilihat di website
OJK)

3. Setiap ada addendum yang mengakibatkan nilai kontrak


bertambah, maka jaminan pelaksanaan harus ditambah senilai
5% dari pekerjaan tambah

4. Setiap ada addendum yang mengakibatkan perpanjangan waktu


pelaksanaan pekerjaan, maka jangka waktu jaminan pelaksanaan
harus diperpanjang paling cepat s/d penambahan waktu
pelaksanaan.
PPK dan Penyedia wajib melaksanakan Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak setelah diterbitkan SPPBJ.

Hal yang dibahas dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak (RPPK)


a. Dokumen Kontrak dan kelengkapan;
b. Kelengkapan Rencana Keselamatan Konstruksi;
c. Rencana penandatanganan Kontrak;
d. Rencana pemberdayaan tenaga kerja praktik/magang (bila ada);
e. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan);
f. Jaminan Pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan);
g. Asuransi;
h. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat evaluasi penawaran; dan/atau
i. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
KONTRAK
Keabsahan Perjanjian
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.

Kesepakatan
01 Ps. 1321-1328

Kecakapan
02
02 Ps. 1329-1331

Hal Tertentu
03 Ps. 1332-1334

Kausa Halal
04 Ps. 1335-1337
TATA CARA PENYUSUNAN DAN MERANCANG PERJANJIAN /
KONTRAK SESUAI PERPRES 16 TAHUN 2018
17

PERSIAPAN PENGADAAN
DIAGRAM PENYUSUNAN KONTRAK B/K/JL/JK
PELAKSANAA
N
DOKUMEN PENGADAAN LAIN-LAIN
PEMILILIHAN
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
 METODA
PELAKSANAA
GAMBAR-GAMBAR N
SPESIFIKASI TEKNIS  JAMINAN
PELAKSANAA
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
N
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK o KSO (bila ada)
o Dokumen
PERJANJIAN lainnya

SURAT PERJANJIAN KONTRAK


Nomor ; ....... tanggal .......

ANTARA
..................................................
(Nama Pihak Pertama)

DAN
..................................................
(Nama Pihak Kedua)
7. Lain-lain dari Penawaran dan Evaluasi
UNTUK
MELAKSANAKAN PEKERJAAN 6. Daftar Kuantitas dan Harga dari Penawaran
..................................................
5. Gambar dari Dok pmlhn (Addendum terakhir)
4. Spec Teknik dari Dok pmlhn (Addendum terakhir)
TAHUN ANGGARAN ..........
3. Format dari Dok pmlhn diisi materi dari plksn lelang
2. Syarat Umum Kontrak dari Dok pmlhn dicopy
1. Format dari Dok pmlhn diisi materi dari pelelangan
TATA CARA PENYUSUNAN DAN MERANCANG PERJANJIAN /
KONTRAK SESUAI PERPRES 54 TAHUN 2010

Dokumen Perjanjian/Kontrak
Dokumen kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan
hukum yang terdiri dari :
a. Addendum Surat Perjanjian
b. Pokok Perjanjian
c. Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga (bila ada)
d. Syarat-syarat khusus kontrak
e. Syarat-syarat umum kontrak
f. Spesifikasi Khusus
g. Spesifikasi Umum
h. Gambar-gambar
i. Dokumen lain, spt SPPBJ, jaminan2, BAHP, BAPP
Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan
satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara
ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah
ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki diatas
Jenis Kontrak PBJ
Jenis Kontrak Pengadan barang / Jenis Kontrak Pengadaan Jasa
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya Konsultansi
• Lumsum; • Lumsum;
• Harga Satuan;
• Waktu Penugasan; dan
• Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
• Terima Jadi (Turnkey); dan
• Kontrak Payung.
• Kontrak Payung
Kaitan dalam SSKK

Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam


SSKK;
sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia atau Jaminan Uang Muka dicairkan
dan disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK; dan

Masa Pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam)


bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan dan
dapat melampaui Tahun Anggaran. Lamanya Masa Pemeliharaan ditetapkan
dalam SSK
Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian pekerjaan (secara parsial)
yang ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
Kaitan dalam SSKK

Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang


pedoman pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan sesuai dengan
SSKK.
Ketentuan lebih lanjut terkait penyesuaian harga diatur dalam
SSKK.
Pencairan jaminan sebagaimana dimaksud pada pasal 41.2 di atas,
dicairkan dan disetorkan sesuai ketentuan dalam SSKK
Kaitan dalam SSKK
Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis PPK
sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personel Manajerial yang namanya tidak tercantum dalam Lampiran
A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan RMPK dan RKK;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK

Penyedia Usaha Non Kecil yang melakukan kerjasama dengan Subpenyedia


hanya boleh melaksanakan sesuai dengan daftar bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan (apabila ada) yang dituangkan dalam Lampiran A SSKK.
Kaitan dalam SSKK

Lampiran A SSKK (Daftar Pekerjaan yang Disubkontrakkan dan


Subpenyedia) tidak boleh diubah kecuali atas persetujuan tertulis dari PPK
dan dituangkan dalam adendum Kontrak
Personel Manajerial yang ditempatkan dan diperkerjakan harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Lampiran A SSKK.
Peralatan Utama yang ditempatkan dan digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan adalah peralatan yang laik dan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran A SSKK.
Kaitan dalam SSKK

Apabila ada penambahan Personel Manajerial dan/atau Peralatan Utama


maka penambahan tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
PPK dan dituangkan dalam Lampiran A SSKK.
Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka paling sedikit sebesar uang muka yang
diterima
pembayaran dilakukan dengan sistem termin yang ketentuan lebih lanjut diatur
dalam SSKK
Perhitungan material on site : Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
SSKK.
Kaitan dalam SSKK
Besaran nilai pembayaran dan jenis material on site dicantumkan di
dalam SSKK.
Besarnya denda keterlambatan yang dikenakan kepada Penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah:
1‰ (satu perseribu) dari harga bagian Kontrak yang tercantum dalam
Kontrak (sebelum PPN); atau
2) 1‰ (satu perseribu) dari Harga Kontrak (sebelum PPN); sesuai yang
ditetapkan dalam SSKK
Penyelesaian perselisihan/sengketa yang dipilih ditetapkan dalam
SSKK
Dalam SSKK agar dicantumkan lama pertanggungan terhadap
Kegagalan Bangunan yang ditetapkan apabila rencana Umur
Konstruksi kurang dari 10 (sepuluh) tahun.
SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Istilah dalam Konstruksi

1. PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal


penanda-tanganan kontrak.

2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak


oleh penyedia

3. Sebelum diterbitkan SPMK, harus sudah dilakukan Serah Terima Lokasi Kerja
SPMK diterbitkan oleh PPK hanya satu kali untuk seluruh lingkup pekerjaan sesuai
Kontrak dan Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK adalah merupakan
saat awal periode pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.

4. Untuk Kontrak sederhana atau Surat Perintah Kerja (SPK), tanggal SPMK dapat
ditetapkan sama dengan tanggal penandatanganan Kontrak.
Surat Penyerahan
Ketentuan umum: Lapangan (SPL)
1. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal
penandatanganan kontrak, PPK sudah harus menerbitkan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau Commencement of Work (COW).

2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya


pelaksanaan pekerjaan kontrak.

3. Sebelum diterbitkan SPMK, harus sudah dilaksanakan Serah Terima


Lapangan, dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima
Lapangan ( Site Take Over ) bersama-sama dengan kontraktor, yang
berisikan tentang serah terima lapangan dari Pihak owner kepada
Pihak Kontraktor.
Surat Penyerahan Lapangan (SPL).lanjutan
Ketentuan umum:
4. Serah terima lapangan hendaknya diselenggarakan setelah
permasalahan dengan Pemerintah Daerah/masyarakat setempat
telah terselesaikan, misalnya tidak ada lagi masalah mengenai
pembebasan tanah, masalah utilitas dan lain-lain.

5. Tanggal terbitnya SPMK adalah merupakan saat awal periode


pelaksanaan konstruksi (construction period).

6. Untuk kontrak sederhana, tanggal mulai kerja dapat ditetapkan sama


dengan penandatanganan kontrak atau tanggal dikeluarkannya
SPMK.
PENYERAHAN LOKASI KERJA (STO)

 Periksa kondisi lapangan apakah telah clean and clear, telah siap untuk
dilakukan pekerjaan pembangunan dan bebas dari masalah yang terkait dengan
penggunaan lahan.

a.Apabila diperlukan Pejabat Penandatangan Kontrak menyerahkan lokasi kerja


kepada Penyedia. Penyerahan lokasi kerja dilakukan setelah sebelumnya
dilakukan peninjauan lapangan oleh para pihak dan pihak terkait yang
dituangkan dalam Berita Acara Peninjauan Lokasi Kerja
b. Penyerahan lokasi kerja dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Lokasi
Kerja yang ditandatangani oleh para pihak.
c.Apabila Pejabat Penandatangan Kontrak tidak dapat menyerahkan
seluruh lokasi kerja sesuai kebutuhan Penyedia yang tercantum
dalam rencana kerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak, maka Pejabat Penandatangan Kontrak menetapkan
kondisi ini sebagai Peristiwa Kompensasi dan dibuat Berita
Acara.
Surat Perintah Pengiriman (SPP)- istilah dlm barang

 Surat Perintah Pengiriman (SPP) adalah surat perintah tertulis dari Pejabat Penandatangan Kontrak
kepada Penyedia Barang untuk mulai melaksanakan pekerjaan penyediaan barang sesuai Kontrak.
 Pejabat Penandatangan Kontrak menerbitkan SPP selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak
tanggal penandatanganan Kontrak.
 SPP harus sudah disetujui/ditandatangani oleh Penyedia sesuai dengan yang dipersyaratkan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan SPP.
 Tanggal penandatanganan SPP oleh Penyedia ditetapkan sebagai tanggal awal perhitungan waktu
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah terima Barang.
 Untuk pekerjaan yang pengiriman barangnya dijadwalkan tidak dilaksanakan sekaligus tetapi secara
berkala/bertahap sesuai rencana kebutuhan, harus dinyatakan dalam Kontrak.
Pre Construction Meeting (PCM)
 Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM) adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh
unsur unsur yang terkait dengan tujuan untuk menilai kesiapan penyedia jasa konstruksi melalui rencana mutunya dan
menyatukan pengertian terhadap seluruh dokumen kontrak serta membuat kesepakatan terhadap hal hal yang penting
yang belum terdapat dalam dokumen kontrak maupun kemungkinan kemungkinan
 PPK Menjadi fasilitator pelaksanaan PCM dengan atau tanpa permintaan dari kontraktor. Unsur yang hadir dalam PCM
diantaranya :
1. Unsur penyedia jasa pelaksanaan (kontraktor)
2. Unsur perencanaan (Konsultan Perencana)
3. Unsur pengawasan (kosultan Pengawas/MK)
4. Unsur lain bila diperlukan (TP4D, Pendampingan BPKP, Tim AHLI, Tim Pendukung)
 Selambat lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK (tanggal mulai pekerjaan) dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK harus sudah menyelenggarakan rapat PCM. Dalam rapat PCM masing masing pihak harus berperan
aktif terhadap hal hal yang sangat mungkin terjadinya dualisme pengertian terhadap semua klausul klausul dalam
dokumen kontrak (termasuk spesifikasi teknis).
Lanjutan Pre Construction Meeting (PCM)
 Rapat PCM tatap muka harus dilaksanakan secara:
a. formal;
b. agenda rapat diketahui secara bersama sebelum
pelaksanaan rapat; dan
c. para pihak masing-masing harus menunjuk narahubung selama
pelaksanaan kontrak;
 Hal-hal yang dibahas dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak:
a. reviu kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari
kedua belah pihak;
b. pemutakhiran/pembaharuan rencana pekerjaan seperti tanggal
efektif pelaksanaan, dan tahapan pelaksanaan kontrak;
c. reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar
melakukan evaluasi kemajuan pekerjaan;
d. diskusi bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan
pekerjaan;
e. Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan
pelaporan yang disesuaikan dengan kondisi
pekerjaan;
f. melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas
dan mendiskusikan prosedur untuk manajemen
perubahan; dan
g. melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para
pihak selama pelaksanaan pekerjaan
Lanjutan Pre Construction Meeting (PCM)
Sesuai Permen PU No. 7 tahun 2019
 Penyedia berkewajiban untukmempresentasikan dan menyerahkan Rencana
Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)sebagai penjaminan dan pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan pelaksanaan Kontrak, kemudian dibahas
dan disetujui oleh PPK.
 RMPK disusun paling sedikit berisi:
a. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement );
b. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian/Inspection and Test Plan (ITP);
c. Pengendalian Sub penyedia dan Pemasok.
 Penyedia wajib menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RMPK secara konsisten
untuk mencapai mutu yangdipersyaratkan pada pelaksanaan pekerjaan ini.
RMPK dapat direvisi sesuai dengan kondis ipekerjaan.
Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RMPK jika terjadi
Adendum Kontrak dan/atau Peristiwa Kompensasi.

Pemutakhiran RMPK harus menunjukkan perkembangan kemajuan


setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran RMPK
harus mendapatkan persetujuan PPK.

Persetujuan PPK terhadap RMPK tidak mengubah kewajiban kontraktual


Penyedia
Lanjutan Pre Construction Meeting (PCM)
Sesuai Permen PU No. 7 tahun 2019
 Penyedia berkewajiban untuk mempresentasikan dan menyerahkan Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK) pada saat rapat persiapan pelaksanaan Kontrak,
kemudian pelaksanaan RKK dibahas dan disetujui oleh PPK.
 Para Pihak wajib menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RKK secara konsisten.
 RKK menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RKK sesuai dengan kondisi pekerjaan,
jika terjadi perubahan maka dituangkan dalam adendum Kontrak.
 Pemutakhiran RKK harus mendapat persetujuan PPK.
 Persetujuan PPK terhadap pelaksanaan RKK tidak mengubah kewajiban kontraktual
Penyedia.
Lanjutan Pre Construction Meeting (PCM)
Sesuai Permen PU No. 7 tahun 2019
 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi:
a. RMPK;
b. pelaksanaan RKK;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode kerja yang memperhatikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja Konstruksi;
g. penyusunan rencana pengukuran/pemeriksaan bersama; dan
h. hal-hal lain yang dianggap perlu.
 Hasil rapat persiapan pelaksanaan Kontrak dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak.
Pemberian Uang Muka

 Uang muka dapat diberikan untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
a. mobilisasi barang/ bahan /material/ peralatan dan tenaga kerja;
b. pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/ bahan/material/ peralatan;
dan/atau
c. persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa.
 Nilai besaran uang muka paling tinggi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Kontrak. Uang Muka dibayar setelah Penyedia menyerahkan Jaminan Uang
Muka. Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai uang muka yang diterima
Penyedia.
Pengembalian uang muka dapat dilakukan dengan diperhitungkan berangsur-
angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan atau
sesuai kesepakatan yang diatur dalam Kontrak dan paling lambat harus lunas
pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus persen).
Uang muka diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak untuk usaha
kecil;
b. paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak untuk usaha
non-kecil dan Penyedia Jasa Konsultansi; atau
c. paling tinggi 15% (lima belas persen) dari nilai kontrak untuk
Kontrak Tahun Jamak.

Pemberian uang muka dicantumkan pada rancangan kontrak


yang terdapat dalam Dokumen Pemilihan.
Pembayaran Prestasi pekerjaan
 Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan ketentuan :
a. Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh
melebihi kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak.
b. Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang, tidak termasuk
bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan.
c. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus setelah kemajuan hasil pekerjaan dinyatakan diterima sesuai ketentuan
dalam Kontrak.
d. Pembayaran bulanan/termin dipotong angsuran uang muka, uang
retensi 5% (untuk pekerjaan yang mensyaratkan masa pemeliharaan)
dan pajak. Untuk pembayaran akhir, dapat ditambahkan potongan denda
apabila ada.
e. Untuk pekerjaan yang di subkontrakkan, permintaan pembayaran
dilengkapi bukti pembayaran kepada subpenyedia/subkontraktor
sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan.
f. Dikecualikan pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi
pekerjaan diterima/terpasang untuk :
1) Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya
dibayar terlebih dahulu sebelum Barang/Jasa diterima;
2) pembayaran bahan/material dan/atau peralatan yang
menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan,
namun belum terpasang; atau
3) pembayaran pekerjaan yang belum selesai 100%
(seratus persen) pada saat batas akhir pengajuan pembayaran
dengan menyerahkan jaminan atas pembayaran
Lanjutan Pembayaran Prestasi pekerjaan
 Pembayaran Prestasi Pekerjaan Pengawasan
Sesuai Permen PUPR 22/2018 Untuk pembayaran biaya pengawasan konstruksi dilakukan secara bulanan atau
tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik di lapangan.
Pembayaran biaya pengawasan konstruksi dilakukan sebagai berikut:
a. pengawasan konstruksi tahap pelaksanaan konstruksi fisik sampai dengan serah terima pertama (Provisional Hand
Over) pekerjaan konstruksi paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh per seratus);
b. pengawasan konstruksi tahap pemeliharaan sampai dengan serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan
konstruksi sebesar 10% (sepuluh per seratus)

 pembayaran harus memperhitungkan: peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari hasil pekerjaan
yang akan diserahterimakan (material on site) yang sudah dibayar sebelumnya. besaran yang akan dibayarkan dari
 material on site (berkisar antara 50% sampai dengan 70%);
 besaran nilai pembayaran dan jenis material on site dicantumkan di dalam SSKK.
Lanjutan Pembayaran Prestasi pekerjaan
 Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian permanen dari hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam SSKK. Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan memenuhi ketentuan:
 a. bahan dan/atau peralatan yang belum dilakukan uji fungsi (commisioning), serta merupakan bagian dari
pekerjaan utama harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) berada di lokasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak dan perubahannya;
(2) memiliki sertifikat uji mutu dari pabrikan/ produsen;
(3) bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi yang ditunjuk oleh produsen;
(4) disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima;
(5) dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan dan/atau dipindah-tangankan oleh pihak manapun; dan
(6) keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan sebelum diserahterimakan secara satu kesatuan fungsi
merupakan tanggung jawab Penyedia.
Pengendalian Kontrak
 Pengendalian Pelaksanaan terhadap kuantitas maupun kualitas dilaksanakan berdasarkan
dokumen kontrak dan program mutu yang telah disepakati
 Kriteria Penilaian Kontrak Kritis :
1) Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana;
2) Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari rencana;
3) Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan
Kontrak atau terjadi Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat
Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM). Pejabat Penandatangan Kontrak
memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan target dan realisasi
pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM
maka Pejabat Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat Peringatan (SP)
kepada Penyedia. Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga (SP3) dan Penyedia
dinilai tidak mampu mencapai target yang ditetapkan, maka Pejabat
Penandatangan Kontrak dapat melakukan pemutusan Kontrak secara sepihak
dan memberikan sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku
Perubahan Kontrak
 Perubahan Kontrak karena perbedaan kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK dalam dokumen kontrak
diberlakukan untuk Kontrak Lumsum, Kontrak Harga Satuan, Kontrak Gabungan
Lumsum dan Harga Satuan, dan Kontrak Terima Jadi (Turnkey).
 Pejabat Penandatangan Kontrak bersama Penyedia dapat melakukan perubahan
kontrak, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
c. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi
lapangan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan

Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:


- tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum
dalam perjanjian/Kontrak awal; dan
- tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.
Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan
waktu penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari keterlambatan
setelah waktu pelaksanaan kontrak berakhir.
Catatan CCO

1. Item CCO yang terlambat dibuat, tetapi progres pekerjaan lanjutannya


sudah ada, bahkan sudah dibayar.
2. Terhadap item pekerjaan baru yang menimbulkan barang baru tidak
dilakukan survey pasar dan negosiasi
3. Hasil survey pasar minimal 2 sumber tidak disertai brosur, atau brosur
kedaluarsa, atau brosur palsu.
4. CCO kelupaan memperhitungkan harga satuan timpang
5. Kecenderungan penyedia minta pekerjaan tambah untuk item yg
sangat menguntungkan dan pekerjaan kurang untuk item yang rugi.
PCM Konstruksi (Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak Konstruksi )
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan,
harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

Tujuan Rapat PCM


• Untuk mendapatkan kesamaan interpretasi oleh semua unsur yang terkait
• Pemahaman dan koreksi dan persetujuan tentang gambar rencana dan gambar kerja.
• Kesepakatan dalam prosedur request dan approval.
• Kesepakatan prosedur dan methode pelaksanaan kerja.
• Penyusunan detail schedule mobilisasi dan pelaksanaan fisik.
• Penjelasan prosedur administsrasi dan keuangan.
Beberapa masalah yang dibahas dan disepakati dalam PCM antara lain
tentang:

1. Program mutu
2. Organisasi Kerja
3. Dokumen Kontrak
4. Jadwal Mobilisasi/ Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan; 
5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil
6. Mutual Check dan Review Design
7. Metode pendekatan terhadap masyarakat dan instansi terkait;
8. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan
9. Penentuan lokasi sumber material, estimasi, kuantitas serta rencana pemeriksaan
mutu material (Quarry dan Borrow Pit)
10. Prosedur dan metode pelaksanaan teknis
a). Kegiatan pengendalian
b). Kegiatan administrasi pelaksanaan proyek
Catatan dalam PCM :
1. Dalam rapat PCM, sudah menentukan subkon, distributor, agen, vendor sesuai
yang tertera dalam surat dukungan. PCM bukan ajang negosiasi untuk
penggantian spek/merk, kecuali barang yg ditawarkan dalam surat penawaran
sudah tidak ada atau ada perubahan.
2. Subkon harus sesuai dengan yang tertera dalam surat dukungan
3. Perjanjian subkon harus sepengetahuan PPK, bila disertai harga dalam
kontrak main kon dengan subkon, maka harga tersebut sebisa mungkin
maksimum 15% (atau maks sesuai keuntungan penyedia dalam kontrak) lebih
rendah dari harga item pekerjaan tersebut dalam kontrak
4. Pengecekan nama dan jabatan personil harus sesuai dengan penawaran.
5. Terhadap pekerjaan lanjutan, harus sudah dibahas dulu MCO, sebagai bahan
rapat PCM
6. Lebih lanjut pengecekan kesesuaian spek baik dalam RKS, BQ, Penawaran
bahkan nantinya dalam CCO
Program Mutu
Program Mutu atau Rencana Mutu Kontrak ( RMK) adalah
rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh
Penyedia Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan
proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam pekerjaan.

Yang bertugas menyusun Program Mutu (kadang disebut


RMK) adalah Penyedia Jasa. Yang menyetujui adalah PPK
(sebelum disetujui perlu dibahas dulu dalam rapat untuk
dilakukan beberapa penyesuaian yang dibutuhkan)
Program mutu Pekerjaan Konstruksi disusun paling
sedikit berisi:

informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;

organisasi kerja penyedia;

jadwal pelaksanaan pekerjaan;

prosedur pelaksanaan pekerjaan;

prosedur instruksi kerja; dan

pelaksana kerja.
SYARAT PERSETUJUAN PPK / PENGAWAS PEKERJAAN

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis


PPK sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
A. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
B. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam Lampiran A
SSKK;
C. mengubah atau memutakhirkan program mutu
D. tindakan lain yang diatur dalam SSKK

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis


Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
A. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam angka 15 SSUK;
B. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
C. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
D. tindakan lain yang diatur dalam SSKK
PERSONIL INTI / PERALATAN

1. Personil inti yang dipekerjakan harus sesuai dengan kualifikasi dan


pengalaman yang ditawarkan dalam Dokumen Penawaran.
2. Penggantian personil inti dan/atau peralatan (apabila ada) tidak boleh
dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis PPK.
3. Penggantian personil inti dan/atau peralatan dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan
melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja Personil Inti dan/atau
spesifikasi Peralatan yang diusulkan beserta alasan perubahan
4. PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil
inti menurut kualifikasi yang dibutuhkan
PERSONIL INTI / PERALATAN

5. Jika PPK menilai bahwa Personil Inti:


A. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
B. pekerjaan dengan baik
C. berkelakuan tidak baik; atau
D. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diminta oleh PPK.
6. Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu
dilakukan, maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan
pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari
personil inti dan/atau peralatan yang digantikan, tanpa biaya
tambahan apapun
MOBILISASI

1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan SPMK

2. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup


pekerjaan, yaitu:

A. mendatangkan B. mempersiapkan
peralatan-peralatan fasilitas seperti kantor, C. mendatangkan
terkait yang diperlukan rumah, gedung personil-personil
dalam pelaksanaan laboratorium, bengkel,
pekerjaan gudang, dan
sebagainya; dan/atau

3. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara


bertahap sesuai dengan kebutuhan
PEMERIKSAAN BERSAMA

1. PPK bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan bersama yang


mencakup antara lain pemeriksaan kesesuaian personil dan/atau peralatan dengan
persyaratan kontrak.
Hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.

2. Jika dalam pemeriksaan bersama ditemukan hal-hal yang dapat


mengakibatkan perubahan isi kontrak maka perubahan tersebut akan
dituangkan dalam amandemen kontrak

3. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa personil dan/atau peralatan ternyata


belum memenuhi persyaratan kontrak, maka penyedia tetap dapat melanjutkan
pekerjaan dengan syarat personil dan/atau peralatan yang belum memenuhi syarat
harus segera diganti dalam jangka waktu yang disepakati
Catatan Personil dan Peralatan

1. Ketidaksesuaian antara personil yang ditugaskan baik dalam dokumen penawaran,


gambar gambar as built drawing, shop drawing, Berita Acara (BA): progres prestasi,
CCO, Laporan harian, mingguan, bulanan, atau dalam persuratan yang lain
2. Alat yang digunakan tidak sama atau bahkan tidak ada seperti yang tertulis dalam
penawaran. Bila alasan yang dipakai alat dipakai ditempat lain (sesuai perpen PU no
14 tahun 2013) harusnya penawaran gugur
3. Masih ada alasan bahwa peralatan pendukung sulit dicari, karena proyek lagi
berbarengan. Walaupun peralatan pendukung tadi sudah ada surat dukungan dari Depo
alat. Hal ini karena Penyedia tidak segera membayar DP kepada pemilik alat,
walaupun UM sudah dibayarkan (penyedia harusnya tidak lagi mencari Alat murah,
bila jadwal mobilisasi sudah disepakati).
PENGENDALIAN KONTRAK
KONTRAK KRITIS

• Apabila penyedia jasa terlambat dapat dikenakan


ketentuan KONTRAK KRITIS, bila :

 Periode I, rencana fisik pelaksanaan 0% s/d


70% kontrak,realisasi fisik lambat >10%
dari rencana

 Periode II, rencana fisik pelaksanaan 70%


s/d 100% kontrak,realisasi fisik lambat >5
dari rencana
PENANGANAN KONTRAK KRITIS

 Rapat Pembuktian/SCM I, diterbitkan surat


peringatan I, disepakati uji coba dengan target
fisik dan waktu tertentu, bila gagal;
 Rapat Pembuktian/SCM II, diterbitkan surat
peringatan II, disepakati uji coba dengan target
fisik dan waktu tertentu, bila gagal;
 Rapat Pembuktian/SCM III, diterbitkan surat
peringatan III, disepakati uji coba dengan target
fisik dan waktu tertentu.
 Bila gagal dapat diselesaikan melalui kesepakatan
tiga pihak.
Catatan CCO

1. Item CCO yang terlambat dibuat, tetapi progres pekerjaan lanjutannya


sudah ada, bahkan sudah dibayar.
2. Terhadap item pekerjaan baru yang menimbulkan barang baru tidak
dilakukan survey pasar dan negosiasi
3. Hasil survey pasar minimal 2 sumber tidak disertai brosur, atau brosur
kedaluarsa, atau brosur palsu.
4. CCO kelupaan memperhitungkan harga satuan timpang
5. Kecenderungan penyedia minta pekerjaan tambah untuk item yg
sangat menguntungkan dan pekerjaan kurang untuk item yang rugi.
Contoh: Membuat untuk harga satuan pekerjaan baru
tetapi harga satuannya sudah ada dalam kontrak awal

 Laporan konsultan MK/ pengawas tentang kondisi


lapangan
 PPK memerintahkan kepada Tim Teknis untuk mekaji
permasalahan dan membuat CCO
 melakukan negosiasi terlebih dahulu terhadap analisa
harga satuan pekerjaan baru
 Membuat perhitungan CCO dan Berita Acara CCO
 Membuat Revisi Kurve S dan Membuat Addendum
Kontrak
Contoh: Membuat CCO untuk harga satuan
pekerjaan baru tetapi harga satuannya tidak ada
dalam kontrak awal

 Laporan konsultan MK/ pengawas tentang kondisi lapangan


 PPK memerintahkan kepada Tim Teknis untuk mekaji
permasalahan dan membuat CCO
 melakukan negosiasi terlebih dahulu terhadap harga material
baru berdasarkan dari minimal 2 sumber data harga material
baru
 Membuat analisa perhitungan pekerjaan baru (dasar SNI)
dengan berdasar harga material pekerjaan baru
 Membuat perhitungan CCO dan Berita Acara CCO
 Membuat Revisi Kurve S dan Membuat Addendum Kontrak
CONTOH HARGA SATUAN TIMPANG
HPS KONTRAK/ PENAWARAN CV. ABC

N
o Jenid Pekerjaan voleme satuan Harga satuan Jumlah Volume satuan harga satuan Jumlah
                   

1Urugan tanah 20 m3 Rp 40.000,00 Rp 800.000 20 m3 Rp 43.000,00 Rp 860.000


2Pasangan Bata 20 m2 Rp 200.000,0 Rp 4.000.000 20 m2 Rp 190.000,0 Rp 3.800.000
3Pasangan Pondasi Batu kali 30 m3 Rp 600.000,0 Rp 18.000.000 30 m3 Rp 670.000,0 Rp 20.100.000
4Pasangan Keramik 100 m2 Rp 150.000,0 Rp 15.000.000 100 m2 Rp 145.000,0 Rp 14.500.000
5Pengecatan 200 m2 Rp 50.000,0 Rp 10.000.000 200 m2 Rp 49.000,0 Rp 9.800.000

6Pasang slot pintu 4 bh Rp 200.000,0 Rp 800.000 4 bh Rp 150.000,0 Rp 600.000


7Sponengan 300 m1 Rp 10.000,0 Rp 3.000.000 300 m1 Rp 5.000,0 Rp 1.500.000

                  

         Rp 50.800.000       Rp 50.300.000

Apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan/sesuai dengan harga
pasar maka harga satuan tersebut dinyatakan tidak timpang

Harga satuan timpang terjadi bila satuan penawaran lebih besar samadengan 110% HPS
Harga satuan timpang hanya berlaku untuk satuan dan volume itu
ADDENDUM

SELANJUTNYA ADA ADDENDUM


Yang mengakibatkan perubahan volume

1 Urugan tanah Semula 20m3 Menjadi 24m3


2 Pondasi batu kali Semula 30m3 Menjadi 35m3
3 Pengecatan Semula 200m2 Menjadi 180m2
4 Sponengan Semula 300m1 Menjadi 200m1

KONTRAK Semula ADDENDUM KONTRAK


N
oJenid Pekerjaan voleme satuan Harga satuan Jumlah Volume satuan harga satuan Jumlah
                  

1Urugan tanah 20 m3 Rp 43.000,00 Rp 860.000 24 m3 Rp 43.000,00 Rp 1.032.000


2Pasangan Bata 20 m2 Rp 190.000,0 Rp 3.800.000 20 m2 Rp 190.000,0 Rp 3.800.000
3 Pondasi Batu kali 30 m3 Rp 670.000,0 Rp 20.100.000 30 m3 Rp 670.000,0 Rp 20.100.000
           5 M3 Rp 600.000,0 Rp 3.000.000
4Pasangan Keramik 100 m2 Rp 145.000,0 Rp 14.500.000 100 m2 Rp 145.000,0 Rp 14.500.000
5Pengecatan 200 m2 Rp 49.000,0 Rp 9.800.000 180 m2 Rp 49.000,0 Rp 8.820.000
6Pasang slot pintu 4 bh Rp 150.000,0 Rp 600.000 4 bh Rp 150.000,0 Rp 600.000
7Sponengan 300 m1 Rp 5.000,0 Rp 1.500.000 200 m1 Rp 5.000,0 Rp 1.000.000
                  

         Rp 50.300.000       Rp 51.820.000
Denda

Perlem LKPP No.9 tahun 2018


Denda keterlambatan apabila terjadi keterlambatan
penyelesaian pekerjaan. Besarnya denda adalah:
1) 1‰ (satu permil) per hari dari harga bagian
Kontrak yang tercantum dalam Kontrak; atau
2) 1‰ (satu permil) per hari dari harga Kontrak.
Bagian Kontrak adalah bagian pekerjaan dari satu
pekerjaan yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan
Permen PU No. 7 Tahun 2019

Besarnya denda keterlambatan yang dikenakan kepada Penyedia atas


keterlambatan adalah:
1) 1‰ (satu perseribu) dari harga bagian Kontrak yang tercantum
dalam Kontrak (sebelum PPN); atau
2) 1‰ (satu perseribu) dari Harga Kontrak (sebelum PPN);
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK.
Denda akibat Keterlambatan
Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari ...................
(sebelum PPN) [diisi dengan memilih salah satu dari Harga Kontrak
atau harga bagian Kontrak yang tercantum dalam Kontrak dan belum
diserahterimakan apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]
Denda

Bagian Kontrak adalah Bagian kontrak adalah bagian pekerjaan yang


tercantum di dalam syarat-syarat kontrak yang terdapat dalam rancangan kontrak
dan dokumen kontrak. Penyelesaian masing-masing pekerjaan yang tercantum
pada bagian kontrak tersebut tidak tergantung satu sama lain dan memiliki fungsi
yang berbeda, dimana fungsi masing-masing bagian kontrak tersebut tidak terkait
satu sama lain dalam pencapaian kinerja pekerjaan. (Penjelasan pada Perpres 70
tahun 2012)
Bagian kontrak pada Pekerjaan Pembangunan Gedung ini adalah masing
masing item pekerjaan yang tercantum dalam Harga Satuan Pekerjaan dalam
kontrak yang mana bila item pekerjaan tersebut belum selesai dan berfungsi,
maka menjadi bagian kontrak yang dikenakan denda keterlambatan. (Kontrak
satuan
Perpres 16 tahun 2018 Pasal 93, diuraikan bahwa P 54, masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan ketentuan dalam
Peraturan Presiden ini.
P 16 tahun 2018 Pasal 27 (4), b. dan c. Kontrak satuan :b. pembayaran
berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi volume pekerjaan; dan
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
Contoh CC0 (balance budget)…?
Backup data
Pekerjaan AC-WC Tebal 4 cm
Harga AC-WC per ton Rp 920.000

Berat Jenis AC-WC 2,28

RAB dalam Kontrak RAB hasil MC100


TEBAL TEBAL
TEBAL
PANJANG LEBAR Dalam VOLUME BERAT VOLUME BERAT
No. STA RERATA
Spektek I II
M M M M3 Ton M M M M3 TON

1 P52 s/d P53 25,90 6,00 0,04 6,22 14,17 0,042 0,042 0,042 6,53 14,88

2 P56 s/d P57 50,00 6,00 0,04 12,00 27,36 0,058 0,035 0,047 13,95 31,81

3 P62 s/d P63 50,00 6,00 0,04 12,00 27,36 0,044 0,038 0,041 12,30 28,04

4 P69 s/d P70 50,00 6,00 0,04 11,70 26,68 0,039 0,032 0,036 10,65 24,28

5 P73 s/d P74 50,00 6,00 0,04 12,00 27,36 0,041 0,042 0,042 12,45 28,39

6 P79 s/d P80 50,00 6,00 0,04 12,00 27,36 0,053 0,042 0,048 14,25 32,49

7 P83 s/d P84 50,00 6,00 0,04 12,00 27,36 0,050 0,042 0,046 13,80 31,46

8 P89 s/d P90 50,00 6,00 0,04 12,00 27,36 0,038 0,037 0,038 11,25 25,65

9 P95 s/d P96 50,00 6,00 0,04 12,00 27,36 0,052 0,042 0,047 14,10 32,15

10 P102 s/d P103 35,80 6,00 0,04 8,59 19,59 0,041 0,037 0,039 8,38 19,10
                           

  Total Berat 251,96   Total Berat 268,25


            Total Harga Kontrak Rp 231.801.580,80     Total Harga MC100 Rp 246.791.030,40
selisih Rp 14.989.449,60

Catatan:
Terhadap selisih positif antara harga MC100 dan harga kontrak sebesar Rp. 14.989.449,60, penyedia jasa tidak akan menuntut.
Kelebihan ini akan diperhitungkan kemudian bila ada perhitungan audit yang berbeda
Azas keadilan
 Bahwa sesuai dengan Perpres 54 tahun 2010 dan turunannya, di pasal 5, disebutkan bahwa
Pengadaan Barang/Jasa menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. efisien; b. efektif; c.
transparan; d. terbuka; e. bersaing; f. adil/tidak diskriminatif; dan g. akuntabel.
 Bahwa dalam dalam Penjelasan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bagian I. Umum,
dijelaskan bahwa Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean
Government) adalah seluruh aspek yang terkait dengan kontrol dan pengawasan terhadap
kekuasaan yang dimiliki Pemerintah dalam menjalankan fungsinya melalui institusi formal
dan informal. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance and Clean Government,
maka Pemerintah harus melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber
daya secara efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan yang baik dan
tidak berpihak (independen), serta menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara
para pihak terkait (stakeholders) secara adil, transparan, profesional, dan akuntabel.
Dari batang tubuh dan penjelasan, dalam Perpres 54 tahun 2010 tersebut,
dapat disimpulkan bahwa adil adalah salah satu prinsip yang harus dipakai,
salah satunya untuk menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara
para pihak terkait, baik itu penyedia, atau owner (stakeholder) secara adil,
transparan, professional dan akuntabel. Dinyatakan
P 16 tahun 2018 Pasal 93, diuraikan bahwa P 54, masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan ketentuan dalam Peraturan
Presiden ini.
P 16 tahun 2018 Pasal 27 (4), b. dan c. Kontrak satuan :b. pembayaran
berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi volume pekerjaan; dan
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai