Anda di halaman 1dari 41

KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN

DAN LINGKUNGAN HIDUP

Kebijakan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan


keserasian,keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas,
kualitas dan persebaran penduduk sedang kebijakan
pembangunan berkelanjutan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan penduduk saat ini sekaligus kesejahteraan
penduduk dimasa mendatang dalam rangka meningkatkan
taraf hidup penduduk saat ini tidak boleh mengorbankan
kesejahteraan penduduk generasi mendatang.
Kebijakan kependudukan adalah langkah-langkah dan
program yang membantu tercapainya tujuan ekonomi, sosial,
demografis,dan tujuan umum lainnya dengan jalan memenuhi
variabel-variabel utama demografi, besarpenduduk dan
pertumbuhannya, serta perubahan dan ciri-ciri
demografisnya.(Kartono Wirosuhardjo dan Eko Ganiarto).
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP

 Kebijakan kependudukan dapat dibedakan antara kebijakan yang


mempengaruhi variabel kependudukan dan kebijakan yang menanggapi
perubahan-perubahan dalam bidang kependudukan. Dalam analisa
kebijakan kependudukan ingin mengkaji antara kebijakan yang
mempengaruhi variabel kependudukan secara langsung melalui keluarga
berencana dengan kebijakan pemerintah yang menanggapi perubahan
dalam bidang kependudukan sifatnya kearah kualitatif, misalnya
anggapan bahwa keluarga kecil itu sangat didambakan.
 Secara umum kebijakan kependudukan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah baik tingkat provinsi sampai dengan tingkat kabupaten/kota,
yang tercermin melalui visi, misi, kebijakan dan prioritas RPJMD masing-
masing pemerintah daerah semuanya mengarah pada kebijakan
pembangunan berwawasan kependudukan, dimana penduduk selain
sebagai obyek dan subyek dari pembangunan itu sendiri juga
memperhatikan pembangunan berkelanjutan dimana selain untuk
memenuhi kebutuhan sekarang juga dalam kebutuhan generasi lanjut.
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
 Kebijakan pembangunan oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun
kabupaten/kota tercermin dalam visinya semuanya mengarah pada
kemakmuran rakyat/manusia, yang dijabarkan melalui misinya dalam
rangka meningkatkan kemakmuran dengan meningkatkan taraf ekonomi,
pendidikan, kesehatan,akhlak manusia, sosial dan budaya, sehingga
untuk mensinergiskan dan menyerasikan kebijakan pemerintah daerah
dengan kebijakan penduduk dan keluarga berencana perlu adanya
penguatan komitmen antara Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana khususnya perwakilan Provinsi dengan pemerintah daerah baik
provinsi maupun kabupaten/kota dengan melakukan advokasi, selain
mitra kerja juga pada Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota juga
mempromosikan kajian-kajian kependudukan juga rencana intervensi
kependudukan sehingga ada satu tekad kebulatan memakmurkan
penduduk suatu provinsi. Penguatan komitmen dengan sinergis dan
menyeserasikan Kependudukan dan Keluarga Berencana dapat dilakukan
melalui kajian pada visi dan misi serta kebijakan masing-masing
pemerintah daerah baik tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
 Dewasa ini, Problematika kependudukan semakin kompleks
dirasakan, bukan lagi berkaitan dengan indikator umum
kependudukan, seperti pengendalian jumlah penduduk, penurunan
angka fertilitas, penurunan angka kematian bayi, anak serta
migrasi penduduk, akan tetapi telah bergeser pada isu-isu yang
lebih luas berkaitan dengan lingkungan hidup, pembangunan
berkelanjutan, hak azasi manusia, keseteraan gender, kesehatan
reproduksi, penduduk usia lanjut, pengangguran dan kemiskinan.
Di Indonesia ada empat aspek kependudukan yang menjadi
kendala dan tantangan yang cukup berat, yaitu:
 a.Kuantitas penduduk Indonesia berjumlah sangat besar, yaitu

nomor empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika


Serikat. Dewasa ini penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah
sekitar 255 juta jiwa dengan angkapertumbuhan penduduk yang
masih tinggi yaitu sekitar 1,49% per tahun sesuai hasil Sensus
Penduduk 2010 yang lalu.
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP

 b.Kualitas penduduk yang relatif masih rendah. Kualitas penduduk yang


masih rendah ini ditandai antara lain dengan angka kematian yang masih
tinggi, pendidikan yang rendah, angka kemiskinan yang masih besar
jumlahnya, serta secara umum Indeks Pembangunan Manusia yang masih
ditataran bawah.
 C.Persebaran penduduk Indonesia persebarannya sangat tidak merata.
Sekitar 58% penduduk tinggal di Pulau Jawa dan Madura yang luas areanya
hanya sekitar 7% dari luas Indonesia. Jumlah penduduk yang tidak merata
dan berjejal di suatu wilayah akan memberikan beban yang berat bagi
wilayah yang bersangkutan termasuk masalah lingkungan (environmental
stress) seperti kerusakan hutan (termasuk bakau), kerusakan terumbu
karang, masalah air bersih (water management), sampah, terumbu
karang, pendangkalan sungai, serta polusi udara yang parah.
 d.Data, informasi, dan administrasi kependudukan perlu adanya
perbaikan. Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan pencatatan atau registrasi
penduduk berkenaan dengan kelahiran, kematian, kedatangan, dan
kepergian belum bisa dilakukan dengan tertib, disiplin, serta cermat
sesuai ketentuan.
DAMPAK PROBLEMATIKA KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
 Problematika kependudukan di Indonesia adalah
jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang tidak
merata. Hal itu dibarengi dengan masalah lain yang
lebih spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka
mortalitas yang relatif tinggi. Kondisi ini dianggap tidak
menguntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. Hal
itu diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas
penduduk masih rendah sehingga penduduk lebih
diposisikan sebagai beban daripada modal
pembangunan. Logika seperti itu secara makro
digunakan sebagai landasan kebijakan untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Secara
mikro hal itu juga digunakan untuk memberikan
justifikasi mengenai pentingnya suatu keluarga
melakukan pengaturan pembatasan jumlah anak.
DAMPAK PROBLEMATIKA KEPENDUDUKAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
 Problematika lingkungan disebabkan karena ketidak-mampuan
mengembangkan sistem nilai sosial, gaya hidup yang tidak mampu
membuat hidup kita selaras dengan lingkungan. Membangun gaya
hidup dan sikap terhadap lingkungan agar hidup selaras dengan
lingkungan bukan pekerjaan mudah dan bisa dilakukan dalam waktu
singkat. Oleh karena itu jalur pendidikan merupakan sarana yang
tepat untuk membangun masyarakat yang menerapkan prinsip
keberlanjutan dan etika lingkungan. Jalur pendidikan yang bisa
ditempuh mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai dengan
Perguruan Tinggi. Oleh karena itu tujuan jangka panjang PLH adalah
mengembangkan warga negara yang memiliki pengetahuan tentang
lingkungan biofisik dan masalahnya yang berkaitan, menumbuhkan
kesadaran agar terlibat secara efektif dalam tindakan menuju
pembangunan masa depan yang lebih baik, dapat dihuni dan
membangkitkan motivasi untuk mengerjakannya (Stapp, et al.1970).
INDIKATOR MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

 Ada banyak hal yang dapat dijadikan


indikator dalam permasalahan kependudukan
di Indonesia yang semakin kompleks dari
waktu ke waktu. Beberapa diantaranya adalah
jumlah dan komposisi penduduk, persebaran
penduduk, tingkat kesejahteraan penduduk,
ketenagakerjaan dan produktivitas.
.               
A. Jumlah dan Komposisi Penduduk

 Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan. Suatu


ciri khas negara-negara berkembang ialah memperlihatkan
fertilitas yang lebih tinggi dibanding pada masyarakat-masyarakat
kota industri. Sebagaimana negara-negara yang sedang
berkembang lainnya, salah satu dari masalah-masalah besar yang
harus ditangani oleh Indonesia ialah menangani pertumbuhan
penduduknya yang menggelisahkan. Secara nasional, tingkat
pertumbuhan penduduk ini terutama ditentukan oleh komponen
fertilitas dan mortalitas yang menghasilkan pertumbuhan
penduduk alami. Komponen migrasi masuk dan migrasi keluar
internasional belum berpengaruh secara signifikan. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia
setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat
adalah Indonesia. Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010,
jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah
sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580
laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan
penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.
B. Jumlah dan Komposisi Penduduk
 Komposisi penduduk yang juga menjadi indikator
masalah kependudukan dapat diartikan sebagai
kumpulan dari penduduk yang berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan yang menghuni dalam
setiap kelompok umur. Komposisi penduduk
biasanya digambarkan secara grafik, maka akan
didapat gambaran komposisi penduduk dalam
bentuk piramida atau yang sering disebut dengan
piramida penduduk. Dibagian bawah, menunjukan
gambaran penduduk dengan usia muda, sementara
pada puncak piramida merupakan gambaran
penduduk yang berusia tua
 Dari piramida tersebut dapat diartikan bahwa negara yang
kesehatannya terpelihara dengan baik, angka kematiana
bayi tidak terlalu tinggi. Namun yang terjadi adalah angka
kematian pada saat usia tua sangat tinggi karena memang
sudah waktunya. Maka dari itu, ketika kita cermati bahwa
bentuk piramida untuk negara yang tingkat kesehatannya
baik digambarkan dengan bentuk piramida yang agak
sedikit rata. Berbeda dengan negara yang tingkat
pemeliharaan kesehatannya kurang baik. Angka kematian
bayinya akan cenderung lebih tinggi sehingga menyebabkan
jumlah orang yang berusia tua akan lebih sedikit jumlahnya.
Negara yang memilki kondisi semacam ini biasanya adalah
negara miskin yang jumlah penduduk tuanya lebih banyak
dari penduduk muda, maka bentuk piramida yang
menggambarkan kondisi semacam ini berbentuk semakin
keatas, semakin meruncing
 Susunan penduduk menurut umur biasanya dikelompokkan dengan
jarak masing-masing 4 tahun. Piramida penduduk dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
 a. Piramida Penduduk Muda (Expansive).
 Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, maka ke

puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal ini


menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian (jumlah penduduk
usia muda lebih banyak dari usia dewasa);
 b. Piramida Penduduk Tetap (Stationer).
 Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama,

sehingga berbentuk seperti granat. Hal ini menggambarkan bahwa


angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah penduduk
usia muda hampir sama dengan usia dewasa;
  c. Piramida Penduduk Tua (Constrictive)
 Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar,

sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan


penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian, sehingga
jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia
dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.
Persebaran Penduduk
 Konsentrasi atau pemusatan penduduk menurut pulau di Indonesia
selama beberapa tahun cenderung mempunyai pola yang sama,
yaitu dengan urutan Jawa, Sumatera Sulawesi, bali dan Nusa
Tenggara, Kalimantan serta Maluku dengan Papua. Secara
demografis persebaran penduduk di Indonesia juga tidak merata.
Sebagian besar penduduk Indonesia berdasarkan SP tahun 2010
menghuni pulau Jawa (57,5%) serta sebagian kecil berada di pulau
Maluku dan Papua (2,6%).
 Penduduk yang bertempat tinggal di pulau Jawa yaitu dari 63,9 %

pada tahun 1971 menjadi 57,5 % tahun 2010. Hal ini diikuti dengan
kenaikan %tase penduduk yang bertempat tinggal di pulau Sumatera
dari 17,6 % pada tahun 1971 menjadi 21,3 % pada tahun 2010.
Sedangkan pada tahun 2010-2035 jumlah penduduk tertinggi
masih didiami di pulau jawa dan terendah terdapat di pulau papua.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut.
  
Tingkat Kesejahteraan Penduduk
 Meskipun tidak termasuk negara miskin, akan tetapi jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar.
Sebanyak 37,5 juta penduduk hidupdibawah garis kemiskinan
menurut standar yang ditetapkan PBB.
 Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin
tinggi kualitas SDM, semakin tinggi pula tingkat kemakmuran.
Banyak negara miskin akan SDA tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi.
 Indonesia terkenalkaya SDA,namun masih banyak penduduk
yang hidup miskin.
 Tingkat kesejahteraan penduduk juga dapat dilihat dari
bagaimana mereka menikmati layanan-layanan yang
disediakan pemerintah sepertifasilitas kesehatan, dan
pendidikan.
 Indikator untuk melihat kualitaskesehatan penduduk adalah
dengan melihat (a) angka kematian, (b) Angka harapan hidup.
Tingkat Kesejahteraan Penduduk

 Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk


yang rendah.
 Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan yang
baik.
 Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan daripendapatan
penduduk.
 Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli
pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi
dapat menikmatikualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
 Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur
kualitas SDM penduduk suatu negara. KualitasSDM berhubungan dengan
produktivitaskerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan
punya produktivitas yang tinggi pula.
 Kenyataan yang terjadi diIndonesia adalah banyak orang berpendidikan
tinggi (sarjana) tetapi menganggur.
 Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
Tingkat Kesejahteraan Penduduk
 United Nations development Programme menggunakan indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dalam mengukur kualitas pendudu. Indeks
ini disususn berdasarkan variabel angka harapan hiduppada saat
dilahirkan, melekhuruf dewasa, gross enrolment ratio, dan pendapatan
perkapita yang telah disesuaikan dengan daya beli penduduk.
 Indikator lain dalam mengukur keberhasilan pembangunan manusia

yang erat kaitannya dengan kesejahteraan adalah indeks kemiskinan


manusia yang menggunakan variabel akses terhadap air bersih,
pelayanan kesehatan modern, pendidikan, kematian usia 40 tahun, dan
berat badan balita.
 Indonesia hanya masukdalam kelompok medium tengah.
 Hal ini disebabkan buruknya manajemen pelayanan air bersih di negara

tropis, bencana banjir di musim hujan, dan kekurangan air


dimusimkemarau.
 Distribusi pelayan kesehatan yang bias di daerah perkotaan

menyebabkan terjadinya kesenjangan derajat kesehatan antara


pedesaan dan perkotaan.
 Kuliah 6
Bencana Alam dan Mitigasinya

 Bencana alam adalah kejadian alam yang


menyebabkan korban harta maupun jiwa, disebabkan
oleh kejadian di kulit bumi atau cuaca yang tidak
normal. Jenis bencana alam antara lain gempa bumi,
banjir, puting beliung, badai, tsunami, gunung
meletus, tanah longsor, atau kebakaran hutan.
 Bencana alam, jika dilihat dari penyebabnya, dapat
dikategorikan jadi dua,yaitu :
 a.       bencana yang murni karena kejadian alam.
 b.      bencana yang disebabkan kesalahan
 manusia.
Bencana Alam dan Mitigasinya

 Bencana  alam  dapat  terjadi  secara  tiba‐tiba 


 maupun  melalui  proses  yang berlangsung  secara 

perlahan.  Beberapa  jenis  bencana  seperti 


 gempa  bumi, Hampir  tidak  mungkin  diperkirakan 

secara  akurat kapan,  dimana  akan  terjadi dan  besaran 


kekuatannya.  Sedangkan  beberapa  bencana  lainnya 
seperti  banjir, tanah  longsor,  kekeringan,  letusan 
gunung
 api,  tsunami  dan  anomali  cuaca masih 

dapat diramalkan  sebelumnya.  Meskipun  demikian 


kejadian  benca selalu  memberikan  dampak  kejutan  dan
menimbulkan  banyak  kerugian  baik jiwa  maupun 
materi.  Kejutan  tersebut  terjadi  karena 
kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi 
 ancaman bahaya.
Bencana Alam dan Mitigasinya

 Dengan  ditetapkannya  Undang‐undang  Nomor  24  Tahun 


2007  tentang Penanggulangan  Bencana,  maka 
penyelenggaraan  penanggulangan  bencana diharapkan 
akan  semakin  baik,  karena  Pemerintah Pusat dan 
Pemerintah  daerah menjadi  penanggung  jawabdalam 
penyelenggaraan  penanggulangan  bencana.
Penanggulangan  bencana  dilakukan  secara  terarah mulai 
pra  bencana,  saat tanggap  darurat,  dan 
 pasca  bencana.  Tahap  awal  dalam  upaya  ini adalah
mengidentifikasi terhadap sumber
bahaya atau ancaman bencana. 
 Banyaknya  jumlah  kejadian  bencana  pada  tahun
 2002‐2006  beserta  jumlah korban  dan  jumlah
 rumah  yang  rusak  akibat  bencana  tersebut, 
 ditunjukkan  dalam Gambar, berikut:
Jumlah Kejadian Bencana Tahun 2002-2006
 
Jumlah Korban Meninggal Akibat Bencana di Indonesia Tahun 2002-2006
Jumlah Rumah Rusak Akibat Bencana di Indonesia Tahun 2002-2006
Bencana Alam dan Mitigasinya
 Berdasarkan Gambar -gambar diatas maka dapat
diketahui terdapat factor yang mempengaruhi
kejadian bencana yang menimbulkan korban dan
kerugian yaitu Kurangnya pemahaman terhadap
karakteristik bahaya (hazards), Sikap atau
perilaku yang mengakibatkan penurunan
kualitas sumber daya alam (vulnerability)
Kurangnya informasi dini (early warning) yang
menyebabkan ketidaksiapan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bahaya.
Bencana Alam dan Mitigasinya
 Sebagai langkah awal dalam upaya penanggulangan bencana
adalah identifikasi karakteristik bencana. Karakteristik bencana
yang mengancam di Indonesia ini perlu dipahami oleh aparatur
pemerintah dan masyarakat terutama yang tinggal di wilayah
yang rawan bencana. Upaya mengenal karakteristik bencana‐
bencana yang sering terjadi di Indonesia merupakan suatu upaya
mitigasi karena dengan pengenalan karakteristik tersebut, kita
dapat memahami perilaku dari ancaman sehingga dapat diambil
langkah‐langkah yang diperlukan dalam mengatasinya atau paling
tidak mengurangi kemungkinan dampak yang ditimbulkannya.
Salah satu penyebab timbulnya bencana di Indonesia adalah
kurangnya pemahaman terhadap karakteristik ancaman bencana.
Sering kali seolah‐olah bencana terjadi secara tiba‐tiba
sehingga masyarakat kurang siap menghadapinya, akibatnya
timbul banyak kerugian bahkan korban jiwa. Padahal sebagian
besar bencana dapat diprediksi waktu kejadiannya dengan tingkat
ketepatan peramalan sangat tergantung dari ketersediaan dan
kesiapan alat serta sumber daya manusia.
Bencana Alam dan Mitigasinya
 Pemahaman tentang ancaman bencana
meliputi pengetahuan secara menyeluruh
yaitu bagaimana ancaman bahaya timbul,
Tingkat kemungkinan terjadinya bencana
serta seberapa besar skalanya, mekanisme
perusakan secara fisik, Sektor dan kegiatan
kegiatan apa saja yang akan sangat
terpengaruh atas kejadian bencana dan
dampak dari kerusakan akibat bencana. 
Bencana Alam dan Mitigasinya

 Dalam upaya mitigasi bencana alam perlu penerapan prinsip‐prinsip sebagai


berikut: 
Bencana adalah titik awal upaya mitigasi bagi bencana serupa berikutnya.
Upaya mitigasi itu sangat kompleks, saling ketergantungan dan melibatkan

banyak pihak
Upaya mitigasi aktif lebih efektif dibanding upaya mitigasi pasif
Jika sumberdaya terbatas, maka prioritas harus diberikan kepada kelompok

rentan
Upaya mitigasi memerlukan pemantauan dan evaluasi yang terus menerus

untuk mengetahui perubahan situasi.


 Strategi mitigasi bencana dapat dilakukan antara lain yaitu:
Mengintegrasikan mitigasi bencana dalam program pembangunan yang lebih

besar.
Pemilihan upaya mitigasi harus didasarkan atas biaya dan manfaat.
Agar dapat diterima di kalangan masyarakat harus menunjukan hasil yang real
Mitigasi harus dimulai dari yang mudah dilaksanakan segera setelah bencana.
Mitigasi dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan lokal dalam

manajemen dan perencanaan.


 
1. Gempa Bumi

 Gempa bumi merupakan guncangan yang terjadi di


permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari gempa disebut
seismologi. Alat untuk mengukur kekuatan gempa
namanya seismograf.
 Upaya menghindari saat gempa bumi dengan :
 -          Keluar dari ruangan dan menjauhi bangunan

tinggi serta pepohonan, dan berlari ke tempat yang lebih


aman
 -          Saat berada dalam ruangan baiknya bersembunyi

di kolong tempat tidur atau di kolong meja agar


terlindung dari reruntuhan bangunan
 -          Bila di dekat pantai, kita harus menjauhi pantai

karena ada kemungkinan terjadinya tsunami.


2. Tsunami
 Tsunami merupakan gelombang air laut yang menerjang masuk beberapa
kilometer ke daratan. Tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu yang berarti
pelabuhan dan nami yang berarti gelombang.
 Tsunami bisa ditimbulkan antara lain oleh gempa bumi atau letusan gunung
berapi bawah laut. Namun penyebab yang paling sering terjadi adalah yang
pertama yaitu gempa di dasar laut. Ketika dasar samudera terangkat karena
gempa, muncul serangkaian gelombang ke semua penjuru. Peristiwa ini
bagaikan batu kita jatuhkan ke kolam, riak air akan menyebar ke segala penjuru.
 Tsunami yang disebabkan gempa bumi, bisa diketahui tanda-tandanya. Pertama,
didahului gempa bumi. Kedua, laut surut beberapa ratus meter. Namun tanda-
tanda ini tidak selalu muncul. Apalagi bila gempa bumi pemicu tsunami terjadi
di tempat yang jauh dari tsunami.
 Untuk mendeteksi dini adanya tsunami para ahli membuat alat yang disebut
tsunameter. Alat ini diletakkan di dasar samudera. Ketika terjadi tsunami yang
lewat di atasnya, alat ini mendeteksinya melalui perubahan tekanan air. Bila ini
terjadi, alat ini mengirimkan sinyal ke pelampung di atas permukaan samudera.
Pelampung akan mengubah sinyal menjadi gelombang radio dan
mengirimkannya ke satelit di orbit bumi. Satelit kemudian akan mengirimkan
peringatan ke stasiun peringatan tsunami yang ada wilayah rawan tsunami.
3. Gunung Meletus
 Gunung berapi dibentuk oleh akumulasi magma yang keluar
melalui celah kerak bumi. Magma adalah batuan cair yang
terbentuk di bawah permukaan bumi. Magma berbentuk cair
karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi di kedalaman 80-
100 km. Magma dapat keluar melalui celah yang menuju ke
permukaan bumi. Magma yang keluar itulah, apabila tertimbun
terus menerus akhirnya menjadi gunung.
 Bahaya gunung meletus adalah material yang dikeluarkannya.
 Letusan kecil mengeluarkan lava pijar, awan panas, lahar panas,
lahar dingin, dan debu. Letusan yang dahsyat dapat melontarkan
lava cair, agak padat, maupun pecahan batuan. Letusan gunung
berapi dapat menyebabkan bencana yang lain. Apabila gunung
yang meletus berada di bawah permukaan laut, dapat
menyebabkan bencana tsunami. Apabila gunung itu berada di
daratan, letusannya yang dahsyat dapat menimbulkan gempa
bumi.
3. Gunung Meletus
 Gunung meletus disebabkan celah yang menuju permukaan
bumi tersumbat. Penyumbatan ini bisa disebabkan kubah
lava, ataupun material lainnya Tekanan akibat desakan
magma semakin lama semakin kuat. Apabila tekanan lebih
kuat daripada penyumbatan, terjadilah letusan.
 Gunung meletus biasanya didahului beberapa tanda, sesuai
karakteristik gunung berapi itu. Tanda-tanda akan
meletusnya
 G. Merapi, diantaranya adanya letusan kecil, gempa kecil,
guguran lava pijar dan keluarnya awan panas. Untuk
 G. Kelut, suhu air kawah meningkat sampai mendidih,
terbentuk awan dari penguapan air kawah bercampur asap,
muncul kubah lava di tengah kawah, dan adanya getaran-
getaran kecil.
4. Banjir
 Banjir ada beberapa macam. Banjir bisa terjadi di wilayah pantai akibat
terjangan badai. Banjir bisa juga dipicu oleh tsunami. Ada juga banjir karena
luapan air laut ketika gelombang pasang. Namun yang paling banyak terjadi
adalah banjir luapan air karena curah hujan yang sangat tinggi.
 Ketika hujan turun, sebagian airnya disimpan tanah. Sebagian lainnya diserap
tumbuhan, sebagian menguap, atau mengalir di permukaan tanah. Banjir
terjadi ketika tanah dan tumbuhan tidak mampu lagi menyerap air. Air yang
tak terserap akan mengalir di sungai dan saluran air lainnya. Air yang
mengalir di permukaan bumi ini akan ditampung oleh waduk, bendungan,
telaga, danau, dsb. Bila volume air begitu besar sehingga tidak tertampung
lagi, terjadilah banjir.
 Penyebab banjir antara lain :
 1.      Curah hujan yang tinggi dan penggundulan hutan.
 2.      Genangan sampah, pemukiman di bantaran sungai, dan pendangkalan
waduk juga menjadi penyebabnya.
 Banjir diakibatkan ulah manusia yang kurang dalam pemeliharan lingkungan,
membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara liar
5. Tanah Longsor
 Tanah longsor adalah anjloknya massa tanah dan
batuan menuruni lereng bukit atau gunung.
Tanah longsor biasanya terjadi ketika air hujan
meresap ke lahan di puncak bukit atau gunung.
Aliran air kemudian menyusup ke rekahan-
rekahan batuan.. Akhirnya aliran itu bertemu
dengan material yang licin, seperti serpihan batu
atau lempung. Posisi material ini miring
menghadap ke lembah. Semakin lama airnya
semakin menggenang, sehingga semakin berat.
Akhirnya penopang lereng tidak mampu lagi
menahan beban. Massa tanah dan batuan pun
tergelincir di sepanjang lereng.
6. Puting Beliung

 Puting beliung disebut juga tornado. Bentuknya berupa pusaran


angin yang berkembang dari awan hitam tebal (cumulonimbus). Dari
awan, pusaran angin turun sampai ke permukaan bumi. Bentuknya
berupa terowongan awan yang mengecil di bagian bawah, dengan
serpihan material berpusar di sekitarnya. Jadi agak mirip belalai
gajah. Materialnya berupa debu, pasir atau serpihan batu.
 Terjadinya puting beliung dimulai dengan adanya awan

cumulonimbus. Dari bagian atas awan, udara yang kering dan dingin
bergerak turun. Sementara itu, udara yang panas dan mengandung
uap air dari permukaan bumi bergerak naik. Keduanya bertabrakan
sehingga terjadilah pusaran angin. Arah pusarannya bergantung
lokasinya. Bila puting beliung terjadi di selatan khatulistiwa, arah
pusarannya searah dengan putaran jarum jam. Sebaliknya, bila
puting beliung terjadi di utara khatulistiwa, arah pusarannya
berlawanan arah dengan putaran jarum jam.
 Tanda-tanda puting beliung diawali munculnya bentuk mirip
ujung belalai dari awan. Angin bertiup kencang. Kadang
disertai gerimis dan sambaran petir. Debu membumbung
membentuk corong dengan moncong menghadap ke atas.
 Cara menghadapi saat selama puting beliung berlangsung,
 -          sebaiknya segera mencari perlindungan di ruang
bawah tanah. Tempat berlindung bisa juga di bagian dalam
gedung yang konstruksinya paling kuat. Kalau kita di dalam
kendaraan, sebaiknya segera menjauh karena dapat terguling.
 Saat berada di dekat pohon, juga segera menjauh karena
dapat roboh. Bangunan-bangunan yang besar dan luas seperti
aula, dan gedung olah raga rawan roboh sehingga harus
dihindari. Jika kita sudah terlanjur di luar dan ada puting
beliung, sebaiknya segera tiarap dan melindungi kepala kita
dari material yang dibawanya.

Anda mungkin juga menyukai